Anda di halaman 1dari 105

BAB IV

PELAKSANAAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN

1. DESKRIPSI AKTUALISASI DAN STRATEGI PEMECAHAN


Aktualisasi dibuat di dasarkan atas isu-isu pokok yang muncul pada unit kerja
penulis di Puskesmas Waborobo Kota Baubau. Salah satu isu yang muncul selama penulis
bekerja adalah kurangnya pemahaman petugas medis dalam menangani kegawatdaruratan
pasien gangguan jiwa yang mana hal ini akan mengambat mutu pelayanan di Puskesmas.
Agar pelayanan dapat dilakukan dengan optimal maka perlu adanya suatu cara agar bias
meningkatkan pemahaman petugas medis dalam menangani kegawatdaruratan pasien
gangguan jiwa.
Salah satu penyebab terhadap masalah isu kurangnya pemahaman petugas medis
dalam menangani kegawatdaruratan pasien gangguan jiwa adalah karena petugas medis
banyak yang belum memiliki pengetahuan mengenai penanganan awal kegawatdaruratan
gangguan jiwa. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan kurangnya
pemahaman petugas medis dalam menangani kegawatdaruratan gangguan jiwa ini yaitu
dengan cara penulis melakukan sosialisasi dan pelatihan mengenai penanganan awal
kegawatdaruratan gangguan jiwa.
SOSIALISASI merupakan salah satu cara agar petugas medis memiliki pengetahuan
tentang suatu penyakit. PELATIHAN dilakukan agar pengetahuan yang sudah diberikan
dapat diterapkan dan dipahami oleh petugas medis.
Sosialisasi dan pelatihan tentang suatu penyakit adalah sesuatu yang sangat
diperlukan oleh petugas kesehatan untuk selalu memperbaharui ilmu pengetahuannya
beserta keterampilannya saat menangani dan menghadapi pasien.
Dari hasil aktualisasi nilai-nilai dasar ASN sebagai dokter di Puskesmas Waborobo
Kota Baubau Sulawesi Tenggara mulai tanggal 25 November 2019 sampai tanggal 20
Desember 2019 terdapat 6 kegiatan yang telah dijadwalkan untuk menyelesaikan isu
kurangnya pemahaman petugas medis dalam menangani kegawatdaruratan pasien
gangguan jiwa dengan solusi PENINGKATAN PENANGANAN AWAL
KEGAWATDARURATAN GANGGUAN JIWA MELALUI SOSIALISASI DAN
PELATIHAN DI PUSKESMAS WABOROBO KOTA BAUBAU.

55
2. CAPAIAN KEGIATAN AKTUALISASI
Adapun capaian-capaian dalam kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN akan
diuraikan secara rinci pada tabel dibawah ini:
Tabel 10. Capaian Kegiatan Aktualisasi
WAKTU NILAI-
OUTPUT/HASIL
TAHAP PELAKSANAAN NILAI
NO KEGIATAN YANG KET.
KEGIATAN DASAR
DIHARAPKAN
ASN
1 2 3 4 5
1 Konsultasi 1. Melakukan 25 November 2019
1. Memperoleh Akuntabilitas
dengan atasan pertemuan arahan atau Nasionalisme
(Kepala dengan petunjuk dari Etika Publik
Puskesmas) atasan atasan Komitmen
tentang Mutu
aktualisasi Anti Korupsi
2. Mencatat 25 November 2019 2. Tersedianya Akuntabilitas
hasil catatan sesuai Nasionalisme
konsultasi arahan atasan Etika Publik Terlak
aktualisasi Komitmen sana
Mutu
Anti Korupsi
3. Menyiapka 26 November 2019 3. Tersedianya Akuntabilitas
n konsep konsep Nasionalisme
aktualisasi aktualisasi dan Etika Publik
surat persetujuan Komitmen
dari atasan Mutu
Anti Korupsi
2 Membuat 1. Menemui 27 November 2019 1. Terjalinnya Akuntabilitas Terlaks
standar penanggun koordinasi Nasionalisme ana
operasional g jawab dengan Etika Publik
prosedur program penanggung Komitmen
(SOP) kesehatan jawab program Mutu
penanganan jiwa kesehatan jiwa Anti Korupsi
awal (keswa)
kegawatdarurat
an gangguan 2. Menyusun 28 November 2019 2. Tersedianya SOP Akuntabilitas
jiwa, SOP SOP dalam bentuk Nasionalisme
pasca bersama dokumen Etika Publik
penanganan dengan Komitmen
kegawatdarurat penanggun Mutu
an gangguan g jawab Anti Korupsi
jiwa, SOP program
untuk merujuk keswa

56
pasien ke RSJ 3. Menghada 29 November 2019 3. Mendapat izin Akuntabilitas
dan SOP p Kepala dari Kepala Nasionalisme
penanganan Puskesmas Puskesmas untuk Etika Publik
gangguan jiwa untuk menelaah SOP Komitmen
pasca berobat menelaah Mutu
dari RSJ. SOP yang Anti Korupsi
sudah
dibuat

4. Meminta 29 November 2019 4. SOP disetujui dan Akuntabilitas


persetujua ditandatangani Nasionalisme
n Kepala Etika Publik
Puskesmas Komitmen
untuk Mutu
menandata Anti Korupsi
ngani SOP
yang sudah
dibuat dan
ditelaah
3 Persiapan 1. Mengumpu 4 Desember 2019 – 1. Tersedianya Akuntabilitas Terlaks
materi l dan 8 Desember 2019 bahan-bahan untuk Nasionalisme ana
pelatihan menyusun menyusun materi. Etika Publik
penanganan bahan- Komitmen
awal bahan Mutu
kegawatdarurat materi Anti Korupsi
an gangguan pelatihan
jiwa penanganan
awal
kegawatdar
uratan
gangguan
jiwa
2. Menemui 9 Desember 2019- 2. Mendapat izin dari Akuntabilitas
dokter 11 Desember 2019 dokter percontohan Nasionalisme
percontoha kesehatan jiwa di Etika Publik
n Kota Baubau untuk Komitmen
kesehatan bertemu Mutu
jiwa di Anti Korupsi
Kota
Baubau
11 Desember 2019 Akuntabilitas
3. Berdiskusi 3. Tersedianya Nasionalisme
dengan catatan hasil Etika Publik
dokter diskusi dengan Komitmen
percontoha dokter percontohan Mutu
n kesehatan kesehatan jiwa di Anti Korupsi

57
jiwa di Kota Baubau
Kota
Baubau
4 Pelatihan 1. Mempersiap 12 Desember 2019 1. Tersedianya Akuntabilitas Terlaks
penanganan kan undangan seminar Nasionalisme ana
awal undangan pelatihan Etika Publik
kegawatdarurat seminar Komitmen
an gangguan kepada Mutu
jiwa petugas Anti Korupsi
medis di
Puskesmas
Waborobo
2. Menyiapkan 13 Desember 2019 2. Tersedianya Akuntabilitas
ruangan, ruuangan, Nasionalisme
komputer, komputer, LCD Etika Publik
LCD, dan proyektor Komitmen
proyektor untuk pelatihan Mutu
untuk Anti Korupsi
pelatihan

13 Desember 2019 Akuntabilitas


3. Membagikan 3. Soal pretest Nasionalisme
soal pretes diterima oleh Etika Publik
untuk seluruh peserta Komitmen
menilai yang ikut seminar Mutu
pengetahuan Anti Korupsi
awal peserta
pelatihan
13 Desember 2019 Akuntabilitas
4. Menyampaik 4. Adanya Nasionalisme
an materi pemahaman Etika Publik
pelatihan peserta terhadap Komitmen
penanganan materi yang Mutu
awal disampaikan Anti Korupsi
kegawatdarur
atan
gangguan
jiwa,
sekaligus
mensosialisa
sikan SOP
yang telah
disetujui oleh
Kepala
Puskesmas
13 Desember 2019 Akuntabilitas

58
5. Melakukan 5. Adanya Nasionalisme
simulasi pemahaman Etika Publik
bersama peserta terhadap Komitmen
untuk latihan simulasi latihan Mutu
penanganan penanganan awal Anti Korupsi
awal kegawatdaruratan
kegawatdarur gangguan jiwa.
atan
gangguan
jiwa
13 Desember 2019 Akuntabilitas
6. Memberikan 6. Soal posttest Nasionalisme
soal postest diterima oleh Etika Publik
untuk seluruh peserta Komitmen
menilai yang ikut pelatihan Mutu
pengetahuan Anti Korupsi
peserta
setelah
pemberian
materi dan
pelatihan

5. Membuat 1. Berkoordinas 16 Desember 2019 1. Terjalinnya Akuntabilitas Terlaks


leaflet tentang i dengan koordinasi dengan Nasionalisme ana
kegawatdarurat penanggung penanggung jawab Etika Publik
an gangguan jawab program keswa Komitmen
jiwa program Mutu
keswa untuk Anti Korupsi
membuat
leaflet
bersama

2. Mengumpulk 16 Desember 2019 2. Tersedianya leaflet Akuntabilitas


an bahan dan Nasionalisme
menyusun Etika Publik
leaflet Komitmen
bersama Mutu
penanggung Anti Korupsi
jawab
program
keswa

3. Memperbany 18 Desember 2019 3. Leaflet tersedia Akuntabilitas


ak leaflet dalam jumlah yang Nasionalisme
untuk di banyak Etika Publik
bagikan Komitmen

59
kepada Mutu
masyarakat Anti Korupsi
6. Home Visit 1. Berkoordinas 19 Desember 2019 1. Terjalinnya Akuntabilitas Terlaks
pasien i dengan koordinasi Nasionalisme ana
gangguan jiwa penanggung dengan Etika Publik
jawab penanggung Komitmen
program jawab program Mutu
keswa untuk keswa Anti Korupsi
mengumpulk
an data-data
pasien yang
akan
dilakukan
home visit
20 Desember 2019 Akuntabilitas
2. Mendatangi 2. Mendapat izin Nasionalisme
rumah untuk Etika Publik
pasien, melaksanakan Komitmen
meminta izin home visit Mutu
untuk Anti Korupsi
melakukan
home visit
dan meminta
waktu dan
kesediaan
dari keluarga
pasien dan
pasien.

