Anda di halaman 1dari 13

Makalah

Peraturan dan implementasi hukum asuransi jiwa dan Asuransi Kebakaran

Mata kuliah : Hukum Asuransi

Dosen pengampu : setia putra, SH., MH

Disusun oleh :

Jose Enan Gemayel 1609111023

Melfa Ayu Triyasti 1909110423

Muhamad Rian Abi Darda 1909111658

Shevchenko Sansiro Simangunsong 1909112374

Prodi ilmu hukum

Fakultas hukum

Universitas Riau

2021
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul peraturwn dan implementasi hukum asuransi
jiwa dan Asuransi Kebakaran ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Bapak setia putra SH.,
MH pada mata kuliah hukum asuransi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang peraturan dan implementasi hukum asuransi jiwa dan Asuransi Kebakaran bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 9 November 2021

Penulis
Bab i pendahuluan

1.1 latar belakang

Asuransi adalah perjanjian antara Dua pihak yaitu perusahaan asuransi Dan pemegang polis yang
menjadi Dasar bagi penerimaan premi oleh Perusahaan asuransi sebagai imbalan Untuk:

a. Memberikan penggantian kepada Tertanggung atau pemegang polis Karena kerugian, kerusakan,
biaya Yang timbul, kehilangan keuntungan Atau tanggung jawab hukum kepada Pihak ketiga yang
mungkin diderita Tertanggung atau pemegang polis Karena terjadinya suatu peristiwa Yang tidak
pasti; atau

b. Memberikan pembayaran yang Didasarkan pada meninggalnya Tertanggung atau pembayaran


yang Didasarkan pada hidupnya Tertanggung dengan manfaat yang Besarnya telah ditetapkan
dan/atau Didasarkan pada hasil pengelolaan Dana

Secara sederhana asuransi jiwa adalah jenis asuransi yang bertujuan untuk
menanggung seseorang atau keluarga terhadap kerugian finansial yang tidak
terduga lantaran tertanggung meninggal dunia.
Suatu bentuk asuransi yang menjamin kerugian dan kerusakan akibat terjadi kebakaran atau risiko
perluasannya yang menimpa objek pertanggungan Objek yang dapat diasuransikan berupa harta
benda anda berupa bangunan rumah tinggal, ruko, gudang, pabrik, gedung perkantoran, hotel,
perabot rumah tangga, perlengkapan rumah, mesin, barang dagangan, persediaan bahan baku atau
barang jadi, dan sebagainya sesuai dengan Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia (PSAKI).

Asuransi banyak dianggap sebagai produk konsumsi untuk masyarakat kelas atas yang memiliki dana
lebih dan aset yang dirasa perlu mendapat proteksi lebih. Padahal kenyataannya, asuransi memiliki
manfaat dan kelebihan lain bagi semua kalangan masyarakat luas.

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa itu asuransi jiwa dan Asuransi Kebakaran?
2. Apa saja polis asuransi jiwa dan Asuransi Kebakaran?
3. Apa saja jenis,Prinsip,objek, tujuan, Evenemen dan santunan dalam asuransi jiwa dan
Asuransi Kebakaran?
4. Bagaimana implementasi Asuransi Dan Asuransi Kebakaran di Indonesia?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Asuransi
 Untuk mengetahui pengertian Hukum Asuransi Jiwa dan Asuransi Kebakaran
 Untuk mengetahui jenis-jenis, prinsip, objek, Evenemen serta manfaat Asuransi Jiwa dan
Asuransi Kebakaran
 Untuk mengetahui polis dari Asuransi Jiwa dan Asuransi Kebakaran
 Untuk mengetahui bagaimana implementasi Asuransi Jiwa dan Asuransi Kebakaran di
Indonesia
Bab ii

Pembahasan

2.1 Asuransi Jiwa

2.1.1 pengertian Asuransi Jiwa

Dalam Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) yang menjelaskan bahwa: “Asuransi
atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri
kepada tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya
karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan
dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.”

Dasar hukum yang mengatur mengenai asuransi jiwa (life insurance) hanya dijumpai dalam 7 (tujuh)
pasal di dalam KUHD, yaitu pasal 302 sampai dengan 308. Pasal 302 menjelaskan mengenai definisi
sederhana asuransi jiwa mencakup bentuk-bentuk nya. Pasal 302 KUHD berbunyi :

“ jika seseorang dapat guna keperluan seseorang yang berkepentingan, dipertanggungkan, baik
untuk selama hidupnya jiwa itu, baik untuk suatu waktu yang di tetapkan dalam perjanjian”.

