1. Mengetahui sifat-sifat fisika urin meliputi warna, kuantitas, kejernihan, berat jenis dan
bau
2. Mampu menganalisa sifat-sifat kimia urine yang meliputi pH, protein, glukosa
3. Mampu menganalisis kualitas urine yang meliputi benda-benda keton, bilirubin, darah
dan adanya sedimen di dalam urine sebagai deteksi ginjal, saluran urine, serta organ lain
yang bersangkutan
Pengawet urin
-urin harus diperiksa semasa waktu segar. Jika urin disimpan, mungkin terjadi perubahan
susunan oleh bakteri. Bakteri biasanya ada karena urina untuk pemeriksaan tidak dikumpulkan
dan ditampung secara steril. Untuk mengecilkan kemungkinan perubahan itu, simpanlah urin
pada suhu 4 derajat celcius, sebaiknya dalam lemari es dalam botol tertutup
1. Toluene : pengawet ini sering dipakai dan hasilnya memuaskan. Perombakan urin oleh
kuman di hambat, lebih dalam keadaan dingin, baik sekali untuk mengawetkan glukosa,
aceton dan asam aseto-asetat. Pemakaian 2-5 mL untuk mengawetkan urin 24 jam,
jumlah itu dimasukkan dalam boto penampung dan tiap kali ditambahkan urine, botol
formaldehida 40% untuk mengawetkan urin 24 jam. Campur baik baik tiap kali
ditambahkan urine. Pengawet ini mempunyai kelemahan, jika jumlahnya terlalu besar
4. Asam sulfat pekat : asam ini dipakai untuk mengawetkan urin untuk menetapkan kualitas
Ca, N, dan kebanyakan zat organic lain. Jumlah yang harus diberikan adalah sebanyak itu
hingga ph urin tetap lebih rendah dari 4,5. Demikian dijaga keluarnya N dalam bentuk
memerlukan eksresinya per 24 jam. Masukkan kira-kira 5 gram natrium karbonat dalam
Tempat urine
Botol penampung urine harus bersih dan kering, adanya air dan kotoran dalam botol penampung
berarti ada bakteri kelak yang akan berkembang dan merusak susunannya. Tempat urin terbaik
adalah berupa gelas bermuatan lebar yang dapat disumbat rapat sebaiknya juga urine dikeluarkan
langsung ke dalam tempat itu. Berilah pada tempat penampung etiket yang jelas memberi
keterangan nama pemilik, jenis hewan, bangsa, tanggal, pengawet yang dipakai dan keterangan
lainnya.
Uji urinalisis
1. Fisik urin
Tujuannya untuk mengetahui sifat-sifat fisika urin yang meliputi, kuantitas, warna ,
urin
b. Warna : berpengaruh thdp kualitas urin. Warna urin normal : kuning pucat hingga
kuning kecoklatan
2. Kimia urin : ph, protein, glukosa. Bisa menggunakan dipstick urinalisis dengan parameter
: leukosit, nitrit, urobilinogen, protei, nph darah, b.j, benda keton, bilirubin, glukosa.
Dengan cara memasukan kertas dipstick ke dalam sampel urin, diharapkan mampu
a. Uji protein dengan manual : urin, albumin, asam sulfosalisilat 20% 2 tabung
b. Uji glukosa urin secara manual : urin 10 ml, glukosa, reagen dilender 2 tabung
bilirubin dan sedimen. mempengaruhi organ ginjal, ada kelainan atau gak, dan organ
a. Uji bilirubin dan bend aketon bisa dilihat dari dipstick urinalisis
b. Uji sedimentasi dengan mengambil urin 7-8 ml sentrifus 1200 rpm selama 5 menit
cover glass) perbesaran 10x dan 40x asam urat, kalsium oksalat, amorphus
Biasanya dalam urin normal ada RBC, hyalin case, granular case,
Kalsium karbonat