Anda di halaman 1dari 18

MODUL PERKULIAHAN

TEORI
AKUNTANSI
Pokok Bahasan
PENDAPATAN(REVENUES)

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


FEB S1 Akuntansi Kode MK Prof Dr. Wiwik Utami AK,MS.,CA

08

Abstract Kompetensi

Pendapatan merupakan salah satu Mahasiswa mampu mengidentifikasi


komponen utama aliran masuk dari transaksi yang menghasilkan
upaya aktivitas bisnis. Tidak semua pendapatan, mampu mengukur dan
aliran masuk merupakan melakukan pelaporan pendapatan
pendapatan, oleh karena itu materi sesuai dengan standar akuntansi
ini membahas tentang definisi yang berlaku
pendapatan, pengakuan,
pengukuran dan penyajian

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul


2 Prof Dr. Wiwik Utami, Ak.MS.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
PENDAPATAN (REVENUES)

A. Pengertian Pendapatan

Berbagai karakteristik dilekatkan pada pengertian pendapatan. Berbagai sumber memaknai


pendapatan yang kurang lebih sama walaupun terdapat variasi. Dalam SFAC No. 6, FASB
mendefinisi pendapatan dan untung (gains) sebagai berikut:

Revenues are inflows or other enhancements of assets of an entity or settlements of its


liabilities (or combination of both) from delivering or producing goods, rendering
services, or other activities that constitute the entity’s ongoing major or central
operations.
Gains are increases in equity (net assets) from peripheral or incidental transaction of an
entity and from all other transactions and other events and circumstances affecting the
entity except those that result from revenues or investments by owners (prg. 82).
Paton dan Littleton (1970) mengkarakterisasi pendapatan sebagai berikut:

Revenue is the product of the enterprise, measured by the amount of new assets received
from customers; … Stated in terms of assets the revenue of the enterprise is represented,
finally, by the flow of founds from the customers or patrons in exchange for the product
of the business, either commodities or services.
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2009), IAI mengadopsi definisi pendapatan
dari IASB yang menempatkan pendapatan (revenue) sebagai unsur penghasilan (income)
sebagai berikut (IAS 18):

Income is increases in economic benefits during the accounting period in the form of
inflows or enhancements of assets or decreases of liabilities that result in increases in
equity, other than those relating to equity participans. The definition of income
encompasses both revenue and gains.
Revenues should be distinguished from gains
Revenue arises in the course of the ordinary activities. Revenues can take various forms
such as sales of goods, fees, interests, dividends, royalties, and subscriptions, and so on.
Gains , however, include such items as the profit on disposal of noncurrent assets, or on
retranslating balance in foreign currencies, or fair value adjustments to financial and
nanfinacial assets

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 Prof Dr. Wiwik Utami, Ak.MS.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dari beberapa definisi di atas, dapat diikhtisarkan karakteristik pendapatan sebagai
sebagai berikut:

1. Aliran masuk atau kenaikan aset (inflows or other enhancements of asset)


2. Kegiatan yang merepresentasi operasi utama atau sentral yang menerus (activities that
constitute the entity’s ongoing major or central operations, in the course of the ordinary
activities)
3. Pelunasan, penurunan, atau pengurangan kewajiban (settlements of liabilities, decreases
in liabilities, gross decreases in liabilities).
4. Suatu entitas (of an entity, of an enterprise).
5. Produk perusahaan (goods and services, product of the enterprise).
6. Pertukaran produk (exchange for the product).
7. Menggunakan beberapa nama atau mengambil beberapa bentuk (sales, fees, interests,
dividends, royalties, and subscribtion).
8. Mengakibatkan kenaikan ekuitas (Result in increases in equity, change owner’s equity).

Penjelasan untuk 8 karakteristik tersebut asebagai berikut:

Ad.1 Kenaikan Aset

Untuk dapat mengatakan bahwa pendapatan ada atau timbul, harus terjadi transaksi atau
kejadian yang menaikkan aset atau menimbulkan aliran masuk aset. Tidak ada batasan bahwa
aset harus berupa kas atau alat likuid yang lain. Akan tetapi, tidak semua kenaikan aset dapat
menimbulkan pendapatan.