Berdasarkan ketentuan pasal 302 KUHD diatas, asuransi jiwa adalah sejenis perjanjian asuransi yang
mempertanggung kan jiwa seseorang yang berkepentingan, baik untuk jangka waktu tertentu
maupun untuk seumur hidup.

Sebelum berlakunya Undang Nomor 2 Tahun 1992, asuransi jiwa Diatur dalam Ordonantie op het
Levensverzekering Bedrijf (Staatsblad Nomor 101 Tahun 1941). Menurut ketentuan Pasal 1 ayat (1)
huruf Ordonansi tersebut:

“Asuransi jiwa adalah perjanjian untuk membayar sejumlah uang Karena telah diterimanya premi
yang herhubungan dengan hidup atau matinya seseorang, rensuransi termasuk di dalamnya,
sedangkan asuransi kecelakaan tidak termasuk dalam asuransi jiwa”.

Dalam Pasal 27 Undang Nomor 2 Tahun 1992 ditentukan bahwa dengan berlakunya undang-undang
ini, maka Ordonantie op het Levens Verzekering Bedrijf dinyatakan tidak berlaku lagi. Adapun yang
dimaksud dengan „undang-undang ini‟ adalah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992. Oleh karena
itu, tidak perlu lagi membahas asuransi jiwa berdasarkan Ordonansi ini karena sudah tidak berlaku
lagi, dan pengertian asuransi jiwa sudah tercakup dalam Pasal 1 angka (1) nomor 2 Undang-Undang
Tahun 1992.

Asuransi Jiwa adalah suatu perjanjian antara tertanggung atau pemegang polis dengan penanggung
atau perusahaan asuransi dalam bentuk premi dan pihak tertanggung berhak memperoleh
pembayaran sejumlah uang apabila terjadi suatu peristiwa atau musibah tertentu.

Menurut Purwosutjipto, pertanggungan jiwa adalah perjanjian timbal balik antara penutup
(pengambil) asuransi dengan penanggung dengan mana penutup (pengambil) asuransi mengikatkan
diri selama jalannya pertanggungan membayar uang premi kepada penanggung sedangkan
penanggung sebagai akibat langsung dari meninggalnya orang yang jiwanya dipertanggungkan atau
telah lampaunya suatu jangka waktu yang diperjanjikan, mengikatkan diri untuk membayar sejumlah
uang tertentu kepada orang yang ditunjuk oleh penutup (pengambil) asuransi sebagai penikmatnya.

2.1.2 jenis-jenis Asuransi Jiwa


Ada beberapa jenis produk asuransi jiwa yang tentunya masing-masing memiliki manfaat yang
berbeda-beda. Jenis-jenis asuransi jiwa ini bertujuan untuk melayani berbagai macam kebutuhan,
kemampuan, dan daya beli masyarakat. Silakan disimak apa saja jenis asuransi jiwa berikut ini:

1. Asuransi Jiwa Berjangka (Term Life Insurance)

Asuransi jiwa berjangka atau term life insurance ini fungsinya untuk memberi proteksi kepada
tertanggung dalam jangka waktu tertentu saja. Asuransi jiwa ini biasanya menawarkan kontrak
untuk 5, 10, atau 20 tahun, dengan premi tetap dan terhitung murah.

Jika Anda memilih asuransi jiwa ini, beberapa keuntungannya adalah:

 Anda sebagai pemegang polis mendapatkan kebebasan dalam menentukan besarnya premi
sesuai dengan kemampuan Anda.
 Uang pertanggungan yang bisa Anda peroleh sebagai pemegang polis bisa mencapai angka
miliaran rupiah. Artinya, jika tertanggung meninggal dunia saat masa kontrak masih aktif,
maka keluarga tertanggung akan mendapatkan uang pertanggungan yang cukup besar.