3. Melakukan 23 Desember 2019 3. Terbentuknya Akuntabilitas


anamnesis, diagnosis untuk Nasionalisme
pemeriksaan pasien Etika Publik
fisik kepada Komitmen
pasien dan Mutu
kontrol obat- Anti Korupsi
obatan yang
diminum
pasien

4. Pembagian 20 Desember 2019- 4. Keluarga pasien Akuntabilitas


leaflet 23 Desember 2019 menerima leaflet Nasionalisme
sekaligus dan paham Etika Publik
penjelasan tentang Komitmen
tentang isi kegawatdaruratan Mutu
leaflet gangguan jiwa Anti Korupsi
mengenai

60
kegawatdarur
atan
gangguan
jiwa pada
keluarga
pasien

3. DESKRIPSI PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR


ASN
Pada bagian ini dibahas aktualisasi nilai-nilai dasar ASN (Aparatur Sipil Negara)
terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan di tempat tugas yakni di Puskesmas Waborobo
Kota Baubau. Ada enam kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan pada aktualisasi
nilai-nilai dasar ASN yang berdasarkan pada ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Antikorupsi). Keenam kegiatan tersebut terlaksana sesuai
dengan yang telah direncanakan. Keenam kegiatan yang telah dirancang dan terlaksana
tersebut diuraikan sebagai berikut ini.
a. DESKRIPSI KEGIATAN 1
Kegiatan 1 : Konsultasi dengan atasan (Kepala Puskesmas) tentang aktualisasi

Konsultasi dengan atasan (Kepala Puskesmas) tentang aktualisasi adalah kegiatan


bertemu dan berdiskusi dengan atasan yang bertujuan untuk meminta dukungan, arahan
serta masukan dari atasan mengenai kegiatan aktualisasi sebelum memulai pelaksanaan
kegiatan. Tujuan dari kegiatan ini agar atasan mengetahui jenis kegiatan peserta latsar
CPNS sehingga dapat memberikan arahan dan persetujuan tertulis, sehingga nantinya
kegiatan pelaksanaan aktualisasi menjadi sah untuk dilaksanakan.

Tabel 11. Deskripsi pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN Kegiatan 1.

61
Kegiatan 1 Konsultasi dengan atasan (Kepala Puskesmas) tentang aktualisasi
Tahapan kegiatan 1 Melakukan pertemuan dengan atasan
Waktu Pelaksanaan 25 November 2019
Output / Hasil yang Memperoleh arahan atau petunjuk dari atasan
diharapkan
Keterkaitan dengan Kegiatan melakukan pertemuan dengan atasan sebelum melaksanakan
Nilai-Nilai Dasar kegiatan aktualisasi merupakan hal yang wajib, agar kegiatan aktualisasi
mendapat dukungan dari atasan. Selain itu tujuan dari kegiatan ini
adalah untuk meminta saran dan masukan terhadap kegiatan aktualisasi.
Pada tahapan kegiatan melakukan pertemuan dengan atasan maka
penulis telah mengaktualisasikan dengan nilai dasar Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
- Akuntabilitas yaitu dengan tanggung jawab, kejelasan dan
transparansi, menjelaskan kepada atasan tentang aktualisasi
yang sudah direncanakan, memaparkan rincian kegiatan serta
bertukar pikiran dengan meminta masukan dari atasan.
- Nasionalisme yaitu dengan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar saat berkonsultasi.
- Etika Publik yaitu sopan dan ramah saat meminta kesediaan
waktu atasan, tanggap dan mencermati setiap arahan atasan.
- Komitmen Mutu yaitu dengan efektif dan efisien dalam
memanfaatkan waktu bertemu dengan atasan.
- Anti Korupsi yaitu dengan disiplin dan tanggung jawab.
Disiplin dalam memanfaatkan waktu saat bertemu atasan dan
bertanggung jawab terhadap penyampaian aktualisasi.
Deskripsi Kontribusi Dalam melaksanakan konsultasi dengan atasan, penulis berusaha
terhadap Visi Misi menjelaskan kepada atasan tujuan dari pengangkatan isu agar dapat
Organisasi melaksanakan aktualisasi tersebut sehingga dapat mewujudkan
masyarakat yang sehat, sejahtera dan mandiri seperti yang tertuang
dalam visi organisasi Puskesmas Waborobo “Mewujudkan
masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Waborobo yang
sehat,sejahtera dan Mandiri 2023”

62
Dengan diberikannya dukungan kepada penulis untuk membuat
aktualisasi ini membantu penulis mewujudkan misi Puskesmas
Waborobo yaitu: Memberikan Pelayanan yang bermutu dan
Menjadikan seluruh staf Puskesmas Waborobo yang sejahtera dan
kompetensi.
Keterkaitan dengan Pelaksanaan kegiatan konsultasi dengan atasan (Kepala Puskesmas)
Peran dan Kedudukan tentang aktualisasi sebagai bentuk implementasi tugas penulis sebagai
ASN Aparatur Sipil Negara yang bekerja secara profesional dan bertanggung
jawab yaitu melakukan diskusi bersama atasan secara professional
(Manajemen ASN) dan kerjasamaa antar staf Puskesmas dan Kepala
Puskesmas untuk memaksimalkan pelaksanaan aktualisasi (Whole of
Government)

Penguatan Nilai-Nilai Dalam melakukan komunikasi dengan atasan, sesuai dengan nilai dasar
Organisasi Akuntabilitas memberikan penguatan terhadap nilai “Mewujudkan
Akuntabilitas” yang kaitannya dengan pertanggungjawaban pembuatan
aktualisasi.
Menjelaskan secara detail tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
kepada atasan menguatkan Nilai Transparansi : Menunjukkan
transparansi
Saat bertemu dengan atasan penulis melakukan secara efektif dan
disiplin waktu, hal ini menguatkan Nilai Disiplin : Menegakkan
Kedisiplinan
Analisis Dampak Dampak positif :Dengan adanya kegiatan pertemuan dengan atasan
akan menghasilkan suatu dukungan dan persetujuan. Dengan diberinya
dukungan dan persetujuan kepada penulis, memberikan kesempatan
kepada penulis untuk membantu meningkatkan pelayanan khususnya
pelayanan dibidang kegawatdaruratan gangguan jiwa.

Dampak negatif :Apabila penulis dalam melaksanakan kegiatan


melakukan pertemuan dengan atasan tidak menanamkan nilai-nilai dasar
ASN yaitu ANEKA, maka kegiatan ini tidak akan terlaksana dengan

63
baik dan bisa saja memberikan dampak yang kurang baik pula, misalnya
pimpinan akan tersinggungdengan apa yang kita sampaikan dan tidak
menyetujui aktualisasi untuk diterapkan. Adapun keterkaitan dengan
substansi mata pelatihan yaitu nilai-nilai ANEKA yang harus dimiliki
oleh setiap ASN dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
yaitu:
- Akuntabilitas :Apabila penulis tidak menyampaikan dengan
jelas, rinci dan dengan penuh tanggung jawab aktualisasi
terhadap atasan maka dapat mengurangi kepercayaan atasan
terhadap dan aktualisasi dapat terhambat.
- Nasionalisme : Apabila penulis menyampaikan dengan
menggunakan bahasa yang tidak dimengerti, atasan tidak dapat
memahami isi aktualisasi.
- Etika Publik :Apabila saat menemui atasan tidak bersikap sopan
dan ramah, maka atasan cenderung tidak akan menhormati
pendapat penulis dan dapat menghambat proses persetujuan
aktualisasi.
- Komitmen Mutu Apabila penulis tidak memanfaatkan waktu
dengan efektif dan efisien maka kegiatan menemui atasan akan
mundur dan menghambat kegiatan yang lainnya.
- Anti Korupsi :Apabila penulis tidak disipin dan bertanggung
jawab dalam memanfaatkan waktu maka aktualisasi tidak dapat
berjalan sesuai jadwal.

64
Dokumentasi

Gambar 3. Tahap 1 kegiatan 1 (Melakukan


pertemuan dengan atasan)

Gambar 4. Tahap 1 kegiatan 1 (Melakukan pertemuan


dengan atasan)

Kegiatan 1 Konsultasi dengan atasan (Kepala Puskesmas) tentang aktualisasi

65
Tahapan kegiatan 2 Mencatat hasil konsultasi aktualisasi
Waktu Pelaksanaan 25 November 2019
Output / Hasil yang Tersedianya catatan sesuai arahan atasan
diharapkan
Keterkaitan dengan Kegiatan mencatat hasil konsultasi adalah kegiatan merangkum semua
Nilai-Nilai Dasar isi dari hasil diskusi/konsultasi kedalam sebuah tulisan. Pada saat Kepala
Puskesmas menjelaskan saran dan masukannya penulis mencatat dengan
jelas semua perkataan Kepala Puskesmas dalam sebuah buku. Pada
tahapan kegiatan mencatat hasil konsultasi aktualisasi maka penulis
telah mengaktualisasikan dengan nilai dasar Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
- Akuntabilitas yaitu dengan menulis catatan dengan jelas
sebagaimana masukan dari atasan (kejelasan).
- Nasionalisme yaitu dengan melakukan diskusi bersama
(musyawarah) penulis mencatat semua hasil-hasil diskusi
bersama tersebut, serta menerima kritik dan saran (keadilan
sosial & tidak diskriminasi).
- Etika Publik yaitu respon terhadap tanggapan atasan (responsif)
dan saling menerima saran dan masukan (kebersamaan).
- Komitmen Mutu yaitu mencatat dengan baik setiap catatan,
diarsipkan dalam sebuah buku catatan (mutu dan sesuai
prosedur)
- Anti Korupsi yaitu dengan setelah mencatat dan merapikan
catatan hasil diskusi. Catatan hasil diskusi di bubuhi tanda tangan
penulis dan tanda tangan Kepala Puskesmas, serta diberi cap
puskesmas. Sikap ini mencerminkan sikap kerja keras, jujur serta
bertanggung jawab. (kerja keras, jujur dan tanggung jawab)
Deskripsi Kontribusi Dalam melaksanakan konsultasi dengan atasan, penulis berusaha
terhadap Visi Misi menjelaskan kepada atasan tujuan dari pengangkatan isu agar dapat
Organisasi melaksanakan aktualisasi tersebut sehingga dapat mewujudkan
masyarakat yang sehat, sejahtera dan mandiri seperti yang tertuang
dalam visi organisasi Puskesmas Waborobo “Mewujudkan

66
masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Waborobo yang
sehat,sejahtera dan Mandiri 2023”

Dengan diberikannya dukungan kepada penulis untuk membuat


aktualisasi ini membantu penulis mewujudkan misi Puskesmas
Waborobo yaitu: Memberikan Pelayanan yang bermutu dan
Menjadikan seluruh staf Puskesmas Waborobo yang sejahtera dan
kompetensi.
Keterkaitan dengan Pelaksanaan kegiatan mencatat hasil konsultasi aktualisasi sebagai
Peran dan Kedudukan bentuk implementasi tugas penulis sebagai Aparatur Sipil Negara yang
ASN bekerja secara profesional dan bertanggung jawab yaitu melakukan
diskusi bersama atasan secara professional (Manajemen ASN) dan
kerjasama antar staf Puskesmas dan Kepala Puskesmas untuk
memaksimalkan pelaksanaan aktualisasi (Whole of Government)
Penguatan Nilai-Nilai Dalam melakukan komunikasi dengan atasan, sesuai dengan nilai dasar
Organisasi Akuntabilitas memberikan penguatan terhadap nilai “Mewujudkan
Akuntabilitas” yang kaitannya dengan pertanggungjawaban pembuatan
aktualisasi.

