Anda di halaman 1dari 7

Nama : Lala Marisa

NIM : 191011200108
Post Test (PERTEMUAN 1)
1. Apa yang dimaksud dengan akuntansi sektor publik?
Jawab :
Definisi akuntansi sektor publik menurut Indra Bastian (2001: 6) adalah sebagai berikut:
“Akuntansi Sektor Publik adalah mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang
diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan
departemen-departemen di bawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM, dan
yayasan sosial pada proyek-proyek kerja sa 19a sektor publik dan swasta.”
2. Jelaskan secara singkat sejarah dan perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia!
Jawab :
Salah satu bentuk penerapan teknik akuntansi sektor publik di Indonesia adalah di
organisasi BUMN dan di Pemerintahan. Di tahun 1959 pemerintahan orde lama mulai
melakukan kebijakan-kebijakan berupa nasionalisasi perusahaan asing yang
ditransformasi menjadi Badan Usaha Milik Negara . Nasionalisasi atas perusahaan yang
dimiliki Belanda dan pindahnya orang orang Belanda dari Indonesia pada tahun tersebut
menyebabkan kelangkaan akuntan dan tenaga ahli. Atas dasar nasionalisasi dan
kelangkaan akuntan, Indonesia pada akhirnya berpaling ke praktik akuntansi model
Amerika. Namun demikian, pada era ini praktik akuntansi model Amerika mampu
berbaur dengan akuntansi model Belanda, terutama yang terjadi di lembaga
pemerintah. Makin meningkatnya jumlah institusi pendidikan tinggi yang menawarkan
pendidikan akuntansi-seperti pembukaan jurusan akuntansi di beberapa Universitas dan
Institut di Indonesia dan mendorong pergantian praktik akuntansi model Belanda dengan
model Amerika pada tahun 1960. Selanjutnya, pada tahun 1970 semua lembaga harus
mengadopsi sistem akuntansi model Amerika. Tetapi Kebanyakan Badan Usaha Milik
Negara pada masa Orde lama karena tidak dikelola oleh manajer profesional dan terlalu
banyaknya ‘politisasi’ atau campur tangan pemerintah, mengakibatkan perusahaan
tersebut hanya dijadikan ‘sapi perah’ oleh para birokrat. Sehingga sejarah kehadirannya
tidak memperlihatkan hasil yang baik dan tidak menggembirakan. Kondisi ini terus
berlangsung pada masa orde baru. Lebih bertolak belakang lagi pada saat
dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang fungsi dari
BUMN. Krisis ekonomi tersebut mengakibatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia
yang ternyata sangat rapuh menghadapi terjangan fluktuasi perubahan mata uang
rupiah terhadap mata uang asing yang berdampak negatif pada produksi bahan
makanan, yang pada gilirannya kita harus mengimpor beberapa jenis bahan makanan
dalam jumlah yang cukup besar. Kegiatan produksi tersendat dan ekspor hasil industri
manufaktur menghadapi berbagai hambatan, antara lain kesulitan untuk mengimpor
bahan baku dan suku cadang. Sampai awal 1998, kebangkrutan
konglomarat, kolapsnya sistem perbankan, meningkatnya inflasi dan pengangguran
memaksa pemerintah bekerja sama dengan IMF dan melakukan negosiasi atas
berbagai paket penyelamat yang ditawarkan IMF. Pada waktu ini, kesalahan secara
tidak langsung diarahkan pada buruknya praktik akuntansi dan rendahnya kualitas
keterbukaan informasi dan menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat kepada
perbankan nasional. Bank dan perusahaan menghadapi masalah hutang yang berat
baik di dalam maupun di luar negeri. Banyak industri telah mengurangi
kegiatannya, bahkan ada yang telah menghentikannya. Oleh karena itu telah terjadi
pemutusan hubungan kerja yang pada gilirannya telah menyebabkan meningkatnya
jumlah pengangguran. Peningkatan jumlah pengangguran yang berlangsung bersamaan
dengan meningkatnya laju inflasi telah mengakibatkan jumlah penduduk miskin
mengalami peningkatan yang sangat besar. Sementara itu gejolak dalam kegiatan
ekonomi dan anjloknya harga migas di satu pihak dihadapkan dengan upaya untuk
mengurangi dampak negatif terhadap penduduk berpendapatan rendah dilain pihak
pada gilirannya telah menyebabkan meningkatnya defisit dalam APBN. Tingkat
kepercayaan masyarakat yang masih rendah, tercermin pada kurs Rupiah yang belum
stabil, walaupun selama bulan Agustus 1998 terlihat adanya kecenderungan makin
menguatnya Rupiah, berkonsekuensi terhadap peningkatan harga-harga serta
terhambatnya kegiatan produksi dan investasi di dalam negeri. Dengan segala
hambatan dan keterbatasan yang kita miliki, semangat untuk membangun Indonesia
Baru dengan berbasiskan good governance masih terus hidup hampir di segenap