Sementara itu kekurangan dari asuransi jiwa jenis ini adalah:

 Tertanggung bisa kehilangan uang premi yang sudah dibayarkan atau premi hangus begitu
kontrak selesai apabila tidak mengalami masalah kesehatan maupun meninggal dunia hingga
masa kontrak selesai tersebut.
2. Asuransi Jiwa Seumur Hidup (Whole Life Insurance)

Asuransi jiwa jenis seumur hidup atau whole life insurance ini memberikan perlindungan seumur
hidup, meski biasanya perusahaan asuransi membatasi manfaat perlindungan hingga hanya 100
tahun.

Keuntungan dari asuransi jiwa jenis ini adalah:

 Pemegang polis dimungkinkan untuk mendapatkan nilai tunai dari premi yang sudah
dibayarkan.
 Apabila Anda sebagai tertanggung tidak dapat membayar angsuran premi secara berkala,
Anda bisa menggunakan nilai tunai dari premi yang sudah dibayar untuk membayar premi
selanjutnya.
 Premi asuransi yang sudah Anda bayarkan tidak akan hangus jika tidak ada klaim.
 Saat kontrak berakhir, uang pertanggungan akan diberikan seluruhnya.

Sementara itu kekurangannya adalah:

 Preminya lebih besar ketimbang premi asuransi jiwa berjangka, bahkan bisa mencapai lebih
dari dua kali lipatnya. Alasan dari premi yang tinggi ini adalah karena angka harapan hidup
masyarakat Indonesia hanya 65 tahun untuk laki-laki dan 70 tahun untuk perempuan,
sehingga kemungkinan klaim asuransi sebelum masa proteksi berakhir lebih tinggi.
 Nilai tunai dari total premi yang sudah dibayarkan tidak terlalu besar karena bunga untuk
asuransi ini biasanya hanya sebesar 4% per tahun, dan angka ini belum dipotong pajak.
3. Asuransi Jiwa Dwiguna (Endowment Insurance)
Jenis asuransi jiwa dwiguna atau endowment insurance ini sesuai dengan namanya adalah asuransi
yang memiliki dua manfaat, yaitu sebagai asuransi jiwa berjangka sekaligus tabungan. Artinya Anda
sebagai pemegang polis dapat memperoleh nilai tunai dari premi asuransi yang sudah Anda
bayarkan berupa uang pertanggungan jika tertanggung meninggal dunia dalam periode tertentu
sesuai dengan kebijakan polis asuransi bersangkutan dan juga dapat menarik polis asuransi dalam
waktu tertentu sebelum masa kontrak berakhir.

4. Asuransi Jiwa Unit Link

 Asuransi jiwa jenis unit link ini menggabungkan manfaat asuransi dengan investasi, dan paling sering
ditawarkan oleh agen asuransi. Jika Anda tertarik berinvestasi namun tidak mengerti tentang
investasi dan ingin tetap memastikan jiwa Anda tetap mendapatkan manfaat perlindungan dari
kematian, Anda bisa memilih jenis asuransi jiwa ini.

2.1.3 Prinsip-prinsip Asuransi Jiwa


1. Nature

Yakni adalah penggantian kerugian, dalam halnya asuransi jiwa tentunya bukanlah nyawa seseorang
yang menjadi objek yang dapat dinilai harganya, tetapi hanyalah sebatas uang santunan yang
diberikan kepada ahli waris. Tetapi dalam hal pengganti kerugian berupa uang santunan itu, tidaklah
sama dengan hal kerugiannya karena biar bagaimanapun nyawa seseorang tidak bisa dibayar dengan
uang berapapun.

2. Insurable interest

Adanya hal yang menjadi persoalan dari pokok kontrak seperti halnya menderita kerugian,
kerusakan bahkan kematian. Dalam asuransi jiwa seseorang emiliki kepentingan yang dapat
diasuransikan atas kehidupannya sendiri dan mungkin pula memiliki kepentingan atas kehidupan
orang lain atas dasar keluarga, kasih sayang atau bahkan kepentingan dasar keuangan. Kreditur
mempunyai kepentingan terhadap debiturnya seperti seorang ayah yang memiliki istri dan anak
yang merupaan penanggung jawab keluarga dalam memberikan nafkah maka dapat
mengasuransikannya.

