Disusun oleh:
Mujiburrahman
018 SYE 17
1
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
Hidayah-Nya kepada kita, tak lupa pula kita panjatkan salam dan sholawat
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam yang tak
berpendidikan ke alam yang berpendidikan, seperti yang kita rasakan saat ini.
Sehingga kami dapat menyusun tugas Khas .
Penulis
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Tubuh manusia terdiri dari organ dan jaringan tubuh yang bermanfaat
bagi kelangsungan hidup manusia. Organ tubuh yang lunak dan rawan akan
kerusakan harus dilindungi dan terhindar dari benturan. Agar organ tersebut
dapat terlindungi, maka tubuh harus dilindungi oleh kerangka yang kuat dan
kokoh. Susunan kerangka yang melindungi organ tubuh dan yang berfungsi
untuk menggerakan tubuh itu disebut tulang. Menurut Endang Purwoastuti
(2009) Tulang atau kerangka adalah alat gerak yang berguna sebagai
penopang tubuh manusia. Tulang berfungsi sebagai tempat melekatnya
jaringan otot dan penyangga tubuh yang membuat manusia dapat bergerak
dan melakukan aktifitas kehidupan. Tanpa tulang, manusia tidak dapat
berdiri tegak, tidak dapat berjalan, berlari, atau pun mengangkat dan
memindahkan barang. Ivy Alexander & Karla A. Knight (2010) memaparkan
bahwa tulang terdiri atas lapisan tulang padat dan serabut tulang yang
diselingi sumsum tulang. Tulang tersusun dari kolagen yang terdiri dari zat
protein, dan mineral seperti kalsium dan fosfor. Susunan unsur – unsur lunak
dan keras ini menyebabkan tulang menjadi fleksibel sehingga mampu
menahan berat dan melakukan pergerakan tubuh, sekaligus sebagai tempat
penyimpanan kalsium yang penting bagi fungsi normal otot dan syaraf.
3
makanan bergizi yang dikonsumsi sehari - hari. Asupan nutrisi yang baik
pada masa pertumbuhan tulang yaitu kalsium dan vitamin D. Ivy Alexander
& Karla A. Knight (2010) menjelaskan kalsium dan vitamin D berperan
penting sebagai zat yang membuat tulang menjadi kuat dan keras. Apabila
pada masa pertumbuhan tulang tersebut kurang mendapat asupan nutrisi
yang cukup. Maka dapat menimbulkan masalah dan dampak yang buruk bagi
pertumbuhan tulang. Setelah melewati masa pertumbuhan tulang tetap harus
mendapat asupan nutrisi yang cukup, hal ini bertujuan untuk menjaga dan
melindungi tulang dari pengeroposan yang parah. Dampak yang buruk pada
tulang dapat mengakibatkan timbulnya penyakit pada tulang. Penyakit yang
umum terjadi pada tulang yaitu osteoporosis. Osteoporosis adalah penyakit
tulang yang mempunyai sifat - sifat khas berupa massa tulang yang rendah,
disertai penurunan kualitas jaringan tulang yang akhirnya dapat
menimbulkan kerapuhan tulang. Osteoporosis merupakan penyakit tulang
yang menyebabkan penurunan kepadatan tulang. Selain itu osteoporosis juga
merupakan penyakit tulang yang terjadi dalam waktu yang lama dan tidak
dapat dirasakan apabila belum terjadi pengeroposan yang parah dan
perubahan bentuk tulang. Hal ini yang membuat penyakit ini baru dapat
dirasakan dampaknya apabila sudah terlalu parah.
4
Pengetahuan yang jelas dan mendalam mengenai osteoporosis dan langkah
pencegahannya harus diketahui secara pasti. Hal ini berguna untuk mencegah
dan memperlambat pengeroposan yang parah pada saat lanjut usia. Tindakan
pencegahan osteoporosis harus dilakukan sedini mungkin karena
pengeroposan tulang akan terus terjadi dan dapat terjadi semakin parah
apabila tidak ada tindakan pencegahan.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
1. ATROPI
Atrofi adalah kondisi ketika otot mengalami penurunan fungsi
dan massa. Entah itu karena cedera, penyakit, atau bagian tubuh tertentu
jarang digunakan, atrofi menyebabkan bagian tubuh tersebut terlihat
lebih kecil dari ukuran seharusnya.
6
1. Pekerjaan menuntut duduk dalam waktu yang lama
2. Menderita penyakit yang harus duduk atau berbaring jangka
panjang
3. Tidak bisa menggerakkan bagian tubuh karena stroke atau
penyakit saraf lainnya
4. Berada di lokasi dengan gravitasi rendah seperti di luar
angkasa
5. Penuaan
6. Cedera seperti luka bakar atau terjatuh
7. Polio
8. Penyakit terkait dengan masalah kekebalan tubuh
7
Namun sebelum menentukan pengobatan apa yang tepat,
seseorang harus tahu jenis atrofi yang dialaminya. Beberapa jenis
atrofi adalah:
1. Atrofi neurogenik
2. Atrofi fisiologi
8
3. Atrofi patologi
9
Dokter juga perlu tahu jenis atrofi mana yang dialami
seseorang. Kapan pertama kali atrofi dialami, apakah menjadi
semakin parah, juga gejala-gejala lain menjadi indikator dokter
dalam menentukan diagnosis.