organisasi apakah itu organisasi Pemerintah maupun organisasi non Pemerintah. Dalam
perspektif keuangan khususnya Institusi Pemerintah, reformasi sudah mulai dibangun
dengan dikeluarkannya beberapa landasan hukum, pengenalan perangkat tehnologi
untuk mempercepat proses organisasi, dan pengenalan serta kewajiban untuk
menerapkan sistim organisasi dengan berbasiskan good governance kepada institusi
Pemerintah. Perubahan total dalam proses dan struktur penganggaran pemerintah yaitu
APBN dan APBD serta Akuntansi merupakan 2 produk utama untuk membangun sistim
organisasi yang berbasiskan good governance. Namun demikian, 2 produk reformasi
keuangan ini akan tidak optimal jika tidak di imbangi oleh kesiapan sumber daya
manusianya untuk menerima dan mengimplementasikan produk reformasi keuangan
tersebut. Disamping kesiapan dan kompetensi serta didukung oleh budaya organisasi
yang kondusif, faktor kualitas pelaporan organisasi juga harus mampu di bangun untuk
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap sistem organisasi berbasiskan good
governance. Dengan sistem pelaporan yang efektif maka pengelolaan sumber daya
organisasi khususnya sumber daya ekonomi dapat dipertanggungjawabkan secara adil
dan terbuka.
Sebagaimana kita ketahui bahwa Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dimana para Kepala Daerah
diharuskan untuk membuat sebuah laporan yang memuat bagaimana mereka
menyelenggarakan Pemerintahannya. Dengan kata lain para Eksekutif Daerah harus
membuat sebuah laporan untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya setiap tahun
dalam hal penyelenggaraan Pemerintahan. Seiring dengan telah dikeluarkannya
berbagai perangkat hukum dalam betapa penting laporan pertanggungjawaban
keuangan Pemerintah daerah maupun Lembaga Pusat, sehingga Ikatan Akuntansi
Indonesia telah memberikan respon yang baik dengan membentuk kompartemen baru
yaitu Kompartemen Akuntansi Sektor Publik. Melalui wadah kompartemen akuntansi
sektor publik ini, perkembangan organisasi profesi sektor publik khususnya akuntansi
sektor publik mulai menunjukkan titik terang dan memberikan pedoman bagaimana
sistem dan prosedur Akuntansi dan Keuangan Pemerintahan bisa dibuat. Negara
Kesatuan Republik Indonesia telah melakukan sebuah Reformasi Akuntansi
sebagaimana dapat dilihat dimulai melalui Perangkat hukum yang jelas yang diikuti oleh
sebuah Standar Akuntansi Pemerintah sebagai acuan dasar terbentuknya sebuah
laporan keuangan yang memiliki prinsip-prinsip adil, terbuka, dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada semua pihak.
3. Apa saja yang termasuk ruang lingkup akuntansi sektor publik?
Jawab :
 Lembaga tinggi pemerintahan negara dan departemen di bawah naungannya.
 Lembaga pemerintah daerah.
 Yayasan.
 Partai politik dan LSM.
 Organisasi non profit.
 Kesehatan.
 Sekolah.
 Perguruan tinggi.
4. Bagaimana standar akuntansi sektor publik?
Jawab :
Standar digunakan untuk menyusun laporan keuangan pemerintah pusat termasuk LK
Kementerian Lembaga, pemerintah daerah (provinsi, kabupaten dan kota) serta Badan
Layanan Umum berbentuk regulasi pemerintah dalam PP Nomor 71 tahun 2010 dan
Peraturan Menteri Keuangan untuk tambahan dan revisi. Standar dikembangkan secara
internasional dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Acuan
standar internasional untuk akuntansi sektor publik menggunakan International Public
Sector Accounting Standard (IPSAS) sementara untuk entitas sektor public (Yayasan,
Lembaga Kemasyarakatan) non-pemerintah menggunakan PSAK 45 Akuntansi
Organisasi Nirlaba.
5. Apa yang dimaksud dengan laporan keuangan sektor publik?
Jawab :
Laporan Keuangan sektor publik merupakan representasi posisi keuangan dari transaksi-
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sektor publik. Tujuan umum pelaporan
keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan
arus kas dari suatu entitas yang berguna bagi sejumlah besar pemakai (Wide Range
Users) dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya yang
dibutuhkan oleh suatu entitas dalam aktivitasnya untuk mencapai tujuan. Komponen-
komponen Laporan Keuangan Sektor Publik, laporan keuangan terdiri dari:
a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA); b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
(Laporan Perubahan SAL); c. Neraca; d. Laporan Operasional (LO); e. Laporan Arus Kas
(LAK); f. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); g. Catatan atas Laporan Keuangan (CALK).
Post Test (PERTEMUAN 2)