Untuk disebut sebagai pendapatan, aliran aset masuk adalah jumlah rupiah kotor (gross).
Pendefinisian pendapatan sebagai kenaikan aset merupakan pendefinisian dengan konsep
aliran masuk (inflow concept of revenue). Konsep ini mempunyai kelemahan karena
pendapatan dianggap baru ada setelah transaksi penjualan terjadi. Dengan kata lain
pendapatan timbul karena peristiwa atau transaksi pada saat tertentu dan bukan karena proses
selama satu perioda. Kelemahan lain adalah definisi ini mengacaukan pengukuran
(measurement) dan penentuan pengakuan aset (timing) dengan proses penciptaan pendapatan
(revenue generating process). Oleh karena itu konsep aliran masuk (inflow) memerlukan
pernyataan tentang mana aliran masuk yang merupakan pendapatan dan mana yang bukan.

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 Prof Dr. Wiwik Utami, Ak.MS.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ad. 2 Operasi Utama

Tidak semua kenaikan aset di atas membentuk pandapatan. Kegiatan utama atau sentral
yang terus menerus atau berlanjut merupakan karakteristik yang membatasi kenaikan yang
dapat disebut pendapatan. Kenaikan aset harus berasal dari kegiatan operasi dan bukan
kegiatan investasi dan pendanaan. Kegiatan operasi ini diwujudkan dalam bentuk
memproduksi dan mengirim berbagai barang kepada pelanggan atau menyerahkan atau
melaksanakan berbagai jasa.

Produk perusahaan harus diartikan sebagai seluruh jenis barang dan jasa yang disediakan
atau diserahkan kepada pelangganan tanpa memandang jumlah rupiah relatif tiap jenis
produk tersebut ataupun sering-tidaknya produk tersebut dihasilkan. Pengertian ”operasi
utama” dalam hal ini lebih dikaitkan dengan tujuan utama perusahaan yaitu menghasilkan
produk atau jasa untuk mendatangkan laba (profit-directed activities) dan bukan untuk
membatasi jenis produk utama dan produk samping.

Pengertian operasi utama menunjuk kegiatan sebagaimana perngertian operasi dalam


klasifikasi kegiatan yang membentuk statemen aliran kas yaitu, operasi (operating), investasi
(investing), dan pendanaan (financing). Dengan demikian, yang disebut pendapatan adalah
kenaikan aset yang berkaitan dengan operasi utama ini dan bukan dengan investasi dan
pendanaan.

Ad.3 Penurunan Kewajiban

Pendapatan tidak hanya didefinisi dari sudut kenaikan aset tetapi juga dari penurunan atau
pelunasan kewajiban. Hal ini terjadi bila suatu entitas telah mengalami kenaikan aset
sebelumnya misalnya menerima pembayaran di muka dari pelanggan. Penerimaan ini bukan
merupakan pendapatan karena perusahaan belum melakukan prestasi yag menimbulkan hak
penuh atas aset yang diterima. Oleh karena itu, jumlah rupiah yang diterima biasanya
diperlakukan sebagai pendapatan tangguhan (deferred revenues) yang statusnya adalah
kewajiban sampai ada prestasi dari perusahaan berupa pengiriman barang atau pelaksanaan
jasa.

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul


5 Prof Dr. Wiwik Utami, Ak.MS.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pengiriman barang atau pelaksanaan jasa akan mengurangi kewajiban yang menimbulkan
pendapatan. Kejadian (event) pengiriman barang mengubah kewajiban menjadi pendapatan.
Jadi pendapatan dapat didefinisi sebagai penurunan kewajiban. Timbulnya pendapatan yang
berasal dari turunnya kewajiban banyak dipicu oleh penyesuaian akhir tahun. Asas akrual
juga menimbulkan kenaikan aset yang memenuhi definisi sebagai pendapatan misalnya
piutang pendapatan bunga, piutang dividen, dan lain lain.