10
1. Usia. Orang dengan usia tua lebih sering mengalami hipertrofi ventrikel
kiri.
2. Berat badan. Orang dengan berat badan berlebih dan obesitas memiliki
risiko hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri yang lebih tinggi.
2. Diabetes
11
Masalah katup jantung, seperti stenosis atau penyempitan
katup, menyebabkan ventrikel kiri bekerja lebih keras. Sehingga
dapat menyebabkan hipertrofi.
12
ventrikel kiri, dokter dapat mengonfirmasi diagnosis lewat pemeriksaan
penunjang, seperti EKG, ekokardiogram, sinar X, dan magnetic resonance
imaging (MRI).
1. sesak napas
2. lemah
3. nyeri dada terutama ketika berolahraga
4. palpitasi jantung atau denyut jantung cepat
5. pusing atau pingsan
13
Gaya hidup sehat dengan rutin berolahraga, menghindari makanan
tinggi lemak dan garam, serta berhenti merokok sangat penting untuk
dilakukan. Obat-obatan yang meliputi ACE (Angiotensin-converting
enzyme) inhibitors, ARB (Angiotensin II receptor blockers), beta blockers,
calcium channel blockers, dan diuretik juga diperlukan. Pembedahan dapat
dilakukan untuk masalah katup jantung.
3. Hipoplasia
Hipoplasia merupakan kelainan tumbuh kembang gigi dimana
email gigi tipis dan kurang jumlahnya sebagai hasil pembentukan matriks
email yang tidak sempurna. Memiliki karakteristik kurangnya kontak antar
gigi, kerusakan permukaan oklusal yang cepat, dan terdapat noda kuning
kecoklatan pada gigi. Kondisi ini dapat terjadi pada periode gigi susu dan
permanen
Etiologi
1. Hipoplasia
Terdapat dua tipe hipoplasia:
14
a. Hipoplasia tipe herediter. Hal ini disebabkan karena terjadinya
gangguan ektodemal pada saat pembentukan embrionik.
Komponen mesodermal tetap normal. Gigi desidui dan gigi
permanen dapat terkena dan hanya saja yang terganggu
pembentukannya.
Hipoplasia tipe herediter terdiri dari tiga sub tipe:
1) Tipe hipoplastik, yaitu kelainan pembentukan matriks
2) Tipe hipokalsifikasi, yaitu kelainan mineralisasi matriks
3) Tipe hipomaturasi, yaitu kelainan maturasi matriks
b. Hipoplasia tipe lingkungan. Hal ini disebabkan karena faktor
lingkungan yang menyebabkan kerusakan sel-sel. Tipe ini dapat
menyerang gigi desidui atau gigi permanen, kadang-kadang hanya
satu gigi yang terlibat. Pada tipe ini, baik dan dentin dapat terkena.
Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan hipoplasia adalah:
1) Defisiensi nutrisi, seperti kekurangan vitamin A, C, dan D
2) Penyakit exanthematous (kulit), seperti cacar air, demam
berdarah dsb.
3) Sifilis kongenital
4) Kondisi kelahiran, seperti kelahiran prematur, trauma bayi
saat melahirkan dsb.
5) Infeksi atau trauma lokal
6) Konsumsi zat kimia seperti flouride saat masa pembentukan
gigi.
7) Penyebab yang tidak diketahui.
15
4. APLASIA ADALAH
a. PENYEBAB
16
b. GEJALA
c. PENGOBATAN
17
kulit, umumnya dapat menutup sendiri namun menimbulkan bekas.
Operasi hanya dilakukan bila daerah yang terbuka cukup luas. Pemberian
obat-obatan ditujukan untuk membersihkan dan mencegah terjadinya
infeksi.
Pada aplasia sel darah merah, pemberian obat kortikosteroid
memberikan respon yang baik. Namun penggunaannya pada anak-anak
harus hati-hati karena dapat menimbulkan hambatan dalam pertumbuhan.
Bila terjadi anemia yang berat dapat diberikan transfuse darah.
Aplasia pada sumsum tulang merupakan kasus kegawatan karena
angka kematian mencapai 70%. Pada aplasia ini, makanan dan aktivitas
pasien harus dibatasi agar tidak terpapar risiko infeksi dan mengurangi
trauma yang dapat menyebabkan perdarahan. Tranfusi dapat dilakukan
untuk meningkatkan jumlah sel darah. Pemberian obat-obatan penekan
sistem kekebalan tubuh dapat diberikan. Bila memungkinkan dapat
dilakukan donor sumsum tulang utnuk menggantikan sumsum tulang yang
rusak.
Pada aplasia testis, belum ditemukan pengobatan yang bermanfaat.
Bila pasangan menginginkan keturunan, dapat dilakukan proses bayi
tabung.
18
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
19
DAFTAR PUSTAKA
Neurologi Klinik Dasar, Prof. DR. Mahaar Mardjono Dan Prof. DR. Priguna
Sidharta.
Ilmu Kedokteran Fisik Dan Rehabilitasi Medik, RSUD Dr. Soetomo / FK Unair
Sby, 1992
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/03/10/jejas-sel-injury-of-cells/ hari
:kamis jam 1:44 pm
http://lunaticdipa.blogspot.com/2011/01/kelainan-retrogesif-setiap-sel.html
20