Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE (ANC) G1P0A0

PADA NY. R DI POLIKLINIK MATERNITAS

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik


Program Profesi Ners Stase Maternity

Oleh:

JULIANA GIOFANA MANURUNG 01503200335

LARAS YANTI 01503200022

MARSELA SILALAHI 01503200258

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSTAS PELITA HARAPAN

SILOAM MRCCC

SEMANGGI

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilitasi atau penyatuan dari spertmatozoa dan


ovum serta dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga bayi lahir, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40
minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional (Walyani, 2015).
Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care (ANC) merupakan asuhan yang
diberikan saat hamil sampai sebelum melahirkan. ANC penting untuk menjamin agar
proses alamiah tetap berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang tidak normal
sehingga komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dapat terdeteksi secara
dini serta ditangani secara memadai.
Apabila ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, maka tidak akan
diketahui apakah kehamilannya berjalan dengan baik atau mengalami keadaan risiko
tinggi dan komplikasi obstetrik yang dapat membahayakan kehidupan ibu atau
janinnya. Kehamilan merupakan hal yang fisiologis, namun kehamilan yang normal
dapat juga berubah menjadi patologi. Berdasarkan penelitian, telah diakui saat ini
bahwa setiap kehamilan pasti memiliki potensi dan membawa resiko bagi ibu. WHO
memperkirakan sekitar 15 persen dari seluruh wanita hamil akan berkembang
menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya dan dapat mengancam
jiwanya (Marmi, 2011).
Pemanfaatan pelayanan ANC oleh sejumlah ibu hamil di Indonesia belum
sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang sudah ditetapkan. Hal ini cenderung akan
menyulitkan tenaga kesehatan dalam melakukan pembinaan pemeliharaan kesehatan
ibu hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap faktor risiko
kehamilan yang penting untuk segera ditangani (Depkes RI, 2010). Kurangnya
pemanfaatan ANC oleh ibu hamil ini berhubungan dengan banyak factor, salah satu
diantaranya adalah pengetahuan ibu hamil (Kuswanti, 2014).
1. 2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan pembuatan laporan kasus ini adalah untuk memberikan asuhan keperawatan
kepada pasiendenganmemastikan bahwa ibu hamil telah melakukan kunjungan
antenatal care secara teratur dan melihat apakah ada masalah keperawatan terkait
ANC pada pasien.

1.2.2 Tujuan Khusus


1) Melakukan Pengkajian antenatal pemeriksaan fisik pada pasien
2) Menegakan diagnosa keperawatan pada pasien pasien
3) Merumuskan perencanaan keperawatan pada pasien
4) Melakukan Implementasi keperawatan pada pasien
5) Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien

1.3 Manfaat
1) Bagi Penulis
Laporan ini bermanfaat untuk mengembangkan pengetahuan dan menambah
pengalaman penulis karena akan ada hal-hal baru yang penulis dapatkan dari
penelitiaannya sendiri. Selain itu penulis juga dapat mengeksplor kemampuan
dan keterampilannya dalam berpikir kritis dan menuangkannya ke dalam sebuah
makalah, sehingga dapat dipelajari oleh banyak orang dan dapat memberi
manfaat dalam memberikan intervensi keperawatan maupun tim kesehatan
lainnya.
2) Bagi Pembaca
Laporan ini bermanfaat agar meningkatkan pengetahuan dan inisiatif, terkhusus
bagi ibu hamil, sehingga memacu keinginan dalam melakukan kunjungan
antenatal care di rumah sakit pilihan. Agar janin yang dikandung dapat lahir
sehat sempurna.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia dalam Puspitasari (2016),
pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang bersifat
preventive care untuk mencegah terjadinya masalah buruk bagi ibu m aupun
j ani n. P el a yanan antenat al m erupaka n upa ya kesehatan perorangan yang
memperhatikan kualitas pelayanan medis yang diberikan. Antenatal care adalah
pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim. Sedangkan pengawasan sebelum persalinan
terutama ditujukan pada ibunya disebut antenatal care.

Antenatal care merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada ibu hamil selama
kehamilan untuk mencegah terjadinya komplikasi obstetrik yang dapat
membahayakan ibu dan janin atau mendeteksi dini terjadinya risiko kehamilan serta
mempersiapkan kehamilan yang sehat. Pelayanan ini sangat penting dalam
menyelamatkan ibu dan anak baik secara fisik maupun mental dalam kehamilan,
persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan ibu dan bayi post partum dalam keadaan
normal atau sehat (Agustine, 2019).

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu


selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal
seperti yang ditetapkan dalam buku Pedoman Pelayanan Antenatal. Kurangnya
pemeriksaan antenatal care menyebabkan komplikasi kehamilan tidak terdeteksi
dapat menyebabkan resiko kematian pada ibu hamil. Komplikasi kehamilan sebagai
penyebab tertinggi kematian ibu tersebut dapat dicegah dengan pemeriksaan
kehamilan melalui antenatal care secara teratur (Prasetyaningsih, 2020).
Menurut World Health Organization (WHO), antenatal care selama kehamilan untuk
mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan, dapat
juga menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Pemeriksaan
antenatal care yang bertujuan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin ada
atau akan timbul pada kehamilan tersebut cepat diketahui dan dapat segera di atasi
sebelum berpengaruh buruk terhadap kehamilan dan janin dalam kandungan
(Kemenkes RI, 2014)

2.2 Tujuan
Menurut Natasha (2018) tujuan asuhan antenatal care adalah sebagai berikut:
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial pada ibu
dan bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau implikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Ekslusif
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.