1. Apa yang kalian ketahui dengan Organisasi Sektor Publik? Jelaskan!


Jawab :
Organisasi sektor publik adalah organisasi yang berhubungan dengan kepentingan umum
dan penyediaan barang atau jasa kepada publik yang dibayar melalui pajak atau pendapat
negara lain yang diatur dengan hukum
2. Apa saja perbedaan antara sektor publik dan sektor privat?
Jawab :

Variabel Organisasi , Sektor Publik Sektor Privat

Tujuan Motif nonlaba Motif Laba


Karakteristik Sangat kompleks, domain Lebih spesifik Pembagian
luas Multifungsional fungsi lebih jelas
Ketidakpastian tinggi Controllable uncertainty
Struktur Birokratis, kaku, hierarkis Fleksibel
Proses Penuh nuansa politis lebih tidak sebesar
Nuansa politis
Sumber dana Publik sektor publik Pemilik,kreditur, investor
(shareholders)

3. Bagaimanakah peran Akuntansi dalam Organisasi Sektor Publik?


Jawab :
Peran akuntansi pada organisasi sektor publik adalah untuk:
(1) Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien, dan
ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada
organisasi;
(2) Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan
pelaksanaan tanggung jawab mengelola secara tepat dan efektif program dan penggunaan
sumber data yang menjadi wewenangnya; dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah
untuk melaporkan kepada publik atas hasil operasi pemerintah dan penggunaan dana
publik
4. Ada berapakah entitas dalam Akuntansi Sektor Publik? Sebutkan dan Jelaskan!
Jawab :
Entitas dalam akuntansi sektor publik, terutama akuntansi pemerintahan, dibagi menjadi
dua entitas yaitu entitas pelaporan dan entitas akuntansi. Kedua entitas tersebut memiliki
fungsi yang berbeda.
1) Entitas pelaporan adalah unit dalam struktur pemerintahan (pusat atau daerah) yang
terdiri satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan perundang-undangan
wajib menyampaikan laporan keuangan.
2) Entitas akuntansi. Entitas akuntansi unit pemerintah Pengguna Anggaran yang
berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk
digabungkan pada Entitas Keuangan
5. Apa saja tujuan dari Organisasi sektor publik?
Jawab :

tujuan dari Organisasi sektor publik adalah untuk mempertegas hak dan kewajiban setiap
warga negara dan penduduk serta terwujudnya tanggung jawab negara dan korporasi
alam penyelenggraan pelayanan publik.

Anda mungkin juga menyukai