Dosen Pengampu :
Suriani,M.pd
TP.2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas ke hadiran Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia- Nya
kepada kita semua sehingga makalah Sejarah Peadaban Islam yang bertemakan Dinasti Abbasiyah ini
dapat terselesaikan sebagai mestinya. Shalawat serta salam tidak lupa kita kirimkan kepada junjungan
Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, atas bimbingan Beliau sehingga kita dapat membedakan mana
yang Haq dan mana yang Batil.
Penyusunan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah
Peradaban Islam. Ucapan terimakasih kepada Ibu Dosen pembimbing mata kuliah Sejarah Peradaban
Islam yaitu Ibu Suriani, M.Pd yang telah memberikan kami kesempatan untuk membuat makalah ini
sebagai pedoman dan acuan untuk lebih giat lagi dalam belajar.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan baik dari segi bahasa,
tulisan, maupun kalimat yang kurang tepat dalam makalah ini, dari itu kritik dan saran sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah berikutnya
KELOMPOK 9
xi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….........xi
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………................ i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………...........1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………..........1
C. Tujuan………………………………………………………………………………….............1
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………..10
B. Saran………………………………………………………….……………………………10
DAFTAR PUSTAKA…..…………………………………………………………………….11
i
BAB I
PENDAHULAN
1. Latar belakang
Setelah berakhirnya periode klasik Islam, ketika Islam mulai memasuki masa
kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu bukan saja
terlihat dalam bidang politik dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-
kerajaan Islam dan bagian dunia lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Bahkan, kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi
itulah yang mendukung keberhasilan politiknya. Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak
bisa dipisahkan dari pemerintahan Islam di Spanyol. Dari Spanyol Islamlah Eropa
banyak menimba ilmu. Pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa sangat
penting, menyaingi Baghdad di Timur. Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen banyak
belajar di perguruan-perguruan tinggi Islam di sana. Islam menjadi “guru” bagi orang
Eropa. Karena itu, kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para
sejarawan.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah islam di spanyol ?
2. Siapa saja khalifah islam di Spanyol ?
3. Bagaimana perkembangan islam di Spanyol ?
4. Apa saja kemajuan intelektual islam di Spanyol ?
5. Apa saja penyebab kemunduran islam di Spanyol ?
3. Tujuan
1. Mengetahui sejarah berdirinya Islam di Spanyol
2. Mengetahui siapa saja khalifah Islam di Spanyol
3. Mengetahui perkembangan islam di Spanyol
4. Mengetahui apa saja kemajuan intelektual Islam di Spanyol
5. Mengetahui Apa saja penyebab kemunduran Islam di Spanyol
1
BAB II
PEMBAHASAN
Islam hadir di Spanyol modern pada waktu yang hampir bersamaan dengan
Revolusi Islam. Munculnya Islam di negara itu tercatat 709-1614, dimulai dengan
kekuasaan Arab dan berakhir dengan pengusiran Moriscos dari Andalusia.
Salah satu keajaiban yang dikenal sebagai Madinat al-Zahra adalah kompleks
mewah yang terbuat dari marmer, semen, gading, dan onyx. Madinat al-Zahra
membutuhkan waktu 40 tahun untuk membangun dan menghabiskan hampir sepertiga
dari pendapatan Cordoba.
Namun, pada abad ke-11, peradaban Muslim Spanyol mulai goyah akibat
serangan pasukan Kristen Alfonso VI yang berhasil merebut kembali Toledo. Para
penguasa Islam gagal menyatukan kekuatan mereka, akibatnya mereka mencari
bantuan dari Almoravid, sebuah dinasti Berber di Afrika Utara. Namun, Almoravid
juga memiliki konflik internal dengan suku Berber lain, Almohad.
Kaum Muslimin tidak menyerah begitu saja, karena mereka menganggap al-
Andalus sebagai tanah mereka. Berbagai pertandingan bergantian. Namun, sedikit
demi sedikit mereka harus mundur akibat serangan dari Spanyol utara dan Spanyol
tengah.
B. Masa Khalifah
2
Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyeberangi selat
yang berada di antara Maroko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan perang, lima
ratus orang diantaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal
yang disediakan oleh Julian.
Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di
dalam negeri Spanyol sendiri. Pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam,
kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan.
Secara politik, wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi-bagi ke dalam beberapa
negeri kecil. Bersamaan dengan itu penguasa Gothic bersikap tidak toleran terhadap
aliran agama yang dianut oleh penguasa, yaitu aliran Monofisit, apalagi terhadap
penganut agama lain, Yahudi. Penganut agama Yahudi yang merupakan bagian
3
terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa dibaptis menurut agama Kristen. Yang tidak
bersedia disiksa, dan dibunuh secara brutal.
