Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spematozoa

dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.Bila dihitung dari

saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,kehamilan normal akan berlangsung

dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender

internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,di mana trimester kesatu

berlangsung dalam 12 minggu,trimester kedua 15 minggu(minggu ke-13

hingga minggu ke-27),dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga

ke-40).(Sarwono,2018).Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah

(normal) dan bukan proses patologi tetapi kondisi normal dapat menjadi

patologi/abnormal. Menyadari hal tersebutdalam melakukan asuhan tidak

perlu melakukan intervensi-intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi

(Nurul, 2012) Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir,

nifas dan Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu kejadian yang

fisiologis/alamiah, namun dalam prosesnya dapat berkembang menjadi

masalah atau komplikasi setiap saat yang dapat membahayakan jiwa ibu dan

bayi, salah satu persiapan menghadapi persalinan, ibu hamil perlu dilakukan

pelayanan antenatal, intranatal, postnatal dan neonatal secara

berkesinambungan (Marmi, 2012). Tujuan utama pelayanan antenatal,

intranatal, postnatal dan neonatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang baik

bagi ibu maupun bayinya, dengan cara membina saling percaya dengan ibu,

mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa,

1
mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan, serta untuk menjamin

agar proses fisiologis tetap berjalan normal selama kehamilan dan tidak

berkembang menjadi patologis dilakukan upaya sejak dini dengan pemantau

kesehatan ibu dan bayi yang berkesinambungan dan berkualitas. Seribu hari

pertama kehidupan telah disepakati oleh para ahli di seluruh dunia sebagai

saat yang terpenting dalam hidup seseorang. Sejak saat perkembangan janin

di dalam kandungan, hingga umur dua tahun menentukan kesehatan dan

kecerdasan seseorang. Nutrisi yang di dapat janin sejak dalam kandungan

sangat mempengaruhi tumbuh kembang janin (Achadi, 2014). Keberhasilan

dari masa periode awal kehidupan ditentukan dengan kehamilan yang

berlangsung secara alamiah. Setiap kehamilan merupakan proses ilmiah, dan

bukan merupakan proses patologis, tetapi bila tidak dikelola dengan benar

dapat menjadi keadaan patologis bagi ibu dan janin (Azwar, 2014).Pelayanan

kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan antenatal

sekurang kurangnya empat kali selama masa kehamilan, dengan distribusi

waktu minimal satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12

minggu), satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan

dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 28 minggu sampai persalinan).

Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan

terhadap ibu hamil dan atau janin berupa deteksi dini faktor risiko,

pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan (Kemenkes,

2017).Asuhan kehamilan bertujuan untuk memantau perkembangan

kehamilan dan mendeteksi kelainan atau komplikasi yang menyertai

kehamilan secara dini dan ditangani secara benar. Salah satu upaya yang bisa

2
dilakukan dengan melakukan asuhan kehamilanyang teratur yang dilakukan

ibu hamil yaitu petugas melakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan 10 T.

Sesuatu tindakan harus diambil dengan cepat dan dilakukan sedini mungkin

tanpa menunggu terjadinya komplikasi dan persalinan tidak terlantar

(Manuaba,2008).

Salah satu masalah kesehatan yang sering muncul selama kehamilan dan

dapat menimbulkan komplikasi pada 2-3 % kehamilan adalah hipertensi.

Kejadian hipertensi pada kehamilan sekitar 5-15 % dan merupakan satu

diantara tiga penyebab mortalitas dan morbiditas ibu bersalin disamping

infeksi dan perdarahan, selain itu frekuensi komplikasi pada kehamilan dan

persalinan juga meningkat pada ibu hamil yang mengalami hipertensi.

Dampak dari hipertensi kehamilan lebih lanjut antara lain resiko kematian

maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah dan angka

kematian perinatal meningkat (Pesta Corry, dkk, 2016).Hipertensi dalam

kehamilan merupakan 15 % dari penyulit kehamilan dan salah satu dari tiga

penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin.Hipertensi ini dapat

berupa hipertensi kronis, hipertensi gestational maupun berkembang lebih

jauh menjadi Preeklampsia maupun Eklampsia. Hipertensi pada kehamilan

merupakan penyakit tidak menular penyebab kematian maternal. Penyakit

tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan dari

orang ke orang. PTM diantaranya adalah hipertensi, diabetes, penyakit

jantung, stroke, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). PTM

merupakan penyebab kematian hampir 70% di dunia. Menurut hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan 2013, tampak kecenderungan

3
peningkatan prevalensi PTM seperti hipertensi, diabetes, stroke, dan penyakit

sendi/rematik/encok. Fenomena ini diprediksi akan terus berlanjut

(Kemenkes RI, 2018). Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan utama di

dunia dengan jumlah penderita lebih satu milyar orang. Data World Health

Organization (WHO) tahun 2013 menunjukkan bahwa sekitar satu milyar

orang penduduk dunia menderita hipertensi dan angka tersebut akan semakin

meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Prevalensi hipertensi meningkat di

negara-negara Afrika sebesar 46% dan lebih rendah di negara maju sebesar

35% (WHO, 2013). Di Amerika Serikat prevalensi hipertensi 31%, laki-laki

lebih tinggi dibanding perempuan (39% dan 23%). Insidensi hipertensi

meningkat 10% pada umur 30 tahun dan meningkat 30% pada umur 60 tahun

(Kaplan and Rose, 2010). Hipertensi merupakan faktor risiko utama

peningkatan angka kesakitan dan kematian karena penyakit kardiovaskular,

serebrovaskular dan gagal ginjal tahap akhir (Sutter, 2017; Kaplan, 2015).

Menurut data National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES)

2011-2012 sepertiga penduduk dewasa di Amerika Serikat adalah penderita

hipertensi, hampir separuhnya tidak terkontrol. Dengan kontrol tekanan darah

akan menurunkan insiden penyakit jantung koroner sebesar 20-25%, stroke

30-35% dan payah jantung 50% (Sutter, 2017). Hipertensi pada kehamilan

sering terjadi dan merupakan penyebab utama kematian ibu melahirkan, serta

memiliki efek serius lainnya saat melahirkan. Hipertensi pada kehamilan

terjadi pada 5% dari semua kehamilan (Karthikeyan, 2015). Di Amerika

Serikat angka kejadian kehamilan dengan hipertensi mencapai 2 6-10 %,

dimana terdapat 4 juta wanita hamil dan diperkirakan 240.000 disertai

4
hipertensi setiap tahun. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke dan

insidennya meningkat pada kehamilan dimana 15% kematian ibu hamil di

Amerika disebabkan oleh pendarahan intraserebral (Malha et al., 2018).

Kondisi ini memerlukan strategi manajemen khusus agar hasilnya lebih

bagus. Hipertensi pada kehamilan mempengaruhi ibu dan janin, dan dapat

menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin jika tidak dikelola

dengan baik (Karthikeyan, 2015). Hipertensi yang diinduksi kehamilan

dianggap sebagai komplikasi obstetrik. Ada efek maternal merugikan yang

signifikan, beberapa menghasilkan morbiditas atau kematian maternal yang

serius. Namun, harus diingat bahwa kondisi ibu dengan abrupsio plasenta,

gagal ginjal akut, pendarahan intraserebral dan edema paru akan memiliki

efek buruk pada janin. Demi untuk keselamatan ibu perlu rencana untuk

melahirkan janin lebih awal. Kelahiran dini ini akan menyelamatkan ibu

namun meningkatkan risiko pada bayi. Kesulitan dokter kandungan adalah

memutuskan apakah melanjutkan kehamilan atau segera melahirkan (Coutts,

2007). Hipertensi yang diinduksi kehamilan memiliki risiko lebih besar

mengalami persalinan premature, IUGR (intrauterine growth retardation),

kesakitan dan kematian, gagal ginjal akut, gagal hati akut, pendarahan saat

dan setelah persalinan, HELLP (hemolysis elevated liver enzymes and low

platelet count), DIC (disseminated intravascular coagulation), pendarahan

otak dan kejang (Khosravi et al., 2014; Mudjari and Samsu, 2015). Oleh

karena itulah dokter obsetri dalam penatalaksanaan hipertensi pada

kehamilan harus melibatkan internis, kardiologis dan nefrologis terutama

apabila dijumpai kelainan target organ atau didapatkan hipertensi akselerasi

5
(Malha et al., 2018).Di Indonesia mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam

kehamilan juga masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan selain oleh etiologi

tidak jelas, juga oleh perawatan dalam persalinan masih ditangani oleh

petugas non medik dan sistem rujukan yang belum sempurna. Sedikitnya 10

% perempuan pada kehamilan pertama akan terkena hipertensi. Kejadian

hipertensi dalam kehamilan karena segi paritas disimpulkan bahwa

primigravida tua resiko paling tinggi pada kejadian hipertensi dalam

kehamilan (Lilis Lisnawati, 2012).Hipertensi dalam kehamilan merupakan

manifestasi gangguan hemodinamik sistem kardiovaskular yang penyebabnya

adalah multi faktor sehingga tidak bisa diterangkan dengan hanya satu

mekanisme tunggal. Wanita hamil dengan hipertensi merupakan resiko yang

tinggi untuk komplikasi yang berat seperti solusio plasenta, penyakit

serebrovaskular, gagal organ dan koagulasi intravaskular (Yudhaputra, dkk,

2016). Kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah kesehatan

yang serius di negara berkembang. Menurut laporan World Health

Organization (WHO) tahun 2016, Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu

216 per 100.000 kelahiran hidup.Hal ini menunjukkan bahwa sekitar 830 ibu

meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. Hampir semua

kematian ini terjadi karena sumber daya yang rendah dan sebagian besar

dapat dicegah. Dari beberapa negara, wilayah Negara Afrika yang memiliki

angka kejadian kematian ibu tertinggi yaitu 2/3 dari seluruh dunia. Selain itu,

target WHO pada tahun 2030 yaitu 140 kematian dari 100.000 kelahiran

hidup (WHO, 2016).Dari data Kementerian Kesehatan RI, AKI di Indonesia

pada tahun 2012 meningkat tajam menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup.

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Kehamilan

2.1.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah pembuahan ovum oleh spermatozoa yang kemudian mengalami

nidasi pada uterus dan berkembang sampai janin lahir. Lamanya hamil normal 37-

42 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir (Wiknjosastro, 1999).

Kehamilan merupakan suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan

keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam

rahim ibu (Depkes RI, 2002).

Kehamilan Menurut Rustam (1998) yaitu terjadi proses permulaan kehamilan

yakni, Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur

(ovulasi) yang ditangkap oleh umbai-umbai (frimbiae) dan masuk ke dalam

saluran telur. Waktu persetubuhan, cairan semen tumpahke dalam vagina dan

berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke

saluran telur.Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang

menggembung di tuba fallopi. Disekitar sel telur, banyak terkumpul sperma yang

mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian

pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah satu sel mani dan kemudian

bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi =fertilisasi).

Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut

getar tuba ) menuju ruang rahim, kemudian melekat pada mukosa rahim untuk

7
selanjutnya bersarang di ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi).

Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari. Untuk

menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi mudigah dan janin, dipersiapkan uri

(plasenta).Jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel

telur), spermatozoa (sel mani), Pembuahan (konsepsi = fertilisasi),nidasi, dan

plasentasi.

2.1.2 Tujuan Asuhan Kehamilan

Menurut (sarwono prawirohardjo, 2009, hal 89-98) :

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh


kembang bayi

2. Meningkatkan dan memepertahankan kesehatan fisik, mental dan social ibu dan
bayi.

3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin


terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu


maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi
eksklusif.

2.1.3. Periode Kehamilan

Pembagian usia kehamilan menurut Asrinah, dkk (2010). Kehamilan berlangsung


sampai persalinan aterm dengan perhitungan sebagai berikut:

1. Kehamilan sampai usia kehamilan 28 minggu dengan berat janin 1000 gr bila
berakhir disebut keguguran.

8
2. Kehamilan diusia kehamilan 29 minggu sampai 36 minggu bila terjadi
persalinan disebut prematuritas.
3. Kehamilan berumur 37 sampai 42 minggu disebut kehamilan aterm.
4. Kehamilan melebihi usia kehamilan 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu
atau serotinus.
Menurut Manuaba (1998) kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan yaitu:

1) Triwulan pertama : 0 sampai 12 minggu

2) Triwulan kedua : 13 sampai 28 minggu

3) Triwulan ketiga : 29 sampai 42 minggu

Menurut Kusbandiyah (2010) Kehamilan dibagi menjadi tiga yaitu :

1) Trimester pertama 0 – 12 minggu

2) Trimester kedua 12 – 28 minggu

3) Trimester ketiga 28 – 40 minggu

2.1.4. Tanda dan Gejala Kehamilan

Ada beberapa indikator mengenai dugaan tentang kehamilan, diantaranya adalah


sebagai berikut: (saefuddin, 2009)

1. Tanda Dugaan (Presumptive)

Tanda dugaan kehamilan mencakup perubahan-perubahan fisiologis yang dialami


oleh wanita dan pada sebagian besar kasus mengindikasikan bahwa alami seorang
wanita sedang hamil. Tanda dugaan meliputi:

a. Tidak Dapat Haid (Amenore) Kehamilan menyebabkan dinding


dalam uterus (endomentrium) tidak dilepaskan sehingga amenore
atau tidak datangnya haid dianggap sebagai tanda kehamilan.
Namun, hal ini tidak dapat dianggap sebagai tanda pasti kehamilan
karena amenore dapat juga terjadi pada beberapa penyakit kronik,
tumor hopofise, perubahan faktor lingkugan, malnutrisi dan (yang
paling sering) gangguan emosional..

9
b. Pembesaran payudara sering dikaitkan dengan terjadinya
kehamilan, tetapi hal ini bukan merupakan petunjuk pasti karena
kondisi serupa dapat terjadi pada pengguna kontrasepsi hormonal,
penderita tumor atau ovarium, pengguna rutin obat penenang dan
hamil semu.
c. Mual dan Muntah (Nausea dan Vomiting) Hal lain terkait dengan
perubahan hormonal dan dikaitkan dengan tanda-tanda kehamilan
adalah rasa mual dan muntah yang berlebihan atau hiperemesis.
Walaupun demikian, kondisi ini juga tidak dapat dikategorikan
sebagai tanda pasti kehamilan karena berbagai penyebab metabolik
lain dapat pula menimbulkan gejala yang serupa.
d. Peningkatan Suhu Basal Progesterone yang dihasilkan oleh korpus
luteum sangat diperlukan untuk menyiapkan proses implantasi
dinding uterus dan proses kehamilan dalam trimester pertama
sebelum nantinya fungsi ini diambil alih oleh plasenta pada
trimester kedua. Progesterone yang dihasilkan dasri korpus luteum
juga menyebabkan peningkatan suhu tubuh basal yang terjadi
setelah ovulasi akan tetap bertahan (Saifuddin, 2009).

Tanda dan gejala kehamilan untuk dapat menegakkan kehamilan menurut

Saifudin (2004) dengan melakukan penilaian terhadap :

2. Tanda – tanda tidak pasti hamil

1) Amenorhea (terlambat datang bulan)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi folikel de graff dan

ovulasi. Bila seorang wanita dalam masa mampu hamil, apabila sudah

kawin mengeluh terlambat haid, maka pikirkan bahwa dia hamil,

meskipun keadaan stress, obat-obatan, penyakit kronis dapat pula

mengakibatkan terlambat haid.

2) Mual

10
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam

lambung yang berlebihan menyebabkan mual dan muntah. Mual dan

muntah merupakan gejala umum, mulai dari rasa tidak enak sampai

muntah yang berkepanjangan. Dalam kedokteran sering di kenal morning

sickness karena munculnya seringkali pagi hari. Mual dan muntah

diperberat oleh makanan yang baunya menusuk dan juga oleh emosi

penderita yang tidak stabil. Untuk mengatasinya penderita perlu di beri

makan-makanan yang ringan, mudah di cerna dan jangan lupa

menerangkan bahwa keadaaan ini dalam batas normal orang hamil. Bila

berlebihan dapat pula diberikan obat-obat anti muntah.

3) Ngidam

Keinginan yang dirasakan ibu hamil untuk makan tertentu.

4) Pingsan

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)

menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan pingsan.

5) Mastodinia

Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara

disebabkan payudara membesar. Vaskularisasi bertambah, asinus dan

duktus berproliferasi karena pengaruh estrogen dan progesteron dan

somatomammotropin.

6) Hiperpigmentasi kulit

(1) Sekitar pipi : Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofis

anterior menyebabkan pigmentasi kulit

(2) Dinding perut : Striae lividae, striae nigra, linea alba atau nigra

11
(3) Sekitar payudara : Hiperpigmentasi areola mammae, puting susu makin

menonjol, kelenjar montgomery menonjol, pembuluh darah manifes

sekitar putting

(4) Varises atau penampakan pembuluh darah vena : Karena pengaruh dari

estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena

5) Perubahan berat badan : Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi

penurunan berat badan, karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah.

Pada bulan selanjutnya berat badan akan selalu meningkat sampai stabil

menjelang aterm.

3. Tanda – tanda mungkin hamil

a) Tanda Hegar : Segmen bawah uterus lembek pada perabaan.

b) Tanda Chadwicks :Vagina berwarna kebiru-biruan, terjadi kira-kira

minggu keenam.

c) Tanda Piscasek : Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian

uterus yang dekat dengan implatasi plasenta.

d) Kontraksi Braxton His : Uterus berkontraksi bila dirangsang, tanda ini

khas untuk uterus pada masa kehamilan.

e) Tanda Goodell’s : Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks

terasa lebih lunak. Penggunaan kontrasepsi oral juga dapat memberikan

dampak ini.

f) Tanda Mc Donald : Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah

difleksikan satu sama lain dan tergantung pada lunak atau tidaknya

jaringan isthmus.

12
g) Terjadi pembesaran abdomen : Pembesaran perut menjadi nyata setelah

minggu ke 16, karena pada saat itu uterus telah keluar dari rongga pelvis

dan menjadi organ rongga perut.

h) Kontraksi uterus : Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh

perutnya kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit.

4) Tanda pasti hamil

a). Perubahan Uterus

Bentuk uterus yang seperti buah avokad kecil (pada saat sebelum hamil) akan
berubah bentuk menjadi globuler pada awal kehamilan dan avoid (membulat
apabila kehamilan memasuki trimester kedua). Setelah 2 bulan kehamilan, volume
uterus menjadi cepat bertambah sebagai akibat pertumbuhan yang cepat pula dari
konsepsi dan produk ikutannya. Pembesaran uterus merupakan perubahan
anatomi yang paling nyata pada ibu hamil. Peningkatan konsentrasi hormone
astrogen dan progesterone pada awal kehamilan akan menyebabkan hipertrofi
miometrium. Pembesaran uterus pada awal kehamilan biasanya tidak terjadi
secara simetris. Secara normal ovum yang telah di buahi akan berimplantasi pada
segmen atas uterus. Terutama pada dinding posterior. Pembesaran asimetri dan
penonjolan salah satu kornu tersebut dapat dikenali melalui pemeriksaan bimanual
pelvik pada usia kehamilan 8 hingga 10 minggu. Keadaan ini dikenal sebagai
tanda piskacek.

b). Perubahan Mukosa Vagina, Vulva dan Serviks

Peningkatan vaskularisasi, kongesti dan edama jaringan dinding uterus dan


hipertrofi kelenjar serviks menyebabkan berbagai perubahan yang dikenali
sebagai tanda Chadwick, Goodel, dan Hegar. Tanda Chadwick adalah perubahan
warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva, vagina , dan serviks. Tanda
Goodell adalah pelunakan serviks dari yang tadinya sekeras ujung hidung pada
kondisi hamil melunak menjadi bibir pada kondisi hamil. Tanda Hegar adalah

13
pelunakan dan kompresibilitas ismus serviks sehingga ujung-ujung jari seakan
dapat ditemukan apabila ismus ditekan dari arah yang berlawanan.

c). Ballottement Positif

Jika dilakukan pemeriksaan palpasi diperut ibu dengan cara menggoyang-


goyangkan disalah satu sisi, maka akan terasa “pantulan”disisi lain.

d). Tes Urine Kehamilan (Tes HCG Positif)

Uji kehamilan pemeriksaan adanya hormone HCG dalam serum atau urin ibu.

Karena peningkatan HCG juga terjadi pada kondisi lain misalnya penyakit

trofoblas, tanda ini tidak dapat dianggap sebagai tanda positif kehamilan

(Saifiddin, 2009).

e). Denyut Jantung Janin (DJJ)

dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17 - 18. Pada orang gemuk

lebih lambat. Dengan stetoskop ultrasonic (Doppler), DJJ dapat didengarkan lebih

awal lagi sekitar minggu ke-12. Melakukan auskultasi pada janin bisa juga

mengidentifikasi bunyi-bunyi yang lain, seperti bising tali pusat, bising uterus dan

nadi ibu.

2.1.5 Perubahan Fisiologi dan Psikologi Pada Kehamilan


A. Perubahan fisiologi pada kehamilan trimester III
Perubahan fisiologi sebagian besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus
berlanjut selama kehamilan.Perubahan ini meruopakan proses terhadap janin.
Semua Perubahan yang terjadi akan kembali ke kadaan sebelum hamil setelah
proses persalinan dan menyusui selesai (Prawirohardjo,2018)

1) Uterus

14
Pada Kehamilan cukup bulan,ukuran uterus adalah 30x25x20 cm dengan
kapasitas lebih dari 4.000 cc. hal ini memungkinkan bagi adekuatnya
akomodasi pertumbuhan janin. Pertambahan ukuran tinggi fundus uteri
(TFU) per tiga jari dapat dicermati dalam table 2.1 berikut:

Tabel 2.1
Pengukuran TFU Menggunakan Perabaan Tiga jari
Usia Kehamilan (minggu) Tingi Fundus Uteri (TFU)

12 3 jari diatas simfisis


16 Pertengahan pusat-simfisis
20 3 jari dibawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)
32
36 3 jari dibawah prosesus xiphoideus (px)
40 Pertengahan pusat - prosesus xiphoideus
(px)
(Sumber: Jannah, 2012)

Tabel 2.2
Pengukuran TFU Menurut Mc Donald

Umur kehamilan
Berat Janin (gram) CM
(bulan)

1 0,25-0,5 1-2

2 1,1 3-4

3 14,2 6-7

4 100-200 8-9

5 300-350 10-12

6 600-700 13-18

7 1000-1500 22-25

15
8 1700-2100 26-28

9 2500-2800 29-32

10 3000-3500 35-36

Tujuan pemeriksaan tinggi fundus uteri (TFU) menurut Mc. Donald


adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu, dan hasilnya bisa
dibandingkan dengan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT). Tinggi fundus
uteri dalam cm, yang normal harus sama dengan usia kehamilan dalam
minggu yang ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir. Jika hasil
pengukuran berdeda 1-2 cm, masih bisa ditoleransi, tetapi jika deviasi lebih
kecil dari 2 cm umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan
janin, sedangkan bila deviasi lebih besar dari 2 cm kemungkinan terjadi bayi
kembar, polihidramnion, atau janin besar.

Tinggi fundus uteri menurut Spiegelberg diperoleh tabel:


Tabel 2.3
Mengukur tinggi fundus dari simfisis

Usia kehamilan Tinggi fundus uteri

22-28 minggu 24-25 cm di atas simfisis

28 minggu 26,7 cm di atas simfisis

30 minggu 29,5-30 cm di atas simfisis

32 minggu 29,5-30cm di atas simfisis

16
34 minggu 31 cm di atas simfisis

36 minggu 32 cm di atas simfisis

38 minggu 33 cm di atas simfisis


40 minggu 37.7 cm di atas simfisis
(Sumber: Mochtar, 1998)

2) Payudara
Payudara sebagai target untuk proses laktasi mengalami banyak
perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir. Beberapa perubahan
yang dapat diamati oleh ibu adalah sebagai berikut:
a) Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang, dan berat.
b) Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertropi kelenja alveoli.
c) Bayangan vena-vena lebih membiru
d) Hiperpigmentasi pada areola dan puting susu.
e) Kalau diperas akan keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna
kuning (Sulistyawati, 2011).
3) Kulit
Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik
pigmen kecoklatan yang tampak dikulit kening dan pipi. Peningkatan
pigmentasi juga terjadi disekeliling putting susu, sedangkan diperut
bawah bagian tengah biasanya tampak garis gelap, yaitu spider
angioma (pembuluh darah kecil yang memberi gambaran seperti laba-
laba) bisa muncul dikulit, dan biasanya diatas pinggang. Pelebaran
pembuluh darah kecil yang berdinding tipis sering kali tampak
ditungkai bawah.
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan
robekannya serabut elastic dibawah kulit, sehingga menimbulkan
striae gravidarum/striae livide. Bila terjadi peregangan yang hebat,
misalnya pada hidramnion dan gamely, dapat terjadi diastasis rekti
bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba betambah pigmentasinya
dan disebut sebagai linea nigra. Adanya vasodilatasi kulit
menyebabkan ibu mudah berkeringat (Sulistyawati, 2009).

17
4) Sistem Respirasi
Frekuensi pernafasan hanya mengalami sedikit perubahan
selama kehamilan, tetapi volume tidal, volume ventilasi per menit dan
pengembalian oksigen per menit akan mengalami penambahan secara
signifikan pada kehamilan lanjut. Perubahan ini akan mencapai
puncaknya pada minggu ke-37 dan akan kembali seperti sediakala
dalam 24 minggu setelah persalinan (Saifuddin, 2010).

5) Sistem Muskuloskleletal

Esterogen dan progesteron memberikan efek maksimal pada


relaksasi otot pelvis pada akhir kehamilan. Adanya sakit punggung
dan ligamen pada kehamilan tua disebabkan oleh meningkatnya
pergerakan pelvis akibat pembesaran uterus (Sulistyawati, 2009).

6) Kenaikan berat badan

Beberapa studi yang tersebar diseluruh dunia menunjukkan


bahwa pertambahan berat total badan ibu selama kehamilan berada
pada rentang 8-14 kg. Anjuran pertambahan berat badan menurut
Rosso dan Lederman (1982) adalah ±12,5 kilogram (Yongky dkk,
2012).
Komponen pertambahan berat badan dapat dibagi menjadi 2
bagian yaitu produk konsepsi dan pertumbuhan jaringan maternal ibu.
Produk konsepsi menyangkut fetus, plasenta, dan cairan amniotik.
Secara rata-rata janin mewakili 25% pertambahan berat badan total
ibu, plasenta 5% dan cairan amniotik 6%. Jaringan maternal
mencakup uterus, jaringan mamae, darah, cairan ekstraseluler dan
cadangan lemak. Ekspansi jaringan maternal mencapai 2/3 dari
pertambahan berat badan total ibu. Pertambahan uterus dan mamae
mewakili 10%, cairan ekstraseluler 10,4 % dan lemak 32% (Yongky,
dkk, 2012).
Ada beberapa istilah pertambahan berat badan

18
a) Jika berat badan kurang diawal kehamilan (IMT <18,5),
pertambahan berat badan harus 12,5-18 kg.
b) Jika dalam kisaran berat badan ideal pada awal kehamilan (IMT
>18,5 sampai <24,9), pertambahan berat badan harus 11,5-16 kg
c) Jika kelebihan berat badan pada awal kehamilan (IMT >27),
pertambahan berat badan harus 5-9 kg ( Sarwono, 2014)
b. Perubahan psikologi pada kehamilan trimester III

Trimester III sering disebut sebagai periode


penantian.Sekarang wanita menanti kehadiran bayinya sebagai
bagian dari dirinya, wanita hamil tidak sabar untuk segera melihat
bayinya.Pada trimester III rasa tidak nyaman timbul kembali, ibu
merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik. Merasakan tidak
menyenangkan ketika bayinya tidak lahir tepat waktu, takut akan
rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khwatir akan keselamatannya dan bayinya. Khawatir bayi akan
dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya. Merasa sedih karena
akan terpisah dari bayinya, merasa kehilangan perhatian, perasaan
mudah terluka (sensitif), dan libido menurun (Sulistyawati, 2011).

2.1.6 Kebutuhan Dasar pada Ibu Hamil Trimester III


Menurut Romauli (2011) Semakin tuanya usia kehamilan,
kebutuhan fisik maupun psikologis ibu juga mulai beragam dan harus 13
terpenuhi. Kebutuhan fisik maupun psikologis ibu hamil dijabarkan
sebagai berikut:
a. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil
1) Oksigen
Seorang ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan
pendek nafas. Hal ini disebabkan karena diafragma tertekan akibat
membesarnya rahim. Kebutuhan oksigen meningkat 20 %. Ibu hamil
sebaiknya tidak berada di tempat- tempat yang terlalu ramai dan

19
penuh sesak, karena akan mengurangi masukan oksigen ( Nugroho,
Taufan., dkk. 2014).

2) Nutrisi
Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori
perhari, ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein, zat besi, dan minum cukup cairan (menu
seimbang).

3) Kalori
Jumlah kalori yang dibutuhkan untuk setiap harinya dalah
2.500 kalori. Jumlah kalori yang berlebihan dapat menyebabkan
obesitas dan hal ini merupkan faktor predisposisi untuk terjadinya
preeklampsia (Saifuddin, 2014).
4) Protein
Jumlah protein diperlukan oleh ibu adalah 85 gram per hari.
Sumber protein tersebut dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan
(kacang-kacangan) atau hewai ( ikan, ayam, keju, susu, telur).
Defisiensi protein dapat menyebabkan kelahiran prematur, anemia,
dan edema (Saifuddin, 2014).
5) Mineral
Kebutuhan zat besi pada Trimester kedua kira- kira 17 mg/hari.
Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi 30
mg/hari dan pada kehamilan kembar atau wanita yang anemia
dibutuhkan 60-100 mg/hari (Kuswati, 2014).
6) Air
Air berfungsi untuk membantu sistem pencernaan makanan
dan proses transportasi. Selama hamil, terjadi perubahan nutrisi dan
cairan pada membrane sel. Air menjaga keseimbangan sel, darah,
getah bening, dan cairan vital tubuh, karena itu dianjurkan untuk
minum 6-8 gelas (1500-2000 ml) air.
7) Vitamin

20
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makanan sayur
dan buah-buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin.
Pemberian asam folat terbukti mencegah kecacatan pada bayi.
b. Kebutuhan Personal Higiene
Kebersihan ibu harus terjaga selama kehamilan.Perubahan
anatomik pada perut, area genetalia/lipat paha, dan payudara
menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah
terinvestasi oleh mikroorganisme. Bagian tubuh lain yang sangat
membutuhkan perawatan kebersihan adalah daerah vital, karena saat
hamil biasanya terjadi pengeluaran secret vagina yang berlebih. Selain
mandi, mengganti celana dalam secara rutin.
c. Kebutuhan Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan
eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kecil. Tindakan
pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengkonsumsi
makanan tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika
lambung dalam keadaan kosong. Meminum air putih hangat ketika dalam
keadaan kosong dapat merangsang gerak peristaltik usus. Jika ibu sudah
mengalami dorongan, maka segeralah untuk buang air besar agar tidak
terjadi konstipasi. Sering buang air kecil merupakan keluhan utama
yangdirasakan oleh ibu hamil, terutama trimester I dan III, hal tersebut
adalah kondisi yang fisiologis.
d. Kebutuhan Seksual
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai
akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak
lagi berhubungan seks selama 14 hari menjelang kelahiran. Koitus tidak
diperkenankan bila terdapat perdararahan pervaginan,riwayat abortus
berulang, abortus/ partus prematurus imminens, ketuban pecah
sebelumnya waktunya.
e. Kebutuhan Mobilisasi
Pertumbuhan rahim yang membesar akan menyebabkan peregangan
ligamen-ligamen atau otot-otot sehingga pergerakan ibu hamil menjadi

21
terbatas dan kadangkala menimbulkan rasa nyeri. Mobilisasi dan bodi
mekanik untuk ibu hamil harus memperhatikan cara-cara yang benar
antara lain :

b. Melakukan latihan/senam hamil agar otot-otot tidak kaku


c. Jangan melakukan gerakan secara tiba-tiba/spontan
d. Jangan mengangkat secara langsung benda-benda yang cukup berat,
jongkoklah terlebih dahulu baru kemudian mengangkat benda
e. Apabila bangun tidur, miring dulu baru kemudian bangkit dari
tempat tidur ( Nugroho, Taufan., dkk. 2014)
f. Istirahat
Tujuan utama istirahat dan tidur adalah untuk membangun sel-sel
yang baru. Pada saat tidur, hormon pertumbuhan dieksresikan dan hal ini
merupakan waktu yang optimal untuk pertumbuhan janin. Wanita hamil
harus berusaha untuk mengurangi pekerjaan yang berat dan harus
meningkatkan waktu istirahat.(Indriyani, 2011)

g. Persiapan persalinan
1) Memantau Membuat rencana persalinan
2) Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi
kegawatdarurata pada saat pengambilan keputusan utama tidak ada
3) Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan
4) Membuat rencana atau pola menabung
5) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan

h. Kesejahteraan janin

Pemantauan gerakan janin minimal dilakukan selama 12 jam, dan


pergerakan janin selama 12 jam adalah minimal 10 kali gerakan janin
yang dirasakan oleh ibu hamil.

1) Dengan bayi sejak masih dalam kandungannya dan ajak anak untuk

melihat benda-benda yang berhubungan dengan kelahiran bayi.

22
2.1.7. Ketidaknyamanan Fisiologis ibu hamil pada Trimester III

1. Pembesaran kaki
Pembesaran kaki sangat umum terjadi, khususnya pada sore hari
atau dalam cuaca panas. Pembesaran kaki ini biasanya tidak
berbahaya, namun pembesaran yang keterlaluan saat ibu terbangun di
pagi hari, atau pembesaran tangan dan wajah setiap saat, bisa menjadi
tanda-tanda pre-eklamsi. Pembesaran kaki bisa disembuhkan jika
wanita hamil meletakkan kakinya sejajar pantat selama beberapa
menit minimal 2 atau 3 kali sehari, mengkonsumsi makanan kemasan
lebih sedikit yang banyak sekali mengandung garam-garaman, dan
minum lebih banyak air atau jus buah.
2. Pembesaran pembuluh darah (varicose veins)
Pembengkakan pembuluh vena biru yang nampak di kaki atau
alat kelamin wanita hamil disebut varicose veins.Kadang-kadang
pembluh vena ini terasa sakit. Jika pembengkakan pembuluh vena
terdapat di kaki, akan lebih baik jika ibu sering meletakkan kaki
sejajar dengan pantat. Stoking yang ketat atau perban elastik bisa
membantu meredakan pembengkakan ini. Jika pembengkakan
pembuluh vena terjadi di sekitar alat kelamin, hal ini dapat
menyebabkan masalah perdarahan ketika keluar saat melahirkan.
Meletakkan daun kubis dingin di alat kelamin dapat membantu
meredakan kelamin ini.
3. Konstipasi (sulit buang air besar)
Beberapa wanita hamil mengalami kesulitan buang air besar.
Kondisi ini disebut konstipasi. Untuk mencegah dan merawat
konstipasi, seorang wanita mestinya:
1. Makan sayuran dan buahan lebih banyak
2. Makan segala jenis padi-padian
3. Minum sedikitnya 8 gelas air matang sehari
4. Berjalan, bergerak dan berlatih setiap hari

23
4. Hemorhoid (wasir)
Hemorhoid adalah pembengkakan pembuluh vena di sekitar
anus. Rasanya bisa terbakar, sakit atau perih. Kadang-kadang
pembuluh ini mengeluarkan darah ketika wanita hamil BAB,
khususnya jika dia juga mengalami konstipasi. Wanita mestinya
berusaha menghindar terserang konstipasi dengan menyantap banyak
buah dan sayuran, dan minum banyak air. Terlalu banyak duduk atau
berdiri dapat membuat hemorhoid semakin parah. Namun duduk di
dalam bak berisi air dingin atau berbaring dapat menguranginya.
5. Sering merasa ingin BAK
Kebutuhan untuk selalu BAK seringkali normal saja bagi wanita
hamil, khususnya di bulan pertama dan terakhir masa kehamilan. Ini
terjadi karena rahim yang bertumbuh menekan kuat kandung kemih.
Jika proses buang air kecil terasa sakit, perih atau seperti terbakar,
sang wanita mungkin memiliki infeksi kandung kemih atau infeksi
vagina. Pastikan untuk menyembuhkan infeksi ini sesegera mungkin,
karena dapat menyebabkan bukaan persalinan dan masalah lainnya.
6. Tarikan nafas yang pendek
Kebanyakan wanita hamil mengalami tarikan nafasnya jadi
pendek (tidak sepanjang dan sedalam biasanya). Ini terjadi karena bayi
yang tumbuh membesar memenuhi paru-paru ibunya sehingga ibunya
kurang memiliki ruangan untuk bernafas. Yakinkan ibu kalau ini hal
yang normal. Namun jika wanita juga merasa lemah dan kelelahan, atau
dia selalu mengalami sesak nafas sepanjang waktukehamilan, dia harus
diperiksa atas tanda-tanda penyakit tertentu, masalah jantung, anemia,
atau kurang gizi.
7. Selalu merasa gerah atau banyak mengeluarkan keringat
Merasa gerah sangat umum, dan selama tidak ada tanda-tanda
berbahaya (seperti tanda-tanda infeksi kandung kemih). Wanita hamil
tidak usah kuatir. Dia bisa mengenakan pakaian yang tidak berlengan,
sering mandi, dan banyak minum air putih atau cairan lainnya.
8. Sakit punggung

24
Banyak wanita ketika hamil mengalami sakit punggung. Berat
janin, rahim dan air ketuban membebani tulang dan otot wanita. Terlalu
banyak berdiri di satu tempat atau mengangkat beban dapat
menyebabkan sakit punggung. Kerja yang terlalu berat juga dapat
menyebabkan sakit punggung. Kebanyakan sakit punggung normal
sifatnya. Meskipun begitu, bisa juga sakit punggung disebabkan oleh
infeksi ginjal.Sarankan suami, anak, anggota keluarga lain atau rekan-
rekan wanita hamil untuk memijat-mijat punggungnya.

2.1.8 Ketidaknyaaman Patologis Pada ibu hamil Trimester III

Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh seorang wanita,


kebanyakan hilang setelah melahirkan. Perubahan ini menyebabkan beberapa gejala,
yang normal. Meskipun begitu, gangguan tertentu, seperti diabetes gestational, terjadi
selama kehamilan, dan beberapa gejala bisa mengindikasikan adanya sebuah gangguan.

1. Lelah

Fisiologisnya lelah adalah hal biasa, khususnya pada 12 minggu pertama dan
berulang pada kehamilan akhir, Penangannnya, Wanita tersebut bisa memerlukan
istirahat lebih dari biasanya.

Resiko Tinggi

Abortus, Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan,


dalam hal ini Abortus imminens, Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan
tanpa adanya (dilatasi (serviks. Pengertian Abortus imminen adalah perdarahan
bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan sauatu kehamilan.
Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.
(Syaifudin. Bari Abdul, 2000) Abortus imminen adalah perdarahan pervaginam
pada kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa tanda-tanda dilatasi serviks yang
meningkat ( Mansjoer, Arif M, 1999) Abortus imminen adalah pengeluaran secret
pervaginam yang tampak pada paruh pertama kehamilan.

25
Penanganannya, Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur
ke Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit 4 kali selama masa
kehamilan.

1. Dengan mendapatkan imunisasi TT 2X.

2. Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan lebih
intensif.

3. Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna.

Patologisnya Saat bayi tumbuh, ligamen anda santai untuk mempersiapkan tubuh
Anda untuk kelahiran. Hal ini, dikombinasikan dengan fakta bahwa strain dari
postur tubuh juga dapat memperburuk diubah ketidaknyamanan Anda.
Mengalami sakit punggung selama kehamilan sangat umum dan mempengaruhi
kebanyakan wanita hamil pada tahap tertentu. Sakit punggung sering akan merasa
lebih buruk pada malam hari. Sendi dan ligamen (tali dan tulang rawan berserat
yang menyambung tulang) pada panggul wanita melonggar dan menjadi lebih
fleksibel. perubahan ini membantu membuat ruang untuk pembesaran rahim dan
menyiapkan wanita untuk melahirkan bayi. Akibatnya, postur wanita agak
berubah. Sakit punggung dalam tingkat yang berubah-ubah sering terjadi karena
tulang belakang melengkung lebih banyak untuk mengimbangkan berat dari
pembesaran rahim. Hindari mengangkat beban berat, menekuk lutut (bukan
pinggang) untuk mengangkat barang, dan mempertahankan postur tubuh bisa
membantu. Memakai sepatu datar dengan penyangga yang baik atau korset
mungkin mengurangi beban di punggung.

Cara terbaik untuk mengurangi sakit punggung adalah untuk:

1. Hindari berdiri terlalu lama

2. Pastikan kursi Anda nyaman dan memiliki dukungan kembali baik

3. Istirahat teratur, bahkan untuk waktu yang singkat, dan mencoba untuk
menjaga kaki Anda tinggi

4. Hindari mengangkat beban berat

2. Sakit Kepala

Fisiologis Dipicu oleh perubahan hormon yang menyebabkan tekanan dalam


pembuluh darah Anda berfluktuasi, ini terjadi paling sering selama trimester
pertama. Tapi karena ibu-to-be juga rentan terhadap kelelahan, sinus kemacetan,

26
stres, kelaparan, dan penarikan kafein, rasa sakit berdebar bisa terjadi kapan
saja.Hormon bisa bermain malapetaka dan umumnya dapat menyebabkan sakit
kepala karena tubuh anda menyesuaikan diri dengan kehamilan. Sering sakit
kepala terjadi sebagai akibat dari ketegangan otot, terutama di punggung bagian
atas dan otot leher yang besar. Kadang-kadang sakit kepala sinyal
ketidakharmonisan pencernaan atau mungkin menjadi indikasi tingkat stres yang
tinggi. Migren. Migren seringkali merupakan kelainan bawaan. Hampir satu dari
lima sswanita hamil memiliki migrain di beberapa titik selama kehamilan.
Migrain dapat berlangsung selama beberapa jam sampai tiga hari. Beberapa
wanita menderita lebih selama kehamilan karena perubahan kadar hormon
mereka.Penghilang rasa sakit alami untuk migrain: Jahe dapat membantu dengan
migrain. Penelitian telah menunjukkan bahwa sejumput bubuk jahe dalam air
mungkin sama efektif sebagai obat resep. Penelitian menunjukkan bahwa jahe
dapat menghambat produksi prostaglandin, yang menyebabkan nyeri. Ketika
Anda pertama kali merasakan gejala migrain, campuran sendok teh 1 / 3 dari jahe
bubuk dalam secangkir air. Minum ramuan ini tiga dari empat kali sehari selama
tiga hari, untuk bantuan

Resiko Tinggi

Perempuan pengidap anemia. Anemia dapat menyebabkan kematian tak hanya


pada ibu tapi juga pada janin. Kalaupun sampai melahirkan ditakutkan bayinya
terlahir dengan berat badan rendah. Anemia pada Ibu Hamil merupakan suatu
kondisi ibu hamil dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr % terutama pada
trimester I dan trimester ke III atau kadar Hb Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil
Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil adalah meningkatnya jumlah kebutuhan zat
besi guna pertumbuhan janin bayi yang dikandungnya. Jika sang ibu mengalami
kondisi di bawah ini maka akan menyebabkan anemia. Kurangnya asupan zat besi
yang dibutuhkan pada makanan yang dikonsumsi oleh sang ibu Pola makan sang
ibu yang cenderung terganggu akibat mual yang dirasakan selama masa
kehamilan. Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe) pada sang
ibu yang diakibatkan oleh persalinan sebelumnya maupun menstruasi.Gejala
Umum Yang Dirasakan Penderita Anemia. Gejala Umum Yang Dirasakan
Penderita Anemia adalah Pucat lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan,
menurunnya kebugaran tubuh dan gangguan dalam proses penyembuhan
luka.Dampak Anemia. Dampak Anemia oleh ibu hamil yaitu Abortus, lahir
prematur, lamanya waktu partus yang dikarena kurangnya daya dorong rahim,
pendarahan post – partum, rentan terhadap infeksi, rawan dekompensasi cordis
pada penderita dengan Hemoglobin kurang dari 4 g – persen.Hipoksia merupakan
akibat dari anemia yang dapat menyebabkan shock, dalam keadaan yang lebih
parah dapat menyebabkan kematian ibu pada saat persalinan, sekalipun tak
disertai pendarahan. Kematian bayi serta cacat bawaan. Penanganan Anemia Pada

27
Ibu Hamil. Anemia Pada Ibu Hamil Selain menggunakan terapi obat juga dapat
dilakukan dengan terapi diet. Guna memenuhi asupan zat besi, tingkatkanlah
memakan makanan yang kaya akan zat besi (Fe) contohnya yaitu, makanan
hewani, kacang-kacangan, dan sayuran yang memiliki warna hijau tua. Defisiensi
besi bukanlah satu-satunya penyebab anemia pada ibu hamil, tetapi jika prevalensi
anemia tinggi, defisiensi besi seringkali dianggap penyebab yang paling dominan.
Pertimbangan akan menyebabkan suplementasi tablet besi folat yang selama ini
dianggap sebagai cara yang paling bermanfaat dalam mengatasi penyakit
anemia.Anemia dapat disembuhkan dengan mengkonsumsi tablet besi ataupun
Tablet Tambah Darah (TTD). Ibu hamil pada umumnya diberikan dosis sebanyak
satu tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari saat masa-masa kehamilan.
TTD tersebut mengandung 200 mg ferrosulfat, yang mana hal tersebut setara
dengan 60 miligram besi elemental dan 0.25 mg asam folat. Dalam beberapa
kasus, pemberian preparat besi ini mempunyai efek samping. Efek samping
tersebut diantaranya berupa mual, nyeri lambung, muntah, diare, serta kesulit
buang air besar. Untuk mencegah efek samping tersebut terjadi dianjurkan
mengkonsumsi TTD setelah makan saat malam hari.

Patologisnya Sakit kepala yang menetap, Ketegangan sakit kepala disebabkan


oleh banyak hal, termasuk stres, panas kelelahan, dan kebisingan. Cluster sakit
kepala datang dalam kelompok, berlangsung sekitar satu jam setiap kali dan dapat
berlanjut selama beberapa minggu atau bulan. Acetaminophen boleh saja
digunakan untuk jenis sakit kepala.Dipicu oleh perubahan hormon yang
menyebabkan tekanan dalam pembuluh darah Anda berfluktuasi, ini terjadi paling
sering selama trimester pertama. Tapi karena ibu-to-be juga rentan terhadap
kelelahan, sinus kemacetan, stres, kelaparan, dan penarikan kafein, rasa sakit
berdebar bisa terjadi kapan saja.Nyeri untuk sakit kepala: Lipat syal memanjang
sampai membentuk sebuah band 5cm, dasi di sekitar kepala Anda dan simpul itu
pada titik di mana rasa sakit adalah yang paling intens. Pressue mengurangi aliran
darah ke daerah tersebut dan meringankan berdebar disebabkan oleh pembuluh
darah membengkak.Cara mengatasi: Asetaminofen, diambil sebagai diarahkan,
aman dan efektif. Untuk tekanan sinus, tempat kompres hangat di atas mata dan
hidung; untuk sakit ketegangan, menerapkan kompres dingin pada pangkal leher.
Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi.

3. Mual Dan Muntah (Emesis)

Fisiologisnya, Merasa mual atau sakit selama tahap-tahap awal kehamilan adalah
sangat umum, mempengaruhi sekitar 80 persen wanita. Morning sickness
biasanya terjadi selama tiga bulan pertama kehamilan, meskipun untuk beberapa
wanita mungkin bertahan lebih lama. Meskipun disebut sebagai morning sickness,
gejala dapat berlangsung sepanjang hari. Gejala dapat bervariasi - sebagian besar

28
penderita akan merasa mual tapi tidak mungkin sakit, sementara wanita lainnya
menemukan bahwa mereka tidak mampu untuk menjaga makanan turun. Morning
sickness disebabkan oleh hormon yang membantu dalam pengembangan bayi dan
plasenta. Meskipun gejala yang tidak menyenangkan, mereka tidak akan
membahayakan bayi yang sedang berkembang.

Membantu morning sickness counter oleh:

1. makan kecil, makanan sering

2. makan kering, snack karbohidrat dan camilan sepanjang hari

3. mengambil waktu Anda bangun tidur di pagi hari

4. mengambil terletak sepanjang hari

5. menjaga terhidrasi dengan baik dengan air atau jus - menghindari alkohol,
susu dan kafein

Resiko Tinggi

Badan Ibu kurus pucat, hal ini diakibatkan karena tidak adanya asupan gizi yang
masuk kedalm tubuh. Semua zat-zat makannan yang harusnya tersimpan didalam
tubuh keluar bersamaan dengan muntahan ibu. Badan ibu yang kurus pucat dapat
mengakibatkan terjadinya abortus dan bahkan bayi lahir dengan berat badan
rendah.

Penagnnnya, Bila ditemukan kelainan risiko tinggi

1. Pemeriksaan harus lebih sering dan lebih intensif.

2. Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna

3. Pemenuhan cairan tubuh melalui pemverian infus

4. Ibu perlu dirawt di rumah sakit dengan penjagaan nutrisi yang ketat

5. Jika mangganggu kondisi umum ibu terminasi kehamilan ibu perlu dilakukan

Patologisnya Hiperemesis Gravidarum

Adalah mual dan muntah berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan
keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah merupakan gangguan yang
paling sering dijumpai pada kehamilan trimester I. kurang lebih 6 minggu setelah

29
haid terakhir selama 10 minggu. Sekitar 60%-80% primigravida dan 40%-60%
multigravida mengalami mual dan muntah. Namun gejala ini menjadi lebih berat
hanya pada 1 dari 1000 kehamilan.

Belum diketahui pasti penyebab terjadinya hiperemesis gravidarum, namun


beberapa faktor pengaruh antara lain :

1. Faktor predisposisi, yaitu primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda.

2. Faktor organik, yaitu alergi, masuknya vili khorialis dalam sirkulasi,


perubahan metabolik karena kehamilan, dan resistensi ibu yang menurun.

3. Faktor psikologi. Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual dan
muntah terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremia, penurunan
klorida urin, selanjutnya tejadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah
ke jaringan dan menyebabkan tertimbunnya toksik. Pemakaian cadangan
karbohidtrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna hingga
terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan elserasi yang berlebihan
selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lendir
esofagus dan lambung dapat robek (sindrom Mallory-Weiss) sehingga terjadi
perdarahan gestasional. Manifestasi Klinis.

4. Payudara Nyeri Pada Kehamilan

Fisologisnya

Payudara nyeri pada kehamilan adalah salah satu tanda awal dari kehamilan. Hal
ini biasanya dimulai sekitar 4 sampai 6 minggu dan kelembutan payudara
biasanya memudahkan sekitar pertengahan kehamilan.

Penangannya, ibu hanya perlu sesering mungkin menyusui bayinya dan rutin
melakukan perawatan payudara sebelum dan sesudah menyusui. Gunakan air
hangat dalam melakukan perawatan payudara.

Patologisnya Mastistis

Jika salah satu atau kedua payudara menjadi merah, tambal sulam atau sangat
sakit, Anda mungkin memiliki kondisi yang disebut mastitis inflammed. Aliran
susu tersumbat dan jaringan sekitarnya dapat menjadi terinfeksi oleh bakteri yang
telah memasuki saluran melalui puting. Banyak wanita cenderung menderita
mastitis dan dapat sangat menyakitkan.

Penangannnya.

30
1. Bra Dukungan. Kenakan bra olahraga ketika Anda berolahraga dan tidur bra
katun ringan ke tempat tidur untuk meredakan nyeri payudara.

2. Kompres payudara dengan air hangat.

PERUBAHAN PADA IBU BERSALIN

1. Tekanan Darah

fisiologisnya

TD meningkat, sistolik rata-rata naik 10-20mmHg, diastolik 5-10mmHg, antara


kontraksi TD normal. rasa sakit, khawatir, cemas, dapat meningkatkan tekanan
darah.

Patologisnya

Hipertensi pada persalianan adalah hipertensi yang sebenarnya telah ada pada
masa kehamilan. Penyebab utama hipertensi pada persalinan ini adalah esensial
dan penyakit ginjal.

Bidan yang mengalami kasus tersebut sebaiknya melakukan pengawasan ketat


terhadap keanikan tekanan darah, DJJ, melakukan konsultasi, serta pemeriksaan
laboratorium

1. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda – tanda yang


mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama
kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak
terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Sulistyawati, 2011). Tanda
baya kehamilan menurut (Sulistyawati, 2011) :
1. Keluar darah dari jalan lahir
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang
merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan yang nyeri.Pada
kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah,
banyak, kadang-kadang, tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa
nyeri.

31
2. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang menunjukkan adanya masalah yang serius adalah
sakit kepala yang hebat yang menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat.Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat
tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi
kabur atau berbayang.
3. Nyeri perut yang hebat
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang
mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, manetap, dan
tidak hilang setelah istirahat.
4. Gerakan janin tidak terasa
Ibu mulai merasakan gerakan janin selama bulan ke-5 atau ke-6.
Beberapa ibu dapat merasakan gerakan janinnya lebih awal. Janin
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring
atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum yang baik.
5. Keluar cairan per vagina
Yang dinamakan ketuban pecah dini adalah apabila terjadi sebelum
persalinan berlangsung, yang disebabkan karena berkurangnya
kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra uteri, atau oleh
kedua faktor tersebut.Juga karena adanya infeksi yang busa berasal
dari vagina dan servik dan penilaiannya ditentukan dengan adanya
cairan ketuban divagina.Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan
dengan tes lakmus (nitrazin test) merah menjadi biru.
6. Bengkak di wajah dan di jari-jari tangan
Pada saat kehamilan, hampir seluruh ibu akan mengalami bengkak
yang normal pada kaki. Bengkak biasanya menunjukkan masalah
yang serius apabila muncul pada muka dan tangan, tidak hilang
setelahistirahat dan disertai keluhan fisik lain.

7. Hipertensi

Hipertensi dalam kehamilan didefenisikan sebagai darah sistolik


≥140 mmHg dan atau tekanan darah distolik ≥90 mmHg.

32
Signifikansi setiap pengukuran tekanan darah berhubungan dengan
usia gestasi dalam kehamilan dan umumnya semakin awal
hipertensi terjadi dalam kehamilan. Semakin besar kemungkinan
hipertensi tersebut menjadi kronis (Janson Waugh, 2013: 28).

2.1.6 Standart 14T

Menurut Astuti, dkk (2017), pelayanan / asuhan standar minimal asuhan


kehamilan termasuk dalam 14 T yaitu:
1. Pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan
Kenaikan berat badan normal pada ibu hamil dari trimester I
sampai trimester III yang berkisar 9-13,9 kg dan kenaikan
perminggunya adalah 400 gr-500 gr. Pengukuran tinggi badan ibu
hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor risiko yang berhubungan
dengan keadaan rongga panggul.
2. Pengukuran tekanan darah
Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Bila tekanan darah lebih
besar atau sama dengan 140/90 mmHg, ada faktor risiko hipertensi
(tekanan darah tinggi dalam kehamilan) perlu diwaspadai adanya
preeklampsi.
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Bila LILA < 23,5 cm menunjukkan ibu hamil menderita Kurang
Energi Kronis (ibu hamil KEK) dan beresiko melahirkan Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR).
4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)
Pemeriksaan TFU berfungsi untuk menentukan umur kehamilan
berdasarkan minggu dan untuk mengetahui kapan gerakan janin
mulai dirasakan.
5. Penentuan letak janin (presentasi janin) dan penghitungan denyut
jantung janin
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau
kepala belum masuk panggul kemungkinan ada kelainan letak atau

33
ada masalah lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120
kali/menit atau lebih dari 60 kali/menit menunjukkan adanya gawat
janin dan segera rujuk.
6. Pemberian imunisasi TT
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus
mendapatkan imunisasi TT.Pada saat kontak pertama, dapat
dilakukan skrining status imunisasi TT pada ibu hamil. Pemberian
imunisasi TT pada ibu hamil disesuaikan dengan status imunisasi
ibu saat ini. Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera diberikan pada
saat seorang wanita hamil melakukan kunjungan yang pertama dan
dilakukan pada minngu ke-4.

Tabel 2.4
Pemberian Imunisasi TT

Imunisasi TT Selang Waktu Lama Perlindungan


Minimal
TT 1 Langkah awal
pembentukan kekebalan
tubuh terhadap penyakit
Tetanus
TT 2 1 bulan setelah TT 1 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT 4 12 bulan setelah TT 3 10 tahun
TT 5 12 bulan setelah TT 4 >25 tahun

7. Pemberian talet tambah darah


Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah
setiap hari minimal selama 90 hari.Tablet tambah darah diminum
pada malam hari untuk megurangi rasa mual.
8. Pelayanan tes laboratorium hemoglobin darah (Hb)
Bila kadar Hb< 11 gr% ibu hamil dinyatakan anemia, maka
harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg asam folat hingga Hb
menjadi > 11 gr%.
9. Pemeriksaan VDRL (venereal Disease Research Laboratory)

34
Pemeriksaan untuk mengetahui mengidap penyakit sifilis atau
tidak.
10. Perawatan payudara dan pijat tekan payudara
11. Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam hamil
12. Pemeriksaan protein dan reduksi urine atas indikasi
13. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok dan
terapi anti-malaria untuk daerah endemis malaria.
14. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan
konseling, termasuk keluarga berencana). Ibu bertanya yang belum
diketahui, misalnya tanda-tanda bahaya dalam kehamilan, dan bidan
memberikan konseling tentang masalah yang dialami ibu pada saat
kehamilan.

2.1.9 Kartu Skor Poedji Rochjati

Kartu skor Poedji Rochjati adalah salah satu alat untuk mendeteksi dini
komplikasi dalam kehamilan. Dalam kartu PR tersebut dikategorikan tiga faktor
resiko yaitu:
a. Kelompok Faktor Risiko l (Ada Potensi Gawat Obstetrik/APGO)
1) Primi Muda
Terlalu Muda hamil pertama umur 16 tahun atau kurang
2) Primi Tua Primer
a) Terlalu tua, hamil pertama umur 35 tahun atau lebih
b) Terlalu lambat hamil. Setelah kawin 4 tahun lebih
3) Primi Tua Sekunder
4) Terlalu lama punya anak lagi, terkecil 10 tahun lebih
5) Terlalu cepat punya anak lagi, anak terkecil usia kurang 2 tahun
6) Grande Multi Terlalu banyak punya anak 4 atau lebih
7) Terlalu Tua (Umur ≥35 tahun)
8) Terlalu pendek (Tinggi Badan ≤ 145 cm)
9) Pada hamil pertama, kedua atau lebih belum pemah melahirkan normal
10) Pernah gagal pada kehamilan yang lalu
11) Pernah melahirkan dengan :

35
a) Tarikan
b) Uri dikeluarkan oleh penolong
c) Pernah diinfus atau transfuse pada pendarahan postpartum
d) Bekas operasi sesar
b. Kelompok Faktor Risiko II (Ada Gawat Obstetri/AGO)
1) Ibu Hamil Dengan Penyakit
2) Anemia: Pucat, lemas badan lekas lelah
3) Malaria: Panas Tinggi. Menggigil keluar keringat, sakit kepala
4) Tuberculosa Paru
5) Payah Jantung
6) Penyakit lain HIV-AIDS, Penyakit Menular Seksual
c. Pre eklampsia Ringan
d. Hamil Kembar/Gemeli
e. Kembar Air /Hidramnion
f. Bayi mati dalam
g. Hamil lebih bulan (Serotinus)
h. Letak Sungsang
i. Letak Lintang
j. Kelompok Faktor Risiko III (Ada Gawat Darurat Obstetri/AGDO)
1) Perdarahan sebelum bayi lahir mengeluarkan darah pada waktu hamil.
Preeklamsia berat dan atau eklamsia (Prawirohardjo, 2012).

2.2.1 Hipertensi dalam Kehamilan

Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penting pada penyakit


kardiovaskular, penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah perifer, stroke
dan penyakit ginjal. Untuk menghindari komplikasi tersebut diupayakan
pengendalian tekanan darah dalam batas normal baik secara farmakologis maupun
non farmakologis (Nadar, 2015; Rani et al., 2006). Lima penyebab kematian ibu
terbesar di Indonesia diantaranya adalah karena hipertensi dalam kehamilan
(Kemenkes RI, 2014, 2015, 2016, 2018).

36
Hipertensi pada kehamilan dapat digolongkan menjadi pre-eklampsia, eklampsia,
hipertensi kronis pada kehamilan, hipertensi kronis disertai preeklampsia, dan
hipertensi gestational (Roberts et al., 2013).

Hipertensi (tekanan darah tinggi) biasa dijumpai pada perempuan hamil. Penyakit
tersebut hingga kini masih menjadi penyebab tingginya angka kesakitan
(morbiditas) dan kematian (mortalitas) baik pada ibu, janin, maupun bayi yang
dilahirkan di seluruh dunia. Karena itu, perlu ada penatalaksanaan secara khusus
bagi ibu hamil, terutama yang menderita penyakit itu. Hipertensi dalam kehamilan
yaitu tekanan darah sebesar 140/90 mmHg atau peningkatan diastolik sebesar 15-
20 mmHg di atas nilai normal (misalnya, catatan kunjungan awal antenatal) pada
dua kali pemeriksaan dengan jeda waktu 24 jam (NB-jika diastolik normalnya
adalah 60 mmHg, peningkatan menjadi 80 mmHg bermakna) (A Pocket Guide for
Student Midwives, 2012: 103). Hipertensi dalam kehamilan didefenisikan sebagai
darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah distolik ≥90 mmHg.
Signifikansi setiap pengukuran tekanan darah berhubungan dengan usia gestasi
dalam kehamilan dan umumnya semakin awal hipertensi terjadi dalam kehamilan.
Semakin besar kemungkinan hipertensi tersebut menjadi kronis (Janson Waugh,
2013: 28). Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler
yang dapat terjadi sebelum kehamilan, saat terjadi kehamilan atau permulaan
nifas. Hipertensi yang muncul pada saat kehamilan adalah hipertensi akut, karena
hanya muncul pada saat hamil dan sebagian besar tidak memiliki riwayat
hipertensi sebelumnya. Golongan penyakit ini ditandai dengan peningkatan
tekanan darah dan terkadang 33 diserati dengan proteinuria, edema, konvulsi,
koma, atau gejala-gejala yang lain.

Konsekuensi hipertensi pada kehamilan (Mustafa et al., 2012; Malha et al.,


2018) : a) Jangka pendek Ibu : eklampsia, hemoragik, isemik stroke, kerusakan
hati (HELL sindrom, gagal hati, disfungsi ginjal, persalinan cesar, persalinan dini,
dan abruptio plasenta. Janin : kelahiran preterm, induksi kelahiran, gangguan
pertumbuhan janin, sindrom pernapasan, kematian janin.

37
b) Jangka panjang Wanita yang mengalami hipertensi saat hamil memiliki risiko
kembali mengalami hipertensi pada kehamilan berikutnya, juga dapat
menimbulkan komplikasi kardiovaskular, penyakit ginjal dan timbulnya kanker.