3. Prinsip subrogasi

Pada hakekatya jika seseorang merusak suatu barang, maka orang tersebutlah yang harus mengganti
kerugiannya, dalam hal asuransi tentunya orang tersebut menjadi pihak ketiga dan dapat dimintai
ganti kerugian (pasal 284 KUHD). Hak subrogasi ini menempatkan kerugian pada yang bertanggung
jawab memikulnya dan mencegah tertanggung mendapatka keuntungan dari penanggung dan pihak
penyebab kerugian.

4. penyembunyian

Dalam hakikatnya, asuransi dibuat berdasarkan itikad baik, karena itu para pihak yang bersangkutan
harus saling memberikan informasi yang terbuka dan jujur tanpa menyembunyikan fakta resiko yang
diketahui.

5. representasi

Rpresentation adalan suatu pernyataan yang dibuat oleh penanggung dan tertanggung pada waktu
atau sebelum waktu pembuatan kontrak.karena penanggung berhak mendapatkan pengetahuan
yang lengkap tentang sibjeknya, maka seiring pegetahuan yang lengkap tentang subjek asuransi
menjadi penting untuk tergantung atas penytaan tang tergantung tersebut. Terdapatnya pernyataan
yang palsu terhadap pihak tertanggung tentang fakta yang material maka itu ayan menjadi dasar
untuk membuat kontrak yang hilang kekuatan hukumnya.

6. jaminan

Dalam banyak hal, tertanggung itulah satu-satunya orang yang tahu akan hal informasi yang benar
tentang resiko. Perusahaan asuransi hanya memasukan data-data informasi apa yang diberikan oleh
tertanggung dalam polis asuransi. Maka demikian informasi tersebut dinamakan warranties.

2.1.4 Manfaat Asuransi Jiwa


Asuransi jiwa merupakan salah satu produk asuransi paling laris dan tidak kalah dengan
manfaat asuransi kesehatan. Supaya tidak penasaran, berikut manfaat asuransi jiwa AIA,
Prudential, dan lainnya yang patut kamu ketahui.
1. asuransi jiwa sebagai proteksi dari risiko meninggal dunia
2. Manfaat santunan untuk cacat total permanen atau cacat sebagian
3. Memastikan kelangsungan hidup keluarga atau ahli waris
4. Membantu mengelola keuangan dengan baik
5. Mengelola uang secara tepat
6. Mencegah terjadi kerugian besar
7. Manfaat asuransi jiwa yang memberi rasa tenang dan aman
8. Manfaat tambahan berupa investasi
9. Cara paling murah dan mudah memiliki uang cash
10. Melunasi utang yang belum terbayar
11. Persiapan pensiun
12. Memastikan target biaya pendidikan anak tercapai
13. Memastikan bisa merawat orangtua yang sudah pensiun
14. Mengganti penghasilan yang hilang
15. Asuransi tambahan bisa tanggung biaya perawatan medis
16. Menumbuhkan Aset
17. Mengumpulkan dana warisan

2.1.5 Polis Asuransi Jiwa

a. Bentuk dan Isi Polis

menurut Pasal 304 KUHD, polis asuransi jiwa memumat:

1. Hari diadakan asuransi


2. Nama dari yang dijamin
3. Nama orang yang jiwanya diasuransikan
4. Waktu mulai dan berhentinya risiko bagi si asurador
5. Jumlah uang yang dijamin
6. Premi dari asuransi

b. Penanggung, Tertanggung,

Penanggung adalah pihak yang menanggung beban risiko sebagai imbalan premi yang
diterimanya dari tertanggung. Penanggung merupakan perusahaan asuransi jiwa yang memberikan
jasa dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan kehidupan seseorang yang diasuransikan.
Tertanggung adalah pihak yang berkewajiban membayar premi karena risiko yang dimiliki
dialihkan kepada penanggung risiko. Tertanggung juga merupakan penikmat karena dia masih hidup
dan menikmati pengembalian sejumlah uang yang dibayar oleh penanggung bila terjadi evenemen.

2.1.6 Evenemen dan santunan

1. Evenemen dalam asuransi jiwa

Evenemen ini hanya satu yaitu ketidakpastian kapan meninggalnya seseorang sebagai salah
satu unsur yang dinyatakan dalam definisi asuransi jiwa. Karena evenemen hanya satu maka tidak
perlu dicantumkan dalam polis. Ketidakpastian kapan meninggalnya seseoran tertanggung
merupakan risiko yang menjadi beban penanggung. Evenemen meninggalnya tertanggun itu bersisi
2 yaitu meninggalnya itu benar-benar terjadi dalam jangka waktu asuransi dan benar-benar tidak
terjadi sampai jangka waktu asuransi berakhir maka keduanya menjadi beban penanggung.