Ad.4 Suatu Entitas

Dimasukkannya kata entitas atau perusahaan dalam definisi mengisyaratkan bahwa


konsep kesatuan usaha dianut dalam pendefinisian. Pendapatan didefinisi sebagai kenaikan
aset bukannya kenaikan ekuitas bersih meskipun kenaikan aset tersebut akhirnya berpengaruh
terhadap kenaikan ekuitas bersih. Jadi, aset yang masuk itulah yang disebut pendapatan. Aset
tersebut dikuasai perusahaan. Akan tetapi, karena hubungan perusahaan dengan pemilik
merupakan hubungan utang-piutang, pada saat aset naik sebagai pendapatan maka utang
perusahaan kepada pemilik juga naik dengan jumlah yang sama. Dengan konsep kesatuan
usaha, ekuitas secara konseptual adalah utang perusahaan kepada pemilik. Oleh karena itu,
naiknya aset karena pendapatan akan mengakibatkan naiknya ekuitas. Ekuitas naik karena
pendapatan. Jadi, naiknya ekuitas merupakan konsekuensi bukan sumber pendapatan
sehingga pendapatan tidak dapat didefinisi sebagai kenaikan ekuitas.

Ad.5 Produk Perusahaan

Definisi yang netral terhadap konsep aliran adalah definisi oleh Paton dan Littleton yang
menyatakan bahwa pendapatan adalah produk perusahaan (walaupun disebut produk, produk
di sini meliputi pula jasa yang dihasilkan perusahaan). Pendapatan didefinisikan secara fisis
bukan moneter. Aliran asset dari pelanggan berfungsi hanya sebagai pengukur tetapi bukan
pendapatan itu sendiri; produk fisik yang dihasilkan oleh kegiatan usaha itulah yang
merupakan pendapatan. Pengertian semacam ini sesuai dengan konsep upaya dan capaian
(effort and accomplishment) yaitu pendapatan merupakan capaian dari upaya produktif
perusahaan. Produk merupakan capaian dari tiap kegiatan produktif. Dengan pengertian ini,
pendapatan terbentuk atau terhimpun bersamaan dengan atau selama kegiatan produktif tanpa
harus menunggu kejadian (event) atau saat penyerahan produk kepada pelanggan.

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul


6 Prof Dr. Wiwik Utami, Ak.MS.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ad.6 Pertukaran Produk

Satuan moneter yang paling objektif adalah kalau jumlah rupiah tersebut merupakan hasil
transaksi atau pertukaran antara pihak independen. Dengan konsep dasar penghargaan
sepakatan (measured consideration), pendapatan dinyatakan dalam jumlah rupiah
penghargaan dalam transaksi penjualan yang besarnya sama dengan harga jual per satuan
dikalikan kuantitas terjual. Pendapatan untuk suatu perioda merupakan akumulasi pendapatan
yang diukur secara objektif tersebut.

Ad.7 Berbagai bentuk dan nama pendapatan

Pendapatan adalah konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua pos dengan
berbagai bentuk dan nama apapun. Pendapatan untuk perusahaan perdagangan, misalnya,
disebut dengan penjualan. Untuk perusahaan jasa, pendapatan dapat menunjukkan kegiatan
atau jenis jasa yang diberikan misalnya pendapatan sewa, pendapatan jasa angkutan,
pendapatan bunga, dan sebagainya.

Ad.8 Mengakibatkan kenaikan ekuitas

Pendapatan mengakibatkan kenaikan ekuitas, namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua
kenaikan ekuitas merupakan pendapatan. Untung (gains) mempunyai pengaruh terhadap
kenaikan ekuitas. Karakteristik yang melekat pada pengertian untung adalah:

(1) Kenaikan ekuitas (asset bersih)