Hipertensi pada kehamilan dapat berkembang menjadi pre-eklampsia, eklampsia


dan sindrom HELLP. Kemudian dapat bermanifestasi dengan kejadian serebral
iskemik atau hemoragik pada pra, peri, dan postpartum menjadi penyakit stroke.
Gejala pre-eklampsia/eklampsia adalah sakit kepala, gangguan penglihatan (kabur
atau kebutaan) dan kejang. Hal ini dapat menyebabkan kecacatan bahkan
kematian bagi ibu dan janin bila tidak segara dilakukan penanganan (Vidal et al.,
2011)

Klasifikasi hipertensi pada kehamilan

Hipertensi pada kehamilan apabila tekanan darahnya ≥140/90 mmHg. Dibagi


menjadi ringan-sedang (140 – 159 / 90 – 109 mmHg) dan berat (≥160/110 mmHg)
(Malha et al., 2018). Hipertensi pada kehamilan dapat digolongkan menjadi:

1) pre-eklampsia/ eklampsia,

2) hipertensi kronis pada kehamilan,

3) hipertensi kronis disertai preeklampsia, dan

4) hipertensi gestational

(Roberts et al., 2013; Malha et al., 2018).

Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang dapat


terjadi sebelum kehamilan, saat terjadi kehamilan atau permulaan nifas. Hipertensi
yang muncul pada saat kehamilan adalah hipertensi akut, karena hanya muncul
pada saat hamil dan sebagian besar tidak memiliki riwayat hipertensi sebelumnya.
Golongan penyakit ini ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan terkadang
33 diserati dengan proteinuria, edema, konvulsi, koma, atau gejala-gejala yang

38
lain. American Committee and maternal welfare mengklasifikasikan hipertensi
kedalam beberapa tingkat berikut:

a. Hipertensi yang hanya terjadi dalam kehamilan dan khas untuk kehamilan yaitu
preeklamsia dan eklamsia. Diagnosis dibuat atas dasar hipertensi dengan
proteinuria atau edema atau kedua-duanya pada ibu hamil setelah minggu ke-20.

b. Hipertensi yang kronik, hipertensi yang muncul sebelum kehamilan atau pada
kehamilan atau pada kehamilan sebelum usia 20 minggu dapat timbul sebagai
hipertensi sekunder yang biasanya jarang ditemukan pada ibu hamil dan
disebabkan oleh penyakit kronik seperti penyakit ginjal menahun dan penyakit
endokrin namun dapat juga timbul sebagai hipertensi esensial (primer) yakni
hipertensi yang tidak jelas etiologinya, baik itu faktor genetik maupun faktor
lingkungan (Darmawansyih, 2014: 92).

c. Pre-eklamsi dan eklamsi yang terjadi atas dasar hipertensi yang kronis. Ibu
dengan hipertensi yang kronis sering memberat penyakitnya dengan kehamilan,
dengan gejala-gejala hipertensi naik, protein urin, edema, dan kelainan retina.

d. Transient hipertension. Diagnosis dibuat jika hipertensi timbul dalam


kehamilan atau dalam 24 jam pertama dari nifas pada ibu yang tadinya
normotensif dan yang hilang dalam 10 hari postpartum (Serri Hutahaean, 2013:
209 )

e. Hipertensi gestasional Didapatkan tekanan darah sistolik 140 atau diastolik 90


mmHg untuk pertama kalinya pada kehamilan di atas 20 minggu, tidak ada
protein urin, tekanan darah kembali normal sebelum 12 minggu postpartum,
diagnosis hanya dibuat pada postpartum, mungkin memiliki tanda-tanda atau
gejala preeklampsia (Dewi setiawati, 2013: 142 ). Peningkatan tekanan darah
memengaruhi janin dan ibu. Di minggu terakhir kehamilan, beberapa defenisi
tekanan darah yang meningkat:

1) Ringan-tekanan darah diastolik >90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu


dengan tidak ada peningkatan tekanan darah sebelumnya dan tidak disertai protein
urin.

39
2) Sedang-tekanan darah diastolik >100 mmHg setelah kehamilan 20 minggu
dengan tidak ada peningkatan tekanan darah sebelumnya dan tidak disertai protein
urin.

3) Berat-tekanan darah diastolik >90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu tidak


ada peningkatan tekanan darah sebelumnya namun disertai adanya kadar protein
urin (abc of antenatal care 2013: 117).

2.1.8 Kebijakan
Menurut Saifuddin,dkk (2014), kebijakan pelayanan antenatal terdiri atas
yaitu:
a. Menyediakan sarana pelayanan antenatal yang sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan.
b. Setiap ibu hamil dibuatkan kartu ibu atau buku KIA untuk mencatat hasil
pemeriksaan kehamilan
c. Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
kehamilan. K1 triwulan pertama, K2 triwulan kedua, ( K3 K4) triwulan
ketiga.

2.3 KONSEP PENDOKUMENTASIAN


SOAP merupakan proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan
sebagai perkembangan catatan kemajuan keadaan pasien. Yang dimaksud
dengan SOAP menurut Kepmenkes RI No. 938/Menkes/SK/VII/2007
yaitu:
1. S: Subjektif

Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang


klien dan menggambarkan hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesis. Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang
dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan
langsung dengan diagnosis, yang juga merupakan data subjektif yaitu:

40
a. Identitas diri terdiri dari nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat dan identitas suami
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
c. Riwayat persalinan sekarang (tempat melahirkan, penolong
persalinan,jenis persalinan, selaput ketuban, air ketuban, lama
persalinan, kala I, kala II, kala III, komplikasi persalinan,riwayat
kelahiran bayi, tanggal, pukul, masa gestasi, jenis kelamin, panjang
bayi, berat badan, cacat bawaan).
d. Riwayat penyakit/operasi yang lalu (jenis penyakit, dimana, kapan)
e. Riwayat penyakit keluarga yang pernah diderita
f. Riwayat yang berhubungan dengan masalah kesehatan reproduksi
g. Riwayat keluarga berencana
h. Pola makan, minum, eliminasi, istirahat, psikososial
2. O: Objektif

Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang


didapat dari hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium.

1. Keadaan umum, tinggi badan, berat badan dan TTV (tekanan darah,
temperatur, nadi, pernafasan)
2. Kepala dan leher (odema, mata, pembesaran kelenjar tyroid dan
pembesaran vena jugularis)
3. Payudara (bentuk, ukuran, kesimetrisan, cairan yang keluar)
4. Abdomen dan uterus (bekas luka operasi, tinggi fundus uteri,
kontraksi, involusi)
5. Ekstremitas (edema, varises)
6. Anogenetalia (perdarahan, vulva, perenium, lochea, hemoroid)
3. A: Assessment

Langkah ini merupakan hasil analisis dan intrepretasi (kesimpulan)


dari data subjektif dan objektif. Karena keadaan klien yang setiap saat bisa
mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data
subjektif maupun data objektif. Analisis data adalah melakukan
intrepretasi data yang telah dikumpulkan, mencakup diagnosis, masalah

41
kebidanan, dan kebutuhan. Analisis yang tepat dan akurat mengikuti
perkembangan data klien akan menjamin cepat diketahuinya perubahan
pada klien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan/tindakan yang tepat.

4. P: Plan

Plan adalah perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti


tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif; dukungan,
kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan. Tujuannya untuk mengusahakan
tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan
kesejahteraanya

BAB 3

LANGKAH PENGAMBILAN KASUS

3.1 TEMPAT DAN WAKTU

3.1.1 Tempat

Tempat pengambilan kasus pada Laporan Kasus PKK II ini dilakukan di


RSUD Selasih Kabupaten Pelalawan ruangan VK IGD.

3.1.2 Waktu

Waktu pengambilan kasus ini dilakukan saat kunjungan pertama


kehamilan tanggal 08 maret 2021 sampai tanggal 17 Oktober 2021.

3.2 CARA PENGAMBILAN KASUS

Pengambilan kasus ini dilakukan dengan cara :

42
a. Mengajukan judul Laporan Kasus PKK II ke pembimbing dan
menetapkan judul yang telah terpilih yaitu Laporan Kasus Kehamilan
Patologi dengan Indikasi Hipertensi pada Ny. A
b. Meminta izin kepada pimpinan RSUD selasih kabupaten pelalawan
untuk mengambil pasien
c. Melakukan kontak pertama dengan pasien di RSUD Pelalawan
d. Melakukan pemantauan dilakukan dengan cara wawancara untuk
mendapatkan data subjektif dan melakukan pemeriksaan untuk
mendapatkan data objektif sesuai dengan keluha yang dialami ibu.
Kemudian melakukan asuhan kebidanan kepada ibu dengan manajemen
asuhan kebidanan pada ibu nifas dan pendokumentasian SOAP sesuai
dengan asuhan yang dilakukan.

TINJAUAN PENATALAKSANAAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PATOLOGIS


PADA NY.A G2P1AOH1 USIA KEHAMILAN 39-40 MINGGU
DI RSUD SELASIH KABUPATEN PELALAWAN
TAHUN 2021

Tempat Yankes : RSUD SELASIH PELALAWAN


Tanggal pengkajian: 17 Oktober 2021
Mahasiswa : Rida Nurul Hasanah
2.1.1 DATA SUBJEKTIF
1. BIODATA
Nama ibu : Ny.A Nama Suami : Tn. R
Umur : 25 th Umur : 29 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

43
Alamat : Jl. Cempaka Alamat : Jl. Cempak
No. Hp : No. Hp :0823 1402 5463
Alasan Kunjungan / Riwayat / Keluhan Utama : Rujukan klinik dr.didik sp.og dating
dengan keluhan sc atas indkasi riwayat sc 1x + hipertensi .
2. RIWAYAT MENSTRUASI
HPHT : 23-01-2021 Perkiraan Partus : 30-10-2021
Siklus : teratur Masalah : tidak ada
3. RIWAYAT PERKAWINAN
Perkawinan Ke :1 Usia Saat Kawin : 19 thn
Lamanya Perkawinan : 5 th

4. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS YANG LALU

Tgl/ Usia Jenis Keadaan


Tempat Anak
no Thn Kehamila Persalina Penolong Nifas Anak
Partus JK/BB
Partus n n sekarang
1 2018 Aterm RS SC Dokter Normal LK/2.90 Hidup
0
1 H A M I L I N I

5. RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI (G 2 P1 A 0 H 1 ¿)


Pertama kali memeriksakan kehamilan pada UK: 10 mgg Di : Dr. didik
Pemeriksaan ini yang ke: 6x
Masalah yang pernah dialami
Trimester I : mual,muntah,tidak nafsu makan
Trimester II :
Imunisasi : TT5,lengkap
Pengobatan/anjuran yang pernah diperoleh : perbanyak konsumsi air putih,mobilisasi dini
6. RIWAYAT PENYAKIT/OPERASI YANG LALU
Ibu mengatakan ada riwayat penyakit/operasi yang lalu,yaitu section saesaria
7. RIWAYAT YANG BERHUBUNGAN DENGAN MASALAH KESEHATAN
REPRODUKSI
Ibu mengatakan tidak ada riwayat yang berhubungan dengan masalah kespro
8. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA YANG PERNAH MENDERITA SAKIT

44
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga yang menderita sakit yang menular
ada berhubungan dengan kesehatan reproduksi seperti hiv,gonorhea,syphilis
9. RIWAYAT KELUARGA BERENCANA
Metode KB yang pernah dipakai dan lamanya : ibu mengatakan pernah menggunakan alat
kontrasepsi, implant .