2. Uang santunan dan pengembalian

Uang santunan adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh penanggung kepada penikmat
dalam hal meninggalnya tertanggung sesuai dengan kesepakatan yang tercantum dalam polis.
Pembayaran santunan merupakan akibat terjadinya peristiwa yaitu meninggalnya tertangggung
dalam jangka waktu berlaku asuransi jiwa.

Apabila sampai berakhirnya jangka waktu asuransi jiwa tidak terjadi peristiwa meninggalnya
tertanggung, maka tertanggung sebagai pihak dalam asuransi jiwa berhak memperoleh
pengembalian sejumlah uang dari penanggung sesuai dalam perjanjian.

2.1.7 Berakhirnya Asuransi Jiwa

1. Karena Terjadi Evenemen

2. Karena Jangka Waktu Berakhir

3. Karena Asuransi Gugur

4. Karena Asuransi Dibatalkan

2.1.8 implementasi Asuransi Jiwa

Implementasi dari asuransi jiwa di Indonesia sudah banyak berkembang dengan adanya kemunculan
bermacam-macam Perusahaan asuransi jiwa seperti PT. Prudential life, PT. Manulife dan banyak lagi.
Seiring berjalannya waktu tidak semua perusahaan asuransi jiwa berjalan dengan baik pasti ada saja
kendala yang di hadapi oleh masing-masing perusahaan asuransi jiwa ini. Seperti yang dialami
perusahaan asuransi jiwa PT. Manulife Indonesia dibawah ini.

Perusahaan asuransi jiwa merupakan industri yang berbasis kepada kepercayaan pemegang polis
karena bisnis tersebut melakukan bisnis dalam jangka panjang.Kondisi persaingan saat ini yang
sangat tinggi antar perusahaan asuransi, setiap perusahaan berpacu untuk memperluas pasar.
Perusahaan jasa asuransi PT. Manulife Indonesia merupakan perusahaan Asuransi jiwa yang bertaraf
internasional yang menyediakan berbagai jenis produk asuransi dan investasi yang lokasinya
tersebar di seluruh Indonesia.

Dalam pelaksanaannya terdapat berbagai masalah yang dialami nasabah PT. Manulife Indonesia,
sehingga nasabah tidak mendapatkan perlindungan hukum. Bahkan ada proses klaim benar-benar
tidak professional dan kesalahan fatal dalam surat keputusan klaim disebutkan polisnya mulai
diberlakukan pada tanggal 27 April 2018, padahal buku polis tertulis pada tanggal 27 April 2017.
Salah satu ahli waris nasabah berinisial HND mengaku adanya masa tunggu dua belas bulan, klaim
yang ditolak tanpa alasan yang jelas, polis dibatalkan secara sepihak oleh perusahaan tanpa alasan
apapun.

Permasalahan juga dialami Nasabah CHL yang mengeluh tidak adanya medical check up kesehatan
calon nasabah sehingga nasabah tidak mengetahui penyakitnya. Berdasarkan polis yang ada, maka ia
mengajukan klaimnya, tetapi kenyataannya setelah tiga bulan mengajukan klaim ternyata klaimnya
tidak dapat dikeluarkan oleh perusahaan. Para pemegang polis pada umumnya mengeluhkan bahwa
mengaku sering mengalami lambatnya pengurusan dari perusahaan terhadap keluhan, bila berhenti
dengan sendirinya maka uang harus hangus, karena uang tidakbisa kembali sama sekali, perusahaan
memberikan lisensi kepada agen yang belum menguasai produk dan Informasi yang berubah-ubah
antara satu agen dengan agen yang lainnya.

