TEORI
AKUNTANSI
Pokok Bahasan
PENDAPATAN(REVENUES)
08
Abstract Kompetensi
A. Pengertian Pendapatan
Revenue is the product of the enterprise, measured by the amount of new assets received
from customers; … Stated in terms of assets the revenue of the enterprise is represented,
finally, by the flow of founds from the customers or patrons in exchange for the product
of the business, either commodities or services.
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2009), IAI mengadopsi definisi pendapatan
dari IASB yang menempatkan pendapatan (revenue) sebagai unsur penghasilan (income)
sebagai berikut (IAS 18):
Income is increases in economic benefits during the accounting period in the form of
inflows or enhancements of assets or decreases of liabilities that result in increases in
equity, other than those relating to equity participans. The definition of income
encompasses both revenue and gains.
Revenues should be distinguished from gains
Revenue arises in the course of the ordinary activities. Revenues can take various forms
such as sales of goods, fees, interests, dividends, royalties, and subscriptions, and so on.
Gains , however, include such items as the profit on disposal of noncurrent assets, or on
retranslating balance in foreign currencies, or fair value adjustments to financial and
nanfinacial assets
Untuk dapat mengatakan bahwa pendapatan ada atau timbul, harus terjadi transaksi atau
kejadian yang menaikkan aset atau menimbulkan aliran masuk aset. Tidak ada batasan bahwa
aset harus berupa kas atau alat likuid yang lain. Akan tetapi, tidak semua kenaikan aset dapat
menimbulkan pendapatan.
Untuk disebut sebagai pendapatan, aliran aset masuk adalah jumlah rupiah kotor (gross).
Pendefinisian pendapatan sebagai kenaikan aset merupakan pendefinisian dengan konsep
aliran masuk (inflow concept of revenue). Konsep ini mempunyai kelemahan karena
pendapatan dianggap baru ada setelah transaksi penjualan terjadi. Dengan kata lain
pendapatan timbul karena peristiwa atau transaksi pada saat tertentu dan bukan karena proses
selama satu perioda. Kelemahan lain adalah definisi ini mengacaukan pengukuran
(measurement) dan penentuan pengakuan aset (timing) dengan proses penciptaan pendapatan
(revenue generating process). Oleh karena itu konsep aliran masuk (inflow) memerlukan
pernyataan tentang mana aliran masuk yang merupakan pendapatan dan mana yang bukan.
Tidak semua kenaikan aset di atas membentuk pandapatan. Kegiatan utama atau sentral
yang terus menerus atau berlanjut merupakan karakteristik yang membatasi kenaikan yang
dapat disebut pendapatan. Kenaikan aset harus berasal dari kegiatan operasi dan bukan
kegiatan investasi dan pendanaan. Kegiatan operasi ini diwujudkan dalam bentuk
memproduksi dan mengirim berbagai barang kepada pelanggan atau menyerahkan atau
melaksanakan berbagai jasa.
Produk perusahaan harus diartikan sebagai seluruh jenis barang dan jasa yang disediakan
atau diserahkan kepada pelangganan tanpa memandang jumlah rupiah relatif tiap jenis
produk tersebut ataupun sering-tidaknya produk tersebut dihasilkan. Pengertian ”operasi
utama” dalam hal ini lebih dikaitkan dengan tujuan utama perusahaan yaitu menghasilkan
produk atau jasa untuk mendatangkan laba (profit-directed activities) dan bukan untuk
membatasi jenis produk utama dan produk samping.
Pendapatan tidak hanya didefinisi dari sudut kenaikan aset tetapi juga dari penurunan atau
pelunasan kewajiban. Hal ini terjadi bila suatu entitas telah mengalami kenaikan aset
sebelumnya misalnya menerima pembayaran di muka dari pelanggan. Penerimaan ini bukan
merupakan pendapatan karena perusahaan belum melakukan prestasi yag menimbulkan hak
penuh atas aset yang diterima. Oleh karena itu, jumlah rupiah yang diterima biasanya
diperlakukan sebagai pendapatan tangguhan (deferred revenues) yang statusnya adalah
kewajiban sampai ada prestasi dari perusahaan berupa pengiriman barang atau pelaksanaan
jasa.
Definisi yang netral terhadap konsep aliran adalah definisi oleh Paton dan Littleton yang
menyatakan bahwa pendapatan adalah produk perusahaan (walaupun disebut produk, produk
di sini meliputi pula jasa yang dihasilkan perusahaan). Pendapatan didefinisikan secara fisis
bukan moneter. Aliran asset dari pelanggan berfungsi hanya sebagai pengukur tetapi bukan
pendapatan itu sendiri; produk fisik yang dihasilkan oleh kegiatan usaha itulah yang
merupakan pendapatan. Pengertian semacam ini sesuai dengan konsep upaya dan capaian
(effort and accomplishment) yaitu pendapatan merupakan capaian dari upaya produktif
perusahaan. Produk merupakan capaian dari tiap kegiatan produktif. Dengan pengertian ini,
pendapatan terbentuk atau terhimpun bersamaan dengan atau selama kegiatan produktif tanpa
harus menunggu kejadian (event) atau saat penyerahan produk kepada pelanggan.
Satuan moneter yang paling objektif adalah kalau jumlah rupiah tersebut merupakan hasil
transaksi atau pertukaran antara pihak independen. Dengan konsep dasar penghargaan
sepakatan (measured consideration), pendapatan dinyatakan dalam jumlah rupiah
penghargaan dalam transaksi penjualan yang besarnya sama dengan harga jual per satuan
dikalikan kuantitas terjual. Pendapatan untuk suatu perioda merupakan akumulasi pendapatan
yang diukur secara objektif tersebut.
Pendapatan adalah konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua pos dengan
berbagai bentuk dan nama apapun. Pendapatan untuk perusahaan perdagangan, misalnya,
disebut dengan penjualan. Untuk perusahaan jasa, pendapatan dapat menunjukkan kegiatan
atau jenis jasa yang diberikan misalnya pendapatan sewa, pendapatan jasa angkutan,
pendapatan bunga, dan sebagainya.
Pendapatan mengakibatkan kenaikan ekuitas, namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua
kenaikan ekuitas merupakan pendapatan. Untung (gains) mempunyai pengaruh terhadap
kenaikan ekuitas. Karakteristik yang melekat pada pengertian untung adalah:
Pendapatan tidak boleh menyimpang dari landasan konseptual. Oleh karena itu, secara
konseptual pendapatan hanya dapat diakui kalau memenuhi kualitas keterukuran
(measurability) dan keterandalan (reliability). Kualitas tersebut harus dioperasionalkan dalam
bentuk kriteria pengakuan pendapatan (recognition criteria). Sebagai produk perusahaan,
kriteria keterukuran berkaitan dengan masalah berapa jumlah rupiah produk tersebut dan
kriteria keterandalan berkaitan dengan masalah apakah jumlah tersebut objektif serta dapat
diuji kebenarannya. Kedua kriteria harus dipenuhi untuk pengakuan pendapatan. Pendapatan
yang diukur dengan jumlah penghargaan sepakatan produk yang terjual baru akan menjadi
pendapatan yang sepenuhnya setelah produk selesai diproduksi dan penjualan benar-benar
telah terjadi. Dengan kata lain, pendapatan belum terrealisasi sebelum terjadinya penjualan
(transfer produk) yang nyata ke pihak lain. Sebaliknya, terjadinya kontrak penjualan belum
cukup untuk menandai eksistensi pendapatan sebelum barang/jasa sudah cukup selesai
dikerjakan atau diserahkan kepada pelangganan. Dengan kata lain, pendapatan belum
terbentuk sebelum perusahaan melakukan upaya produktif. Untuk menjabarkan kriteria
kualitas informasi menjadi kriteria pengakuan pendapatan, perlu dipahami dua konsep
penting, yaitu pembentuken pendapatan (earning of revenue) dan realisasi pendapatan
(realization of revenue).
C. Pembentukan Pendapatan
Pembentukan pendapatan adalah suatu konsep yang berkaitan dengan masalah kapan dan
bagaimana sesungguhnya pendapatan itu timbul atau menjadi ada. Konsep pembentukan
pendapatan menyatakan bahwa pendapatan terbentuk, terhimpun, atau terhak (to be earned)
bersamaan dengan dan melekat pada seluruh atau totalitas proses berlangsungnya operasi
perusahaan dan bukan sebagai hasil transaksi tertentu. Konsep pembentukan ini sering
disebut pendekatan proses pembentukan pendapatan (earning process approach) atau
pendekatan kegiatan (activities approach).
Pendekatan ini juga dilandasi oleh konsep homogenitas kos (homogeinity of costs in
relation to revenues) yaitu bahwa semua tahap kegiatan atau unsur di dalamnya
(direpresentasi oleh kos) mempunyai kedudukan atau arti penting yang sama dalam
menghasilkan pendapatan.