(2) Transaksi periferal atau insidental (bukan merupakan utama)
(3) Selain yang berupa pendapatan atau investasi oleh pemilik.
Dari tiga karakteristik di atas, yang paling membedakan dengan pendapatan adalah
karakteristik (2) sebagai lawan dari operasi utama. Karakteristik (1) sebenarnya juga
karakteristik pendapatan tetapi dipandang dari sudut pengaruh akhir yaitu menaikkan ekuitas
(akibat konsep kesatuan usaha). Tidak ada petunjuk bahwa kenaikan aset yang menyebabkan
kenaikan ekuitas tersebut merupakan jumlah kotor atau bersih. Jadi, untung dapat merupakan
jumlah kotor atau jumlag bersih. Karakteristik (3) juga merupakan karakteristik pendapatan
karena untuk disebut pendapatan kenaikan aset harus bukan berasal dari transaksi dengan
pemilik (investasi oleh pemilik).

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul


7 Prof Dr. Wiwik Utami, Ak.MS.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
B. Pengakuan Pendapatan

Pendapatan sebagai produk perusahaan tidak mengisyaratkan berapa jumlahnya dan


kapan harus dicatat tetapi lebih mengisyaratkan bahwa pendapatan memang ada atau
terwujud (to exist).

Pendapatan tidak boleh menyimpang dari landasan konseptual. Oleh karena itu, secara
konseptual pendapatan hanya dapat diakui kalau memenuhi kualitas keterukuran
(measurability) dan keterandalan (reliability). Kualitas tersebut harus dioperasionalkan dalam
bentuk kriteria pengakuan pendapatan (recognition criteria). Sebagai produk perusahaan,
kriteria keterukuran berkaitan dengan masalah berapa jumlah rupiah produk tersebut dan
kriteria keterandalan berkaitan dengan masalah apakah jumlah tersebut objektif serta dapat
diuji kebenarannya. Kedua kriteria harus dipenuhi untuk pengakuan pendapatan. Pendapatan
yang diukur dengan jumlah penghargaan sepakatan produk yang terjual baru akan menjadi
pendapatan yang sepenuhnya setelah produk selesai diproduksi dan penjualan benar-benar
telah terjadi. Dengan kata lain, pendapatan belum terrealisasi sebelum terjadinya penjualan
(transfer produk) yang nyata ke pihak lain. Sebaliknya, terjadinya kontrak penjualan belum
cukup untuk menandai eksistensi pendapatan sebelum barang/jasa sudah cukup selesai
dikerjakan atau diserahkan kepada pelangganan. Dengan kata lain, pendapatan belum
terbentuk sebelum perusahaan melakukan upaya produktif. Untuk menjabarkan kriteria
kualitas informasi menjadi kriteria pengakuan pendapatan, perlu dipahami dua konsep
penting, yaitu pembentuken pendapatan (earning of revenue) dan realisasi pendapatan
(realization of revenue).

C. Pembentukan Pendapatan

Pembentukan pendapatan adalah suatu konsep yang berkaitan dengan masalah kapan dan
bagaimana sesungguhnya pendapatan itu timbul atau menjadi ada. Konsep pembentukan
pendapatan menyatakan bahwa pendapatan terbentuk, terhimpun, atau terhak (to be earned)
bersamaan dengan dan melekat pada seluruh atau totalitas proses berlangsungnya operasi
perusahaan dan bukan sebagai hasil transaksi tertentu. Konsep pembentukan ini sering
disebut pendekatan proses pembentukan pendapatan (earning process approach) atau
pendekatan kegiatan (activities approach).

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul


8 Prof Dr. Wiwik Utami, Ak.MS.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pendekatan ini dilandasi oleh konsep dasar upaya dan hasil/capaian serta kontinuitas
usaha. Biaya merepresentasi upaya dan pendapatan merepresentasi capaian. Operasi
perusahaan dalam arti luas merepresentasi upaya sedangkan produk yang dihasilkan
merupakan capaian.

Pendekatan ini juga dilandasi oleh konsep homogenitas kos (homogeinity of costs in
relation to revenues) yaitu bahwa semua tahap kegiatan atau unsur di dalamnya
(direpresentasi oleh kos) mempunyai kedudukan atau arti penting yang sama dalam
menghasilkan pendapatan.