2.3 Tanda dan Gejala


Menurut Kote (2019) tanda – tanda kehamilan dibagi menjadi tiga yaitu:
1) Tanda dugaan hamil (presumtif signs)
Tanda dugaan (presumtif) yaitu perubahan fisiologis yang dialami pada wanita
namun sedikit sekali mengarah pada kehamilan karena dapat ditemukan juga pada
kondisi lain. Yang temasuk presumtif signs yaitu amenorea, nausea dan vomitus
(mual dan muntah), mengidam, fatique (kelelahan) dan sinkope (pingsan),
gangguan saluran kencing, konstipasi serta perubahan berat badan.
2) Tanda tidak pasti kehamilan (probable signs) seperti peningkatan suhu tubuh,
perubahan warna kulit, perubahan payudara, pembesaran perut dan kontraksi
uterus.
3) Tanda pasti kehamilan ( positive signs )
a) Teraba bagian−bagian janin
Umumnya pada kehamilan 22 minggu janin dapat diraba pada wanita kurus dan
otot perut relaksasi. Kehamilan 28 minggu jelas bagian janin dapat diraba
demikian pula gerakan janin dapat dirasakan oleh ibu.
b) Gerakan Janin
Pada kehamilan 20 minggu gerakan janin dapat dirasakan oleh pemeriksa.
c) Terdengar Denyut Jantung Janin
Dengan menggunakan ultrasound denyut jantung janin dapat terdengar pada
usia 6 sampai 7 minggu. Jika menggunakan dopler pada usia 12 minggu
sedangkan jika menggunakan stetoskop leannec 18 minggu. Frekuensi deyut
jantung janin antara 120 sampai dengan 160 kali permenit yang akan jelas
terdengar bila ibu tidur terlentang atau miring dengan punggung bayi di depan.
d) Pemeriksaan Rontgent
Gambaran tulang mulai terlihat degan sinar X pada usia kehamilan 6 minggu
namun masih belum dapat dipastikan bahawa itu adalah gambaran janin. Pada
kehamilan 12 sampai 14 minggu baru dapat dipastikan gambaran tulang janin.
e) Ultrasonografi
USG dapat digunakan umur kehamilan 4 sampai 5 minggu untuk memastikan
kehamilan dengan melihat adanya kantong gestasi, gerakan janin dan deyut
jantung janin.
f) Electrocardiography
ECG jantung janin mulai terihat pada kehamilan 12 minggu.
2. 4 Penatalaksanaan Medis

Menurut Kementerian Kesehatan dalam Puspitasari (2016) standar minimal


pelayanan antenatal meliputi:
1) Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan
Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu berdasarkan BMI.
Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal 11,5-16 kg.
Adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi
badan ibu hamil yaitu >145 cm.
2) Pemeriksaan tekanan darah
Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar
selama kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu untuk mempertahankan
fungsi plasenta.
3) Ukur fundus uteri
Usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran dilakukan dengan
menggunakan jari, jika diatas 24 minggu pengukuran menggunakan mc
Donald yaitu dengan memakai cm dari simfisis ke fundus uteri kemudian
ditentukan sesuai rumusnya
4) Tes terhadap penyakit menular seksual
Menganjurkan untuk pemeriksaan infeksi menular seksual
5) Tentukan presentasi janin dan hitung DJJ
Mendeteksi dini ada atau tidaknya faktor resiko kematian prenatal, sedangkan
pemeriksaan denyut jantung jantung adalah salah satu cara untuk memantau
janin. DJJ dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu.
6) Tetapkan status gizi
Malnutrisi pada ibu hamil menyebabkan transfer nutrient ke janin berkurang,
sehingga pertumbuhan janin terhambat dan berpotensi melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah.
Menurut Pratami (2016) penatalaksanaan medis yang diberikan terhadap pasien
Antenatal Care adalah sebagai berikut.
1) Pemberian Tetanus Toxoid
a) Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus
neonatorum, pemberian TT baru menimbulkan efek perlindungan bila
diberikan sekurang-kurangnya 2 kali dengan interval minimal 4 minggu,
kecuali bila sebelumnya ibu telah mendapatkan TT 2 kali pada kehamilan
yang laluatau pada masa calon pengantin, maka TT cukup diberikan satu
kali (TT ulang). Untuk menjaga efektifitas vaksin perlu diperhatikan cara
penyimpanan serta dosis pemberian yang tepat.
b) Dosis dan pemberian 0,5 cc pada lenganatas
2) Konsumsi zat besi
Mengkonsumsi suplemen zat besi setiap hari akan berkaitan dengan
peningkatan kadar HB ibu saat sebelum maupun sesudah kelahiran. Ibu yang
mengkonsumsi zat besi oral yang melebihi dosis tidak meningkatkan
hematokrit, tetapi meningkatkan kadar Hb. Tiap tablet zat besi mengandung
FeSO4 320 Mg (zatbesi 60 Mg) dan Asam Folat 500 Mg, minimal masing-
masing 90 tablet. Efek samping dari pemberian suplemen zat besi oral adalah
sering menimbulkan sembelit dan mual (Pratami,2016)

2.5 Komplikasi
Komplikasi pada ibu hamil (Salmah,2018) yaitu:
1) Komplikasi obstetri langsung
a) Perdarahan
b) Pre eklamasi/eklamsia
c) Kelainan letak lintang, sungsang primi gravida
d) Anak besar, hidramnion, kelainan kembar
e) Ketuban pecah dini dalam kehamilan
2) Komplikasi obstetri tidak langsung
a) Penyakit jantung
b) Hepatitis
c) TBC (Tuberkolosis)
d) Anemia
e) Malaria
f) Diabetes melitus