Menjelaskan secara detail tentang kegiatan yang akan dilaksanakan


kepada atasan menguatkan Nilai Transparansi : Menunjukkan
transparansi
Saat bertemu dengan atasan penulis melakukan secara efektif dan
disiplin waktu, hal ini menguatkan Nilai Disiplin : Menegakkan
Kedisiplinan
Analisis Dampak Dampak positif :Dengan terlaksananya pencatatan hasil arahan dan
masukan dari Kepala Puskesmas, membuat penulis dapat selalu
mengingat dan melaksanakan kegiatan sesuai arahan dan masukan
Kepala Puskesmas.

Dampak negatif :Apabila penulis dalam melaksanakan kegiatan


melakukan pertemuan dengan atasan tidak menanamkan nilai-nilai dasar

67
ASN yaitu ANEKA, maka kegiatan ini tidak akan terlaksana dengan
baik dan bisa saja memberikan dampak yang kurang baik pula, misalnya
pimpinan akan tersinggungdengan apa yang kita sampaikan dan tidak
menyetujui aktualisasi untuk diterapkan. Adapun keterkaitan dengan
substansi mata pelatihan yaitu nilai-nilai ANEKA yang harus dimiliki
oleh setiap ASN dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
yaitu:

- Akuntabilitas : Apabila pencatatan tidak terlaksana dengan


baik, maka masukan-masukan dari atasan akan menjadi sia-sia.
- Nasionalisme :Apabila penulis tidak melaksanakan nilai
Nasionalisme dengan tidak menerima segala kritik dan tidak mau
bermusyawarah maka musyawarah hanya akan berjalan sepihak.
- Etika Publik : Apabila penulis tidak bersikap responsif dan
tidak ada sikap timbal balik yang baik saat berdiskusi, maka
diskusi tidak akan berjalan dengan baik, dan atasan tidak dapat
memberi masukan dengan baik.
- Komitmen Mutu : Apabila catatan tidak dirapikan dalam sebuah
buku khusus, maka catatan dapat hilang dan masukan serta saran
atasan menjadi sia-sia.
- Anti Korupsi : Apabila dalam membuat notulen tidak dibubuhi
tanda tangan atasan dan cap puskesmas, maka kegiatan ini akan
menjadi tidak sah.

Dokumentasi

68
Gambar 5. Kegiatan 1 Tahapan kegiatan 2 (Mencatat hasil
konsultasi aktualisasi)

Gambar 6. Kegiatan 1 Tahapan kegiatan 2, catatan hasil konsul


pertemuan dengan atasan

Kegiatan 1 Konsultasi dengan atasan (Kepala Puskesmas) tentang aktualisasi


Tahapan kegiatan 3 Menyiapkan konsep aktualisasi
Waktu Pelaksanaan 26 November 2019
Output / Hasil yang Tersedianya konsep aktualisasi dan Surat persetujuan Kepala

69
diharapkan Puskesmas
Keterkaitan dengan Menyiapkan konsep aktualisasi merupakan kegiatan menyiapkan
Nilai-Nilai Dasar rencana kegiatan aktualisasi. Penulis membuat konsep aktualisasi
menggunakan hasil rancangan aktualisasi yang sebelumnya telah
diseminarkan dikegiatan Latsar CPNS dan disetujui oleh mentor, coach
dan penguji. Pada tahapan kegiatan menyiapkan konsep aktualisasi
maka penulis telah mengaktualisasikan dengan nilai dasar
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi.
- Akuntabilitas yaitu dengan membuat surat persetujuan untuk
pelaksanaan aktualisasi menandakan bahwa atasan percaya
terhadap apa yang akan dilaksanakan oleh penulis
(kepercayaan)
- Nasionalisme yaitu dengan adanya surat persetujuan dari atasan
membuat penulis semakin bersemangat untuk memulai
aktualisasi (etos kerja)
- Etika Publik yaitu taat aturan. Taat aturan dan sesuai prosedur,
salah satu prosedur yang benar sebelum melaksanakan kegiatan
adalah adanya surat persetujuan dari atasan.
- Komitmen Mutu yaitu dengan terbentuknya konsep aktualisasi
serta adanya surat persetujuan menunjukkan bahwa penulis
memperhatikan mutu, kualitas dan sesuai dengan prosedur.
- Anti Korupsi yaitu dengan mandiri menyiapkan aktualisasi
serta bekerja keras dalam pembuatan konsep aktualisasi.
Deskripsi Kontribusi Dalam melaksanakan konsultasi dengan atasan, penulis berusaha
terhadap Visi Misi menjelaskan kepada atasan tujuan dari pengangkatan isu agar dapat
Organisasi melaksanakan aktualisasi tersebut sehingga dapat mewujudkan
masyarakat yang sehat, sejahtera dan mandiri seperti yang tertuang
dalam visi organisasi Puskesmas Waborobo “Mewujudkan
masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Waborobo yang
sehat,sejahtera dan Mandiri 2023”

70
Dengan diberikannya dukungan kepada penulis untuk membuat
aktualisasi ini membantu penulis mewujudkan misi Puskesmas
Waborobo yaitu: Memberikan Pelayanan yang bermutu dan
Menjadikan seluruh staf Puskesmas Waborobo yang sejahtera dan
kompetensi.
Keterkaitan dengan Pelaksanaan kegiatan persiapan aktualisasi sebagai bentuk
Peran dan Kedudukan implementasi tugas penulis sebagai Aparatur Sipil Negara yang bekerja
ASN secara profesional dan bertanggung jawab yaitu meminta dukungan
melalui surat persetujuan kepada atasan secara professional
(Manajemen ASN) dan kerjasama antar staf Puskesmas dan Kepala
Puskesmas untuk memaksimalkan pelaksanaan aktualisasi (Whole of
Government)
Penguatan Nilai-Nilai Dalam melakukan komunikasi dengan atasan, sesuai dengan nilai dasar
Organisasi Akuntabilitas memberikan penguatan terhadap nilai “Mewujudkan
Akuntabilitas” yang kaitannya dengan pertanggungjawaban pembuatan
aktualisasi.

Menjelaskan secara detail tentang kegiatan yang akan dilaksanakan


kepada atasan menguatkan Nilai Transparansi : Menunjukkan
transparansi.

Saat bertemu dengan atasan penulis melakukan secara efektif dan


disiplin waktu, hal ini menguatkan Nilai Disiplin :Menegakkan
Kedisiplinan.
Analisis Dampak Dampak positif :Dengan adanya konspe aktualisasi dan surat
persetujuan dari Kepala Puskesmas, menandakan bahwa kegiatan
aktualisasi ini diterima dan boleh dilaksanakan di Puskesmas Waborobo
Kota Baubau. Hal ini tentunya akan menjadi awal dari peningkatan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan mutu Puskesmas
Waborobo.

71
Dampak negatif :Apabila penulis dalam melaksanakan kegiatan
melakukan pertemuan dengan atasan tidak menanamkan nilai-nilai dasar
ASN yaitu ANEKA, maka kegiatan ini tidak akan terlaksana dengan
baik dan bisa saja memberikan dampak yang kurang baik pula, misalnya
pimpinan akan tersinggungdengan apa yang kita sampaikan dan tidak
menyetujui aktualisasi untuk diterapkan. Adapun keterkaitan dengan
substansi mata pelatihan yaitu nilai-nilai ANEKA yang harus dimiliki
oleh setiap ASN dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
yaitu:

- Akuntabilitas : Apablia aktualisasi dan surat persetujuan dari


Kepala Puskesmas tidak di buat maka aktualisasi ini tidak akan
dapat dilaksanakan dan tidak sah.
- Nasionalisme : Apabila surat persetujuan tidak diberikan maka
kegiatan tidak sah dan penulis menjadi kurang bersemangat
untuk melanjutkan aktualisasinya.
- Etika Publik : Apabila tidak taat aturan dan sesuai prosedur
dalam membuat aktualisasi dan surat persetujuan maka
aktualisasi akan menjadi tidak sah.
- Komitmen Mutu : Apabila penulis tidak memperhatikan mutu
dan kualitas maka ini akan berjalan sembarangan dan tidak
akan bermanfaat.
- Anti Korupsi : Apabila penulis tidak mandiri sendiri
menyiapkan aktualisasi maka isi dan kegiatan tidak akan
berjalan dengan sinkron.
Dokumentasi

72
Gambar 7 .Kegiatan 1 Tahap kegiatan 3 ( Aktualisasi yang akan
menjadi dasar pelaksanaan aktualisasi)

Gambar 8. Kegiatan 1 Tahap kegiatan 3 (Surat persetujuan)


Permasalahan yang : Permasalahan yang dihadapi pada kegiatan konsultasi dengan atasan
dihadapi adalah seperti waktu untuk bertemu dengan atasan. Atasan (Kepala
di Kegiatan 1 Puskesmas) datang lebih awal ke Puskesmas, tetapi tidak lama kemudian
meninggalkan Puskesmas karena ada kegiatan penting lainnya.
Solusi : Dalam menghadapi masalah tersebut penulis memanfaatkan waktu
Kepala Puskesmas dengan datang lebih awal sebelum Kepala
Puskesmas melanjutkan kegiatan lainnya.

b. DESKRIPSI KEGIATAN 2

73
Kegiatan 2 :Membuat standar operasional prosedur (SOP) penanganan awal
kegawatdaruratan gangguan jiwa, SOP pasca penanganan kegawatdaruratan gangguan
jiwa, SOP untuk merujuk pasien ke RSJ dan SOP penanganan gangguan jiwa pasca
berobat dari RSJ.
Standar operasional prosedur (SOP) adalah dokumen yang berkaitan dengan prosedur
yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan
untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja. SOP pelayanan
kegawatdaruratan gangguan jiwa dan pelayanan pasien gangguan jiwa selama ini belum
pernah dibuat, sehingga tidak ada standar yang jelas dalam melakukan pelayanan.
Kegiatan pembuatan SOP ini bertujuan agar mutu pelayanan dibidang psikiatri lebih
baik dengan menggunakan standar yang baik dan benar.

Tabel 12. Deskripsi pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN Kegiatan 2.