D. Realisasi Pendapatan

Dengan konsep realisasi, pendapatan baru dapat dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat
terjadi kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen (pembeli) untuk membayar produk
baik produk telah selesai dan diserahkan atau maupun belum dibuat sama sekali. Dengan kata
lain, pendapatan terbentuk pada saat produk selesai dikerjakan dan terjual langsung atau pada
saat terjual atas dasar kontrak penjualan (barang mungkin belum jadi atau belum diserahkan).
Berdasarkan konsep, pendapatan sebenarnya terjadi akibat transaksi tertentu yaitu transaksi
penjualan atau kontrak sehingga sebelum transaksi atau kontrak tersebut terjadi pendapatan
belum terjadi atau terbentuk. Pendekatan ini oleh Hendriksen dan van Breda (1991) disebut
pendekatan transaksi (transaction approach).

Dengan pendekatan transaksi, terjadinya pendapatan lebih berkaitan dengan tahap


kegiatan penjualan daripada dengan tahap produksi. Dengan kata lain, penghimpunan
pendapatan hanya terjadi pada tahap penjualan dan bila hal ini diterima maka konsep
homogenitas kos harus ditolak karena hanya tahap penjualan yang memberi kontribusi
terjadinya pendapatan. Lebih dari itu, bilamana kontrak penjualan terjadi mendahului
produksi barang, pendapatan belum terbentuk atas dasar konsep penghimpunan atau upaya
dan hasil sehingga jumlah rupiah pendapatan (walaupun pasti) tidak dapat diakui pada saat
itu.

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul


9 Prof Dr. Wiwik Utami, Ak.MS.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Konsep penghimpunan dan realisasi pendapatan sangat penting artinya dalam pengakuan
pendapatan. Konsep realisasi lebih berkaitan dengan masalah pengukuran pendapatan secara
objektif dan lebih bersifat kriteria pengakuan daripada bersifat makna pendapatan. Konsep
realisasi atau pendekatan transaksi lebih menekankan kejadian (event) yang dapat menandai
pengakuan pendapatan yaitu:

(1) Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses penjualan yang sah
atau semacamnya (misalnya kontrak penjualan).
(2) Penguatan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan diperolehnya aset lancar.

Kejadian (1) merupakan kepastian akan keterukuran pendapatan yang terhimpun melalui
proses pembentukan pendapatan. Kejadian (2) menuntaskan atau meyakinkan pengukuran
tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses realisasi merupakan konfirmasi
proses penghimpunan pendapatan.

E. Kriteria Pengakuan Pendapatan

FASB mengajukan dua kriteria pengakuan pendapatan (dan untung) yang keduanya
harus dipenuhi yaitu (SFAC No. 5, prg. 83):

a. Terrealisasi atau cukup pasti terrealisasi (realized or realizable).


Pendapatan (dan untung) baru dapat diakui setelah pendapatan tersebut terrealisasi atau
cukup pasti terrealisasi. Pendapatan dapat dikatakan telah terrealisasi bilamana produk
(barang atau jasa), barang dagangan, atau aset lain telah terjual atau ditukarkan dengan
kas atau klaim atas kas. Pendapatan (dan untung) dapat dikatakan cukup pasti terealisasi
bilamana aset berkaitan yang diterima atau ditahan mudah dikonversi menjadi kas atau
klaim atas kas yang cukup pasti jumlahnya. Aset dikatakan mudah dikonversi bila
mempunyai (1) harga satuan yang tetap tidak bergantung bentuk dan penyajian barang
(interchangeable/fungible units) dan (2) daftar harga barang tersedia di suatu pasar aktif
yang mampu menyerap seluruh kuantitas barang (aset) yang tersedia di perusahaan tanpa
mempengaruhi harga pasar secara cukup berarti.