3) Komplikasi yang berhubungan dengan obstetri, komplikasi akibat kecelakaan


(kendaraan, keracunan, kebakaran)
2.6 Pemeriksaan Penunjang
Menurut Sulistiyanti (2015) pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada
pasien Antenatal Care adalah sebagai berikut.
1) Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan ini bukan hanya untuk mengetahui golongan darah ibu tetapi
juga mempersiapkan donor darah jika terjadi kegawat daruratan.
2) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali
pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini
ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak
selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses
tumbuh kembang janin dalam kandungan.
3) Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester
kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui
adanya proteinuria pada ibu hamil.
4) Pemeriksaan kadar gula darah
Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus dilakukan
pemeriksaan gula darah selama kehamilan minimal sekali pada trimester
pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada trimester ketiga.
5) Pemeriksaan tes sifilis
Pemeriksaan tes sifilis dilakukan dengan resiko tinggi dan ibu hamil yang
diduga sifilia. Pemeriksaan sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada
kehamilan.
6) Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan resiko tinggi kasus HIV dan
ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani
konseling kemudian diberikan kesempatan untuk menetapkan sendiri
keputusan untuk menjalani tes HIV.
FORMAT PENGKAJIAN ANTENATAL

A. IDENTITAS / BIODATA
1. Inisial pasien : Ny. R
2. Usia : 30 tahun
3. Status perkawinan : Menikah
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Perawat
6. Pendidikan terakhir : DIII Keperawatan
7. Alamat : Jl. Otista Raya
8. Inisial Suami : Tn. A
9. Usia : 40 tahun
10. Agama : Islam
11. Pekerjaan : Karyawan Swasta
12. Pendidikan terakhir : D3
13. Alamat : Jl. Otista Raya
B. ANAMNESA (Data subjektif)
Pada tanggal : Selasa, 01 Desember 2020
Pukul : 15.00
Alasan Kunjungan ini Pertama
: √ Rutin Ada Keluhan

1. Keluhan – keluhan
Pasien mengeluh merasa sedikit kebas pada tangan dan kaki terutama pada
saat bangun tidur sejak usia kehamilan trimester III.

2. Riwayat Menstruasi

Haid Pertama : Umur 13 thn - Teratur : teratur
Siklus  : 28-30 hari sekali - Lamanya : 6 hari

Banyaknya : 10-15 ml per hari - Sifat Darah :
 Dismenore : Tidak ada 
Kebersihan 
Keputihan : Ada
Jenis : Lendir
Warna : Bening
Bau : Tidak berbau
Hemoroid : Tidak ada
Derajat :-
Lokasi :-
Nyeri :-

3. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas (termasuk kehamilan sekarang) : G1P0A0

Tgl Usia Jenis Tempat Penolong Bayi Masa nifas


lahir/umur kehamilan persalinan persalinan
No BB/PB Keadaan keadaan laktasi
saat
lahir
1 - 33 minggu - - - - - - -
2
3
4
5
4. Riwayat Kehamilan ini :
 Hari pertama haid terakhir: 12 April 2020 (usia kehamilan: 33 Minggu)
 Taksiran persalinan: (tanggal, bulan, tahun)
 Keluhan
 – keluhan pada:
Trimester I : Mual muntah minimal
Trimester II : Pinggang pegal-pegal
Trimester III : Tangan dan kaki kebas, edema

Pergerakan anak pertama kali : usia 20 minggu
 Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan dalam 24 jam terakhir: 
10
 kali
 Bila
 lebih dari 20 x dalam 24 jam, dengan frekuesi: 
 kali
>10
 Keluhan yang di rasakan (bila ada jelaskan): 
  Rasa Lelah: 
Pasien mengatakan mudah merasa lelah saat bekerja karena berat
badan yang bertambah

Mual Muntah Lama:
Tidak ada

Nyeri perut:
Tidak ada

Panas Menggigil:
Tidak ada

Sakit kepala berat/ terus menerus:
Pasien mengatakan hanya merasa sakit kepala ringan saat merasa
terlalu lelah bekerja

Penglihatan kabur:
Tidak ada

Rasa nyeri / panas waktu BAK:
Tidak ada

Rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya:
Tidak ada

Pengeluaran cairan pervaginam:
Tidak ada

Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai kaki:
Pasien merasa sedikit tegang dan kebas pada kedua tungkai kaki

 Diet/makan sehari-hari:
Pasien selalu mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak vitamin,
Karbohidrat dan makanan mengandung kalori yang tinggi serta banyak
mengkonsumsi air mineral

 Perubahan makan yang dialami (termasuk ngidam, nafsu makan dan lain –
lain)
Pasien mengatakan sejak usia kehamilan memasuki trimester ke II, nafsu makan
pasien semakin tinggi dan porsi makan menjadi 2 kali lipat dari biasanya. Pasien
juga lebih cepat merasakan lapar terutama saat setelah banyak melakukan
pekerjaan.
 Pola Eliminasi 
Pasien mengatakan pola BAB 1 kali sehari dan BAK sering mencapai 8-10 kali
sehari
 Aktivitas sehari-hari
Pola istirahat dan tidur: Tidak ada gangguan pola tidur
Seksualitas: Selama kehamilan, pasien tidak pernah melakukan hubungan intim
dengan suami
Pekerjaan: Pasien merasa tidak terlalu terganggu dalam pekerjaannya meskipun
sudah hamil besar. Hanya saja pasien sedikit mudah lelah saat bekerja setelah
usia kehamilan memasuki trimester ke III

Imunitas TT 1 tanggal : Tidak ada
 Imunitas TT 2 tanggal : Tidak ada

 5. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita:


Jantung : Tidak ada
Ginjal : Tidak ada
Asma / TBC paru : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada
D.M : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada
Epilepsi : Tidak ada
Lain – lain : Positif Covid-19

6. Riwayat penyakit keluarga


Jantung : Tidak ada
D.M : Ada
Hipertensi : Tidak ada
Alergi : Tidak ada

7. Riwayat sosial
Status perkawinan : √ Menikah Tidak menikah
Kawin 1:
Umur: 29 tahun, dengan suami umur 39 tahun

Kehamilan: √ Direncanakan Tidak direncanakan

√ Diterima Tidak diterima


C.PEMERIKSAAN FISIK (Data Objektif)
1. Status emosional : Ny. R merasa senang atas kehamilannya, meskipun saat ini ia kerap
kali merasa cepat lelah saat beraktivitas.
2. Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : 103/80 mmHg
 Nadi : 115x/mnt , kuat reguler
 Pernafasan : 22x/mnt, dalam irreguler
 Suhu : 36,2⁰C
 LILA : 24,5 cm
 Tinggi Badan : 165 cm
 BB sebelum hamil : 56 Kg
 BB sekarang : 72 Kg