Sementara itu terjadi pula konflik antara Roderick dengan Ratu Julian, mantan
penguasa wilayah Septah. Julian juga bergabung dengan kaum Muslimin di Afrika
Utara dan mendukung usaha umat Islam untuk menguasai Spanyol, Julian bahkan
memberikan pinjaman empat buah kapal yang dipakai oleh Tharif, Tariq dan Musa
Rahimahumullah.
Adapun yang dimaksud dengan faktor internal adalah suatu kondisi yang
terdapat dalam tubuh penguasa, tokon-tokoh pejuang dan para prajurit Islam yang
terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah
tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu, dan penuh percaya diri. Mereka
pun cakap, berani, dan tabah dalam menghadapi setiap persoalan. Yang tak kalah
pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkan para tentara Islam, yaitu toleransi,
persaudaraan, dan tolong menolong. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang
terdapat dalam pribadi kaum Muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol
menyambut kehadiran Islam di sana.
4
Ketika Islam masuk di Spanyol hingga sebelum jatuhnya kerajaan Islam terakhir di
sana, Islam memainkan peranan yang sangat besar saat itu hingga berlangsung lebih dari
tujuh setengah abad. Sejarah umat Islam di Spanyol itu dapat dibagi menjadi enam periode,
yaitu:
Islam Spanyol pada periode ini, berada di bawah pemerintahan para wali yang
diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas
politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna, karena masih ada gangguan-
gangguan yang datang dari luar maupun dalam. Gangguan dari dalam itu berupa perselisihan
antara elite penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan terutama antara Barbar
asal Afrika utara dan Arab. Perbedaan etnis ini seringkali menimbulkan konflik politik,
terutama ketika tidak ada figur yang tangguh. Di samping itu, terdapat perbedaan pandangan
antara Khalifah di Damaskus dan gubernur di Afrika Utara, masing-masing mereka mengaku
berhak menguasai Spanyol. Perbedaan pandangan ini yang menyebabkan seringnya terjadi
perang saudara.5
Umat Islam Spanyol pada periode ini mulai memperoleh kemajuan- kemajuan di
bidang politik dan peradaban, misalnya Abdurrahman al-Dakhil mendirikan masjid Cordova
dan sekolah-sekolah besar di Spanyol, Hisyam berjasa dalam menegakkan hukum Islam,
Hakam terkenal dengan pembaharu kemiliteran, sedangkan Abdurrahman al-Ausath terkenal
sebagai penguasa yang cinta ilmu, ia pernah mengundang para ahli dari dunia Islam lainnya
untuk dating ke Spanyol sehingga kegiatan ilmu pengetahuan di Spanyol mulai semarak.
Gangguan yang paling serius pada periode ini datang dari umat Islam sendiri yaitu golongan
pemberontak di Toledo yang membentuk negara kota pada tahun 852 M yang berlangsung
selama 80 tahun.
Pada periode ini Spanyol diperintah oleh seorang penguasa yang bergelar khalifah,
gelar ini mulai dipakai pada tahun 929 M. Khalifah-khalifah besar yang memerintah pada
periode ini adalah Abdurrahman al-Nashir (912-961 M), Hakam II (961-976 M), dan Hisyam
II (976-1009 M).
Pada masa ini umat Islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan
menyaingi kejayaan daulah Abbasiyah di Baghdad. Terbukti dengan didirikannya unversitas
Cordova oleh Abdurrahman Al-Nashir ysng perpustakaannya memiliki ratusan ribu buku.
Pada masa ini masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran dan pembangunan
kota berlangsung cepat. Akan tetapi pada tahun 1013 jabatan khalifah sudah dihapuskan, dan
ketika itu Spanyol sudah terpecah-pecah dalam banyak sekali Negara kecil yang berpusat di
kota-kota tertentu.9
Pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil di
bawah pemerintahan raja-raja golongan (Al-Muluk-al-Thawaif) yang berpusat di suatu kota
seprti Seville, Cordova, Toledo. Pada masa ini, umat Islam kembali mamasuki masa
pertikaian intern yang mengakibatkan terjadinya perang saudara, ironisnya di antara pihak-
pihak yang bertikai itu ada yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen, dari sinilah orang-
orang Kristen melihat kelemahan dan kekacauan keadaan politik umat Islam dan akhirnya
orang-orang Kristen pada masa ini mulai berinisiatif untuk menyerang umat Islam.
