GURU ABAD-21
MK.KDPSD
PGSD-FIP-UNIMED 2021
NILAI:
DISUSUN OLEH :
RANI PAIMA DAMANIK 1213111118
PERMATA SARI BR. SIREGAR 1213111140
NURSHINTA ROBINA LIMBONG 1213111014
NUR SYAHIRA AULIA 1213111060
MATA KULIAH :
KETERAMPILAN DASAR PENDIDIKAN SD
DOSEN PENGAMPU :
FAHRUR ROZI, S.Pd.,M.Pd
Kami berterima kasih kepada Dosen Pembimbing Mata Kuliah yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan tugas kami untuk kedepannya.
Tim penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A.LATAR BELAKANG .......................................................................................... 1
B.TUJUAN............................................................................................................ 1
C.MANFAAT ........................................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 2
A.KONSEP PENDIDIKAN ABAD KE-21 ......................................................................... 2
B.PEMBELAJARAN ABAD KE-21........................................................................
C.KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN GURU MENGHADAPI ABAD KE-
21. ........................................................................................................................ 3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Guru saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih besar dari era
sebelumnya. Guru menghadapi klien yang jauh lebih beragam, materi pelajaran
yang lebih kompleks dan sulit, standard proses pembelajaran dan juga tuntutan
capaian kemampuan berfikir siswa yang lebih tinggi (Darling, 2006). Hal ini
disebabkan transformasi besar pada aspek sosial, ekonomi, politik, dan budaya.
Guru abad 21 dituntut tidak hanya mampu mengajar dan mengelola kegiatan
kelas dengan efektif, namun juga dituntut untuk mampu membangun hubungan yang
efektif dengan siswa dan komunitas sekolah, menggunakan teknologi untuk
mendukung peningkatan mutu pengajaran, serta melakukan refleksi dan perbaikan
praktek pembelajarannya secara terus menerus (Darling, 2006). Guru profesional
abad 21 adalah guru yang terampil dalam pengajaran, mampu membangun dan
mengembangkan hubungan antara guru dan sekolah dengan komunitas yang luas,
dan seorang pembelajar sekaligus agen perubahan di sekolah.
Cara mengajar yang monoton serta jarang memberikan penguatan
merupakan salah satu penyebab dari masalah ketidak lulusan dan kurang
maksimalnya nilai kelulusan siswa, dan kedua hal tersebut merupakan bagian
dariketerampilan keterampilan hidup dan berkarir. Menurut (Sagala, 2009) yang
menyatakan bahwa guru adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab
terhadap pendidikan siswa, baik secara individual ataupun klasikal, baik di sekolah
maupun di luar sekolah. Guru memegang peranan yang sangat penting
B.TUJUAN
1.Untuk melakukan penelitian tentang bagaimana guru pada abad-21
2.Penyelesaian tugas mini riset matakuliah KDPSD
C.MANFAAT
1.Dapat mengidentifikasi suatu masalah atau fakta secara sistematik
2.Dapat mengetahui sistem kerja object yang diteliti
3. Menambah keyakinan dalam pemecahan suatu masalah
4. Meningkatkan hubungan kerjasama antar team
5. Melatih dalam bertanggung jawab
6. Dapat memberikan rekomendasi tentang kebijakan suatu program
7. Menambah wawasan dan pengalaman
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.KONSEP PENDIDIKAN ABAD 21
Menurut Daryanto dan Syaiful Karim (2017) Tiga konsep pendidikan yang
diadaptasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam
mengembangkan Kurikulum Sekolah (SD), Sekolah Menengah (SMP), Sekolah
Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) dalam rangka
mengembangkan pendidikan menuju Indonesia Kreatif tahun 2045.
Kurikulum 2013 mengusung tema: menghasilkan insan Indonesia yang
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif (berkarakter), melalui penguatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan secara terintegrasi. (Mulyasa, 2015). Guru harus
dapat mengembangkan potensi peserta didik secara optimal melalui berbagai
rancangan inovasi pembelajaran yang kreatif yang dapat mengembangkan
kreativitas peserta didik. Kehidupan dan karir pada abad 21 membutuhkan
kemampuan untuk 1) fleksibel dan adaptif; 2) berinisiatif dan mandiri; 3) memiliki
ketrampilan sosial dan budaya; 4) produktif dan akuntabel; serta 5) memiliki
kepemimpinan dan tanggung jawab.
2
yang terjadi di masyarakat. Hal ini bukan berarti guru menyerahkan kontrol belajar
kepada siswa sepenuhnya namun intervensi guru masih tetap diperlukan.
Siswa harus dibelajarkan untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain, yang berbeda
latar budaya dan nilai-nilai yang dianutnya. Siswa perlu didorong untuk bisa
berkolaborasi dengan teman-teman di kelasnya dalam menggali informasi dan
membangun makna, menghargai kekuatan dan talenta setiap orang serta
bagaimana mengambil peran dan menyesuaikan diri secara tepat dengan mereka.
Sekolah (termasuk di dalamnya guru) seyogyanya dapat bekerja sama dengan
lembaga pendidikan (guru) lainnya di berbagai belahan dunia untuk saling berbagi
informasi dan pengalaman tentang praktik dan metode pembelajaran yang telah
dikembangkannya, dan bersedia melakukan perubahan metode pembelajarannya
agar menjadi lebih baik.
3. Learning should have context
3
a. Mendorong, mendukung dan memodelkan penemuan dan pemikiran kreatif dan
inovatif.
b. Melibatkan peserta didik dalam menggali isu dunia nyata (real word) dan
memecahkan permasalahan otentik menggunakan tool dan sumber-sumber digital.
c. Mendorong refleksi peserta didik menggunakan tool kolaboratif untuk
menunjukkan dan mengklarifikasi pemahaman, pemikiran, perencanaan konseptual
dan proses kreatif peserta didik.
d. Memodelkan konstruksi pengetahuan kolaboratif dengan cara melibatkan diri
belajar dengan peserta didik, kolega, dan orang-orang lain baik melalui aktivitas
tatap muka maupun melalui lingkungan virtual.
3. Menjadi model cara belajar dan bekerja di era digital, dengan indikator sebagai
berikut:
a. Menunjukkan kemahiran dalam sistem teknologi dan mentransfer pengetahuan ke
teknologi dan situasi yang baru.
b. Berkolaborasi dengan peserta didik, sejawat, dan komunitas menggunakan tool-
tool dan sumber digital untuk mendorong keberhasilan dan inovasi peserta didik.
c. Mengkomunikasikan ide/gagasan secara efektif kepada pesserta didik, orang tua,
dan sejawat menggunakan aneka ragam format media digital
d. Mencontohkan dan memfasilitasi penggunaan secara efektif dari pada tool-tool
digital terkini untuk menganalisis, mengevaluasi dan memanfaatkan sumber
informasi tersebut untuk mendukung penelitian dan belajar.
4. Mendorong dan menjadi model tanggung jawab dan masyarakat digital, dengan
indikator diantaranya sebagai berikut:
4
a. Mendorong, mencontohkan, dan mengajar secara sehat, legal dan etis dalam
menggunakan teknologi informasi digital, termasuk menghargai hak cipta, hak
kekayaan intelektual dan dokumentasi sumber belajar.
b. Memenuhi kebutuhan pembelajar yang beragam dengan menggunakan strategi
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan memberikan akses yang
memadai terhadap tool-tool digital dan sumberbelajar digital lainnya.
c. Mendorong dan mencontohkan etika digital tanggung jawab interaksi sosial terkait
dengan penggunaan teknologi informasi.
5
'membentuk' guru menjadi sosok guru yang sesuai dengan dengan lingkungan
sekolah dimana guru mengajar. Fungsi supervisi ini meliputi penyambutan (guru
baru), enkulturasi, pemodelan, penjelasan, diskusi, dan pemberian umpan balik.
Fungsi ini dilakukan dalam pembimbingan namun dengan tuntutan komitmen yang
lebih holistik dan hubungan yang lebih multi arah. Pembimbing mungkin menjadi
pelatih, motivator, sumberinformasi, dan pasangan belajar, bergantung pada konteks
(Walkington, 2005). Di Inggris, istilah pembimbingan menjadi popular melebihi
supervisi di saat semakin banyak guru sekolah yang melakukan pembimbingan
terhadap calon guru di sekolah mereka (Hawkey, 1998).
Pembimbingan yang efektif perlu memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi
keefektifan hubungan pembimbingan, seperti berbagi pemahaman dan harapan
pembimbingan sejak awal antara pembimbing dan individu yang dibimbing,
pengetahuan pembimbing tentang strategi dan kegiatan pembimbingan, ketrampilan
memelihara kepercayaan dalam hubungan, pengetahuan bagaimana mengatasi
konflik dan perbedaan yang mungkin (Walkington, 2005). Oleh karena itu, struktur
organisasi pembimbingan yang mencakup penentapan tujuan program
pembimbingan, strategi pembimbingan dan metode yang akan digunakan untuk
mengukur keberhasilan pembimbingan perlu ditetapkan bersama antara
pembimbing dan yang dibimbing sebelum pembimbingan dimulai.
6
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Di abad 21, pekerjaan guru merupakan pekerjaan yang kompleks dan tidak
mudah seiring dengan perubahan besardan cepat pada lingkungan sekolah yang
didorong oleh kemajuan ilmu dan teknologi, perubahan demograsi, globalisasi dan
lingkungan. Guru profesional tidak lagi sekedar guru yang mampu mengajar dengan
baik melainkan guru yang mampu menjadi pembelajar dan agen perubahan sekolah,
dan juga mampu menjalin dan mengembangkan hubungan untuk peningkatan mutu
pembelajaran di sekolahnya. Untuk itu, guru membutuhkan pengembangan
profesional yang efektif yaitu pembimbingan.
B.SARAN
Guru di abad 21 ini ini diharapkan mampu menjalankan ke profesionalitasnya
sebagai tenaga pendidik dengan baik agar tercipta insan-insan penerus generasi
bangsa yang terbaik untuk menghadapi era globalisasi. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan juga kami mengharapkan kritik dan saran, karena
kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Terima kasih
7
DAFTAR PUSTAKA
Darling, Linda., H., 2006. “Constructing 21st Century Teacher Education”. Journal of
teacher education, Vol. 57. 300-31
Tarihoran, E. (2019). Guru dalam pengajaran abad 21. Jurnal Kateketik Dan
Pastoral, 4(1), 46–58. blob:http://e-journal.stp-ipi.ac.id/393f7271-9934-4891-ab16-
b6f5cf42a9a7
Tridiana, R., & Rizal, F. (2020). Keterampilan Guru Abad 21 Di Sekolah Menengah
Kejuruan ( SMK ). Jurnal Imiah Pendidikan Dan Pembelajaran, 4(2), 221–231.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JIPP/article/viewFile/25268/15440