Kegiatan 2 Membuat standar operasional prosedur (SOP) penanganan awal


kegawatdaruratan gangguan jiwa, SOP pasca penanganan
kegawatdaruratan gangguan jiwa, SOP untuk merujuk pasien ke RSJ
dan SOP penanganan gangguan jiwa pasca berobat dari RSJ.
Tahapan kegiatan 1 Menemui penanggung jawab program kesehatan jiwa (keswa)

Waktu Pelaksanaan 27 November 2019


Output Terjalinnya koordinasi dengan penanggung jawab program kesehatan
jiwa
Keterkaitan dengan Nilai- Kegiatan menemui penanggung jawab program kesehatan jiwa
Nilai Dasar (keswa) merupakan salah satu bentuk tanggung jawab penulis
sebelum memulai membuat SOP. Saat menemui penanggung jawab
keswa penulis sebelumnya menyelesaikan dahulu tugas pelayanan
kepada pasien di Puskesmas, setelah pelayanan selesai penulis
meminta waktu dan kesediaan penanggung jawab keswa untuk
berdiskusi. Penulis juga bersikap sopan dan ramah dan menjelaskan
maksud dan tujuan untuk bertemu. Saat melakukan diskusi bersama,
penulis meminta saran dan masukan dari penanggung jawab keswa
tentang pembuatan SOP. Masukan dan saran dari penanggung jawab
keswa penulis catat agar tidak ada yang terlewati. Pada tahapan

74
kegiatan menemui penanggung jawab keswa untuk pembuatan SOP
maka penulis telah mengaktualisasikan dengan nilai dasar
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi.
- Akuntabilitas yaitu dengan menemui pihak terkait untuk
pembuatan SOP merupakan sikap tanggung jawab penulis.
- Nasionalisme yaitu dengan melakukan diskusi bersama
(musyawarah) penulis mencatat semua hasil-hasil diskusi
bersama tersebut, serta menerima kritik dan saran (keadilan
sosial & tidak diskriminasi) dari penanggung jawab keswa.
- Etika Publik yaitu bertutur kata yang baik dan bersikap
sopan saat menemui penanggung jawab keswa (sopan dan
ramah)
- Komitmen Mutu yaitu mencatat dengan baik setiap masukan
dari penanggung jawab keswa di catatan, diarsipkan dalam
sebuah buku notulen (mutu dan sesuai prosedur)
- Anti Korupsi yaitu dengan memanfaatkan waktu diluar jam
pelayanan Puskesmas saat akan menemui penanggung jawab
keswa (disiplin dan tanggung jawab)
Deskripsi Kontribusi Dalam melakukan pembuatan SOP penulis berusaha untuk membuat
terhadap Visi Misi SOP sesuai standar sehingga SOP ini nantinya dapat di gunakan
Organisasi sebagai acuan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas serta dapat mewujudkan masyarakat yang sehat, sejahtera
dan mandiri seperti yang tertuang dalam visi organisasi Puskesmas
Waborobo “Mewujudkan masyarakat di Wilayah kerja
Puskesmas Waborobo yang sehat,sejahtera dan Mandiri 2023”

Pembuatan SOP ini juga bertujuan meningkatkan mutu pelayanan,


sesuai dengan misi puskesmas, “Memberikan pelayanan yang
bermutu dan menjadikan seluruh staf puskesmas waborobo yang
sejahtera dan kompetensi”
Keterkaitan dengan Peran Pelaksanaan kegiatan pembuatan SOP ini sebagai bentuk

75
dan Kedudukan ASN implementasi tugas penulis sebagai Aparatur Sipil Negara yang
bekerja secara profesional dan bertanggung jawab yaitu dengan
melakukan pembuatan standar operasional prosedur (SOP) dan
bekerjasamaa dengan penanggung jawab keswa dalam pembuatan
SOP yang mana SOP ini nantinya akan menjadi standar mutu
pelayanan kepada masyarakat (Manajemen ASN dan Pelayanan
Publik) dan kerjasamaa antar staf Puskesmas pelaksanaan aktualisasi
(Whole of Government)
Penguatan Nilai-Nilai Pembuatan SOP ini juga bertujuan agar dalam pelayanan kesehatan
Organisasi dokter dan petugas kesehatan dapat bertindak cepat dan tepat
memberikan penguatan nilai organisasi “Bertindak cepat dan
tepat”

Dalam melakukan pembuatan SOP bersama dengan penanggung


jawab program keswa memberikan penguatan terhadap nilai
organisasi “Mewujudkan Akuntabilitas” yang kaitannya dengan
pertanggungjawaban pembuatan SOP.

Penyusunan SOP dilakukan secara detail menguatkan Nilai


Transparansi : Menunjukkan transparansi

SOP yang sudah jadi akan segera di terapkan dan dilaksanakan untuk
pelayanan Puskesmas yang lebih baik hal ini sesuai dengan nilai
organisasi : Menegakkan kedisiplinan
Analisa Dampak Dampak positif :Dengan terlaksananya kegiatan ini maka proses
pembuatan SOP selanjutnya akan menjadi lebih baik karena penulis
sudah mendapat arahan dan masukan dari penanggung jawab keswa.

Dampak negatif :Apabila penulis dalam melaksanakan kegiatan


melakukan pertemuan dengan penanggung jawab keswa tidak
menanamkan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA, maka kegiatan ini
tidak akan terlaksana dengan baik dan bisa saja memberikan dampak

76
yang kurang baik pula dengan pelaksanaan tahapan kegiatan
selanjutnya. Adapun keterkaitan dengan substansi mata pelatihan
yaitu nilai-nilai ANEKA yang harus dimiliki oleh setiap ASN dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya yaitu:
- Akuntabilitas :Apabila penulis tidak menemui penanggung
jawab keswa maka pembuatan SOP ini tidak dapat terlaksana
dengan baik karena SOP harus dibuat bersama-sama dengan
penanggung jawab keswa.
- Nasionalisme :Apabila penulis mengabaikan semua masukan
dan tidak bermusyawarah dengan penanggung jawab keswa,
maka pembuatan SOP tidak akan valid dan dapat ditolak oleh
atasan.
- Etika Publik : Apabila penulis tidak bertutur kata yang baik
dan sopan, maka penanggung jawab keswa dapat tersinggung
sehingga musyawarah tidak dapat terlaksana dengan baik.
- Komitmen Mutu : Apabila catatan tidak dirapikan dalam
sebuah buku khusus, maka catatan dapat hilang dan masukan
serta saran atasan menjadi sia-sia.
- Anti Korupsi Apabila penulis tidak memanfaatkan waktu
dengan baik, maka tahapan kegiatan akan berjalan mundur
dan dapat menghambat kegiatan lainnya.
Dokumentasi

Gambar 9. Kegiatan 2 Tahapan kegiatan 1 (Menemui penanggung jawab keswa)

77
Gambar 10.Kegiatan 2 Tahapan kegiatan 1 (catatan hasil
pertemuan dengan penanggung jawab keswa)

Kegiatan 2 Membuat standar operasional prosedur (SOP) penanganan awal


kegawatdaruratan gangguan jiwa, SOP pasca penanganan
kegawatdaruratan gangguan jiwa, SOP untuk merujuk pasien ke RSJ
dan SOP penanganan gangguan jiwa pasca berobat dari RSJ.
Tahapan kegiatan 2 Menyusun SOP bersama dengan penanggung jawab program keswa
Waktu Pelaksanaan 28 November 2019
Output Tersedianya SOP dalam bentuk dokumen
Keterkaitan dengan Nilai- Proses penyusunan SOP membutuhkan kerjasama antara penulis dan
Nilai Dasar penanggung jawab keswa. Sebelum menyusun SOP, harus ada
sumber valid dan terpercaya yang akan menjadi dasar tersusunnya
SOP. Sumber yang digunakan penulis adalah Keputusan Menteri
Kesehatan No. 1627/MENKES/SK/XI/2010. Penyusunan SOP juga
disesuaikan sesuai dengan keadaan Puskesmas. Penyusunan SOP
disusun dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Pada tahapan kegiatan menyusun SOP bersama dengan penanggung

78
jawab program keswa maka penulis telah mengaktualisasikan dengan
nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi.

- Akuntabilitas yaitu dengan membuat SOP sesuai standar


yang berlaku yang memiliki sumber yang jelas dan
transparan.
- Nasionalisme yaitu saling bekerjasama dalam pembuatan
SOP serta menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar dalam penyusunan SOP
- Etika Publik yaitu dengan saling menghargai pendapat saat
berdiskusi untuk penyusunan SOP (tanggap dan responsif)
- Komitmen Mutu yaitu dengan memanfaatkan waktu yang
baik agar pembuatan SOP efektif, memperhatikan mutu serta
kualitas SOP yang telah dibuat dan sesuai prosedur membuat
SOP sesuai tata cara pembuatan SOP agar valid.
- Anti Korupsi yaitu dengan kerja keras dalam membuat SOP
agar SOP dapat menjadi standar mutu pelayanan puskesmas.

Deskripsi Kontribusi Dalam melakukan pembuatan SOP penulis berusaha untuk membuat
terhadap Visi Misi SOP sesuai standar sehingga SOP ini nantinya dapat di gunakan
Organisasi sebagai acuan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas serta dapat mewujudkan masyarakat yang sehat, sejahtera
dan mandiri seperti yang tertuang dalam visi organisasi Puskesmas
Waborobo “Mewujudkan masyarakat di Wilayah kerja
Puskesmas Waborobo yang sehat,sejahtera dan Mandiri 2023”

Pembuatan SOP ini juga bertujuan meningkatkan mutu pelayanan,


sesuai dengan misi puskesmas, “Memberikan pelayanan yang
bermutu dan menjadikan seluruh staf puskesmas waborobo yang
sejahtera dan kompetensi”
Keterkaitan dengan Peran Pelaksanaan kegiatan pembuatan SOP ini sebagai bentuk

79
dan Kedudukan ASN implementasi tugas penulis sebagai Aparatur Sipil Negara yang
bekerja secara profesional dan bertanggung jawab yaitu dengan
melakukan pembuatan standar operasional prosedur (SOP) dan
bekerjasamaa dengan penanggung jawab keswa dalam pembuatan
SOP yang mana SOP ini nantinya akan menjadi standar mutu
pelayanan kepada masyarakat (Manajemen ASN dan Pelayanan
Publik) dan kerjasamaa antar staf Puskesmas pelaksanaan aktualisasi
(Whole of Government)
Penguatan Nilai-Nilai Pembuatan SOP ini juga bertujuan agar dalam pelayanan kesehatan
Organisasi dokter dan petugas kesehatan dapat bertindak cepat dan tepat
memberikan penguatan nilai organisasi “Bertindak cepat dan
tepat”
Dalam melakukan pembuatan SOP bersama dengan penanggung
jawab program keswa memberikan penguatan terhadap nilai
organisasi “Mewujudkan Akuntabilitas” yang kaitannya dengan
pertanggungjawaban pembuatan SOP.
Penyusunan SOP dilakukan secara detail menguatkan Nilai
Transparansi : Menunjukkan transparansi
SOP yang sudah jadi akan segera di terapkan dan dilaksanakan untuk
pelayanan Puskesmas yang lebih baik hal ini sesuai dengan nilai
organisasi : Menegakkan kedisiplinan
Analisa Dampak Dampak positif :Dengan terlaksananya kegiatan ini membuat
penyusunan SOP lebih lancar dan tanpa hambatan.

Dampak negatif :Apabila penulis dalam melaksanakan kegiatan


melakukan pertemuan dengan penanggung jawab keswa tidak
menanamkan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA, maka kegiatan ini
tidak akan terlaksana dengan baik dan bisa saja memberikan dampak
yang kurang baik pula dengan pelaksanaan tahapan kegiatan
selanjutnya. Adapun keterkaitan dengan substansi mata pelatihan
yaitu nilai-nilai ANEKA yang harus dimiliki oleh setiap ASN dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya yaitu:

80
- Akuntabilitas : Apabila pembuatan SOP tidak sesuai
standard an sumber yang jelas maka pembuatan SOP tidak
akan baik dan benar.
- Nasionalisme : Apabila dalam pembuatan SOP penulis tidak
bekerjasamaa dengan penanggung jawab keswa serta tidak
menyusun SOP dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar
maka pembuatan SOP ini akan terhambat dan menjadi tidak
valid.
- Etika :Apabila tidak saling menghargai pendapat dan
masukan maka akan terjadi pertentangan dan pembuatan SOP
tidak dapat dilanjutkan.
- Komitmen Mutu : Apabila saat membuat SOP tidak
memperhatikan mutu, kalitas dan tata cara prosedur SOP,
maka SOP tidak akan valid dan tidak dapat disahkan.
- Anti Korupsi : Apabila dalam pembuatan SOP tidak ada
sikap kerja keras dan bermalas-malasan maka SOP tidak dapat
segera tersusun dan menghambat tahapan kegiatan lainnya.

Dokumentasi

Gambar 11 Kegiatan 2 Tahapan kegiatan 2 (Menyusun


SOP bersama PJ keswa)

81
Gambar 12. Kegiatan 2 Tahapan kegiatan 2 (SOP
disusun dalam bentuk dokumen)

Kegiatan 2 Membuat standar operasional prosedur (SOP) penanganan awal


kegawatdaruratan gangguan jiwa, SOP pasca penanganan
kegawatdaruratan gangguan jiwa, SOP untuk merujuk pasien ke RSJ
dan SOP penanganan gangguan jiwa pasca berobat dari RSJ.
Tahapan kegiatan 3 Menghadap Kepala Puskesmas untuk menelaah SOP yang sudah
dibuat
Waktu Pelaksanaan 29 November 2019
Output Mendapat izin dari Kepala Puskesmas untuk menelaah SOP
Keterkaitan dengan Nilai- Menemui Kepala Puskesmas untuk menelaah SOP adalah kegiatan
Nilai Dasar yang harus dilaksanakan agar atasan mengetahui hasil SOP yang
telah dibuat bersama dengan penanggung jawab keswa sekaligus
memperkenalkan SOP yang baru kepada Kepala Puskesmas. Saat
menemui Kepala Puskesmas penulis dengan sikap sopan dan ramah
meminta waktu dan kesediaan Kepala Puskesmas untuk menelaah
SOP yang telah dibuat, apakah ada kekurangan dalam pembuatan
SOP. Setelah menelaah SOP ternyata SOP sudah baik dan benar.
Kepala Puskesmas menyetujui SOP yang telah dibuat.
Pada tahapan kegiatan menghadap Kepala Puskesmas untuk

82
menelaah SOP yang sudah dibuatmaka penulis telah
mengaktualisasikan dengan nilai dasar Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.

- Akuntabilitas yaitu dengan meminta kepada Kepala


Puskesmas untuk menelaah SOP yang telah jadi agar
menumbuhkan sikap kepercayaan atasan atas hasil kerja
penulis dan sekaligus memperkenalkan SOP yang baru
kepada atasan (transparan).
- Nasionalisme yaitu etos kerja dengan menunjukkan sikap
semangat memperlihatkan hasil kerja penulis yaitu telah
dibuatnya SOP.
- Etika Publik yaitu sopan dan ramah saat meminta waktu
kesediaan atasan untuk menelaah SOP.
- Komitmen Mutu yaitu sesuai prosedur, karena sebelum
SOP disahkan, SOP terlebih dahulu harus diketahui oleh
atasan.
- Anti Korupsi yaitu meminta Kepala Puskesmas menelaah
SOP saat ada waktu luang dan tidak sedang sibuk (disiplin).

Deskripsi Kontribusi Dalam melakukan pembuatan SOP penulis berusaha untuk membuat
terhadap Visi Misi SOP sesuai standar sehingga SOP ini nantinya dapat di gunakan
Organisasi sebagai acuan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas serta dapat mewujudkan masyarakat yang sehat, sejahtera
dan mandiri seperti yang tertuang dalam visi organisasi Puskesmas
Waborobo “Mewujudkan masyarakat di Wilayah kerja
Puskesmas Waborobo yang sehat,sejahtera dan Mandiri 2023”

Pembuatan SOP ini juga bertujuan meningkatkan mutu pelayanan,


sesuai dengan misi puskesmas, “Memberikan pelayanan yang
bermutu dan menjadikan seluruh staf puskesmas waborobo yang

83
sejahtera dan kompetensi”
Keterkaitan dengan Peran Pelaksanaan kegiatan pembuatan SOP ini sebagai bentuk
dan Kedudukan ASN implementasi tugas penulis sebagai Aparatur Sipil Negara yang
bekerja secara profesional dan bertanggung jawab yaitu dengan
melakukan pembuatan standar operasional prosedur (SOP) dan
bekerjasamaa dengan penanggung jawab keswa dalam pembuatan
SOP yang mana SOP ini nantinya akan menjadi standar mutu
pelayanan kepada masyarakat (Manajemen ASN dan Pelayanan
Publik) dan kerjasamaa antar staf Puskesmas pelaksanaan aktualisasi
(Whole of Government)
Penguatan Nilai-Nilai Pembuatan SOP ini juga bertujuan agar dalam pelayanan kesehatan
Organisasi dokter dan petugas kesehatan dapat bertindak cepat dan tepat
memberikan penguatan nilai organisasi “Bertindak cepat dan
tepat”
Dalam melakukan pembuatan SOP bersama dengan penanggung
jawab program keswa memberikan penguatan terhadap nilai
organisasi “Mewujudkan Akuntabilitas” yang kaitannya dengan
pertanggungjawaban pembuatan SOP.
Penyusunan SOP dilakukan secara detail menguatkan Nilai
Transparansi : Menunjukkan transparansi
SOP yang sudah jadi akan segera di terapkan dan dilaksanakan untuk
pelayanan Puskesmas yang lebih baik hal ini sesuai dengan nilai
organisasi : Menegakkan kedisiplinan
Analisa Dampak Dampak positif :Dengan terlaksananya kegiatan menemui Kepala
Puskesmas untuk menelaah SOP menghasilkan sebuah persetujuan
yang mana nantinya persetujuan SOP dari Kepala Puskesmas ini akan
membantu meningkatkan mutu dari Puskesmas itu sendiri.

Dampak negatif : Apabila penulis dalam melaksanakan kegiatan


menghadap Kepala Puskesmas untuk menelaah SOP yang sudah
dibuat tidak menanamkan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA, maka
kegiatan ini tidak akan terlaksana dengan baik dan bisa saja

84
memberikan dampak yang kurang baik pula dengan pelaksanaan
tahapan kegiatan selanjutnya. Adapun keterkaitan dengan substansi
mata pelatihan yaitu nilai-nilai ANEKA yang harus dimiliki oleh
setiap ASN dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya yaitu:
- Akuntabilitas : Apabila penulis tidak menanamkan nilai
kepercayaan dan transparansi saat menjelaskan SOP maka
SOP tidak akan disahkan dan diterima atasan.
- Nasionalisme : Apabila penulis tidak menunjukkan sikap
semangat dan malah menunjukkan sikap ogah-ogahan maka
SOP dapat ditolak oleh atasan.
- Etika Publik : Apabila penulis tidak sopan dan ramah saat
meminta waktu atasan, maka atasan akan malas untuk
menelaah SOP dan SOP tidak dapat disahkan.
- Komitmen Mutu : Apabila tidak sesuai prosedur maka SOP
tidak sah dan tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya.
- Anti Korupsi : Apabila penulis tidak mencari waktu luang
atasan maka kegiatan ini tidak dapat terlaksana dan dapat
menghambat tahapan kegiatan lainnya.

Dokumentasi

Gambar 13. Tahapan 3 (Kepala Puskesmas menelaah


SOP)

85
Kegiatan 2 Membuat standar operasional prosedur (SOP) penanganan awal
kegawatdaruratan gangguan jiwa, SOP pasca penanganan
kegawatdaruratan gangguan jiwa, SOP untuk merujuk pasien ke RSJ
dan SOP penanganan gangguan jiwa pasca berobat dari RSJ.
Tahapan kegiatan 4 Meminta persetujuan Kepala Puskesmas untuk menandatangani SOP
yang sudah dibuat dan ditelaah
Waktu Pelaksanaan 29 November 2019
Output SOP disetujui dan ditandatangani
Keterkaitan dengan Nilai- Kegiatan meminta persetujuan Kepala Puskesmas untuk
Nilai Dasar menandatangani SOP yang sudah dibuat dan ditelaah bertujuan agar
SOP yang sudah dibuat segera disahkan dan dapat dijalankan.
Pertama-tama penulis dengan sopan dan ramah meminta kesediaan
atasan untuk mensahkan SOP. Setelah itu SOP ditandatangani oleh
Kepala Puskesmas dan dicap menggunakan cap Puskesmas. SOP
diberi nomor dan tanggal. Setelah itu SOP diarsipkan dan disimpan
sebagai dokumen penti Puskesmas.
Pada tahapan kegiatan menghadap Kepala Puskesmas untuk
menelaah SOP yang sudah dibuatmaka penulis telah
mengaktualisasikan dengan nilai dasar Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.

- Akuntabilitas yaitu dengan meminta Kepala Puskesmas


mensahkan SOP agar SOP dapat digunakan sebagai acuan

86
untuk melayani masyarakat (tanggung jawab dan
konsistensi).
- Nasionalisme yaitu dengan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar saat berbicara dengan atasan.
- Etika Publik yaitu sopan dan ramah saat meminta waktu
kesediaan atasan untuk mensahkan SOP.
- Komitmen Mutu yaitu sesuai prosedur, setelah SOP
ditelaah, SOP harus ditandatangani oleh Kepala Puskesmas.
- Anti Korupsi yaitu meminta Kepala Puskesmas mensahkan
SOP saat ada waktu luang dan tidak sedang sibuk (disiplin).

