Anda di halaman 1dari 7

POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU)

Disusun Oleh :

Nuraeni

0433131420118023

4A / S1 Keperawatan

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES HORIZON KARAWANG

Jl. Pangkal Perjuangan Km. 1 By Pass - Karawang

2021/2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Posyandu merupakansalah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan semata-mata tanggung
jawab pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk
kader. Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena selain
sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak
masyarakat untuk datang ke Posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan
sehat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Posyandu
Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan
untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen Kesehatan RI. 2006).

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan


kesehatan dan keluarga berencana (Effendi, Nasrul.1998:267).

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya


Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan
bersama masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak
balita (Pusat Promosi Kesehatn, 2012).

B. Tujuan Posyandu
Tujuan posyandu antara lain :
1. Menurunkan angka kematian banyi, Angka kematian (ibu hamil, melahirkan
dan nifas), Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian banyi (AKB).
2. Membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat
untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan Keluarga Berencana
(KB) serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya
masyarakat sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan
ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.
5. Menghimpun potensi masyarakat untuk berperan serta secara
aktif meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu, bayi, balita dan keluarga
serta mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi, dan balita.

C. Jenjang Posyandu
Menurut Kemenkes (2011), jenjang Posyandu dibagi menjadi 4 tingkatan
berdasarkan tingkat perkembangan Posyandu sebagai berikut :
1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai
oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah
kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang.
2. Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan ratarata jumlah kader sebanyak
lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah,
yaitu kurang dari 50%.
3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan ratarata jumlah kader sebanyak
lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%,
mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya
masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan ratarata jumlah kader sebanyak
lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%,
mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya
lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu.

D. Pelayanan Posyandu
1. Program kesehatan ibu hamil
Pelayanan yang diberikan posyandu kepada ibu hamil mencakup
pemeriksaan kehamilan dan pemantauan gizi. Tak hanya pemeriksaan, ibu
hamil juga dapat melakukan konsultasi terkait persiapan persalinan dan
pemberian ASI.
Agar kondisi kehamilan tetap terjaga, ibu hamil juga bisa
mendapatkan vaksin TT untuk mencegah penyakit tetanus yang masih
umum terjadi di negara berkembang, seperti Indonesia.
Setelah melahirkan, ibu juga bisa mendapatkan suplemen vitamin A,
vitamin B, dan zat besi yang baik dikonsumsi selama masa menyusui, serta
pemasangan alat kontrasepsi (KB) di posyandu.
2. Program Kesehatan Anak
Salah satu program utama posyandu adalah menyelenggarakan
pemeriksaan bayi dan balita secara rutin. Hal ini penting dilakukan untuk
memantau tumbuh kembang anak dan mendeteksi sejak dini bila anak
mengalami gangguan tumbuh kembang.
Jenis pelayanan yang diselenggarakan posyandu untuk balita
mencakup penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan dan lingkar
kepala anak, evaluasi tumbuh kembang, serta penyuluhan dan konseling
tumbuh kembang. Hasil pemeriksaan tersebut kemudian dicatat di dalam
buku KIA atau KMS.
3. Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan KB di posyandu umumnya diberikan oleh kader dalam
bentuk pemberian kondom dan pil KB. Sedangkan, suntik KB hanya dapat
diberikan oleh tenaga puskesmas. Apabila tersedia ruangan dan peralatan
yang menunjang serta tenaga yang terlatih, posyandu juga dapat dilakukan
pemasangan IUD dan implan.
4. Imunisasi
merupakan salah satu program pemerintah yang mengharuskan setiap
anak usia di bawah 1 tahun untuk melakukan vaksinasi. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan ada 5 jenis imunisasi
yang wajib diberikan, yaitu imunisasi hepatitis B, polio, BCG, campak,
dan DPT-HB-HiB.
Dalam hal ini, posyandu menjadi salah satu pihak yang berhak
menyelenggarakan program imunisasi tersebut. Tak hanya anak, ibu hamil
pun juga dapat melakukan vaksinasi di posyandu, misalnya vaksinasi
tetanus, hepatitis, dan pneumokokus.
5. Pemantauan status gizi
Melalui kegiatan pemantauan gizi, posyandu berperan penting dalam
mencegah risiko stunting pada anak. Pelayanan gizi di posyandu meliputi
pengukuran berat dan tinggi badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan,
penyuluhan gizi, dan pemberian suplemen.
Apabila ditemukan ibu hamil dengan kondisi  atau balita yang
pertumbuhannya tidak sesuai usia, kader posyandu dapat merujuk pasien
ke puskesmas.
6. Pencegahan dan penanggulangan diare
Pencegahan diare dilakukan melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Sedangkan, penanganan diare dilakukan melalui pemberian oralit.
Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut, petugas kesehatan dapat
memberikan suplemen zinc.
Sementara itu, kegiatan pengembangan posyandu mencakup Bina
Keluarga Balita (BKB), Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Bina Keluarga
Lansia (BKL), dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Kegiatan
pengembangan tersebut umumnya dilakukan apabila 6 kegiatan utama
telah dilaksanakan dengan baik.

E. Perbedaan Kegiatan Posyandu disaat Pandemi


Pelaksanaan posyandu harus tetap dilakukan sesuai dengan protokol
Pencegahan Covid 19, yaitu semua pengunjung Posyandu wajib menggunakan
masker, datang langsung cuci tangan, setelah itu balita ditimbang menggunakan
sarung miliknya sendiri agar tidak perlu berbagi dengan balita lain. Kemudian diukur
tinggi badannya, dan mendapat penyuluhan individu, pembagian vitamin A dan
imunisasi bagi balita sesuai dengan jadwal imunisasi, setelah itu bayi/balita yang tidak
membutuhkan imunisasi bisa langsung pulang sehingga tidak terjadi kerumunan
massa dan kita tetap bisa menerapkan social distancing. 
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keberhasilan pengelolaan posyandu memerlukan dukungan yang kuat dari
berbagai pihak, baik dukungan moril, materil, maupun finansial. Selain itu
diperlukan adanya kerjasama, tekanan dan pengabdian para pengelolanya
termasuk kader.

Apabila kegiatan posyandu terselenggara dengan baik, maka akan


memberikan kontribusi yang besar, dalam menurunkan angka kematian ibu, bayi
dan anak balita.

B. Saran
1. Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca dalam
memahami posyandu secara keseluruhan, dari pengertiannya hingga kegiatan
yang berlangsung di dalamnya.
2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai kajian ini.

Anda mungkin juga menyukai