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul


10 Prof Dr. Wiwik Utami, Ak.MS.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b. Terbentuk/terhak (earned)
Pendapatan baru dapat diakui setelah terbentuk. Pendapatan dapat dikatakan telah
terbentuk bilamana perusahaan telah melakukan secara substansial kegiatan yang harus
dilakukan untuk dapat menghaki manfaat atau nilai yang melekat pada pendapatan.
Dibanding pendapatan, untung tidak timbul karena proses pembentukan tetapi karena
kejadian tertentu sehingga kriteria terbentuk kurang penting untuk untung dibanding
kriteria terrealisasi atau cukup pasti terrealisasi.

Terbentuknya pendapatan tidak harus selalu mendahului realisasi pendapatan; dapat


terjadi, pendapatan terrealisasi sebelum terbentuk. Kam (1990) mengemukakan kriteria
pengakuan secara lebih teknis. Pendapatan baru dapat diakui kalau dipenuhi syarat-syarat
berikut:

(1) Keterukuran nilai aset (measurability of asset value)


(2) Adanya suatu transaksi (existence of a transaction)
(3) Proses penghimpunan secara substansial telah selesai (substantial completion of the
earning process).
Syarat (1) dan (2) di atas telah dicakupi dalam kriteria a dari FASB. Syarat (1) berkaitan
dengan dengan masalah apakah aliran masuk aset harus bersifat likuid dan bila pendapatan
dalam bentuk piutang apakah ketertagihan (collectability) cukup pasti sehingga jumlah rupiah
pendapatan yang dicatat benar-benar merefleksi jumlah rupiah yang akhirnya diterima.
Dengan demikian, pengukuran pendapatan menjadi sangat andal. Syarat (3) tidak berbeda
dengan kriteria b dari FASB.

Saat Pengakuan Pendapatan

1. Pada Saat Kontrak Penjualan


Dapat terjadi perusahaan telah menandatangani kontrak perusahaan dan bahkan sudah
menerima kas untuk seluruh nilai kontrak tetapi perusahaan belum mulai
memproduksi barang. Pada titik ini pendapatan sudah terrealisasi tetapi belum
terbentuk. Karena hanya satu kriteria yang dipenuhi, jelas pendapatan tidak dapat
diakui pada saat tersebut. Pengakuan harus menunggu sampai proses penghimpunan
cukup selesai yaitu di tahap penjualan. Sementara itu, pembayaran di muka harus
diakui sebagai kewajiban sampai berang atau jasa diserahkan kepada pembeli.

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul


11 Prof Dr. Wiwik Utami, Ak.MS.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pada umumnya, perlakuan semacam ini berlaku untuk perusahaan yang memproduksi
barang konsumsi (consumer’s goods) dan jarak antara penandatanganan kontrak dan
penyerahan barang cukup pendek (kurang dari satu tahun).

2. Selama Proses Produksi Secara Bertahap


Dalam industri tertentu misalnya industri konstruksi bangunan seperti jembatan
layang, jalan raya, dan bendungan serta dalam industri konstruksi alat berat seperti
lokomotif, kapal, dan pabrik, pembuatan produk memerlukan waktu yang cukup lama.
Biasanya produk semacam itu diperlakukan sebagai projek dan dilaksanakan atas
dasar kontrak sehingga pendapatan telah terrealisasi untuk seluruh perioda kontrak
tetapi mungkin belum cukup terbentuk pada akhir tiap perioda akuntansi. Dalam hal
ini, pengakuan pendapatan dapat dilakukan secara bertahap (per perioda akuntansi)
sejalan dengan kemajuan proses produksi atau sekaligus pada saat projek selesai dan
diserahkan. Yang pertama disebut metoda persentase penyelesaian (percentage-of-
completion method) sedangkan yang terakhir disebut metoda kontrak-selesai
(completed-contract method).

3. Pada Saat Produksi Selesai


Pengakuan pendapatan atas dasar produk selesai diproduksi dapat dianggap layak
untuk industri ekstraktif (pertambangan) termasuk pertanian. Bahan dasar seperti
timah, tembaga, gandum, beras, emas dan sebagainya biasanya mempunyai pasar
yang luas dan harga yang sudah pasti. Kondisi ini memungkinkan untuk menaksir
dengan cukup tepat nilai jual yang dapat direalisasi suatu persediaan barang jadi ada
pada tanggal tertentu. Jadi, kondisi ini dapat mengganti kriteria cukup pasti
terrealisasi (realizable) sehingga pada saat selesainya produksi kedua kriteria
pengakuan dianggap telah terpenuhi.

4. Pada Saat Penjualan


Pengakuan ini merupakan dasar yang paling umum karena pada saat penjualan
kriteria penghimpunan dan realisasi telah dipenuhi. Kriteria terrealisasi telah dipenuhi
karena telah ada kesepakatan pihak lain untuk membayar jumlah rupiah pendapatan
secara objektif. Dengan demikian, saat penjualan merupakan saat yang kritis dalam
operasi perusahaan sehingga menjadi standar utama dalam pengakuan pendapatan.

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul


12 Prof Dr. Wiwik Utami, Ak.MS.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Lebih-lebih untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi atau perdagangan
barang, kegiatan penjualan merupakan hal yang paling menentukan dan mempunyai
arti keuangan yang paling berharga dibandingkan dengan kegiatan lain dalam operasi
perusahaan. Kegiatan penjualan menjadi puncak kegiatan dan merupakan tujuan akhir
yang mengarahkan setiap upaya yang dilakukan perusahaan. Pada saat terjadi
penjualan jumlah rupiah harga telah disepakati dan produk telah keluar dari
perusahaan. Di samping itu, transaksi penjualan mengakibatkan masuknya aset baru
ke dalam perusahaan (kas atau piutang) untuk (1) menutup kos (potensi jasa) yang
terserap untuk melaksanakan kegiatan produksi yang berkulminasi dengan
penyerahan produk dan (2) menyediakan dana sebagai imbalan untuk pembayaran
pajak kepada pemerintah, bunga kepada kreditor, dan dividen kepada pemegang
saham.
Melalui PSAK No. 23, IAI membuat ketentuan untuk dapat mengakui pendapatan
dari penjualan barang sebagai berikut :

(a) Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan telah memindahkan
manfaat kepemilikan barang kepada pembeli.
(b) Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas
barang yang dijual.
(c) Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal.
(d) Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi
akan mengalir ke perusahaan tersebut.
(e) Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan
dapat diukur dengan andal.

5. Pada Saat Kas Terkumpul


Pengakuan pendapatan pada saat kas terkumpul sebenarnya merupakan pengakuan
pendapatan berdasarkan asas kas (cash basis). Sebagai penyimpangan dari standar
pengakuan seluruh pendapatan pada saat penjualan, penerapan dasar kas paling banyak
dijumpai dalam perusahaan jasa dan perusahaan yang melakukan penjualan secara
angsuran. Berbeda dengan pengakuan pada saat kontrak yang barangnya belum
diserahkan, pengakuan dasar kas digunakan untuk transaksi penjualan yang barang atau
jasanya telah diserahkan/dilaksanakan tetapi kasnya baru akan diterima secara berkala
dalam waktu yang cukup panjang.

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul


13 Prof Dr. Wiwik Utami, Ak.MS.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Alasan digunakannya dasar ini adalah adanya ketidakpastian tentang kolektibilitas atau
ketertagihan piutang. Dengan cara ini, pendapatan diakui sejumlah kas yang diterima
pada saat kas diterima atau terkumpul (sampai akhir periode) dan baru kemudian
menentukan biaya yang berkaitan dengan pendapatan dasar kas tersebut. Bila dibanding
dengan metoda persentase penyelesaian kemajuan kegiatan, dasar ini dapat disebut
sebagai pengakuan pendapatan atas dasar persentase kas.

PSAK 23 (2015) “Pendapatan” diadopsi dari IAS 18


PENDAHULUAN

Tujuan

Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
sebagai kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukkan atau
penambahan aset, atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal
dari kontribusi penanam modal. Penghasilan meliputi pendapatan maupun keuntungan. Pendapatan
adalah penghasilan yang timbul dari pelaksanaan aktivitas entitas yang normal dan dikenal dengan
sebutan yang berbeda, seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividen, royalty, dan sewa. Tujuan
pernyataan ini adalah mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan
kejadian tertentu.

