Gel merupakan sistem semisolid yang terdiri dari dispersi molekul-molekul kecil atau
besar didalam pembawa cairan berair yang membentuk seperti jeli dengan penambahan
gelling agent. Gel merupakan sistem penghantaran obat yang sangat baik untuk cara
pemberian yang beragam dan kompatibel dengan banyak bahan obat yang berbeda. Gel harus
menunjukkan perubahan viskositas yang kecil pada berbagai temperatur, baik saat
penyimpanan maupun penggunaan. Gel dengan tujuan penggunaan topikal tidak boleh
lengket.
Sifat fisik pada sediaan gel dapat dilihat dari pH, organoleptik, daya sebar dan nilai
viskositasnya. Organoleptis merupakan pengamatan fisik yang meliputi bentuk, warna dan
bau. Daya sebar merupakan karakteristik penting dalam formulasi gel karena daya sebar
mempengaruhi kemudahan saat sediaan diaplikasikan pada kulit. Daya sebar suatu sediaan
biasanya berbanding terbalik dengan nilai viskositas. Semakin tinggi nilai viskositas, daya
sebar akan semakin rendah. Viskositas merupakan suatu tahanan dari suatu sediaan untuk
mengalir. Semaki kental atau semakin besar niali viskositas maka semakin besar tahanannya.
Hand sanitizer
Hand sanitizer adalah gel dengan berbagai kadungan yang cepat membunuh
mikroorganisme yang ada dikulit tangan. Hand sanitizer banyak digunakan karena alasan
kepraktisan. Hand sanitizer sering digunakan ketika dalam keadaan darurat contohnya ketika
kita tidak bisa menemukan air untuk mencucui tangan.
Prosedur kerja
Formula gel hand sanitizer : Minyak atsiri jeruk (2,5 g), HPMC (5 g), gliserin (1,25 g),
natrium metabisulfit (0,5 g) dan air suling 250 g
Pembuatan gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk : air suling berjumlah dua kali beratHPMC
dipanaskan hingga suhu 80oC-90oC, HPMC ditaburkan sampai terbasahi dan terdispersi
kedalamnya. Setelah terjadi pengembangan (satu hari), air suling sisa dicampur bahan lainnya
yang larut air. Gel HPMC dicampur dengan minyak atsiri jeruk kemudian bercampur dengan
bahan yang larut air tadi, kemudin dicampur meggunakan hot plate magnetic stirrer pada suhu
ruangan selama 10 menit hingga membentuk massa gel yang jernih.
Formulasi HPMC sebagai basis gel (%) : HPMC (7 %), Propilenglikol (15 %), Metilparaben
(0,075 %), propil paraben (0,025 %), air suling hingga 150 %.
Pembuatan basis gel :
Sabun merupakan garam natrium dan kalium dari asam lemak yang berasal dari
minyak nabati atau lemak hewani. Sabun yang digunakan sebagai pembersih dapat
berwujud padat (keras0, lunak dan cair. Badan Standarisasi Nasional menyatakan bahwa
sabun adalah bahan yang digunakan untuk tujuan mencuci dan mengemulsi, terdiri dari
asam lemak dengan rantai karbon C12-C18 dan sodium atau potassium.
Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang dan ion bagian
hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik dan larut dalam zat-zat non polar.
Sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya rantai
hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam
air. Namun sabun mudah tersuspensi dalam air karena membentuk misel (micelles), yakni
segerombil (50-150) molekul yang rantai hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung-
ujung ionnya yang menghadap ke air.
Sabun diproduksi dan diklasifikasikan menjadi beberapa grade mutu. Sabun dengan
grade mutu A diproduksi oleh bahan baku minyak atau lemak yang terbaik dan
mengandung sedikit atau tidak mengandung alkali bebas. Sabun dengan grade B diperoleh
dari bahan baku minyak atau lemak dengan kualitas yang lebih rendah dan mengandung
sedikit alkali, namun senyawa alkali tersebut tidak menyebabkan iritasi pada kulit.