5
Pada periode ini meskipun Islam Spanyol masih terpecah-pecah dalam beberapa
negara, tetapi masih terdapat satu kekuatan yang dominan yaitu kekuasaan dinasti Murabithun
(1086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146- 1235 M). Dinasti Murabithun mulanya
adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di Afrika utara, ia masuk
ke Spanyol atas undangan penguasa Islam di sana yang tengah memikul beban berat
memperjuangkan negerinya dari serangan orang Kristen. pada tahun 1086 ia dan tentaranya
masuk ke Spanyol dan berhasil mengalahkan pasukan Castilia.
Pada masa ini, kekuasaan Islam hanya ada di daerah Granada di bawah kekuasaan
dinasti Bani Ahmar (1232-1492). Pada masa ini umat islam kembali mengalami kemajuan di
bidang peradaban, akan tetapi secara politik, dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil.
Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir karena
perselisihanorang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abu Abdullah Muhammad
merasa tidak senang kepada ayahnya karena menunjuk anaknya yang lain sebagai
penggantinya, akhirnya dia memberontak dan berusaha merampas kekuasaan dan di dalam
pemberontakan itu ayahnya terbunuh dan digantikan Muhammad, kemudian Abu
Abdullahmeminta bantuan kepada Ferdinan dan Isabella untuk menjatuhkannya dan akhirnya
dua penguasa Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah dan Abu Abdullah naik tahta.
Semua komunitas itu, kecuali yang terakhir, memberikan saham intelektual terhadap
terbentuknya lingkungan budaya Andalus yang melahirkan Kebangkitan Ilmiah, sastra, dan
pembangunan fisik di Andalusia - Spanyol.
1. Filsafat
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan
sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-
Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai
dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5,
Muhammad ibn Abdurrahman (832-886 M). Atas inisiatif al-Hakam (961-976 M), karya-karya
ilmiah dan filosofis diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan
perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu
pengetahuan di dunia Islam. Apa yang dilakukan oleh para pemimpin Dinasti Bani Umayyah di
Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof besar pada masa sesudahnya.
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di
gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibn Rusyd dari Cordova. Ia lahir tahun 1126 M dan
meninggal tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah
6
Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti masalah masalah menahun tentang keserasian
filsafat dan agama. Dia juga ahli fiqh dengan karyanya Bidayah al-Mujtahid
2. Sains
IImu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang
dengan baik. Abbas ibn Famas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah orang pertama
yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu
astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa
lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata
surya dan bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan.
Umm al-Hasan bint Abi Ja’far dan saudara perempuan al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran
dari kalangan wanita. Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian Barat melahirkan
banyak pemikir terkenal, Ibn Jubair dari Valencia (1145- 1228 M) menulis tentang negeri-negeri
muslim Mediterania dan Sicilia dan Ibn Batuthah dari Tangier (1304-1377 M) mencapai Samudera
Pasai dan Cina. Ibn al-Khatib (1317-1374 M) menyusun riwayat Granada, sedangkan Ibn Khaldun
dari Tunis adalah perumus filsafat sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol,
yang kemudian pindah ke Afrika. Itulah sebagian nama-nama besar dalam bidang sains.
3. Fiqih
Dalam bidang fiqh, Spanyol Islam dikenal sebagai penganut mazhab Maliki, dan yang
memperkenalkan mazhab ini di sana adalah Ziad ibn Abdurrahman. Perkembangan selanjutnya
ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi Qadhi pada masa Hisyam Ibn Abdurrahman. Ahli-ahli
Fiqh lainnya di antaranya adalah Abu Bakr ibn al-Quthiyah, Munzir Ibn Sa’id al-Baluthi dan Ibn
Hazm yang terkenal.
Dalam bidang musik dan suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan tokohnya al-
Hasan Ibn Nafi yang dijuluki Zaryab. Setiap kali diselenggarkan pertemuan dan jamuan, Zaryab
selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia juga terkenal sebagai penggubah lagu. Ilmu yang
dimiliknya itu diturunkan kepada anak-anaknya baik pria maupun wanita, dan juga kepada budak-
budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas.
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu
dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non-Islam. Bahkan, penduduk asli Spanyol menomor
duakan Bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam Bahasa Arab, baik
keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Mereka itu antara lain: Ibn Sayyidih, Ibn Malik
pengarang Alfiyah, Ibn Khuruf, Ibn al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu
Hayyan al-Ghamathi. Seiring dengan kemajuan bahasa itu, karya-karya sastra bermunculan,
seperti Al-’Iqd al-Farid karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirahji Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn
Bassam, Kitab al-Qalaid buah karya al-Fath ibn Khaqan, dan banyak lagi yang lain.