Kegagalan pembayaran klaim oleh perusahaan asuransi kepada Pemegang polis seringnya terjadi
karena pemegang polis terlalu lama Mengajukan klaim yang mengakibatkan tidak dibayarnya uang
klaim Asuransi oleh perusahaan asuransi, perusahaan asuransi menetapkan batasan Waktu
pengajuan klaim asuransi yang biasanya batasan waktu yang Ditetapkan adalah tiga bulan, atas hal
tersebut menjadikan pemegang polis Kesulitan dalam mempersiapkan memenuhi syarat-syarat
mengajukan klaim Dan sering kali mengajukan klaim diluar batas waktu tersebut. Apalagi dalam saat
ini, kurangnya keterbukaan antara pihak asuransi terhadap Masyarakat atau kurangnya tingkat
pemahaman masyarakat terhadap Kesepakatan antara perusahaan dengan masyarakat menjadi
bahan klarifikasi Antara pihak perusahaan asuransi dengan masyarakat untuk menyelesaikan
Permasalahan yang terjadi dengan proses klarifikasi dari pihak perusahaan Asuransi, maupun
penyelesaian secara hukum.

Permasalahan-permasalah yang terjadi dalam pelaksanaan klaim asuransi ini yang menjadi salah
satu yang membuat masyarakat mengalami krisis kepercayaan terhadap tawaran ataupun
melanjutkan polis asuransi.

2.2 Asuransi Kebakaran

2.2.1 Pengertian Asuransi Kebakaran

Asuransi kebakaran merupakan asuransi yang menjamin dan mempertanggung jawab atas kematian
dikarenakan kebakaran, asap, petir, jatuh pesawat dan gas. Tidak hanya menjamin jiwa namun
asuransi ini dapat menjamin harta benda dan ataupun kepentingan kekayaan lainnya. Asuransi
kebakaran yaitu asuransi atau pertanggungan yang menjamin kerugian atau kerusakan atas harta
benda (harta tetap dan harta bergerak) yang disebabkan oleh kebakaran lantaran sambaran petir
atau kecelakaan lainnya, seperti api sendiri, kurang hati-hati, kesalahan atau itikad jahat dari pelayan
sendiri, tetangga, musuh, perampok, dan lain-lainnya. Dengan nama apa saja, dan bagaimanapun
kebakaran itu terjadi, disengaja atau tidak, biasa atau luar biasa, tiada terkecuali nya.

Berpedoman pada definisi asuransi yang diatur dalam ketentuan pasal 1 angka 1 undang-undang
peransuransian baru, asuransi kebakaran diartikan sebagai perjanjian antara dua pihak, yaitu
perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagian penerimaan premi oleh
perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk memberikan penggantian kepada tertanggung atau
pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis
karena terjadinya suatu peristiwa kebakaran yang menimpa objek atau harta kekayaan tertanggung
yang dipertanggungkan.

Di samping harus berpedoman pada ketentuan umum, sebagaimana diatur dalam pasal 256 KUHD,
perihal polis asuransi kebakaran juga harus memperhatikan ketentuan khusus dalam pasal 287
KUHD. Hingga bila kedua isi pasal tersebut digabungkan maka syarat-syarat sebuah polis asuransi
kebakaran adalah sebagai berikut:

1. Hari ditutupnya pertanggungan


2. Nama orang yang menutup pertanggungan atas tanggungan sendiri atau orang ketiga
3. Uraian yang cukup jelas mengenai barang yang dipertanggungkan
4. Jumlah uang untuk berapa diadakan pertanggungan
5. Bahaya-bahaya yang ditanggung oleh si penanggung
6. Saat mana bahaya mulai berlaku untuk tanggungan si penanggung dan saat berakhirnya
7. Jumlah premi
8. Umumnya, semua keadaan yang kiranya penting bagi si penanggung untuk diketahuinya,
dan segala syarat yang diperjanjikan di antara para pihak
9. Letak barang-barang tetap yang dipertanggungkan beserta batas-batasnya
10. Pemakaian barang-barang yang dipertanggungkan
11. Sifat dan pemakaian gedung-gedung yang berbatasan, sekadar itu ada pengaruhnya
terhadap pertanggungan yang bersangkutan
12. Harga dari barang-barang yang dipertanggungkan
13. Letak dan pembatas gedung-gedung dan tempat-tempat di mana barang-barang bergerak
yang dipertanggungkan itu benda, disimpan, atau di tumpuk.

2.2.2 objek asuransi kebakaran

Benda objek asuransi kebakaran dapat berupa benda tetap seperti sebagai berikut:

1. Bangunan
2. Rumah
3. Pabrik atau gedung-gedung
4. Benda-benda bergerak seperti kendaraan bermotor, kapal, serta benda bergerak lainnya.

Mengenai bangunan sebagai objek asuransi kebakaran banyak di singgung dalam KUHD seperti
tertuang dalam pasal 288, 289 dan 293. Pasal 288 menyebutkan bahwa dalam kaitannya dengan
pertanggungan dengan objek hak milik berupa bangunan, maka harus diperjanjikan bahwa kerugian
yang menimpa personil yang bersangkutan akan diganti atau diperbaiki /dibangun kembali, maka
maksimum uang ganti kerugian yang dikeluarkan oleh penanggung adalah sebesar jumlah uang yang
dipertanggungkan.

Bilamana dalam polis dijanjikan bahwa bangunan itu akan diganti dengan uang tunai, maka harus
diketahui terlebih dahulu berapa harga persil pada saat sebelum dan sesudah bahaya kebakaran
terjadi, termasuk berapa harga sisa-sisa bangunan yang terbakar bila kebakaran itu hanya
menghanguskan sebagian saja. Dalam praktik, penentuan harga benda objek asuransi memang sulit
dilaksanakan karena dapat berubah selama jangka waktu berlangsungnya asuransi kebakaran.
Karena itu, penentuan harga benda tidak begitu dipersyaratkan (tidak mutlak), walaupun hal itu
termasuk salah satu syarat yang ditentukan dalam pasal 287 KUHD.

2.2.3 Perluasan Jaminan Khusus


Perluasan jaminan khusus biasanya tidak termasuk ke dalam perjanjian kategori yang dijamin oleh
asuransi kebakaran. Namun, kategori ini bisa berubah menjadi yang dijamin apabila perusahaan
asuransi bersedia mencantumkannya dalam polis. Beberapa yang masuk dalam perluasan jaminan
khusus, di antaranya:

1. Kerusuhan
2. Pemogokan,
3. Penghalangan bekerja,
4. Perbuatan jahat,
5. Huru-hara,
6. Pembangkitan rakyat,
7. Pengambilalihan kekuasaan,
8. Revolusi,
9. Pemberontakan,
10. Kekuatan militer,
11. Invasi,
12. Perang saudara,
13. Perang dan permusuhan,
14. Makar,
15. Terorisme,
16. Sabotase atau penjarahan.

2.2.4 jenis-jenis polis asuransi kebakaran

Berdasarkan objek pertanggungan, polis asuransi kebakaran dibedakan menjadi :

1. Polis kebakaran industri


Polis ini menanggung kerugian/kerusakan yang diakibatkan oleh resiko-resiko pokok atas
bangunan industri, perlengkapan dan peralatan, bahan baku, bahan pembantu, dan
sebagainya.
2. Polis kebakaran non industri
Polisi ini menanggung kerugian/kerusakan yang diakibatkan oleh resiko resiko pokok atas
berbagai kepentingan, yang terdiri dari harta tetap (harta yang tidak bisa dipindah-pindah
kan) dan harta bergerak (harta yang bisa dipindah-pindahkan).

ada juga jenis polis asuransi kebakaran lainnya seperti:

1. Polis deklarasi
Polis ini digunakan untuk menanggung resiko resiko dalam perkebunan, pabrik gula, gudang
umum dan swasta, toko, shopping, centre, dan sebagainya, di mana nilai objek
pertanggungan selalu berubah-ubah nilainya, yang berarti pula berubah-ubah resiko yang
ditanggung.
2. Polis mengambang
Polisi yang menutup suatu jumlah pertanggungan dari objek pertanggungan yang berada
didalam lebih dari satu bangunan, misalnya barang-barang yang ditanggung berada didalam
lebih dari satu gudang yang berada di dalam satu kota.
2.2.5 Evenemen Asuransi Kebakaran

Mengenai Evenemen apa saja yang biasanya menjadi syarat dalam perjanjian asuransi
kebakaran di tanggung oleh penanggung semuanya diatur dalam pasal 290-291 KUHD.
Pasal 290 KUHD, misalnya menyebutkan bahwa penanggung bertanggung jawab terhadap segala
kerugian dan kerusakan yang menimpa benda yang di pertanggungkan karena kebakaran, yang
disebabkan oleh petir atau kecelakaan lainnya, seperti api sendiri, kurang hati-hati, kesalahan
atau itikad jahat dari pelayan-pelayan sendiri, tetangga, musuh, perampok, dan lain-lainnya
dengan nama apa saja, bagaimanapun kebakaran itu terjadi, disengaja atau tidak, biasa atau luar
biasa, tiada terkecuali nya.