10. POLA MAKAN/ MINUM / ELIMINASI / ISTIRAHAT / PSIKOSOSIAL


1. Makan : 3 x/hari
Minum : 8-9 x/hari
Jenis makanan/minuman yang sering di konsumsi:
nasi,ayam,ikan,tempe,tahu,buah,sayur,air putih,dan susu
2. Eliminasi : BAK :7-8 x/hari
BAB : 1- 2 x/hari
Masalah : tidak ada
3. Istirahat : Tidur Siang : 2 jam/hari
Tidur Malam : 8 jam/hari
Keluhan/Masalah : tidak ada
4. Psikososial : Penerimaan klien terhadap kehamilan ini : ibu merasa senang dengan
kehamilannya.
5. Sosial Support dari : keluarga dan suami mendukung kehamilan ibu

2.1.2 DATA OBJEKTIF


a. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran: Composmentis
c. Sikap tubuh: lordosis
d. BB Sebelum Hamil : 64kg BB Sekarang : 74kg
e. TB : 165cm IMT : 23.50
f. LILA : 31 cm
g. TTV :
d. TD : 140/100 mmHg
e. Suhu : 36,6 oC
f. P : 30 x/menit

45
g. N : 100 x/menit
h. Rambut/kepala: Bersih,tidak ada ketombe
i. Mata
h. Sklera : Tidak ikterik
i. Konjungtiva : Merah muda,tidak pucat
j. Penglihatan : Jelas
k. Alat bantu : Tidak Ada
j. Muka : Tidak ada hiperpigmentasi
k. Hidung : Tidak ada keluhan
l. Mulut :
l. Gigi : Tidak ada carries
m. Lidah : Bersih
n. Gusi : Tidak bengkak dan tidak ada berdarah
m. Telinga : Tidak ada tanda-tanda infeksi
n. Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid
o. Payudara:
o. Puting susu : Menonjol
p. Areola mammae : Tampak hiperpigmentasi
q. Pengeluaran ASI: belum ada
p. Abdomen
r. Bekas operasi : ada
s. Striae : albican
t. Linea : nigra
q. Palpasi :
- bagian atas teraba bagian yang bundar,lunak dan tidak melenting adalah bokong
janin
u. Bagian kiri teraba bagian-bagian kecil yang menonjol adalah ekstremitas janin
v. Bagian kanan teraba bagian janin yang panjang,keras adalah punggung janin
w. Bagian bawah teraba bulat,keras,dan melenting adalah kepala janin
x. Tfu : 31cm/ 3 jari bawah px
r. TBJ : (31-11) x 155=3.100 gram
s. DJJ : 133 x/menit

46
t. Ekstremitas bawah : tidak ada edema
u. Refleks Patella : (+) / (+)
v. Akral : Normal,Hangat
2.1.3 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb : 11 gr/dl
Protein urine : Negatif
Glukosa urine : Tidak dilakukan

2.1.4 ASSESSMENT
Diagnosa :
1) Dx Ibu : G2P0A0H,usia kehamilan 38 minggu, prev sc 1x atas indikasi hipertensi
gestasional keadaan umum ibu baik
2) Dx Janin : Janin hidup,tunggal,intrauterin,persentasi kepala,keadaan umum janin baik

PLAN
a. Membina hubungan baik dengan pasien
b. Memberitahukan kepada Ibu bahwa keadaan Ibu dan janin saat ini normal dilihat dari
hasil pemeriksaan.
c. Melakukan Pemeriksaan Labor, yaitu Pemeriksaan HB,Cek darah, Protein Urine dan
Swab Antigen
d. Observasi Pasien selama 1 jam
e. Mmeberikan pendidikan kesehatan mengenai tensi tinggi kepada ibu seperti
memberikan rasa nyaman kepada ibu untuk meminimalisirkan rasa cemas pada ibu
f. Menganjurkan ibu untuk puasa makan dan minum selama 6 jam
g. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu mengenai KB jangka pendek untuk
memberikan jarak pada kehamilan berikutnya
h. Advice dr.didik sp.og
i. Rencana sc besok pukul 09.00 wib
j. Stok darah 2 kantong.

47
BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Berdasarkan data subjektif yang ditemukan pada Ny. A. Hipertensi gestasional


Didapatkan tekanan darah sistolik 140 atau diastolik 90 mmHg untuk pertama
kalinya pada kehamilan di atas 20 minggu, tidak ada protein urin, tekanan darah
kembali normal sebelum 12 minggu postpartum, diagnosis hanya dibuat pada
postpartum, mungkin memiliki tanda-tanda atau gejala preeklampsia (Dewi
setiawati, 2013: 142 ). Peningkatan tekanan darah memengaruhi janin dan ibu. Di
minggu terakhir kehamilan, beberapa defenisi tekanan darah yang meningkat:

Peningkatan tekanan darah memengaruhi janin dan ibu. Di minggu terakhir


kehamilan, beberapa defenisi tekanan darah yang meningkat:

1) Ringan-tekanan darah diastolik >90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu


dengan tidak ada peningkatan tekanan darah sebelumnya dan tidak disertai protein
urin.

2) Sedang-tekanan darah diastolik >100 mmHg setelah kehamilan 20 minggu


dengan tidak ada peningkatan tekanan darah sebelumnya dan tidak disertai protein
urin.

3) Berat-tekanan darah diastolik >90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu tidak


ada peningkatan tekanan darah sebelumnya namun disertai adanya kadar protein
urin (abc of antenatal care 2013: 117).

48
Pada pemeriksaan berat badan yang dilakukan pada Ny. A selama
kehamilan didapatkan hasil berat badan ibu sekarang 74kg, sedangkan berat badan
sebelum hamil yaitu 64 kg kenaikan berat badan ibu selama hamil 10 kg pada usia
kandungan 38 minggu. Kenaikan berat badan pada Ny. A termasuk dalam batas
normal yang berdasarkan IMT yaitu 23,50 dan diharapkan selama kehamilan
kenaikan berat badan ibu mengalami kenaikan sebanyak 11-16 kg. Dan pada
Ny.A kenaikan berat badan ibu sekarang dengan teori yang ada belum sesuai
karena kenaikan berat badan ibu masih akan terus bertambah sesuai dengan usia
kehamilannya.

. Untuk ukuran LILA Ny. A adalah 31 cm dan tidak masuk KEK sesuai
Kemenkes RI (2013:28). Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama
untuk skrinning ibu hamil beresiko Kurang Energi Kronis (KEK). Berat badan
dan LILA pada ibu hamil yang masuk dalam batas normal akan menunjukkan
status gizi ibu dalam kondisi yang baik.

Pemeriksaan yang telah dilakukan adalah secara head to toe yang meliputi
dari kepala sampai ekstremitas serta pemeriksaan pada abdomen TFU sesuai
dengan usia kehamilan.

Sesuai data-data yang telah dikumpulkan dari awal anamnesa sampai


pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya masalah yang mengganggu Ny. A
dengan kehamilan yang di jalani Ny. A termasuk dalam kehamilan yang normal.
Kehamilan normal itu sendiri adalah, kehamilan yang menggambarkan ibu yang
sehat,tidak ada riwayat obstetrik yang buruk serta pemeriksaan fisik normal
(Saifuddin,2008). Dengan dilakukannya pemeriksaan fisik yang teratur pada Ny.
A dapat mendeteksi secara dini apabila terjadinya komplikasi dan penyulit dalam
kehamilan.

Setelah ditegakan Diagnosa maka penatalaksanaan yang diberikan


kolaborasi dengan dokter yaitu pemberian obat antihipertensi, pemberian anti
kejang dan menolong persalinan normal. Kesimpulan yang didapat dari kasus
diatas bahwa Ny. A setelah dilakukan kolaborasi dengan dokter yaitu tindakan
pemberian nifedipine 10 mg per oral, dan setelah bayi lahir . Saran untuk lahan

49
praktik untuk lebih meningkatkan koordinasi antara bidan dan dokter. Saran bagi
profesi bidan yaitu agar lebih meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam
berbagai kasus kegawatdaruratan dan komplikasi pada ibu hamil. Untuk klien bisa
menjadi bahan evaluasi dan wawasan mengenai tanda-tanda, komplikasi,
penanganan kegawat daruratan terutama pada kasus hipertensi gestasional.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan asuhan kehamilan pada Ny. A G2P1A0H1, Usia kehamilan


38 minggu di RSUD selasih pada tanggal 17 oktober 2021 .diperoleh antara
lain ,data subjektif yang diperoleh Ibu mengatakan HPHT 23-01-2021,
datangan dengan Diagnosis Ny .A G2P1A0H1, usia kehamilan 38 minggu,
Prev Sc 1x Dengan Indikasi Hipertensi Gestasional ,janin hidup tunggal,
intrauterin, Setelah ditegakan Diagnosa maka penatalaksanaan yang diberikan
kolaborasi dengan dokter yaitu pemberian obat antihipertensi, pemberian anti
kejang dan menolong persalinan normal. Kesimpulan yang didapat dari kasus
diatas bahwa Ny. A setelah dilakukan kolaborasi dengan dokter yaitu
tindakan pemberian nifedipine 10 mg per oral, dan setelah bayi lahir

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan dapat mengerti mengenai asuhan yang diberikan


pada ibu hamil khususnya ibu yang mengalami nyeri punggung pada
kehamilan TM I di masa kehamilannya. Mahasiswa mampu menganalisa
keadaan ibu hamil dan mengerti plan yang harus dilakukan.

50
2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat dan bisa dijadikan sebagai


sumber referensi, bahan bacaan dan bahan ajaran yang berkaitan dengan
asuhan kebidanan kehamilan.

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, IBG. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan.1999

Prawirohardjo, S. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP – SP. 2002

Aryanti wardiyah. Hiperemesis Gravidarum. Makalah Jurnal Reading.

Universitas Indonesia. Jakarta. 2012

Tiran, Denise. Mual Muntah Kehamilan. Jakarta : EGC. 2008

Sulistyoningsih, H. Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak. Yogyakarta : Graha

ilmu. 2010

Rusmiyati. Karakteristik Ibu Hamil Yang Mengalami Morning Sickness (Skripsi).

Universitas Diponegoro, Semarang. 2002

Manuaba IB. Emesis dan hiperemesis gravidarum. Didalam: Buku ajar patologi

obstetri untuk mahasiswa kebidanan. Jakarta: EGC; 2009. 41-46 p.

Sulistyawati A. Perubahan anatomi dan fisiologi ibu hamil. Didalam: Asuhan

kebidanan pada masa kehamilan. Jakarta: Edsa Mahkota; 2012. 59-69 p.

51
Wiknjosastro, H. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: P.T. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2018.

http://r2kn.litbang.kemkes.go.id:8080/handle/123456789/38607

52

Anda mungkin juga menyukai