Ruang Lingkup

01. Pernyataan ini diterapkan dalam akuntansi pendapatan yang timbul dari transaksi dan
kejadian berikut ini:

(a) Penjualan barang;

(b) Penjualan jasa; dan

(c) Penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan
dividen.

04. Penggunaan aset entitas oleh pihak lain menimbulkan pendapatan dalam bentuk:

(a) Bunga yaitu pembebanan untuk penggunaan kas atau serta kas, atau jumlah
terutang kepada entitas;

(b) Royalti yaitu pembebanan untuk penggunaan aset jangka panjang entitas, misalnya
paten, merek dagang, hak cipta, dan piranti lunak komputer; dan

(c) Dividen yaitu distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan
proporsi kepemilikan mereka atas kelompok modal tertentu.

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul


14 Prof Dr. Wiwik Utami, Ak.MS.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Definisi

Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

 Nilai wajar adalah jumlah suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas
diselesaikan antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai
dalam transaksi yang wajar.
 Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

Pengukuran Pendapatan

Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima.

Jumlah pendapatan yang timbul dari transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara
entitas dengan pembeli atau pengguna aset tersebut.

Penjualan Barang

Pendapatan dari penjualan barang diakui seluruh kondisi berikut dipenuhi:

(a) Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan
kepada pembeli;

(b) Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan
atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;

(c) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;

(d) Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan
mengalir ke entitas; dan

(e) Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut dapat
diukur secara andal.

Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi secara andal,
maka pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut diakui dengan acuan pada tingkat
penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan. Hasil trasnsaksi dapat diestimasi
secara andal jika seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:

(a) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;

(b) Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan
mengalir ke entitas;

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul


15 Prof Dr. Wiwik Utami, Ak.MS.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(c) Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur
secara andal; dan

(d) Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut
dapat diukur secara andal.

Penjualan Jasa

Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi secara andal,
maka pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut diakui dengan acuan pada tingkat
penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan. Hasil transaksi dapat diestimasi
secara andal jika seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:

(a) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;


(b) Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan
mengalir ke entitas;
(c) Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur
secara andal; dan
(d) Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut
dapat diukur secara andal.

Jika hasil transaksi terkait dengan penjualan jasa tidak dapat diestimasi secara andal,
maka pendapatan diakui hanya yang berkaitan dengan beban yang telah diakui yang dapat
dipulihkan.

Bunga, Royalti, dan Dividen

Pendapatan yang timbul dari penggunaan aaset entitas oleh pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalti, dan dividen diakui dengan dasar yang dijelaskan di paragraf
29, jika:

(a) Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan
mengalir ke entitas; dan

(b) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.

Pendapatan diakui dengan dasar sebagai berikut:

(a) Bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif sebagaimana yang dijelaskan di
PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran paragraf 08 dan
PA 17-20 ;

(b) Royalti diakui dengan dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan;

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul


16 Prof Dr. Wiwik Utami, Ak.MS.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(c) Dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.

Pengungkapan

Entitas mengungkapkan:

(a) Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk metode
yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa;
(b) Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut,
termasuk pendapatan yang berasal dari:
(i) Penjualan barang;
(ii) Penjualan jasa;
(iii) Bunga;
(iv) Royalti;
(v) Dividen; dan
(c) Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang tercakup dalam
setiap kategori signifikan dari pendapatan.

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul


17 Prof Dr. Wiwik Utami, Ak.MS.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Hans. K, Rosita. US, Merliyana.S, Sylvia. VS. Akuntansi Keuangan berdasarkan SAK
berbasis IFRS, 2012, Penerbit Salemba Empat,Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keungan, No. 23, 2015
Soewarjono. 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, BPFE,
Yogyakarta

2012 Nama Mata Kuliah dari Modul


18 Prof Dr. Wiwik Utami, Ak.MS.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai