TENTANG
PEMBERLAKUKAN PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT (PPKM)
BERBASIS MIKRO DAN MENGOPTIMALKAN POSKO PENANGANAN
UNTUK PENGENDALIAN PENYEBARAN COVID-19
DI KABUPATEN SORONG SELATAN
Menindaklanjuti instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2021 tentang perpanjangan pembatasan
kegiatan masyarakat berbasis mikro dan mengoptimalkan posko penanganan Corona Virus Disease 2019 di
tingkat desa dan kelurahan untuk pengendalian penyebaran Corona Virus Disease 2019 dan Instruksi Gubernur
Papua Barat Nomor 4432/1339/GPB/2021 tentang Pembatasan Kegiatan Pemerintahan, Sosial dan
penanganan pandemi Covid-19 di Provinsi Papua Barat, dengan ini
MENGINSTRUKSIKAN
melakukan WFO (Work From Office) dengan pembatasan maksimal 50% (lima
puluh persen) dari total karyawan yang ada dengan tetap mematuhi protokol
2. Pelaku kerja konstruksi, energi dan sumber daya alam diperbolehkan untuk
mematuhi Protokol kesehatan yang ketat serta melakukan tes RT- PCR/TCM
atau Rapid Test Antigen dan wajib mengikuti program vaksinasi dibuktikan
dengan sertifikat vaksinasi
4. Cafe, angkringan, warung dan pedagang kaki lima (PKL) dapat beroperasi
dengan kapasitas maksimal 30% jumlah pengunjung dan dibuka dari pukul
17.00 s/d 22.00 WIT dan wajib menerapkan protokol kesehatan secara ketat;
5. Kios, Toko dan Pusat perbelanjaan lainnya diperbolehkan untuk buka dengan
ketentuan
ijin Operasional dari Bupati Kabupaten Sorong Selatan melalui Ketua Satgas
8. Apotek, klinik, toko Obat, dan Laboratorium swasta yang terbukti melakukan
dan Rapid Antigen, akan diberikan sanksi tegas dan pencabutan ijin usahanya;
KEENAM : Penduduk tidak ber-KTP Sorong Selatan dilarang memasuki Wilayah Kabupaten
Sorong Selatan, kecuali urusan yang urgen, seperti urusan dinas, orang sakit orang
(masa berlaku 1 x 24 jam) yang divalidasi oleh KKP dan Sertifikat Vaksinasi
KETUJUH : Kegiatan pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada satuan pendidikan sementara
dihentikan dan hanya diperbolehkan secara daring
KEDELAPAN : Pembatasan kegiatan Keagamaan di Wilayah Kabupaten Sorong Selatan;
1. Pelaksanaan Ibadah di Masjid, Mushola, Gereja Pura, Vihara dan Klenteng
serta tempat urnum Iainnya yang difungsikan sebagai tempat ibadah ditutup
selama 14 hari.
2. Acara-acara keagamaan (Rapat/Pertemuan, Peresmian/Peletakkan Batu
Pertama, pengajian ibadah intra dan Pentahbis) ditiadakan sementara.
KESEMBILAN : Kegiatan penyampaian aspirasi, kegiatan konvoi Iainnya untuk sementara tidak
diperbolehkan.
terlibat, mulai dari Ketua RT/RW, Lurah, Bintara Pembina Desa (Babinsa), Kepala
belum membentuk posko dan terhadap wilayah yang telah membentuk posko
KETIGA BELAS : 1. Posko Tingkat Distrik diketuai oleh Kepala Distrik yang dalam pelaksanaannya
dibantu oleh aparat Distrik dan Aparat KORAMIL, Aparat POLSEK serta Tokoh
Masyarakat.
2. Posko Kelurahan diketuai oleh Lurah yang dalam pelaksanaannya dibantu
Oleh aparat Kelurahan dan BABINSA, BABINKAMTIBMAS serta Tokoh
Masyarakat.
3. Posko Tingkat Kampung diketuai oleh Kepala Kampung yang dalam
pelaksanaannya dibantu Oleh aparat Kampung dan BABINSA,
BABINKAMTIBMAS serta Tokoh Masyarakat.
KEEMPAT BELAS : Percepatan pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 sebagai upaya pengendalian
pandemi COVID-19, maka mulai tanggal 13 Februari 2021 Pemerintah Indonesia
telah melaksanakan vaksinasi COVID-19 secara bertahap dengan target 70% dari
jumlah populasi tervaksinasi pada akhir 2021. Untuk percepatan vaksinasi dengan
melakukan hal-hal sebagai berikut
a. Memerintahkan kepada Kepala Distrik dan Kepala Kelurahan serta kepala
kampung untuk memastikan seluruh warga berusia diatas 18 tahun, dan anak-
anak berusia 12-18 tahun mendapatkan vaksinasi COVID-19
b. Memastikan setiap Aparatur Sipil Negara dan Tenaga Pendidik telah
mendapatkan vaksinasi,
c. memantau laju vaksinasi di daerah masingmasing dan melakukan evaluasi
dengan instansi terkait minimal 2 (dua) minggu sekali; dan
d. Mengimplementasikan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2021 Pasal 13A,
Ayat (4) tentang Sanksi Administratif bagi Sasaran yang Menolak Vaksinasi.
KELIMA BELAS : Untuk meningkatakan penerapan protokol kesehatan secara ketat pada setiap
kegiatan masyarakat maupun perkantoran meliputi:
a. Penggunaan masker sesuai standar kesehatan secara baik dan benar
b. Masker tetap dipakai pada setiap kegiatan diluar rumah dan tidak diijinkan
penggunaan face shield tanpa penggunaan masker
c. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun/hand sinitizer
d. Menjaga jarak antara 1 m sampai dengan 2 m
e. Mencegah terjadinya kerumunan yang berpotensi menimbulkan penularan
Covid-19.
KEENAM BELAS : Untuk memperkuat kemampuan tracking dan perbaikan treatment termasuk
meningkatkan fasilitas kesehatan.
KETUJUH BELAS : Menghindari dan mencegah kerumunan baik dengan cara persuasif maupun
melalui cara penegakan hükum dengan melibatkan aparat keamanan ( Satuan
Polisi Pamong Praja, Kepolisian Negara Republik Indonesia Dan Tentara Nasional
Indonesia)
KEDELAPAN BELAS : Kepala Kelurahan dan kepala kampong mengoptimalkan peran RW/RT serta
Dengan Melibatkan Linmas dan partisipasi masyarakat dalam rangka menegakan
protokol kesehatan dirumah warga, lapangan terbuka/gedung pertemuan dan
tempat lainnya yang berpotensi menimbulkan kerumunan serta memantau dan
membatasi mobilitas sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19
KESEMBILAN BELAS : Melakukan pemantauan (Monitoring) dan rapat koordinasi dengan seluruh
pemangku kepentingan (Stakeholder) terkait secara berkala
KEDUA PULUH : Melakukan Koordinasi Melalui Sistem Penanggulangan darurat Terpadu (SPDT)
untuk redistrıbusi pasien dan tenaga kesehatan sesuai dengan kewenangan
masingmasing.
KEDUAPULUH SATU : a. Untuk mencegah terjadinya peningkatan penularan Covid-19, maka
diperintahkan kepada:
b. Kepala Organisasi Perangkat Daerah melakukan edukasi dan sosialisasi
kepada masyarakat serta melakukan kegiatan pemantauan, pengendalian dan
evaluasi agar lebih mengintenslfkan penegakan 5 M (Menggunakan masker,
Mencuci tangan di air mengalir, Menjaga jarak minimal 1-2 meter, Menghindari
kerumunan dan Mengurangi mobilitas)
c. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong Selatan untuk melakukan
penguatan terhadap 3 T (Testing,Tracking, Dan Treatment)
d. Kepala Dinas Perhubungan, Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Sorong
Selatan bekerja sama dengan TNI/POLRI melakukan pembatasan mobilitas
masyarakat.
e. Pembatasan jam operasional pelayanan angkutan umum maksimal sampai
dengan Pukul 20.00 WIT Dengan Kapasitas 50% (Lima Puluh Persen) serta
mewajibkan bagi penumpang antar kabupaten dan antar provinsi untuk
menunjukan kartu vaksinasi (minimal vaksinasi dosis pertama); menunjukan
PCR (H-2) Atau Antigen (H-1) untuk moda transportasi mobil pribadi, sepeda
motor dan kapal laut;
f. Kepala Organisasi Perangkat Daerah yang memiliki tugas terkait pelaksanaan
kebijakan ini untuk secara aktif memantau perkembangan dan melaporkan hasil
pelaksanaan kegiatan diunit kerja masing-masing secara periodik sesuai
dengan wilayah penugasan
g. Kepala Satpol PP Dan Pemadam Kebakaran Berkoordinasi Dengan Polres
Kabupaten Sorong Selatan dan Kodim 1807 Sorong Selatan Untuk menjamin
optimalnya kegiatan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Ini melalui upaya
pencegahan, penerapapan protokol kesehatan, Serta mengambil segala
tindakan yang diperlukan baik secara persuasif maupun melalui cara
Penegakan Hukum guna menghindari Kerumunan Massa Diwilayah Kabupaten
Sorong Selatan.
KEDUA PULUH DUA : Semua Kepala Organisasi Perangkat Daerah, Kepala Instansi Vertikal,
Direktur/Pimpinan BUMN/BUMD, Direktur/Pimpinan Perusahaan Swasta, Kepala
Distrik, Kepala Kelurahan, dan Kepala Kampung untuk melaporkan kegiatan
kepada Bupati Sorong Selatan secara berjenjang.
KEDUA PULUH TIGA : Instruksi ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan sewaktu-waktu dapat
diubah dan dievaluasi lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan atau perkembangan
percepatan pencegahan dan penanganan Covid-19 di Kabupaten Sorong Selatan
SAMSUDIN ANGGILULI, SE