6.1 Tujuan
1. Praktikan memahami prinsip kerja PCR
2. Praktikan mengetahui tujuan dan langkah kerja melakukan Gradient PCR
PCR (Polymerase Chain Reaction) adalah metode revolusioner yang dikembangkan oleh Kary Mullis
pada 1980-an untuk mengamplifikasi atau mengkopi segmen DNA. Prinsip kerja PCR didasarkan pada
kemampuan enzim DNA polimerase untuk mensintesis untai baru DNA yang merupakan
komplementer dari untai DNA cetakan. Enzim DNA polimerase hanya dapat menambahkan nukleotida
pada gugus 3'-OH yang sudah ada sebelumnya. Oleh karena itu, dalam proses PCR dibutuhkan primer
sebagai tempat bagi DNA polimerase untuk dapat menambahkan nukleotida pertama. Hal ini
memungkinkan kita untuk menentukan daerah spesifik (gen target) yang akan diamplifikasi atau
dikopi pada untai DNA cetakan. Daerah spesifik (gen target) yang dibatasi oleh primer ini akan
terakumulasi pada akhir reaksi PCR dalam jumlah jutaan kopi, yang disebut sebagai amplikon.
PCR terdiri atas tiga tahap yang berulang (Gambar 6.1), yaitu:
1. Denaturasi
Tujuan tahap ini adalah mengkonversi DNA untai ganda menjadi DNA untai tunggal.
2. Annealing
Pada tahap ini suhu diturunkan agar primer dapat menempel di daerah yang komplemen
pada DNA cetakan yang sudah menjadi untai tunggal. Setiap primer memiliki suhu
penempelan yang spesifik, bergantung pada urutan nukleotida yang menyusun primer
tersebut.
3. Elongasi atau ekstensi
Pada tahap ini enzim DNA polimerase akan mensintesis DNA untai baru atau pemanjangan
dari ujung 3’ primer yang telah menempel pada daerah komplemennya.
1. DNA cetakan
DNA cetakan merupakan sampel DNA yang mengandung sekuen gen target. Sampel DNA
diperoleh dengan cara mengisolasi atau memurnikan DNA dari sampel biologis, seperti darah,
jaringan tumbuhan, jaringan hewan, feses, kultur sel, kultur mikroba, dan sebagainya.
3. Primer
Primer merupakan potongan pendek DNA untai tunggal yang komplemen dengan urutan gen
target. Enzim DNA polimerase akan memulai sintesis DNA untai baru dari ujung 3’ primer.
Umumnya dalam reaksi PCR digunakan sepasang primer, yaitu primer forward dan primer
reverse. Desain primer yang baik akan memberikan hasil yang optimum pada reaksi PCR.
Oleh karena itu, saat mendesain primer perlu diperhatikan beberapa syarat berikut untuk
memperoleh primer yang ideal.
5. Buffer PCR
PCR dilakukan dalam buffer yang menyediakan lingkungan kimia yang sesuai untuk aktivitas
DNA polimerase. pH buffer biasanya antara 8,0 dan 9,5 dan sering distabilkan oleh Tris-HCl.
Untuk Taq DNA polimerase, komponen umum dalam buffer adalah ion kalium (K +) dari KCl,
yang mendorong penempelan primer. Selain itu, dalam buffer PCR terkadang juga
mengandung MgCl2.
Ada berbagai jenis teknik PCR yang telah dikembangkan hingga saat ini. Beberapa diantaranya adalah
PCR-RFLP, Real-time PCR, Quantitative real-time PCR, Reverse Transcriptase PCR, Multiplex PCR,
Nested PCR, Asymmetric PCR, Touch down PCR, Methylation-specific PCR, Allele-specific PCR,
Tetraprimer-ARMS PCR, dan lain-lain.
Berikut ini adalah beberapa aplikasi teknik PCR dalam dunia kedokteran:
1. PCR digunakan dalam menganalisis spesimen klinis untuk mendeteksi adanya agen infeksi,
termasuk virus corona, HIV, hepatitis, malaria, anthrax , dan sebagainya.
2. PCR dapat memberikan informasi tentang prognosis pasien dan memprediksi respon atau
resistensi terhadap terapi . Misalnya suatu kanker yang ditandai dengan mutasi kecil di gen
tertentu.
3. PCR digunakan dalam analisis mutasi yang terjadi pada penyakit genetik (misalnya cystic
fibrosis, anemia sel sabit, fenilketonuria, distrofi otot).
4. PCR juga digunakan dalam laboratorium forensik karena PCR hanya membutuhkan materi
DNA dalam jumlah sedikit. Misalnya, DNA yang cukup dapat diperoleh dari tetesan darah
atau sehelai rambut.
Untuk melakukan gradient PCR, thermalcycler yang digunakan harus memiliki spesifikasi gradient PCR.
Thermal cycler dengan spesifikasi gradient PCR memiliki pengaturan suhu annealing yang bertingkat,
baik dalam satu baris ataupun satu kolom (bergantung pada merek thermal cycler). Jumlah variasi
suhu annealing tiap thermal cycler pun belum tentu sama, berkisar antara 6-12 variasi suhu. Seperti
contoh pada Gambar 6.2 terdapat 6 variasi suhu.
10. RUN
11. Hasil PCR dapat dianalisis langsung dengan elektroforesis pada gel agarose 1,5% atau simpan
pada freezer suhu -20oC .
6.6 Studi Kasus
Kalian baru saja memesan beberapa pasang primer untuk PCR. Kalian diminta untuk menentukan
suhu annealing yang optimum untuk setiap pasangan primer. Berdasarkan data sheet primer berikut
ini, buatlah rencana kerja gradient PCR mulai dari komposisi setiap komponen reaksi PCR hingga
pengaturan suhu dan siklus pada thermal cycler!
Petunjuk: thermal cycler yang digunakan memiliki fitur untuk variasi 8 suhu.
yhbV Shigella
sp.
2 Gen
InvA
Salmonella sp.
3 Gen
ND5 Rattus
rattus