D. Realisasi Pendapatan
Dengan konsep realisasi, pendapatan baru dapat dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat
terjadi kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen (pembeli) untuk membayar produk
baik produk telah selesai dan diserahkan atau maupun belum dibuat sama sekali. Dengan kata
lain, pendapatan terbentuk pada saat produk selesai dikerjakan dan terjual langsung atau pada
saat terjual atas dasar kontrak penjualan (barang mungkin belum jadi atau belum diserahkan).
Berdasarkan konsep, pendapatan sebenarnya terjadi akibat transaksi tertentu yaitu transaksi
penjualan atau kontrak sehingga sebelum transaksi atau kontrak tersebut terjadi pendapatan
belum terjadi atau terbentuk. Pendekatan ini oleh Hendriksen dan van Breda (1991) disebut
pendekatan transaksi (transaction approach).
(1) Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses penjualan yang sah
atau semacamnya (misalnya kontrak penjualan).
(2) Penguatan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan diperolehnya aset lancar.
Kejadian (1) merupakan kepastian akan keterukuran pendapatan yang terhimpun melalui
proses pembentukan pendapatan. Kejadian (2) menuntaskan atau meyakinkan pengukuran
tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses realisasi merupakan konfirmasi
proses penghimpunan pendapatan.
FASB mengajukan dua kriteria pengakuan pendapatan (dan untung) yang keduanya
harus dipenuhi yaitu (SFAC No. 5, prg. 83):
(a) Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan telah memindahkan
manfaat kepemilikan barang kepada pembeli.
(b) Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas
barang yang dijual.
(c) Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal.
(d) Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi
akan mengalir ke perusahaan tersebut.
(e) Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan
dapat diukur dengan andal.
Tujuan
Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
sebagai kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukkan atau
penambahan aset, atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal
dari kontribusi penanam modal. Penghasilan meliputi pendapatan maupun keuntungan. Pendapatan
adalah penghasilan yang timbul dari pelaksanaan aktivitas entitas yang normal dan dikenal dengan
sebutan yang berbeda, seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividen, royalty, dan sewa. Tujuan
pernyataan ini adalah mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan
kejadian tertentu.
Ruang Lingkup
01. Pernyataan ini diterapkan dalam akuntansi pendapatan yang timbul dari transaksi dan
kejadian berikut ini:
(c) Penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan
dividen.
04. Penggunaan aset entitas oleh pihak lain menimbulkan pendapatan dalam bentuk:
(a) Bunga yaitu pembebanan untuk penggunaan kas atau serta kas, atau jumlah
terutang kepada entitas;
(b) Royalti yaitu pembebanan untuk penggunaan aset jangka panjang entitas, misalnya
paten, merek dagang, hak cipta, dan piranti lunak komputer; dan
(c) Dividen yaitu distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan
proporsi kepemilikan mereka atas kelompok modal tertentu.
Nilai wajar adalah jumlah suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas
diselesaikan antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai
dalam transaksi yang wajar.
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Pengukuran Pendapatan
Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima.
Jumlah pendapatan yang timbul dari transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara
entitas dengan pembeli atau pengguna aset tersebut.
Penjualan Barang
(a) Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan
kepada pembeli;
(b) Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan
atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;
(d) Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan
mengalir ke entitas; dan
(e) Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut dapat
diukur secara andal.
Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi secara andal,
maka pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut diakui dengan acuan pada tingkat
penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan. Hasil trasnsaksi dapat diestimasi
secara andal jika seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:
(b) Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan
mengalir ke entitas;
(d) Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut
dapat diukur secara andal.
Penjualan Jasa
Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi secara andal,
maka pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut diakui dengan acuan pada tingkat
penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan. Hasil transaksi dapat diestimasi
secara andal jika seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:
Jika hasil transaksi terkait dengan penjualan jasa tidak dapat diestimasi secara andal,
maka pendapatan diakui hanya yang berkaitan dengan beban yang telah diakui yang dapat
dipulihkan.
Pendapatan yang timbul dari penggunaan aaset entitas oleh pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalti, dan dividen diakui dengan dasar yang dijelaskan di paragraf
29, jika:
(a) Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan
mengalir ke entitas; dan
(a) Bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif sebagaimana yang dijelaskan di
PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran paragraf 08 dan
PA 17-20 ;
(b) Royalti diakui dengan dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan;
Pengungkapan
Entitas mengungkapkan:
(a) Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk metode
yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa;
(b) Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut,
termasuk pendapatan yang berasal dari:
(i) Penjualan barang;
(ii) Penjualan jasa;
(iii) Bunga;
(iv) Royalti;
(v) Dividen; dan
(c) Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang tercakup dalam
setiap kategori signifikan dari pendapatan.