7
Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Masing-masing mengakui
bahwa merekalah yang paling berhak menguasai daerah Spanyol. Oleh karena itu fase awal
ini telah terjadi dua puluh kali pergantian wali (gubernur) Spanyol dalam jangka waktu yang
amat singkat. Jadi tidak ada gubernur yang mampu mempertahankan kekuasaannya untuk
jangka waktu yang agak lama.
4. Kesulitan Ekonomi
Keadaan ekonomi juga dapat menentukan maju mundurnya suatu negara. Di paruh
kedua masa Islam di Spanyol pembangunan kota dan pengembangan ilmu pengetahuan
sangat gencar dan serius, sehingga lalai membina perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan
ekonomi yang sangat mempengaruhi kondisi politik dan militer (Yatim, 1994: 108). Di
samping itu pasukan muslim yang menyita harta milik orang-orang kaya di Spanyol dan
kekayaan para raja dan pejabat negara, tidak mengembangkan kekayaan tersebut secara baik,
akibatnya pendapatan negara merosot. Kemudian lebih parah lagi setelah munculnya khalifah
yang lemah yang tidak lagi memperhatikan kemaslahatan rakyatnya, tetapi bergelimang
dalam kemewahan dan hanya ingin bersenang-senang semata. Akhirnya penghasilan negara
terkuras untuk kepentingan khalifah. Belum lagi biaya yang dikeluarkan untuk membiayai
peperangan untuk menumpas kerusuhan-kerusuhan.
1. Konflik Islam-Kristen
Kehadiran bangsa Arab Islam di Spanyol secara tidak langsung melahirkan kesadaran
kebangsaan orang-orang Kristen Spanyol. Sehingga kehidupan negara Muslim Spanyol tidak
berhenti dari pertentangan antara pihak Muslim dengan pihak Kristen. Semenjak abad XI
kekuatan Kristen mulai bertambah kuat, sementara umat Islam mulai mengalami kemunduran.
Ini. akibat kebijaksanaan para khalifah ketika menguasai Spanyol tidak melakukan Islamisasi
8
secara sempurna, tetapi mereka membiarkan orang-orang Kristen mempertahankan hukum
dan tradisi mereka asal tetap membayar upeti dan tidak melakukan perlawanan bersenjata.
2. Faktor Geografis
Faktor Geografis juga menentukan hilangnya Islam di Spanyol. Karena Spanyol
merupakan daerah terpencil dari dunia Islam yang lain, sehingga ia selalu berjuang sendirian,
tanpa mendapatkan bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian tidak ada kekuatan
alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen di Spanyol (Yatim, 1994: 108).
Selain itu faktor iklim juga mempengaruhi, sehingga orang-orang Arab sebagai pendatang
tidak tahan mendiami daerah Spanyol yang iklimya tidak cocok dengan mereka.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :
Spanyol diduduki Islam pada masa khalifah al-Walid, yang merupakan salah satu dari
khalifah Bani Umayyah pada tahun 711 M melalui jalur Afrika Utara. Perkembangan Islam
Di Spanyol terbagi atas enam periode yaitu periode pertama (711-755 M), periode kedua (755
-912 M), periode ketiga (912-1013 M), periode keempat (1013-1086 M), periode kelima
(1086-1248 M), periode keenam (1248-1492 M). Kemajuan peradaban Islam di Spanyol
meliputi dalam bidang pengetahuan yang terdiri dari filsafat, sains, fiqih, musik dan kesenian,
serta bahasa dan sastra.
Sedangkan dalam bidang pembangunan dibangunnya mesjid dan istana yang megah.
Penyebab kemunduran Islam di Spanyol yaitu konflik Islam dengan Kristen, tidak adanya
ideologi pemersatu, kesulitan ekonomi, tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan, dan
keterpencilan.
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, segala kritik dari pembaca akan
penyususun terima dengan lapang dada untuk perbaikan penyusunan yang lebih baik
lagi
9
DAFTAR PUSTAKA
Hodgson G.S. Marshall, 2002. The Ventury of Islam ( Iman dan Sejarah dalam PeradabanDunia ).
Jakarta ; Paramadina
Rasyid Soraya, 2012. Sejarah Islam Abad Modern. Makasar ; Alauddin University Press
Yatim, Badri, 2010. Sejarah PeradabanIslam di Rasah Islamiyah. II. Jakarta ; PT. RAJAGRAFINDO
PERSADA
10