Penanggung juga bertanggung jawab atas bahaya-bahaya yang dipersamakan dengan


kebakaran, yakni kerugian yang disebabkan oleh letusan mesiu, ledakan ketel uap, sambaran
petir, dan lain sebagainya, walaupun letusan, sambaran petir atau ledakan tersebut tidak
menyebabkan kebakaran (pasal 291 KUHD).

2.2.6 Implementasi Asuransi Kebakaran

Banyak implementasi dari asuransi kebakaran di Indonesia salah satunya yang dilakukan oleh salah satu
PT. Jasindo tafakul. Berdasarkan teori asuransi Syariah, maka asuransi kebakaran Pada PT. Jasindo
tafakul Menggunakan prinsip mudharabah (bagi hasil) dan prinsip wakalah (menjaga atau
menyerahkan). Jika Dikaitkan dengan teori perlindungan Hukum dari Satjipto Raharjo yang Menyatakan
bahwa perlindungan Hukum merupakan pemberian Pengayoman kepada hak asasi Manusia yang
dirugikan orang lain Dan perlindungan tersebut diberikan Kepada masyarakat agar mereka Dapat
menikmati semua hak-hak Yang diberikan oleh hukum. Maka Pelaksanaan perjanjian asuransi Antara
tertanggung dan PT. Jasindo Takaful telah berusaha memberikan Perlindungan hukum bagi Tertanggung
terhadap suatu peristiwa Yang belum tentu yaitu berupa Asuransi kebakaran agar tertanggung Dapat
menikmati hak-haknya Berdasarkan polis.

Sudah Terpenuhi mengenai Pelaksanaan Asuransi kebakaran karena sudah Diatur di polis asuransi
kebakaran Dalam Pasal 258 KUHD Menyebutkan bahwa untuk Membuktikan diadakannya perjanjian Itu
harus dibuktikan dengan surat, Akan tetapi semua upaya-upaya Pembuktian akan diperkenankan
Bilamana ada permulaan pembuktian Dengan surat tulisan. Mengenai Pelaksanaan pejanjian asuransi
Tersebut, Ibu Rika Maulita sebagai Tertanggung seharusnya diberi Penjelasan oleh PT. Jasindo Takaful
Mengenai pengecualian dan cara Pengejuan klaim apabila terjadi Evenemen walaupun nasabah tidak
Bertanya.
Bab Iii

Penutup

3.1 kesimpulan

Dalam Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) yang menjelaskan bahwa: “Asuransi atau
pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya
karena suatu peristiwa yang tak tertentu.”

Asuransi Jiwa adalah suatu perjanjian antara tertanggung atau pemegang polis dengan penanggung atau
perusahaan asuransi dalam bentuk premi dan pihak tertanggung berhak memperoleh pembayaran
sejumlah uang apabila terjadi suatu peristiwa atau musibah tertentu.

Asuransi kebakaran merupakan asuransi yang menjamin dan mempertanggung jawab atas kematian
dikarenakan kebakaran, asap, petir, jatuh pesawat dan gas. Tidak hanya menjamin jiwa namun asuransi
ini dapat menjamin harta benda dan ataupun kepentingan kekayaan lainnya. Asuransi kebakaran yaitu
asuransi atau pertanggungan yang menjamin kerugian atau kerusakan atas harta benda (harta tetap dan
harta bergerak) yang disebabkan oleh kebakaran lantaran sambaran petir atau kecelakaan lainnya,
seperti api sendiri, kurang hati-hati, kesalahan atau itikad jahat dari pelayan sendiri, tetangga, musuh,
perampok, dan lain-lainnya. Dengan nama apa saja, dan bagaimanapun kebakaran itu terjadi, disengaja
atau tidak, biasa atau luar biasa, tiada terkecuali nya.

3.2 saran

Sebaiknya perusahaan asuransi jiwa maupun perusahaan asuransi kebakaran lebih meningkatkan lagi
efesiensi dan kinerjanya agar dapat mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sehingga dapat terus
bekerja dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai