Anda di halaman 1dari 7

BUPATI SORONG SELATAN

Alamat : Kantor Bupati Sesna Teminabuan Fax/Telp. 0251 7531236

INSTRUKSI BUPATI SORONG SELATAN


Nomor : ………………………………………………

TENTANG
PEMBERLAKUKAN PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT (PPKM)
BERBASIS MIKRO DAN MENGOPTIMALKAN POSKO PENANGANAN
UNTUK PENGENDALIAN PENYEBARAN COVID-19
DI KABUPATEN SORONG SELATAN

BUPATI SORONG SELATAN

Menindaklanjuti instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2021 tentang perpanjangan pembatasan
kegiatan masyarakat berbasis mikro dan mengoptimalkan posko penanganan Corona Virus Disease 2019 di
tingkat desa dan kelurahan untuk pengendalian penyebaran Corona Virus Disease 2019 dan Instruksi Gubernur
Papua Barat Nomor 4432/1339/GPB/2021 tentang Pembatasan Kegiatan Pemerintahan, Sosial dan
penanganan pandemi Covid-19 di Provinsi Papua Barat, dengan ini

MENGINSTRUKSIKAN

Kepada : 1. Ketua DPRD Kabupaten Sorong Selatan


2. Dandim 1807 Sorong Selatan
3. Kapolres Sorong Selatan Kabupaten
4. Sekda dan Para Asisten SETDA Kabupaten Sorong Selatan
5. Pimpinan OPD se-Kabupaten Sorong Selatan
6. Pimpinan Instansi Vertikal Se-Kabupaten Sorong Selatan
7. Kepala Distrik se-Kabupaten Sorong Selatan
8. Kepala Kampung dan Kelurahan Se-Kabupaten Sorong Selatan
9. Pimpinan BUMN/ BUMD, Perusahaan Swasta, Pelaku Usaha Se-
Kabupaten Sorong Selatan
10. Organisasi Kemasyarakatan, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh
Perempuan, Tokoh Pemuda se-Kabupaten Sorong Selatan
11. Ketua FKUB, Ketua Klasis dan Ketua MUI, Ketua PAROKI, Organisasi
Agama Se- Kabupaten Sorong Selatan
12. Masyarakat Kabupaten Sorong Selatan

PERTAMA : Melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat berbasis mikro,

yang selanjutnya disebut PPKM Mikro sampai dengan tingkat

Kelurahan/Kampung dan Rukun Tetangga (RT) / Rukun Warga (RW)


KEDUA : Pemerintah Kabupaten Sorong Selatan memberlakukan pembatasan kegiatan
masyarakat berbasis mikro sampai dengan 21 Juli 2021
KETIGA : Pembatasan Kegiatan Perkantoran, meliputi :

a. Sektor Pemerintahan Aparatur Sipil Negara menjalankan tugas kedinasan


dengan bekerja dari rumah/ tempat tinggalnya (Work From Home) sebanyak
50% dan yang melaksanakan tugas/bekerja di kantor (Work From Office)
sebanyak 50% dengan tetap melakukan koordinasi secara berjenjang sesuai
tupoksi pada masing-masing Lembaga/ Instansi/ Organisasi Perangkat
Daerah,
b. Semua Kegiatan yang mengumpulkan orang dalam satu ruangan ditiadakan
sejak Instruksi ini dikeluarkan,
c. Rapat-rapat, seminar, lokakarya, BIMTEK ditiadakan
BUMN/ BUMD/ Perusahaan Swasta/ lndustri menerapkan Work From Home
(WFH) dan Work From Office (WFO) di Lingkungan kerja masing-masing
dengan aturan 50% Karyawan dan diatur oleh masing-masing kantor
KEEMPAT : Pembatasan Kegiatan Sosial Kemasyarakatan meliputi;

1. Untuk kegiatan pernikahan secara keagamaan yang dilaksanakan di KUA/ balai


nikah/ tempat ibadah hanya boleh dihadiri oleh mempelai, orang tua, saudara
kandung dan saksi, sedangkan resepsi dan hajatan lainnya tidak boleh
dilaksanakan,
2. Acara pengantaran mas kawin ditiadakan sejak Instruksi ini dikeluarkan.
3. Kegiatan seni, budaya, olahraga, rekreasi, dan sosial Kemasyarakatan (lokasi
seni, budaya, wisata religi, sarana olahraga, rekreasi dan kegiatan sosial yang
dapat menimbulkan keramaian dan kerumunan) ditutup sementara, dan;
4. Rapat-rapat urusan adat istiadat ditiadakan sementara.

KELIMA : Pembatasan Kegiatan Pelaku Usaha/Swasta, meliputi:

1. Pelaku usaha perbankan, teknologi informasi dan komunikasi, perhotelan non

penanganan karantina COVlD-19, serta industri orientası ekspor tetap dapat

melakukan WFO (Work From Office) dengan pembatasan maksimal 50% (lima

puluh persen) dari total karyawan yang ada dengan tetap mematuhi protokol

kesehatan secara ketat;

2. Pelaku kerja konstruksi, energi dan sumber daya alam diperbolehkan untuk

tetap diperkenankan beraktivitas di lokasi kerja masing-masing dengan

mematuhi Protokol kesehatan yang ketat serta melakukan tes RT- PCR/TCM

atau Rapid Test Antigen dan wajib mengikuti program vaksinasi dibuktikan
dengan sertifikat vaksinasi

3. rumah makan dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal 30% jumlah

pengunjung dan dibuka dari pukul 07.00 s/d 20.00 WIT

4. Cafe, angkringan, warung dan pedagang kaki lima (PKL) dapat beroperasi

dengan kapasitas maksimal 30% jumlah pengunjung dan dibuka dari pukul

17.00 s/d 22.00 WIT dan wajib menerapkan protokol kesehatan secara ketat;

5. Kios, Toko dan Pusat perbelanjaan lainnya diperbolehkan untuk buka dengan

ketentuan

a. Jam operasional dibatasi sampai dengan pukuı 20.00 WIT,


b. Pengunjung di dalam ruangan maksimal 50% (lima puluh persen) dari
kapasitas; dan
c. Wajib menerapkan protokol kesehatan secara ketat;
6. Pasar rakyat diperbolehkan untuk buka dengan ketentuan;

a. Jam operasional dibatasi sampai pukul 18.00 WIT;


b. Wajib menerapkan protokol kesehatan secara ketat;
7. Apotek, klinik dan toko Obat dapat beroperasi selama 24 jam setelah mendapat

ijin Operasional dari Bupati Kabupaten Sorong Selatan melalui Ketua Satgas

COVID-19 Kabupaten Sorong Selatan;

8. Apotek, klinik, toko Obat, dan Laboratorium swasta yang terbukti melakukan

Malpraktek medis, Malpraktek administrasi Surat Keterangan hasil SWAB PCR

dan Rapid Antigen, akan diberikan sanksi tegas dan pencabutan ijin usahanya;

KEENAM : Penduduk tidak ber-KTP Sorong Selatan dilarang memasuki Wilayah Kabupaten

Sorong Selatan, kecuali urusan yang urgen, seperti urusan dinas, orang sakit orang

meninggal, dan anak sekolah/Pendidikan dan wajib memperlihatkan hasil

pemeriksaan RTPCR/TCM (masa berlaku 2 x 24 Jam) atau Rapid Test Antigen

(masa berlaku 1 x 24 jam) yang divalidasi oleh KKP dan Sertifikat Vaksinasi

COVID-19 (Minimal Vaksin Dosis 1).

KETUJUH : Kegiatan pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada satuan pendidikan sementara
dihentikan dan hanya diperbolehkan secara daring
KEDELAPAN : Pembatasan kegiatan Keagamaan di Wilayah Kabupaten Sorong Selatan;
1. Pelaksanaan Ibadah di Masjid, Mushola, Gereja Pura, Vihara dan Klenteng
serta tempat urnum Iainnya yang difungsikan sebagai tempat ibadah ditutup
selama 14 hari.
2. Acara-acara keagamaan (Rapat/Pertemuan, Peresmian/Peletakkan Batu
Pertama, pengajian ibadah intra dan Pentahbis) ditiadakan sementara.

KESEMBILAN : Kegiatan penyampaian aspirasi, kegiatan konvoi Iainnya untuk sementara tidak

diperbolehkan.

KESEPULUH : Persemayaman jenazah, kedukaan, dan pemakaman, tetap memberlakukan


protokol kesehatan yang lebih ketat.
KESEBELAS PPKM berbasis Mikro dilaksanakan melalui koordinasi antara seluruh unsur yang

terlibat, mulai dari Ketua RT/RW, Lurah, Bintara Pembina Desa (Babinsa), Kepala

Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas),

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Tim Penggerak Pemberdayaan

Kesejahteraan Keluarga (PKK) Pos Pelayanan Keluarga Berencana Kesehatan

Terpadu (Posyandu), Dasawisma, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat,

Tokoh Pemuda, Tokoh Perempuan, Penyuluh Pendamping, Tenaga Kesehatan

dan Karang Taruna, serta relawan Iainnya

KEDUA BELAS : Mekanisme Pelaksana, koordinasi, pengawasan evaluasi Pelaporan,


danpelaksanaan PPKM dilakukan sebagai berikut
a. membentuk posko tingkat Distrik, Kelurahan dan Kampung bagi wilayah yang

belum membentuk posko dan terhadap wilayah yang telah membentuk posko

dimaksud agar lebih mengoptimalkan peran dan fungsinya;

b. Kebutuhan pembiayaan dalam pelaksanaan posko tingkat Distrik, Kelurahan

dan Kampung dibebankan pada anggaran masing-masing unsur Pemerintah

sesuai dengan pokok kebutuhan sebagai berikut

1. Kebutuhan ditingkat Kelurahan dibebankan pada Anggaran Pendapatan


Belanja Daerah (APBD) Kabupaten;
2. Kebutuhan ditingkat Kampung dibebankan pada Anggaran Pendapatan
Belanja Kampung (APBK);
3. Kebutuhan terkait BABINSA/ BABINKAMTIBNAS dibebankan kepada
Anggaran TNI/ POLRI,
4. Terkait penguatan testing, tracing, dan treatmen dibebankan kepada
Anggaran Kementerian Kesehatan dan/ atau APBD Kabupaten Sorong
Selatan; dan
5. Kebutuhan terkait dengan bantuan kebutuhan hidup dasar dibebankan
kepada Anggaran Badan urusan Logistik (BULOG)/ Kementerian BUMN,
Kementerian Sosial, Kementerian Peindustrian dan Kementerian Keuangan
serta APBD Kabupaten Sorong Selatan serta sumber-sumber pembiayaan
yang sah lainnya.

KETIGA BELAS : 1. Posko Tingkat Distrik diketuai oleh Kepala Distrik yang dalam pelaksanaannya
dibantu oleh aparat Distrik dan Aparat KORAMIL, Aparat POLSEK serta Tokoh
Masyarakat.
2. Posko Kelurahan diketuai oleh Lurah yang dalam pelaksanaannya dibantu
Oleh aparat Kelurahan dan BABINSA, BABINKAMTIBMAS serta Tokoh
Masyarakat.
3. Posko Tingkat Kampung diketuai oleh Kepala Kampung yang dalam
pelaksanaannya dibantu Oleh aparat Kampung dan BABINSA,
BABINKAMTIBMAS serta Tokoh Masyarakat.
KEEMPAT BELAS : Percepatan pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 sebagai upaya pengendalian
pandemi COVID-19, maka mulai tanggal 13 Februari 2021 Pemerintah Indonesia
telah melaksanakan vaksinasi COVID-19 secara bertahap dengan target 70% dari
jumlah populasi tervaksinasi pada akhir 2021. Untuk percepatan vaksinasi dengan
melakukan hal-hal sebagai berikut
a. Memerintahkan kepada Kepala Distrik dan Kepala Kelurahan serta kepala
kampung untuk memastikan seluruh warga berusia diatas 18 tahun, dan anak-
anak berusia 12-18 tahun mendapatkan vaksinasi COVID-19
b. Memastikan setiap Aparatur Sipil Negara dan Tenaga Pendidik telah
mendapatkan vaksinasi,
c. memantau laju vaksinasi di daerah masingmasing dan melakukan evaluasi
dengan instansi terkait minimal 2 (dua) minggu sekali; dan
d. Mengimplementasikan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2021 Pasal 13A,
Ayat (4) tentang Sanksi Administratif bagi Sasaran yang Menolak Vaksinasi.
KELIMA BELAS : Untuk meningkatakan penerapan protokol kesehatan secara ketat pada setiap
kegiatan masyarakat maupun perkantoran meliputi:
a. Penggunaan masker sesuai standar kesehatan secara baik dan benar
b. Masker tetap dipakai pada setiap kegiatan diluar rumah dan tidak diijinkan
penggunaan face shield tanpa penggunaan masker
c. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun/hand sinitizer
d. Menjaga jarak antara 1 m sampai dengan 2 m
e. Mencegah terjadinya kerumunan yang berpotensi menimbulkan penularan
Covid-19.
KEENAM BELAS : Untuk memperkuat kemampuan tracking dan perbaikan treatment termasuk
meningkatkan fasilitas kesehatan.
KETUJUH BELAS : Menghindari dan mencegah kerumunan baik dengan cara persuasif maupun
melalui cara penegakan hükum dengan melibatkan aparat keamanan ( Satuan
Polisi Pamong Praja, Kepolisian Negara Republik Indonesia Dan Tentara Nasional
Indonesia)
KEDELAPAN BELAS : Kepala Kelurahan dan kepala kampong mengoptimalkan peran RW/RT serta
Dengan Melibatkan Linmas dan partisipasi masyarakat dalam rangka menegakan
protokol kesehatan dirumah warga, lapangan terbuka/gedung pertemuan dan
tempat lainnya yang berpotensi menimbulkan kerumunan serta memantau dan
membatasi mobilitas sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19
KESEMBILAN BELAS : Melakukan pemantauan (Monitoring) dan rapat koordinasi dengan seluruh
pemangku kepentingan (Stakeholder) terkait secara berkala
KEDUA PULUH : Melakukan Koordinasi Melalui Sistem Penanggulangan darurat Terpadu (SPDT)
untuk redistrıbusi pasien dan tenaga kesehatan sesuai dengan kewenangan
masingmasing.
KEDUAPULUH SATU : a. Untuk mencegah terjadinya peningkatan penularan Covid-19, maka
diperintahkan kepada:
b. Kepala Organisasi Perangkat Daerah melakukan edukasi dan sosialisasi
kepada masyarakat serta melakukan kegiatan pemantauan, pengendalian dan
evaluasi agar lebih mengintenslfkan penegakan 5 M (Menggunakan masker,
Mencuci tangan di air mengalir, Menjaga jarak minimal 1-2 meter, Menghindari
kerumunan dan Mengurangi mobilitas)
c. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan untuk melakukan
penguatan terhadap 3 T (Testing,Tracking, Dan Treatment)
d. Kepala Dinas Perhubungan, Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Sorong
Selatan bekerja sama dengan TNI/POLRI melakukan pembatasan mobilitas
masyarakat.
e. Pembatasan jam operasional pelayanan angkutan umum maksimal sampai
dengan Pukul 20.00 WIT Dengan Kapasitas 50% (Lima Puluh Persen) serta
mewajibkan bagi penumpang antar kabupaten dan antar provinsi untuk
menunjukan kartu vaksinasi (minimal vaksinasi dosis pertama); menunjukan
PCR (H-2) Atau Antigen (H-1) untuk moda transportasi mobil pribadi, sepeda
motor dan kapal laut;
f. Kepala Organisasi Perangkat Daerah yang memiliki tugas terkait pelaksanaan
kebijakan ini untuk secara aktif memantau perkembangan dan melaporkan hasil
pelaksanaan kegiatan diunit kerja masing-masing secara periodik sesuai
dengan wilayah penugasan
g. Kepala Satpol PP Dan Pemadam Kebakaran Berkoordinasi Dengan Polres
Kabupaten Sorong Selatan dan Kodim 1807 Sorong Selatan Untuk menjamin
optimalnya kegiatan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Ini melalui upaya
pencegahan, penerapapan protokol kesehatan, Serta mengambil segala
tindakan yang diperlukan baik secara persuasif maupun melalui cara
Penegakan Hukum guna menghindari Kerumunan Massa Diwilayah Kabupaten
Sorong Selatan.
KEDUA PULUH DUA : Semua Kepala Organisasi Perangkat Daerah, Kepala Instansi Vertikal,
Direktur/Pimpinan BUMN/BUMD, Direktur/Pimpinan Perusahaan Swasta, Kepala
Distrik, Kepala Kelurahan, dan Kepala Kampung untuk melaporkan kegiatan
kepada Bupati Sorong Selatan secara berjenjang.
KEDUA PULUH TIGA : Instruksi ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan sewaktu-waktu dapat
diubah dan dievaluasi lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan atau perkembangan
percepatan pencegahan dan penanganan Covid-19 di Kabupaten Sorong Selatan

Teminabuan, 09 Juli 2021

BUPATI SORONG SELATAN SELATAN,

SAMSUDIN ANGGILULI, SE

Tembusan kepada Yth:


1. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia;
2. Gubernur Papua Barat.

Anda mungkin juga menyukai