3. Muka
 Edema : Ada √ Tidak ada
 Konjungtiva : Ananemis
 Sklera mata : Anikterik

4. Dada
 Kesimetrisan : Simetris √ Tidak simetris
 Mamae
 Benjolan : Tidak ada
 Striae : Tidak ada
 Areola : Warna areola coklat tua, dan terdapat sedikit rambut
 Putting susu : exverted berwarna merah muda pada bagian tengah

5. Pinggang (periksa ketuk : Costro – vertebra – Angel tenderness)


Nyeri : Ada √ Tidak ada
6. Ekstremitas
 Edema tangan dan jari : Ada edema pada kedua tangan dan jari
 Edema tibia, kaki : Ada edema pada bagian tibia hingga telapak kaki
 Betis merah/keras : Betis terasa sedikit keras, tidak ada kemerahan
 Varices tungkai : Tidak ada
 Reflex patella : +/+

7. Abdomen
 Bekas luka : Ada √ Tidak ada
 Pembesaran perut :
 Bentuk perut :
 Edema : Tidak ada
 Asites : Ada √ Tidak ada
Pemeriksaan Leopold
 Leopold 1 : Tidak melenting, dapat digoyangkan, lunak yaitu bokong.
 Leopold 2 : Di bagian lateral kiri teraba punggung anak yang teraba keras
dan memanjang, di bagian lateral kanan teraba bagian-bagian
kecil yaitu ekstremitas bayi.
 Leopold 3 : terasa keras, bulat dan melenting yaitu kepala.
 Leopold 4 : Teraba konvergen yaitu kepala belum masuk Pintu Atas Panggul.

8. Genitalia
 Vulva dan vagina (varices, luka, kemerahan, nyeri, discharge):
Tidak ada luka, kemerahan, ataupun nyeri dan pengeluaran cairan
 Perineum (bekas luka/parut, kebersihan):
Tidak ada bekas luka sayat ataupun jaringan parut, tampak bersih

D. UJI DIAGNOSTIK / Pemeriksaaan laboratorium (Nilai rujukan dicantumkan) :


 Laboratorium
Test Result Reference

Hb L 10.4 g/dL 12.0-16.0


Ht L 30.9 % 37.0-47.0
Eritrosit (RBC) L 3.35 10˄6µL 4.20-5.40

Lab. 30/11/2020 Leukosit (WBC) H 11.1 10˄3µL 4.00-10.00


Hematologi
Platelet Count 297 10˄3µL 150-400
MCV,MCH,MCHC
MCV 92.2 Fl 81.00-96.00
MCH 31.0 pg 27.0-36.0
MCHC 33.7 g/L 31.0-37.0
Lab. 30/11/2020 Blood Random Glucose 77 mg/dl <200
Biochemistry HBsAg Non Reactive Non Reactive
Anti HIV (EIA) Non Reactive Non Reactive
Anti HCV total Non Reactive Non Reactive
VDRL Non Reactive Non Reactive
 Pemeriksaan Diagnostik
- USG : Hamil tunggal, hidup, 33-34 minggu, gerak (+), DJJ (+) 136 bpn, TBBJ 2166
gram, plasenta di korpus anterior, cairan amnion cukup, jenis kelamin laki-laki
E. TERAPI YANG DI BERIKAN (DOSIS)
Nama Dosis Frekuensi Rute
Terapi
Emineton TAB 1 Tab 1X PO
Maltofer TAB 1 Tab 1X PO
Osfit DHA CAP 1 Cap 1X PO
Prove D3 1000IU TAB 1000 unit 2X PO

ANALISA DATA
(Lakukan analisis data berdasarkan hasil pengkajian, pastikan semua
data dalam tabel berikut ini terdapat juga dalam data pengkajian
diatas)

Data Subjektif & Objektif Etiologi Masalah Keperawatan


DS : Kesiapan menjadi orang tua Kesiapan meningkatkan
- Pasien mengatakan proses kehamilan
merasa senang melahirkan
atas kehamilannya karena
merupakan anak pertama
- Pasien mengatakan sudah
tidak sabar menantikan
kelahiran bayinya
- Pasien mengatakan telah
mempersiapkan sebagian
keperluan bayinya
- Pasien mengatakan banyak
mencari informasi mengenai
pertumbuhan perkembangan
bayi
- Pasien yakin persalinannya
akan berjalan lancar karena
rutin kontrol setiap 2 minggu
sekali
- Pasien juga mengatakan siap
untuk melakukan persalinan
DO :
- TB= 165 cm; BB=72 kg
- Pasien tampak senang saat
menceritakan tentang
kehamilan anak pertama dan
kesiapannya menuju
persalinan
DS : Penekanan pada vesika Gangguan pola
- Pasien mengatakan urinaria eliminasi urine
frekuensi berkemih menjadi
lebih sering, satu hari dapat
mencapai 10-12 kali
- Pasien mengatakan urine
keluar sedikit-sedikit
dengan warna urin kuning
keruh
- Pasien mengatakan sering
berkemih terutama pada
malam hari
- Pasien juga mengatakan
frekuensi berkemih
mengganggu aktivitas dan
istirahat
DO :
- Tanda-tanda vital:
TD=108/46 mmHg,
N=115x/menit,
RR=22x/menit dalam
regular, S = 36,2˚C,
SPO2=96%
- Urine tampak kuning keruh
- Kandung kemih tidak teraba
DS : Posisi tubuh yang Ketidakefektifan pola
- Pasien mengatakan sesak menghambat ekspansi paru napas
jika terlalu banyak bergerak
saat bekerja
- Pasien mengatakan merasa
sesak jika posisi tidur
terlentang
- Pasien mengatakan sesak
berkurang jika posisi pasien
tegak
DO :
- Tanda-tanda vital:
TD=108/46 mmHg,
N=115x/menit kuat reguler,
RR=22x/menit dalam
irregular, S = 36,2˚C, SPO2
= 96%
- Pasien tampak lelah setelah
berjalan dari nurse station
menuju ruang kontrol
- Suara pasien terdengar
terengah-engah saat baru
sampai di poli

DS : Gangguan mekanisme Kelebihan volume


- Pasien mengatakan edema regulasi cairan
pada kaki dan tangan
dialami sejak kehamilan
trimester ke III
- Pasien mengatakan pada
pagi hari, tangan dan kaki
yang bengkak terasa kebas
- Tangan menjadi sedikit
kaku dan tidak nyaman
melakukan aktivitas
- Pasien juga mengatakan
tidak mengetahui penyebab
edema dan efek pada
kehamilannya
DO :
- Tanda-tanda vital :
TD =108/46 mmHg, N=115
x/menit kuat reguler,
RR=22x/menit dalam dan
irregular, S = 36,2˚C
- Kedua Ekstremitas atas dan
bawah pasien tampak edema
- Akral teraba dingin

DIAGNOSA KEPERAWATAN
(Susun dalam format P + E + S untuk
Diagnosa Keperawatan Aktual atau P + S
untuk Diagnosa Keperawatan Risiko)
Harap menggunakan DIAGNOSA KEPERAWATAN berdasarkan
NANDA/ SDKI

1. Ketidakefektifan pola napas b.d posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru d.d pasien
mengatakan sesak saat beraktivitas berat dan posisi tidur terlentang, RR 22x/mnt dalam,
irreguler
2. Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi d.d tampak edema di kedua
ekstremitas bagian bawah pasien
3. Gangguan pola eliminasi urine b.d penekanan pada vesika urinaria d.d pasien mengatakan
frekuensi BAK menjadi lebih sering sebanyak 10-12 kali dengan jumlah yang keluar
sedikit-sedikit
4. Kesiapan meningkatkan proses kehamilan-melahirkan b.d kesiapan menjadi orang tua d.d
pasien mengatakan merasa senang atas kehamilan pertamanya dan sudah tidak sabar
menantikan kelahiran bayinya
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan kriteria Rencana keperawatan Rasional
keperawatan hasil
Tujuan: - Kaji kebutuhan dan - Supaya kebutuhan
Kesiapan
Setelah diberikan kekhawatiran ibu terpenuhi sehingga pasien
meningkatkan
asuhan keperawatan - TTV ibu dalam rentang merasa nyaman dan
proses
selama 1x8 jam normal pasien juga dapat
kehamilan-
diharapkan ibu siap - Monitor DJJ dan mengungkapkan
melahirkan
meningkat proses kenaikan BB ibu kekhawatiran yang ia
kehamilan dan - Edukasikan tentang rasakan selama
persalinan tanda bahaya kehamilan sampai
Kriteria hasil: kehamilan menuju persalinan
- Tanda-tanda vital - Kaji rencana untuk - Untuk memastikan ibu
dalam batas persalinan dan tidak mengalami hipotensi
normal kelahiran bayi atau hipertensi yang dapat
- Kadar HB normal misalnya tempat, siapa menyebabkan bahaya
- Tidak ada sakit yang akan terhadap janin
kepala, kejang dan mendampingi ibu - untuk memastikan DJJ
perdarahan - Monitor status nutrisi tidak statis dalam rentang
pervaginam dan informasikan normal dan BB juga
- Tidak ada nyeri kepada klien nutrisi berada dalam batas
epigastrium apa saja yang normal
- Tidak ada mual dibutuhkan pada saat - untuk membantu ibu
muntah hamil agar dapat mencegah
- Anjurkan klien bahaya kehamilan yang
melakukan mungkin terjadi
pemeriksaan - supaya ketika ibu
laboratorium melahirkan semua
kebutuhannya mengenai
tempat dan pendamping
pasien terpenuhi agar ibu
tidak cemas
- agar kebutuhan nutrisi
ibu terpenuhi untuk
menjaga kondisi ibu dan
janin tetap sehat
- untuk mengetahui hasil
lab dalam rentang normal
sehingga kondisi ibu dan
bayi tetap terjaga dan
mencegah terjadinya
bahaya
Gangguan pola Tujuan: - Melakukan penilaian - untuk memantau
eliminasi urine
Setelah dilakukan kemih yang komprehensif eliminasi urine,
asuhan yang berfokus pada meliputi frekuensi,
keperawatan dalam inkontinensia konsistensinya
1x8 jam diharapkan - supaya pasien tidak
- Berikan cukup waktu
masalah gangguan terburu-buru sat
untuk pengosongan
eliminasi urine dapat berkemih sehingga
kandung kemih (10 menit)
teratasi BAK tuntas
- Memantau asupan dan
Kriteria hasil: - untuk mengetahui
keluaran
- Pasien intake dan output cairan
-
mengungkapkan agar balance cairan
pemahaman tentang seimbang
perubahan pola
eliminasi BAK
yang terjadi
- Kandung kemih
kosong secara
penuh
- Tidak ada residu
urin>100-200 cc
- Intake cairan dalam
rentang normal
- Bebas dari infeksi
saluran kemih
- Tidak ada spasme
bladder
- Balance cairan
seimbang

Ketidakefektifan Tujuan: - Memonitor tekanan - Untuk memantau


pola nafas Setelah dilakukan
darah, nadi, suhu dan perubahan tanda-
asuhan keperawatan
status pernafasan tanda vital
selama 1x8 jam
- Memonitor tingkat, - untuk memonitor
diharapkan masalah
irama, kedalaman, dan dehidrasi dan jumlah
gangguan pola nafas
kesulitan nafas aliran darah ke
pasien dapat teratasi
- Menilai CRT jaringan.
Kriteria hasil:
- Posisikan pasien untuk - Dengan posisi yang
- Frekuensi
memaksimalkan ventilasi nyaman pasien akan
pernafasan normal
merasakan rileks dan
- Irama pernafasan
tenang
normal
- Tidak ada dispnea
pada saat istirahat
Kelebihan Tujuan: - Pertahankan catatan - untuk mengetahui
volume cairan
Setelah dilakukan intake output secara kelebihan atau
asuhan keperawatan akurat kekurangan cairan
1x8 jam diharapkan - Monitor hasil lab dan dan menjaga intake
masalah kelebihan status hemodinamik output tetap
volume cairan dapat termasuk MAP seimbang
teratasi - Monitor vital sign - untuk memantau
Kriteria hasil: - Monitor indikasi kondisi pasien jika
- Terbebas dari retensi/ kelebihan mengalami kesulitan
edema dan cairan (edema, asites eliminasi urin
ascites dan distensi jugularis) - untuk memantau
- Terbebas dari serta kaji lokasi dan perubahan tanda-
distensi luas edema tanda vital
venajugularis, - Monitor berat badan - untuk mengetahui
reflek seberapa luas edema
hepatujugular (+) - untuk mengetahui
- Terbebas dari berat badan pasien
kelelahan sebelum dan sesudah
,kecemasan atau hamil
kebingungan
- Menjelaskan
indikator
kelebihan cairan
- Berat badan ideal
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/ Tanggal DP Tindakan Keperawatan Paraf dan


Nomor dan Respon Pasien Nama
Selasa, 4 Pukul 10.00
01/12/2020 - Melakukan pengukuran tanda-tanda vital dan
timbang berat badan. Hasil TTV: TD=103/80
mmHg, N=93 x/menit, RR=22 x/menit,
Suhu= 36,2⁰C. BB=72 kg
Pukul 12.00
- Mengobservasi DJJ saat pemeriksaan USG
yang dilakukan oleh dokter. Nilai DJJ = 145
bpm
Pukul 12.30
- Menanyakan keluhan pasien selama
kehamilan dan perasaan pasien menuju
persalinan (Pasien mengatakan tidak ada
keluhan dan merasa senang dalam
menantikan kelahiran anaknya, namun sedikit
cemas karena ini pengalaman pertamanya
melahirkam, ia juga akan menjadi seorang
ibu)
Pukul 13.00
- Menanyakan pasien tentang kebutuhannya
saat persalinan seperti tempat ia melahirkan
dan siapa yang akan mendampinginya (Pasien
mengatakan dia berharap suaminya yang akan
mendampinginya saat persalinan di rs siloam
ini juga)
Pukul 14.00
- Mengedukasi pasien tentang bahaya yang
mungkin terjadi saat kehamilan (pasien
mengatakan ia akan menjaga kandungannya
dengan mencegah terjadinya bahaya
kehamilan)
- Mengedukasi pasien untuk memenuhi nutrisi
yang cukup buat ibu dan janin (Pasien
mengatakan selama ini mengonsumsi
makanan bernutrisi yang cukup dan
seterusnya)
Pukul 15.00
- Menganjurkan pasien melakukan
pemeriksaan laboratorium untuk memantau
kondisi kehamilan ibu (setelah selesai kontrol
kehamilan, pasien langcung melakukan Juliana
pemeriksaan lab)
Selasa, 3 Pukul 10.30
01/12/2020 - Memonitor intake dan output cairan dan
memonitor berat badan. BB = 72 kg (pasien
mengatakan minum 2 gelas sekitar 400ml,
urin yang keluar sekitar 200 cc)
- Memberikan cukup waktu untuk
pengosongan kandung kemih (10 menit)
(pasien mengatakan butuh waktu agak lama
saat BAK sehingga urin yang keluar sampai
tuntas)
Pukul 11.00
- Melakukan penilaian kemih yang
komprehensif yang berfokus pada
inkontinensia dengan memantau eliminasi
urine, meliputi frekuensi, konsistensi (pasien
mengatakan BAK sudah 2 kali sejak tadi
pagi, warna urine kuning keruh) Laras
Selasa, 1 Pukul 10.05
01/12/2020 - Perawat memberikan lingkungan yang
nyaman untuk pasien
- Memonitor pola pernapasan abnormal
Pukul 10.15
- Memberikan posisi yang nyaman untuk
pasien
- Mengajarkan pasien untuk melakukan teknik
relaksasi nafas dalam
Marsela
Selasa, 2 Pukul 10.00
01/12/2020 - Melakukan pengukuran tanda-tanda vital dan
timbang berat badan. Hasil TTV: TD=103/80
mmHg, N=93 x/menit, RR=22 x/menit,
Suhu= 36,2⁰C. BB=72 kg
Pukul 10.30
- Memonitor intake dan output cairan dan
memonitor berat badan. BB = 72 kg (pasien
mengatakan minum 2 gelas sekitar 400ml,
urin yang keluar sekitar 200 cc)
Pukul 11.45
Marsela
- Mengkaji lokasi dan luas edema
EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/ Tanggal Evaluasi SOAP Paraf dan Nama


Peserta Didik
Selasa, S: Pasien mengatakan akan berdiskusi dengan
01/12/2020 suami mengenai pencegahan bahaya yang
mungkin terjadi pada ibu hamil dan persiapan
persalinan serta kebutuhan nutrisi yang harus
terpenuhi. Pasien juga mengatakan keperluan
sebelum dan sesudah persalinan juga telah
dipersiapkan sebagian
O: - Pasien tampak memerhatikan dan memahami
edukasi yang diberikan oleh perawat
- Pasien tampak senang dan antusias saat
memberitahukan kepada perawat bahwa
suaminya yang akan mendampinginya saat
persalinan. Juliana
A: Masalah Kesiapan meningkatkan proses
kehamilan-melahirkan teratasi
P: Intervensi dihentikan
Selasa, S: Pasien mengatakan masih sering BAK namun
01/12/2020 hanya keluar sedikit-sedikit sehingga pasien masih
merasa belum tuntas dan tidak nyaman
O: Asupan cairan 500 ml, urin yang keluar sekitar
300 cc, pasien terlihat sedikit cemas karena rasa
tidak nyaman
A: Masalah gangguan eliminasi urine belum
teratasi
P: Laras
- Memantau intake dan output
- Observasi TTV
- Membatasi asupan cairan

Selasa, S: Pasien mengatakan sesak nya sedikit berkurang


01/12/2020 O:
- Akral teraba hangat
- TTV: TD=110/80 mmHg, N=87 x/menit,
RR=19 x/menit dangkal reguler, Suhu= 36,5⁰C,
SPO2= 97%
A: Masalah pola nafas tidak efektif belum teratasi
Marsela
P:
- Observasi TTV
- Memonitor tingkat irama, kedalaman dan
kesulitan nafas
- Memberikan posisi yang nyaman dan
menganjurkan pasien menghindari posisi yang
menahan ekspansi paru
Selasa, S:
01/12/2020 - Pasien mengatakan kaki dan tangan nya masih
bengkak
- Pasien mengatakan tangan nya terasa kaku
O:
- Ekstremitas atas dan bawah pasien tampak
edema terutama pada bagian jari-jari pasien
- TTV: TD=110/80 mmHg, N=87 x/menit,
RR=19 x/menit, Suhu= 36,5⁰C, BB= 72kg
A: Masalah kelebihan volume cairan belum
teratasi
P:
Marsela
- Observasi TTV
- Monitor berat badan
- Monitor hasil laboratorium
- Monitor indikasi retensi cairan serta kaji lokasi
dan luas edema

PEMBAHASAN KASUS

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilitasi atau penyatuan dari spertmatozoa dan


ovum serta dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga bayi lahir, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40
minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional (Walyani, 2015).
Pada masa kehamilan, dibutuhkan pelayanan antenatal dengan tujuan preventive care
untuk mencegah terjadinya masalah buruk bagi ibu m aupun j anin. Antenatal
care merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada ibu hamil selama kehamilan untuk
mencegah terjadinya komplikasi obstetrik yang dapat membahayakan ibu dan janin
atau mendeteksi dini terjadinya risiko kehamilan serta mempersiapkan kehamilan
yang sehat.

Antenatal care dapat dimulai dari memeriksa tanda – tanda kehamilan dibagi
menjadi tiga yaitu: Tanda dugaan hamil (presumtif signs) , Tanda dugaan (presumtif)
yaitu perubahan fisologis yang dialami pada wanita namun sedikit sekali mengarah
pada kehamilan karena dapat ditemukan juga pada kondisi lain, Tanda tidak pasti
kehamilan (probable signs) Seperti peningkatan suhu tubuh, perubahan warna kulit,
perubahan payudara, pembesaran perut dan kontraksi uterus, dan Tanda pasti
kehamilan ( positive signs ) yaitu Teraba bagian−bagian janin, adanya Gerakan Janin
juga Terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ).

Standar minimal pelayanan antenatal meliputi: Timbang berat badan dan


pengukuran tinggi badan, Pemeriksaan tekanan darah, Ukur fundus uteri, Tes
terhadap penyakit menular seksual, Tentukan presentasi janin, hitung DJJ, dan
menetapkan status gizi. Penatalaksanaan medis yang diberikan terhadap pasien
Antenatal Care adalah Pemberian Tetanus Toxoid dan Konsumsi zat besi. Didukung
dengan berbagai pemeriksaan penunjang lainnya seperti; Pemeriksaan golongan
darah, Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb), Pemeriksaan protein dalam
urin, Pemeriksaan kadar gula darah, Pemeriksaan tes sifilis, Pemeriksaan HIV, USG,
dan MRI (jika perlu). Seluruh hal yang telah disebutkan diatas adalah hal yang sangat
penting dalam pelayanan antenatal baik bagi ibu dan janin sejak awal pembuahan
hingga menuju proses melahirkan.

Pasien Ny. R usia 30 tahun dengan riwayat G1P0A0 datang ke poliklinik


matenitas untuk control kehamilan yang saat ini berusia 33 minggu. Pasien datang
dengan keluhan merasa kebas di ekstremitas atas dan bawah dan edema sejak
trimester ke III, mengeluh sesak jika posisi tidur terlentang, dan mengalami
perubahan frekuensi berkemih yang lebih sering yaitu 10-12 kali dalam sehari. Telah
dilakukan pemeriksaan fisik dan Tanda-tanda vital, didapatkan Tanda-tanda vital:
TD=108/46 mmHg, N=115x/menit kuat reguler, RR=22x/menit dalam regular, S =
36,2˚C, SPO2 = 96%, Sudah dilakukan juga pemeriksaan leopold I-IV, dan USG
abdomen. Hasil USG abdomen didapatkan Hamil tunggal, hidup, 33-34 minggu,
gerak (+), DJJ (+) 136 bpn, TBBJ 2166 gram, plasenta di korpus anterior, cairan
amnion cukup, jenis kelamin laki-laki. Dari data yang telah didapatkan, dilakukan
analisa data dan telah diangkat 4 Diagnosa keperawatan yaitu ;

5. Ketidakefektifan pola napas b.d posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
d.d pasien mengatakan sesak saat beraktivitas berat dan posisi tidur terlentang,
RR 22x/mnt dalam, irreguler
6. Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi d.d tampak edema
di kedua ekstremitas bagian bawah pasien
7. Gangguan pola eliminasi urine b.d penekanan pada vesika urinaria d.d pasien
mengatakan frekuensi BAK menjadi lebih sering sebanyak 10-12 kali dengan
jumlah yang keluar sedikit-sedikit
8. Kesiapan meningkatkan proses kehamilan-melahirkan b.d kesiapan menjadi
orang tua d.d pasien mengatakan merasa senang atas kehamilan pertamanya dan
sudah tidak sabar menantikan kelahiran bayinya

Dari keempat diagnose keperawatan tersebut telah disusun intervensi


keperawatan dengan rasionalnya masing-masing dan juga dilakukan implementasi
hingga evaluasi keperawatan. Diagnosa pertama yaitu Ketidakefektifan pola napas
belum teratasi, Pasien mengatakan sesak nya sedikit berkurang, Akral teraba hangat,
TTV: TD=110/80 mmHg, N=87 x/menit, RR=19 x/menit dangkal reguler, Suhu=
36,5⁰C, SPO2= 97%. Akan dilanjutkan ; intervensi Observasi TTV, Memonitor
tingkat irama, kedalaman dan kesulitan nafas, Memberikan posisi yang nyaman dan
menganjurkan pasien menghindari posisi yang menahan ekspansi paru
Diagnosa kedua yaitu Kelebihan volume cairan juga belum teratasi, Pasien
mengatakan kaki dan tangan nya masih bengkak, Pasien mengatakan tangan nya
terasa kaku, tampak edema pada kedua ekstremitas atas dan bawah terutama pada
bagian jari-jari pasien. Akan dilanjutkan intervensi ; Observasi TTV, Monitor berat
badan, Monitor hasil laboratorium, Monitor indikasi retensi cairan serta kaji lokasi
dan luas edema.
Diagnosa ketiga yaitu Gangguan pola eliminasi urine belum teratasi. Pasien
mengatakan masih sering BAK namun hanya keluar sedikit-sedikit sehingga pasien
masih merasa belum tuntas dan tidak nyaman, Asupan cairan 500 ml, urin yang
keluar sekitar 300 cc, pasien terlihat sedikit cemas karena rasa tidak nyaman. Akan
dilanjutkan intervensi ; Memantau intake dan output Observasi TTV, Membatasi
asupan cairan

Diagnosa keempat yaitu Kesiapan meningkatkan proses kehamilan-


melahirkan sudah teratasi. Pasien mengatakan akan berdiskusi dengan suami
mengenai pencegahan bahaya yang mungkin terjadi pada ibu hamil dan persiapan
persalinan serta kebutuhan nutrisi yang harus terpenuhi. Pasien juga mengatakan
keperluan sebelum dan sesudah persalinan juga telah dipersiapkan sebagian, Pasien
tampak memerhatikan dan memahami edukasi yang diberikan oleh perawat, Pasien
tampak senang dan antusias saat memberitahukan kepada perawat bahwa suaminya
yang akan mendampinginya saat persalinan, Sehingga intervensi dihentikan.
REFERENSI:

Agustine, U., & Sukartiningsih, M. C. E. (2019). Keterkaitan sosial budaya dengan


pelaksanaan antenatal care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kambaniru.
Jurnal Kesehatan Primer, 4(1), 42-54. Diakses dari
https://doi.org/10.31965/jkp
Depkes RI. (2010). Riset Kesehatan Dasar 2010. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Jakarta Kemenkes RI. 2015. Pedomanan Antenatal
Terpadu Edisi Kedua. Jakarta : Direktorat Bina Kesehatan Ibu. Pratami, E.
(2016). Evidence-Based dalam Kebidanan. Jakarta : ECG

Kemenkes RI. (2014). Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil,
persalinan, dan masa sesudah melahirkan, penyelenggaraan pelayanan
kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan seksual. Diakses dari
http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/PMK%20No.%2097%20ttg%20Pel
ayanan%20Kesehatan%20Kehamilan.pdf

Kote, K. C. (2019). Asuhan kebidanan berkelanjutan pada ny. Y.s di puskesmas pasir
panjang kota kupang periode 18 februari sampai dengan 18 mei 2019. Laporan
Tugas Akhir Program Studi DIII Kota Kupang.
https://core.ac.uk/download/pdf/236673484.pdf

Natasha, S. (2018). Antenatal care. Artikel RSUD Kota Bogor


https://rsudkotabogor.org/web/antenatal -care/
Prasetyaningsih. (2020). Hubungan Umur, Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga
Dengan Kunjungan Antenatal Care (Anc)(K4) Ibu Hamil Di Puskesmas
Pariaman Tahun 2018. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan. 11(1).
Diakses dari:
https://ejr.stikesmuhkudus.ac.id/index.php/jikk/article/download/675/473
Proverawati, A. (2011). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika
Putri

Puspitasari, G. (2016). Laporan pendahuluan antenatal care (ANC). Program Studi


Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang 2016.
Diakses dari https://www.slideshare.net/SuhirPoorboys1/309885625lpancdocx

Salmah. (2018). Faktor yang berhubungan dengan kunjungan antenatal care di


wilayah kerja Puskesmas Dungkait Kabupaten Mamuju. Makassar. Universitas
Hasanuddin
Sulistiyanti, A. & Sunarti. (2015). Kajian Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care
Oleh Bidan Di Wilayah Kerja Puskesmas Masaran Sragen. Diakses dari:
https://ojs.udb.ac.id/index.php/infokes/article/download/63/63
Walyani, E. S. (2015). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka
Baru.

WHO. (2016). Antenatal Care. Jakarta

Pengambilan kasus dan penerapan Asuhan Keperawatan pada pasien tsb diatas, atas
SEPENGETAHUAN, BIMBINGAN dan SUDAH KONSULTASI dengan:

Nama Preseptor/HN/CI:
Emme Y

Tanggal: 6 Des 2020

Tandatangan:

Anda mungkin juga menyukai