Sedangkan sabun dengan kualitas C mengandung alkali bebas yang relatif tinggi berasal
dari bahan baku lemak atau minyak yang berwarna gelap.
Fungsi sabun
Fungsi utama sabun adalah sebagai bahan pembersih. Sabun menurunkan tegangan
permukaan air, sehingga memungkinkan air membasahi bahan yang dicuci dengan lebih
efektif, sabun bertindak sebagai suatu zat pengemulsi untuk mendispersikan minyak atau
lemak, dan sabun teradsopsi pada butiran kotoran.
Sifat-sifat sabun padat
Sabun berkemampuan untuk mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat dibuang
dengan pembilasan. Adapun sifat-sifat sabun padat adalah sebagai berikut :
Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan dihidrolisis
parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa.
Jika larutan sabun dalam air diaduk, maka kan menghasilkan buih, peristiwa ini tidak
akan terjadi pada air sadah. Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan buih setelah
garam-garam Mg2+ atau Ca2+ dalam air mengendap.
Prosedur Kerja
Penyiapan alat dan bahan :
Bahan : rimpang lengkuas dibersihkan dan diiris tipis dan dikeringkan, kemudian
haluskan.
Bahan penelitian : air suling, gliserin, minyak zaitun, NaOH 30 %, NaCL, sukrosa,
TEA, VCO, kokamid DEA.
Alat : erlenmeyer, shaker, gelas ukur, beaker glass, kertas saring, waterbath, cawan
porselin, magnetic stirrer, hot plate, batang pengaduk, pipet tetes, pH meter.
Formulasi sabun padat : asam stearat (6,5 %), VCO (15 %), minyak zaitun (6 %), NaOH
30 % (20 %), etanol 96 % (17 %), gliserin (12 %), sukrosa (10 %), TEA (2 %), asam
sitrat (4,5 %), BHT (0,1 %), Cocamid DEA (2 %), oleum citri (0,5 %), air suling (4,4
%).
Evaluasi
a). Pemeriksaan organoleptik sabun padat transaparan
Dilakukan dengan mengamati warna/transparan, tekstur dan aroma sabun transparan.
b). Pemeriksaan pH sabun padat transparan
Pemeriksaan ini dilakukan dengan pH meter yang telah dikalibrasi, pengukuran pH
sediaan dilakukan dengan cara : 1 gram sabun dari masing-masing formula dilarutkan
dengan air suling panas hingga 10 mL. Elektroda dicelupkan dalam wadag, dibiarkan
jarum bergerak sampai posisi konstan. Angka yang ditunjukkan oleh pH meter
merupakan nilai pH dari sabun.
c). Uji tinggi busa sabun padat transparan
Satu gram sabun ditimbang dan dilarutkan dalam 10 mL air suling. Sebanyak 5 mL
sabun yang telah dilarutkan dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian dilakukan
penggojogan dengan bantuan vortex selam 2 menit. busa yang terbentuk kemudian
diamati dan dicatat tinggi busa sabun.
d). Kadar air sabun padat transparan
Penetapan kadar air dilakukan dengan metode gravimetri. Ditimbang saksama 5 gram
sampel sabun transparan pada cawab penguap yang telah diketahui bobotnya, panaskan
pada oven pada suhu 105oC selama 2 jam sampai bobot tetap
A. Sabun Cair
Sabun adalah bahan pembersih untuk membersihkan material kotor yang digunakan
dengan air. Sabun dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dalam wujud sabun padat atau sabun
cair. Sabun yang dibuat adalah sediaan surfactant-based type skin cleanser berwujud cairan
Dimpudus, S.A., Yamlean, PVY dan Yudistira, A., 2017, Formulasi sediaan sabun cair
antiseptik ekstrak etanol bunga pacar air (Impatiens balsamina L.) dan Uji efektivitasnya
terhadap bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro, Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi-
Unsrat, 6(3) : 208-215.