Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN BENCANA

“Analisis Persiapan, Mitigasi, dan Kesiapsigaan Bencana”

Oleh

Putu Ari Ningsih

I CIII8075

VIIC KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA USADA BALI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayah-Nya dapat menyelesaikan makalah dari mata kuliah “Keperawatan Bencana” dengan
sebaik-baiknya.

Dalam penyusunan makalah ini, kami telah mengalami berbagai hal baik sukamaupun
duka. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan lancar dan
tepatwaktutanpaadanyabantuan,dorongan,sertabimbingandariberbagaipihak.Sebagairasa
syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan tulus kami sampaikan terimakasi kepada
pihak-pihak yang turutmembantu.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Akhirkata,kamiberharapsemogamakalahinidapatmenambahpengetahuandandapat
diterapkam dalam, menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul
makalahini.

Mangupura, Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR...........................................................................................................................i
DAFTARISI.........................................................................................................................................ii
BABI PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................................1
B. Rumusanmasalah.........................................................................................................................2
C. Tujuan penulisan.........................................................................................................................2
D. Manfaatpenulisan........................................................................................................................2
BABIIPEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. PersiapanBencana........................................................................................................................3
B. Mitigasi Bencana..........................................................................................................................4
C. KesiapsiagaanBencana................................................................................................................7
BABIII PENUTUP..............................................................................................................................9
A. KESIMPULAN............................................................................................................................9
B. SARAN.........................................................................................................................................9
DAFTARPUSTAKA.........................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktoralamdan/ataufaktornonalammaupunfaktormanusia,sehinggamengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampakpsikologis.Bencanaalamadalahbencanayangdiakibatkanolehperistiwaatau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Bencana
nonalamadalahbencanayangdiakibatkanolehperistiwaataurangkaianperistiwanon alam
yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah
penyakit.
Kondisi Indonesia yang berada di garis katulistiwa pada posisi silang antara dua
benua dan dua samudra, berada dalam wilayah yang memiliki kondisi geografis,
biologis, hidrologis, demografis, dan terletak diatas lempeng benua yang dijejeri
deretan gunung berapi yang sangat aktif yang disebut dengan lingkaran api (Ring of
Fire). Dan selain itu indonesia memiliki penduduk dengan keaneka ragaman suku,
bahasa, adat istiadat dan agama. Dengan kondisi demikian dimiliki oleh Indonesia
mendadakadanyakaryawanterhadapsemuakejadianjeniskasusgawatdaruratbagiitu
kasus gawat darurat sehari-hari (Silent Disaster) maupun gawat darurat korban massal
atau bencana(Disaster).
Berdasarkan kondisi tersebut, maka sangatlah penting dilakukan kajian lebih
lanjut untuk dapat diketahui bagaimana upaya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana
tanah longest yang ada di wilayah longsor, melihat lokasi mereka yang berada dalam
zona kerentanan tinggi. Penelitian ini mengacu kepada indeks kesiapsiagaan yang
dikembangkan oleh berdasarkan dalam menghadapai bencana sendiri terdiri dari 4
aspek yang meliputi pengetahuan dan sikap, perencanaan tanggap darurat, sistem
peringatan dini dan mobilitas suber daya. Sedangkan upaya mitigasi bencana terdiri
dari 2 aspek yang meliputi mitigasi bencana struktural dan non struktural. Hal ini

1
dilakukan untuk meminimalisir terjadinya bencana ulang pasca kejadian (Nur et al.,
2021)

B. Rumusanmasalah
1. Bagaimana persiapan bencana serta contoh kegiatannya?
2. Bagaimana mitigasi bencana serta contoh kegiatannya?
3. Bagaimana kesiapsiagaan bencana serta contoh kegiatannya?

C. Tujuanpenulisan
1. Mengetahui persiapan bencana serta contohkegiatannya
2. Mengetahui mitigasi bencana serta contohkegiatannya
3. Mengetahui kesiapsiagaan bencana serta contohkegiatannya

D. Manfaatpenulisan
Dapat mengetahui bagaimana persiapan, mitigasi, dan kesiapsiagaan bencana serta
contoh nyata yang temasuk pada persiapan, mitigasi, dan kesiapsiagaan bencana
BAB II

PEMBAHASAN

A. Persiapan dan MitigasiBencana

Persiapan bencana merupakan doktrin untuk menyiapkan masyarakat untuk


menghadapi bencana alam atau buatan-manusia. Pertolongan bencana adalah sub-
himpunan dari doktrin yang berpusat pada usaha pertolongan. Hal ini biasanya
adalah kebijakan pemerintah diambil dari pertahanan sipil untuk menyiapkan
masyarakat sipil persiapan sebelum bencanaterjadi.
ContohkegiatannyataPersiapandilakukanbeberapaharisebelumpelaksanaankegiatan
Latihan. Dalam persiapan ini yang terutama dilakukanadalah:
1. Briefng-briefng untuk mematangkan perencanaan latihan. Pihak-pihak yang
perlu melakukan briefng antara lain tim perencana, peserta simulasi, dan tim
evaluator/observer. Informasi penting yang harus disampaikan selamakegiatan
ini, yakni:
a. Waktu:
alur waktu dan durasi waktu kegiatan yang ditentukan sesuaiPROTAP/
SOPsimulasi
b. Lokasi:
tempat di mana kegitan akan dilakukan.
c. Keamanan:
hal-hal yang harus dilakukan untuk keamanan kegiatan dan prosedur
darurat selama simulasi
2. Memberikan poster, leafet, atau surat edaran kepada siapa saja yang terlibat
latihankesiapsiagaan
3. Menyiapkan gedung dan beberapa peralatan pendukung, khususnya yang
berkaitan dengan keselamatan masyarakat. Misalnya, gedung dan fasilitas
medis, persediaan barang-barang untuk kondisi darurat, danlain-lain
4. Memasang peta lokasi dan jalur evakuasi di tempat umum yang mudah dilihat
semuaorang.
Contoh nyata dalam persiapan bencana adalah seperti membuat leaflet dan
mempersiapkan tas siaga

B. MitigasiBencana
1. Pengertian
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko
bencana, patut melewati pembangunan fisisk maupun penyandaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Mitigasi juga dapatdi
artika sebagai upaya yang di tunjukan untuk mengurangi dampak bencana
(Malik & Murtianto,2010)
Terdapat empat hal yang penting dalam mitigasi bencana yaitu:
a. Tersedia informasi dan peta Kawasan rawan bencana untuk tiap jenis
bencana
b. Sosialisasiuntukmenngkatkanpemahamandankesadaranwargadalam
menghadapi bencana karena bermukim di daerahbencana
c. Mengetahui apa yang perlu di lakukan dan di hindari, serta megetahui
cara penyelamatan diri jikabencana
d. PengaturandanpemantauanKawasanrawanbencanauntukmengurangi
ancamanbencana.

2. Jenismitigasi
Mitigasi dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
a. Mitigasistructural
Mitigasi structural adalah upaya untuk meminimalkan bencana
yang di lakukan melewati pembangunan beragam prasarana fisik dan
memakai pendekatan teknologi, seperti pembuatan kanal khusus untik
penceahan banjir, alat pendeteksi kegiatan gunung berapi, konstruksi
yangbersifattahangempa,ataupunearlywarningsystemyangdipakai
untuk memprediksi terjadinya gelombangtsunami
b. Mitigasi nonstructural
Upayamengurangdampakbencanaselainupayadiatastersebut dan
dapat dalam lingkup upaya pembuatankebijakan seperti pembuat
peraturan.
3. Tujuan mitigasibencana
Bencana bisa terjadi kapanpun dan dimanapun dan dapat menimbulkan
kerugian hingga korban manusia. Tujuan utama mitigasi adalah untuk
mengurangi risiko serta dampak bencana. Adapun tujuan lain dari mitigasi
antara lain:
a. Menekan risiko dan/atau dampak yang mungkin terjadi karena suatu
bencana. Misalnya tentang korban jiwa, kerugian ekonomi, serta
kerusakan sumber dayaalam.
b. Pedoman bagi pemerintah dalam membuat perencanaan pembangunan
disuatutempatdenganpertimbanganpotensibencanayangakanterjadi.
c. Membantu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat
dalam menghadapi risiko dan dampakbencana.
4. Tahapan – tahapan mitigasibencana
Penanganan bencana dapat dibagi menjadi empat kategori berdasarkan siklus
waktunya, yaitu:
a. UpayaMitigasi
Mitigasidilakukansebagaitahapanawalpenanggulanganbencanaalam
untuk memperkecil atau mengurangi dampak bencana. Mitigasi juga
bisaberartikegiatansebelumbencanaalamterjadi.Contohnyamembuat
petawilayahyangrawanakanbencana,membuatbangunanatauhunian
tahan gempa, menanam pohon bakau untuk mengurangi
abrasi, penghijauan hutan, memberikan penyuluhan agar kesadaran
masyarakat meningkat terhadapbencana.
b. Kesiapsiagaan
Kesiapandankesiagaandiperlukanketikameresponterjadinyabencana.
Perencanaan dibuat berdasarkan bencana yang sebelumnya pernah
terjadi serta bencana lain yang kemungkinan terjadi. Tujuannya agar
korban jiwa dan kerusakan sarana-prasarana dapatdihindarkan.
c. Tanggap
Dalam menghadapi bencana, diperlukan upaya tanggap untuk
meminimalkan bahaya akibat bencana. Tahap ini berlangsung sesaat
pasca bencana. Rencana penanggulangan bencana dilaksanakan dengan
fokus upaya pertolongan korban serta antisipasi kerusakan akibat
bencana.
d. Pemulihan
Pemulihan adalah upaya mengembalikan kondisi masyarakat seperti
sediakala. Pada tahap ini, fokus diarahkan pada penyediaan tempat
tinggal sementara bagi korban dan membangun kembali sarana-
prasarana yang rusak. Selain itu, evaluasi terhadap langkah
penanggulangan bencana juga perlu dilakukan.
5. Kegiatan dalam MitigasiBencana
Berdasarkan siklus waktunya mitigasi bencana memiliki empat kategori. Dari
empat kategori tersebut terdapat kegiatan yang mengacu pada arti mitigasi,
antara lain:
 Mengenalkan serta memantau risikobencana
 Merencanakan partisipasi penanggulangan terhadapbencana
 Menyuluhkan kesadaran bencana padamasyarakat
 Melakukanupaya-upayafisik,non fisik,danmengaturpenanggulangan
bencana
 Identifikasi dan pengenalan sumber ancamanbencana
 Memantau penggunaan teknologitinggi
 Mengawasi pelaksanaan tata ruang serta pengelolaan lingkunganhidup

6. Contoh kegiatan nyata mitigasi


Untuk mencegah terjadinya gelombang tsunami maka dibuatkannya
teknologi seperti alat untuk memprediksi terjadinya gelombang tsunami
C. KesiapsiagaanBencana
1. Pengertian
Kesiapsiagaan diartikan sebagai bentuk latihan koordinasi, komunikasi
dan evakuasi dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan (pemerintah
dan masyarakat umum). Seluruh pihak yang terlibat mensimulasikan situasi
bencana sesungguhnya menggunakan skenario bencana yang dibuat mendekati
atau sesuai kondisi nyata. Dengan mengacu pada defnisi tersebut diatas, maka
pedoman ini disusun untuk penyelenggaraan latihan yang melibatkan
multipihak serta digunakan untuk membangun dan menyempurnakan system
kesiapsiagaan sekaligus meningkatkan keterampilan dalam koordinasi serta
pelaksanaan operasi penanggulangan bencana.

2. Jenis – jeniskesiapsiagaan
Dalam meningkatkan upaya kesiapsiagaan secara sistematis. Ada tiga
tahapan, yakni tahap pelatihan, tahap simulasi, dan tahap uji sistem. Ketiganya
memilik alur, yakni:
a. Pengertian bertahap dalam latihan kesiapsiagaan dilaksanakan mulai
dari tahap awal analisis kebutuhan, perencanaan, persiapan dan
pelaksanaan, serta monitoring danevaluasi.
b. Berjenjang, berarti bahwa latihan dilakukan mulai dari tingkat
kompleksitaspalingdasar,yaknisosialisasi,hinggakompleksitaspaling
tinggi,yaknilatihanterpadu/gladilapang.Semuajenislatihan
kesiapsiagaan dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas pemangku
kepentingan, mulai dari peningkatkan pengetahuan, hingga sikap dan
keterampilandalammenjalankanfungsidantanggungjawabsaatsituasi
darurat.
c. Berkelanjutan, dalam arti latihan kesiapsiagaan dilakukan secara terus
menerus danrutin.

3. Contoh kegiatan nyatakesiapsiagaan


Latihanevakuasimandirimerupakanaktihitasutamayangdilaksanakan
secara serentak yang di ikuti oleh seluruh kalangan dan masyarakat. Evakuasi
mandiri adalah kemampuan dan tindakan individu/masyarakat secara mandiri,
cepat, tepat, dan terarah berdasarkan langkah-langkah kerja dalam melakukan
penyelamatan diri dari bencana. Latihan evakuasi mandiri adalah latihan untuk
dilaksanakan oleh organisasi atau perusahaan, hotel, sekolah, desa, dan
sebagainya dalam rangka merespon sistem peringatan dini bencana. Latihan
kesiapsiagaan biasanya dilakukan pada tingkat komunitas, seperti organisasi
perusahaan, hotel, sekolah, desa, dan lainsebagainya
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Persiapan, mitigasi dan kesiapisagaan merukanan persiapan serangkaian untuk
menghadapi bencana serta mengurang resiko yang patut melewati pembangunanfisisk
maupun penyandaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana
serta bentuk latihan koordinasi, komunikasi dan evakuasi dengan melibatkan seluruh
pemangku kepentingan (pemerintah dan masyarakat umum).

B. SARAN
Meskipunpenulismengingatkankemampuandalampenyusunaniniakantetapi
pada kenyataanya masih banyak kekurangan yang perlu di perbaiki. Hal ini di
karenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan sarn yang
membangun dari oara pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Malik, Y., & Murtianto, H. (2010). Mitigasi Bencana. In Pusat Pendidikan Mitigasi
Bencana (P2MB) UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Retrieved from
http://p2mb.geografi.upi.edu/Mitigasi_Bencana.html

Nur, S., Sholikah, H., Kinasih, S., Prambudi, N., Effendi, M. Y., Safira, L., … Setiaji, R.
(2021). Analisis Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana Tanah Longsor di Kabupaten
Ponorogo. JPIG (Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Geografi), 6(1), 81–90. Retrieved from
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JPIG/

BNPB. (2013). Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tentang.

Anda mungkin juga menyukai