Deskripsi Kontribusi Dalam melakukan pembuatan SOP penulis berusaha untuk membuat
terhadap Visi Misi SOP sesuai standar sehingga SOP ini nantinya dapat di gunakan
Organisasi sebagai acuan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas serta dapat mewujudkan masyarakat yang sehat, sejahtera
dan mandiri seperti yang tertuang dalam visi organisasi Puskesmas
Waborobo “Mewujudkan masyarakat di Wilayah kerja
Puskesmas Waborobo yang sehat,sejahtera dan Mandiri 2023”

Pembuatan SOP ini juga bertujuan meningkatkan mutu pelayanan,


sesuai dengan misi puskesmas, “Memberikan pelayanan yang
bermutu dan menjadikan seluruh staf puskesmas waborobo yang
sejahtera dan kompetensi”
Keterkaitan dengan Peran Pelaksanaan kegiatan pembuatan SOP ini sebagai bentuk
dan Kedudukan ASN implementasi tugas penulis sebagai Aparatur Sipil Negara yang
bekerja secara profesional dan bertanggung jawab yaitu dengan
melakukan pembuatan standar operasional prosedur (SOP) dan
bekerjasamaa dengan penanggung jawab keswa dalam pembuatan
SOP yang mana SOP ini nantinya akan menjadi standar mutu
pelayanan kepada masyarakat (Manajemen ASN dan Pelayanan
Publik) dan kerjasamaa antar staf Puskesmas pelaksanaan aktualisasi
(Whole of Government)

87
Penguatan Nilai-Nilai Pembuatan SOP ini juga bertujuan agar dalam pelayanan kesehatan
Organisasi dokter dan petugas kesehatan dapat bertindak cepat dan tepat
memberikan penguatan nilai organisasi “Bertindak cepat dan
tepat”

Dalam melakukan pembuatan SOP bersama dengan penanggung


jawab program keswa memberikan penguatan terhadap nilai
organisasi “Mewujudkan Akuntabilitas” yang kaitannya dengan
pertanggungjawaban pembuatan SOP.
Penyusunan SOP dilakukan secara detail menguatkan Nilai
Transparansi : Menunjukkan transparansi
SOP yang sudah jadi akan segera di terapkan dan dilaksanakan untuk
pelayanan Puskesmas yang lebih baik hal ini sesuai dengan nilai
organisasi : Menegakkan kedisiplinan
Analisa Dampak Apabila penulis dalam meminta persetujuan Kepala Puskesmas untuk
menandatangani SOP yang sudah dibuat dan ditelaahtidak
menanamkan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA, maka kegiatan ini
tidak akan terlaksana dengan baik dan bisa saja memberikan dampak
yang kurang baik pula dengan pelaksanaan tahapan kegiatan
selanjutnya. Adapun keterkaitan dengan substansi mata pelatihan
yaitu nilai-nilai ANEKA yang harus dimiliki oleh setiap ASN dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya yaitu:

- Akuntabilitas : Apabila penulis tidak meminta Kepala


Puskesmas mensahkan SOP maka SOP ini tidak dapat
diterapkan dalam pelayanan kesehatan.
- Nasionalisme : Apabila penulis tidak menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar saat berbicara dengan atasan,
maka atasan tidak akan mengerti maksud dan tujuan dari
penulis.
- Etika Publik : Apabila penulis tidak ramah dan sopan maka

88
Kepala Puskesmas tidak akan mempercayai penulis dan tidak
akan menandatangani SOP yang telah dibuat.
- Komitmen Mutu : Apabila SOP tidak ditandatangani oleh
Kepala Puskesmas maka SOP ini tidak dapat dijalankan.
- Anti Korupsi :Apabila penulis tidak disiplin waktu maka
kegiatan penandatanganan SOP ini akan terhambat dan dapat
menghambat tahapan kegiatan lainnya.
Dokumentasi

Gambar 14. Kegiatan 2 Tahapan kegiatan 4


(penandatanganan SOP oleh Kepala Puskesmas)

89
Permasalahan yang Permasalahan yang dihadapi selama melaksanakan kegiatan
dihadapi pada kegiatan 2 pembuatan SOP ini adalah seperti :
1. Waktu pertemuan dengan penanggung jawab keswa.
Penanggung jawab keswa juga memiliki kegiatan lain yang
harus dilaksanakan sehingga kadang tidak selalu ada di
Puskesmas
2. Waktu pertemuan dengan Kepala Puskesmas. Kepala
Puskesmas juga memiliki kegiatan lain yang harus
dilaksanakan sehingga kadang tidak selalu ada di Puskesmas
Solusi Solusi yang penulis lakukan adalah dengan lebih memfleksibelkan
waktu pertemuan dan menemui pihak terkait di waktu luang saat
pihak terkait berada di Puskesmas.

c. DESKRIPSI KEGIATAN 3
Kegiatann 3 :Persiapan materi pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan gangguan
jiwa
Persiapan materi pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa ini
bertujuan untuk mempersiapkan materi sosialisasi yang baik. Materi sosialisasi dibuat
berdasarkan sumber yang valid. Sumber yang digunakan untuk penyusunan materi
adalah Keputusan Menteri Kesehatan No. 1627/MENKES/SK/XI/2010 dan sumber-
sumber lain yang mendukung seperti buku, dan bahan pembelajaran simulasi dari
youtube.
Tabel 13. Deskripsi pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN Kegiatan 3.
Kegiatan 3 Persiapan materi pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan gangguan
jiwa
Tahapan kegiatan 1 Mengumpul dan menyusun bahan-bahan materi pelatihan penanganan

90
awal kegawatdaruratan gangguan jiwa
Waktu Pelaksanaan 4-8 Desember 2019
Output Tersedianya bahan-bahan untuk menyusun materi.
Keterkaitan dengan Kegiatan mengumpul dan menyusun bahan-bahan materi pelatihan
Nilai-Nilai Dasar penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa dimulai dengan
pencarian sumber-sumber bahan yang valid. Penulis membuat materi
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.
1627/MENKES/SK/XI/2010 tentang kegawatdaruratan gangguan jiwa.
Pada tahapan kegiatan mengumpul dan menyusun bahan-bahan materi
pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa maka penulis
telah mengaktualisasikan dengan nilai dasar Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
- Akuntabilitas yaitu dengan tanggung jawab, kejelasan dan
transparansi, mengumpul bahan materi dari sumber yang
terpercaya agar nantinya isi materi jelas dan transparan.
- Nasionalisme yaitu dengan menyusun materi
menggunakanbahasa Indonesia yang baik dan benar.
- Etika Publik yaitu cermat agar materi terususun dengan baik.
- Komitmen Mutu yaitu memperhatikan mutu dan kualitas
materi, menyusun materi dari sumber yang terpercaya.
- Anti Korupsi yaitu mandiri menyusun materi sendiri, serta
disiplin menyusun materi agar dapat selesai tepat waktu.(disiplin
dan mandiri)
Deskripsi Kontribusi Persiapan materi dilakukan dengan baik dan matang, materi juga di telaah
terhadap Visi Misi apakah isinya sudah sesuai atau belum dengan tujuan untuk meningkatkan
Organisasi kemampuan petugas medis dalam penanganan awal kegawatdaruratan
gangguan jiwa demi mewujudkan masyarakat yang sehat, sejahtera dan
mandiri seperti yang tertuang dalam visi organisasi Puskesmas Waborobo
“Mewujudkan masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Waborobo
yang sehat,sejahtera dan Mandiri 2023”
Dengan dibuatnya persiapan materi yang berbobot mewujudkan misi
Puskesmas Waborobo yaitu: Memberikan Pelayanan yang bermutu

91
dan Menjadikan seluruh staf Puskesmas Waborobo yang sejahtera
dan kompetensi.
Dengan adanya kerjasamaa antar Puskesmas membantu mewujudkan misi
Puskesmas “Menjalin kerjasamaa lintas sektor yang berwawasan
kesehatan”
Keterkaitan dengan Pelaksanaan kegiatan persiapan materi pelatihan penanganan awal
Peran dan kegawatdaruratan gangguan jiwasebagai bentuk implementasi tugas
Kedudukan ASN penulis sebagai Aparatur Sipil Negara yang bekerja secara profesional dan
bertanggung jawab yaitu melakukan diskusi bersama teman sejawat secara
professional untuk memaksimalkan pelaksanaan aktualisasi (Whole of
Government).
Penguatan Nilai-Nilai Pengumpulan dan penyusunan materi pelatihan penanganan awal
Organisasi kegawatdaruratan gangguan jiwa menguatkan nilai
organisasi“Mewujudkan Akuntabilitas” yang kaitannya dengan
pertanggungjawaban dalam pembuatan materi pelatihan.
Menemui dokter percontohan kesehatan jiwa di Kota Baubau dan
meminta saran serta masukan dari materi yang sudah dibuat menguatkan
Nilai Transparansi : Menunjukkan transparansi
Setelah mendapatkan masukan dan saran dari dokter percontohan
kesehatan jiwa di Kota Baubau penulis siap melaksanakankegiatan
selanjutnya yakni pelaksanaan pelatihan sesuai dengan jadwal kegiatan,
hal ini sesuai dengan nilai organisasi : Menegakkan kedisiplinan
Analisis Dampak Dampak positif :Dengan terlaksananya kegiatan penyusunan materi ini,
memudahkan penulis untuk menyampaikan kegiatan sosialisasi dan
pelatihan kepada petugas medis.

Dampak negatif :Apabila penulis dalammengumpul dan menyusun


bahan-bahan materi pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan
gangguan jiwa tidak menanamkan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA,
maka kegiatan ini tidak akan terlaksana dengan baik. Adapun keterkaitan
dengan substansi mata pelatihan yaitu nilai-nilai ANEKA yang harus
dimiliki oleh setiap ASN dalam melaksanakan tugas dan

92
tanggungjawabnya yaitu:

- Akuntabilitas : Apabila penulis asal-asalan membuat materi dan


tidak menggunakan sumber yang terpercaya maka materi menjadi
tidak valid.
- Nasionalisme : Apabila materi tidak disusun dengan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, maka isi materi tidak akan
dipahami oleh peserta nantinya.
- Etika Publik : Apabila penulis tidak cermat dalam menyusun
materi maka inti dari sosialisasi dan pelatihan dari materi ini
nantinya tidak akan tersampaikan dengan baik.
- Komitmen Mutu : Apabila penulis tidak memperhatikan mutu
dan kualitas materi maka isi materi akan menjadi tidak valid
karena bukan berasal dari sumber terpercaya.
- Anti Korupsi : Apabila penulis tidak mandiri menyusun materi,
maka penulis tidak akan tahu apa isi materi. Apabila penulis tidak
tepat waktu menyelesaikan materi maka dapat menghambat
tahapan kegiatan lainnya.

93
Dokumentasi

94
Gambar 16. Kegiatan 3 Tahapan kegiatan 1 (Menyusun materi
sosialisasi dan pelatihan)

Gambar 17. Kegiatan 3 Tahapan kegiatan 1 (bahan-bahan untuk


penyusunan materi)

Kegiatan 3 Persiapan materi pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan gangguan


jiwa
Tahapan kegiatan 2 Menemui dokter percontohan kesehatan jiwa di Kota Baubau
Waktu Pelaksanaan 9-11 Desember 2019
Output Mendapat izin dari dokter percontohan kesehatan jiwa di Kota Baubau
untuk bertemu
Keterkaitan dengan Kegiatan menemui dokter percontohan kesehatan jiwa di Kota Baubau
Nilai-Nilai Dasar bertujuan untuk berkonsultasi dengan dokter tersebut agar menilai kualitas
materi yang akan disampaikan kepada peserta sosialisasi. Kegiatan ini
diawali dengan izin kepada dokter tersebut untuk bertemu melalui chat via
whatsapp. Pada tahapan kegiatan menemui dokter percontohan kesehatan
jiwa di Kota Baubau maka penulis telah mengaktualisasikan dengan nilai
dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi.
- Akuntabilitas yaitu dengan tanggung jawab berkonsultasi
dengan pihak terkait, yang sudah mempunyai pengalaman dan
pengetahuan lebih baik dalam suatu bidang. Dalam hal ini penulis
berkonsultasi dengan dokter percontohan keswa kota Baubau.
- Nasionalisme yaitu dengan bertanya terlebih dahulu kesediaan
dokter tersebut untuk bertemu (musyawarah).
- Etika Publik yaitu dengan ramah dan sopan saat meminta
kesediaan dokter tersebut untuk bertemu.
- Komitmen Mutu yaitu meminta waktu dan kesediaan dokter
untuk berdiskusi disaat waktu luang (efektif dan efisien).
- Anti Korupsi yaitu dengan jujur dan disiplin mengatakan
keperluan penulis dan tidak bertele-tele dalam menyampaikan
maksud dan tujuan.
Deskripsi Kontribusi Persiapan materi dilakukan dengan baik dan matang, materi juga di telaah
terhadap Visi Misi apakah isinya sudah sesuai atau belum dengan tujuan untuk meningkatkan
Organisasi kemampuan petugas medis dalam penanganan awal kegawatdaruratan
gangguan jiwa demi mewujudkan masyarakat yang sehat, sejahtera dan

95
mandiri seperti yang tertuang dalam visi organisasi Puskesmas Waborobo
“Mewujudkan masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Waborobo
yang sehat,sejahtera dan Mandiri 2023”

Dengan dibuatnya persiapan materi yang berbobot mewujudkan misi


Puskesmas Waborobo yaitu: Memberikan Pelayanan yang bermutu
dan Menjadikan seluruh staf Puskesmas Waborobo yang sejahtera
dan kompetensi.
Dengan adanya kerjasamaa antar Puskesmas membantu mewujudkan misi
Puskesmas “Menjalin kerjasamaa lintas sektor yang berwawasan
kesehatan”
Keterkaitan dengan Pelaksanaan kegiatan persiapan materi pelatihan penanganan awal
Peran dan kegawatdaruratan gangguan jiwa sebagai bentuk implementasi tugas
Kedudukan ASN penulis sebagai Aparatur Sipil Negara yang bekerja secara profesional dan
bertanggung jawab yaitu melakukan diskusi bersama teman sejawat secara
professional untuk memaksimalkan pelaksanaan aktualisasi (Whole of
Government).
Penguatan Nilai-Nilai Pengumpulan dan penyusunan materi pelatihan penanganan awal
Organisasi kegawatdaruratan gangguan jiwa menguatkan nilai
organisasi“Mewujudkan Akuntabilitas” yang kaitannya dengan
pertanggungjawaban dalam pembuatan materi pelatihan.
Menemui dokter percontohan kesehatan jiwa di Kota Baubau dan
meminta saran serta masukan dari materi yang sudah dibuat menguatkan
Nilai Transparansi : Menunjukkan transparansi
Setelah mendapatkan masukan dan saran dari dokter percontohan
kesehatan jiwa di Kota Baubau penulis siap melaksanakankegiatan
selanjutnya yakni pelaksanaan pelatihan sesuai dengan jadwal kegiatan,
hal ini sesuai dengan nilai organisasi : Menegakkan kedisiplinan
Analisis Dampak Dampak positif :Dengan terlaksananya kegiatqan menemui dokter
percontohan kesehatan jiwa Kota Baubau merupakan langkah awal
suksesnya kegiatan persiapan materi sosialisasi dan pelatihan petugas
medis dalam penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa di

96
Puskesmas Waborobo.

Dampak negatif :Apabila penulis dalam melaksanakan kegiatan untuk


menemui dokter percontohan keswa kota Baubau tidak menanamkan nilai-
nilai dasar ASN yaitu ANEKA, maka kegiatan ini tidak akan terlaksana
dengan baik dan bisa saja memberikan dampak yang kurang baik pula
untuk tahapan berikutnya. Adapun keterkaitan dengan substansi mata
pelatihan yaitu nilai-nilai ANEKA yang harus dimiliki oleh setiap ASN
dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya yaitu:
- Akuntabilitas : Apabila penulis tidak melakukan konsultasi
dengan pihak terkait untuk materi yang akan disampaikan dalam
kegiatan sosialisasi dan pelatihan, maka materi ini nantinya akan
jadi kurang berbobot.
- Nasionalisme yaitu Apabila penulis tidak bertanya terlebih dahulu
atau membuat janji untuk bertemu dokter tersebut maka akan
menjadi tidak sopan dan dapat mengganggu kegiatan dokter
tersebut.
- Etika Publik : Apabila penulis tidak ramah dan sopan terhadap
dokter tersebut, maka dokter tersebut dapat tersinggung dan bisa
jadi membatalkan pertemuan.
- Komitmen Mutu :Apabilapenulis ingin menemui dokter tersebut
tidak diwaktu luang, maka dapat mengganggu kegiatan dokter
tersebut.
- Anti Korupsi : Apabila penulis tidak jujur dan bertele-tele dalam
menyampaikan maksud dan tujuan untuk bertemu, maka dokter
tersebut akan bingung dan dapat menolak pertemuan ini.
Dokumentasi

97
Gambar 18.Kegiatan 3 Tahapan kegiatan 2 (Chat
via whatsapp untuk izin bertemu dengan dokter
percontohan keswa Baubau)

Gambar 19. Kegiatan 3 Tahapan kegiatan 2, (penulis


mendapat izin untuk bertemu)

Kegiatan 3 Persiapan materi pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan gangguan


jiwa
Tahapan kegiatan 3 Berdiskusi dengan dokter percontohan kesehatan jiwa di Kota Baubau
Waktu Pelaksanaan 11 Desember 2019
Output Tersedianya catatan hasil diskusi dengan dokter percontohan kesehatan
jiwa di Kota Baubau
Keterkaitan dengan Setelah bertemu dengan dokter percontohan kesehatan jiwa di Kota

98
Nilai-Nilai Dasar Baubau, yang bernama dokter Najat Rani. Dokter Fransiska menyapa
dengan ramah dan sopan dokter Najat, bersalaman dan mempersilahkan
dokter Najat untuk duduk. Setelah duduk, dokter Fransiska mulai
menjelaskan kepada dokter Najat tentang materi sosialisasi dan pelatihan
petugas medis dalam penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa.
Setelah memaparkan semua materi, dokter Fransiska meminta masukan
dan saran dari dokter Najat. Dokter Fransiska dengan cermat dan tanggap
mencatat semua masukan dan saran dari dokter Najat.Pada tahapan
kegiatan berdiskusi dengan dokter percontohan kesehatan jiwa di Kota
Baubaumaka penulis telah mengaktualisasikan dengan nilai dasar
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi.
- Akuntabilitas yaitu berkonsultasi dengan pihak terkait dalam hal
ini dokter percontohan keswa Kota Baubau, serta memberikan
penjelasan tentang materi yang sudah dibuat kepada dokter
tersebut. (tanggung jawab dan kejelasan)
- Nasionalisme yaitu dengan melakukan diskusi bersama
(musyawarah), saling menghargai masukan dan pendapat
(keadilan sosial dan tidak diskriminasi)
- Etika Publik yaitu berdiskusi bersama-sama (kebersamaan),
tanggap dan responsif terhadap masukan dari dokter.
- Komitmen Mutu yaitu berdiskusi menggunakan sumber-sumber
yang terpercaya (mutu dan kualitas)
- Anti Korupsi yaitu menggunakan waktu laung dokter tersebut
untuk bertemu, dan tidak mengganggu jam kerjanya (disiplin).
Deskripsi Kontribusi Persiapan materi dilakukan dengan baik dan matang, materi juga di telaah
terhadap Visi Misi apakah isinya sudah sesuai atau belum dengan tujuan untuk meningkatkan
Organisasi kemampuan petugas medis dalam penanganan awal kegawatdaruratan
gangguan jiwa demi mewujudkan masyarakat yang sehat, sejahtera dan
mandiri seperti yang tertuang dalam visi organisasi Puskesmas Waborobo
“Mewujudkan masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Waborobo

99
yang sehat,sejahtera dan Mandiri 2023”

Dengan dibuatnya persiapan materi yang berbobot mewujudkan misi


Puskesmas Waborobo yaitu: Memberikan Pelayanan yang bermutu
dan Menjadikan seluruh staf Puskesmas Waborobo yang sejahtera
dan kompetensi.

Dengan adanya kerjasamaa antar Puskesmas membantu mewujudkan misi


Puskesmas “Menjalin kerjasamaa lintas sektor yang berwawasan
kesehatan”
Keterkaitan dengan Pelaksanaan kegiatan persiapan materi pelatihan penanganan awal
Peran dan kegawatdaruratan gangguan jiwa sebagai bentuk implementasi tugas
Kedudukan ASN penulis sebagai Aparatur Sipil Negara yang bekerja secara profesional dan
bertanggung jawab yaitu melakukan diskusi bersama teman sejawat secara
professional untuk memaksimalkan pelaksanaan aktualisasi (Whole of
Government).
Penguatan Nilai-Nilai Pengumpulan dan penyusunan materi pelatihan penanganan awal
Organisasi kegawatdaruratan gangguan jiwa menguatkan nilai
organisasi“Mewujudkan Akuntabilitas” yang kaitannya dengan
pertanggungjawaban dalam pembuatan materi pelatihan.

Menemui dokter percontohan kesehatan jiwa di Kota Baubau dan


meminta saran serta masukan dari materi yang sudah dibuat menguatkan
Nilai Transparansi : Menunjukkan transparansi

Setelah mendapatkan masukan dan saran dari dokter percontohan


kesehatan jiwa di Kota Baubau penulis siap melaksanakankegiatan
selanjutnya yakni pelaksanaan pelatihan sesuai dengan jadwal kegiatan,
hal ini sesuai dengan nilai organisasi : Menegakkan kedisiplinan
Analisis Dampak Dampak positif :Dengan terlaksananya kegiatan ini menghasilkan materi
yang layak untuk disampaikan kepada petugas medis dalam kegiatan
sosialisasi dan pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan gangguan

100
jiwa.
Dampak negatif :Apabila penulis dalam melaksanakan kegiatan
berdiskusi dengan dokter percontohan keswa tidak menanamkan nilai-
nilai dasar ASN yaitu ANEKA, maka kegiatan ini tidak akan terlaksana
dengan baik dan bisa saja memberikan dampak yang kurang baik pula
pada tahapan kegiatan selanjutnya. Adapun keterkaitan dengan substansi
mata pelatihan yaitu nilai-nilai ANEKA yang harus dimiliki oleh setiap
ASN dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya yaitu:

- Akuntabilitas yaitu berkonsultasi dengan pihak terkait dalam hal


ini dokter percontohan keswa Kota Baubau, serta memberikan
penjelasan tentang materi yang sudah dibuat kepada dokter
tersebut.
- Nasionalisme yaitu dengan melakukan diskusi bersama
(musyawarah), saling menghargai masukan dan pendapat (keadilan
sosial dan tidak diskriminasi).
- Etika Publik yaitu berdiskusi bersama-sama (kebersamaan),
tanggap dan responsif terhadap masukan dari dokter.
- Komitmen Mutu yaitu berdiskusi menggunakan sumber-sumber
yang terpercaya (mutu dan kualitas)
- Anti Korupsi yaitu menggunakan waktu laung dokter tersebut
untuk bertemu, dan tidak mengganggu jam kerjanya (disiplin).

101
Dokumentasi c

Gambar 20. Kegiatan 3 tahapan 3 (Berdiskusi dengan dokter Percontohan


Kesehatan jiwa Kota Baubau)

Permasalahan yang Permasalahan yang


Gambar 21. Kegiatan dihadapi
3 Tahapan selamamasukan
3 (Mencatat kegiatan
dan 3 inidari
saran adalah menyusun
dokter Percontohan Kesehatan jiwa Kota Baubau)
dihadapi di Kegiatan waktu pertemuan dengan dokter Najat Rani. Dokter Najat Rani sempat
3 pergi ke luar kota selama beberapa hari.
Solusi Tetap menghubungi dan menanyakan selalu kabar dari dokter Najat untuk
bertemu mendiskusikan materi sosialisasi dan pelatihan penanganan awal
kegawatdaruratan gangguan jiwa.

d. DESKRIPSI KEGIATAN 4
Kegiatan 4 :Pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa

102
Kegiatan pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa merupakan
kegiatan inti dari aktualisasi penulis. Kegiatan inilah yang nantinya akan dinilai oleh
penulis selaku peserta CPNS yang melaksanakan aktualisasi untuk melihat apakah ada
peningkatan kemampuan dari petugas medis yang dinilai dengan kuesioner pretest dan
posttest.
Tabel 14. Deskripsi pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN Kegiatan 4.
Kegiatan 4 Pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa
Tahapan kegiatan 1 Mempersiapkan undangan seminar kepada petugas medis di Puskesmas
Waborobo
Waktu Pelaksanaan 12 Desember 2019
Output Tersedianya bahan-bahan untuk menyusun materi.
Keterkaitan Nilai- Kegiatan mempersiapkan undangan seminar kepada petugas medis di
Nilai Dasar Puskesmas Waborobo merupakan kegiatan awal yang harus dilaksanakan
sebelum melaksanakan kegiatan. Pembuatan undangan dibuat sejelas-
jelasnya mengenai perihal undangan dan diberikan jadwal pelaksanaan
agar kegiatan berjalan dengan konsisten. Pada tahapan kegiatan
mempersiapkan undangan seminar kepada petugas medis di Puskesmas
Waborobo maka penulis telah mengaktualisasikan dengan nilai dasar
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi.
- Akuntabilitas yaitu dengan panduan pelaksanaan kegiatan agar
kegiatan berjalan dengan konsisten. Serta membuat perihal
undangan agar kejelasan undangan dapat dibaca oleh staf
Puskesmas.
- Nasionalisme yaitu menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar saat membuat undangan, serta mengundang seluruh staf
Puskesmas untuk hadir di kegiatan ini (Keadialan sosial dan
tidak diskriminasi).
- Etika Publik yaitu taat aturan dengan membuat surat sesuai
dengan tata cara pembuatan surat.
- Komitmen Mutu yaitu efektif dan efisien dengan
memperhatikan waktu penyebaran undangan. Undangan lebih

103
efektif jika disebarkan melalui whatsapp grup Puskesmas
Waborobo.
- Anti Korupsi yaitu meminta pengesahan dari Kepala Puskesmas,
sekaligus menjelaskan bahwa akan di adakannya kegiatan ini
(tanggung jawab), melaksanakan persiapan kegiatan sosialisasi
agar kegiatan besok tidak terhambat dan terlaksana tepat waktu
(disiplin dan tepat waktu).
Deskripsi Kontribusi Materi dan pelatihan yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan
terhadap Visi Misi kemampuan petugas medis dalam penanganan awal kegawatdaruratan
Organisasi gangguan jiwa ini nantinya dapat di gunakan sebagai acuan untuk
mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas serta dapat
mewujudkan masyarakat yang sehat, sejahtera dan mandiri seperti yang
tertuang dalam visi organisasi Puskesmas Waborobo “Mewujudkan
masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Waborobo yang
sehat,sejahtera dan Mandiri 2023”
Pelatihan ini juga bertujuan meningkatkan mutu pelayanan, sesuai dengan
misi puskesmas, “Memberikan pelayanan yang bermutu dan
menjadikan seluruh staf puskesmas waborobo yang sejahtera dan
kompetensi”
Keterkaitan dengan Pelaksanaan kegiatan pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan
Peran dan gangguan jiwasebagai bentuk implementasi tugas penulis sebagai
Kedudukan ASN Aparatur Sipil Negara yang bekerja secara profesional dan bertanggung
jawab yaitu melakukan diskusi bersama seluruh staf Puskesmas
Waborono (Manajemen ASN) dan kerjasama antar staf Puskesmas
selama kegiatan sosialisasi dan pelatihan (Whole of Government)
Penguatan Nilai-Nilai Terwujudnya pelaksanaan pelatihan penanganan kegawatdaruratan
Organisasi gangguan jiwa ini sesuai dengan nilai organisasi“Mewujudkan
Akuntabilitas”
Menjelaskan secara detail materi dan praktek tentang bagaimana
penanganan kegawatdaruratan gangguan jiwa menguatkan Nilai
Transparansi : Menunjukkan transparansi
Pelaksanaan pelatihan yang tepat waktu dan tepat sasaran sesuai dengan

104
nilai organisasi : Menegakkan kedisiplinan
Analisis Dampak Dampak positif :Dengan terlaksananya kegiatan ini, menjadikan langkah
awal untuk terlaksananya tahapan kegiatan berikutnya, yaitu kegiatan
sosialisasi dan pelatihan pada petugas medis dalam penanganan awal
kegawatdaruratan gangguan jiwa.
Dampak negatif :Apabila penulis dalammengumpul dan menyusun
bahan-bahan materi pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan
gangguan jiwa tidak menanamkan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA,
maka kegiatan ini tidak akan terlaksana dengan baik. Adapun keterkaitan
dengan substansi mata pelatihan yaitu nilai-nilai ANEKA yang harus
dimiliki oleh setiap ASN dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya yaitu:
- Akuntabilitas : Apabila penulis tidak membuat jadwal kegiatan
dengan jelas, maka kegiatan ini akan berdampak kepada
kurangnya kemampuan petugas medis dalam penanganan awal
kegawatdaruran gangguan jiwa, karena banyak peserta yang tidak
hadir.
- Nasionalisme : Apabila penulis tidak mengundang seluruh Staf
Puskesmas, hanya perawat saja, maka kemampuan petugas medis
dalam menangani kegawatdaruratan gangguan jiwa tidak akan
maksimal. Hal ini disebabkan karena kurangnya tenaga perawat di
Puskesmas Waborobo.
- Etika Publik : Apabila undangan dibuat asal-asalan hal ini akan
menyebabkan staf Puskesmas tidak akan menanggapi dengan baik
undangan tersebut dan tidak akan ada yang hadir dalam kegiatan
ini.
- Komitmen Mutu : Apabila undangan disebarkan secara manual
akan menjadi tidak efektif dan pemborosan kertas.
- Anti Korupsi Apabila kegiatan persiapan sosialisasi dan pelatihan
penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa ini tidak
dipersiapkan dengan baik, maka akan menghambat kelancaran

105
kegiatan pada saat hari pelaksanaan.
Dokumentasi

Gambar 22. Kegiatan 4 Tahapan 1 (Surat Undangan


Kegiatan)

Kegiatan 4 Pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa


Tahapan kegiatan 2 Menyiapkan ruangan, komputer, LCD, proyektor untuk pelatihan
Waktu Pelaksanaan 13 Desember 2019
Output Tersedianya ruuangan, komputer, LCD dan proyektor untuk pelatihan
Keterkaitan dengan Kegiatan menyiapkan ruangan, komputer, LCD, proyektor untuk pelatihan
Nilai-Nilai Dasar merupakan kegiatan persiapan sebelum kegiatan sosialisasi dan pelatihan
petugas medis dalam penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa
dimulai. Kegiatan ini merupakan salah satu tanggung jawab penulis dalam

106
mempersiapkan acara inti. Pada tahapan kegiatan Menyiapkan ruangan,
komputer, LCD, proyektor untuk pelatihan maka penulis telah
mengaktualisasikan dengan nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
- Akuntabilitas yaitu tanggung jawab dengan menyiapkan semua
ruangan dan alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan
sosialisasi dan pelatihan petugas medis dalam penanganan awal
kegawatdaruratan gangguan jiwa.
- Nasionalisme yaitu dengan etos kerja yang baik, bersemangat
dalam melaksankan segala persiapan kegiatan sosialisasi dan
pelatihan petugas medis dalam penanganan awal kegawatdaruratan
gangguan jiwa.
- Etika Publik yaitu melakukan persiapan bersama dengan staf
Puskesmas (kebersamaan)
- Komitmen Mutu yaitu efektif dan efisien waktu, melaksanakan
persiapan ruangan setengah jam sebelum pelaksanaan kegiatan
sosialisasi dan pelatihan petugas medis dalam penanganan awal
kegawatdaruratan gangguan jiwa.
- Anti Korupsi yaitu kerja keras dan tepat waktu dalam
mempersiapkan ruangan.
Deskripsi Kontribusi Materi dan pelatihan yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan
terhadap Visi Misi kemampuan petugas medis dalam penanganan awal kegawatdaruratan
Organisasi gangguan jiwa ini nantinya dapat di gunakan sebagai acuan untuk
mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas serta dapat
mewujudkan masyarakat yang sehat, sejahtera dan mandiri seperti yang
tertuang dalam visi organisasi Puskesmas Waborobo “Mewujudkan
masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Waborobo yang
sehat,sejahtera dan Mandiri 2023”
Pelatihan ini juga bertujuan meningkatkan mutu pelayanan, sesuai dengan
misi puskesmas, “Memberikan pelayanan yang bermutu dan
menjadikan seluruh staf puskesmas waborobo yang sejahtera dan

107
kompetensi”
Keterkaitan dengan Pelaksanaan kegiatan pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan
Peran dan gangguan jiwa sebagai bentuk implementasi tugas penulis sebagai
Kedudukan ASN Aparatur Sipil Negara yang bekerja secara profesional dan bertanggung
jawab yaitu melakukan diskusi bersama seluruh staf Puskesmas
Waborono (Manajemen ASN) dan kerjasama antar staf Puskesmas
selama kegiatan sosialisasi dan pelatihan (Whole of Government)
Penguatan Nilai-Nilai Terwujudnya pelaksanaan pelatihan penanganan kegawatdaruratan
Organisasi gangguan jiwa ini sesuai dengan nilai organisasi“Mewujudkan
Akuntabilitas”
Menjelaskan secara detail materi dan praktek tentang bagaimana
penanganan kegawatdaruratan gangguan jiwa menguatkan Nilai
Transparansi : Menunjukkan transparansi
Pelaksanaan pelatihan yang tepat waktu dan tepat sasaran sesuai dengan
nilai organisasi : Menegakkan kedisiplinan
Analisis Dampak Dampak positif :Dengan terlaksananya persiapan ruangan sebelum
pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan pelatihan petugas medis dalam
penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa ini, akan
memperlancar kegiatan selanjutnya.
Dampak negatif :Apabila penulis dalam melaksanakan kegiatanpersiapan
ruangan tidak menanamkan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA, maka
kegiatan ini tidak akan terlaksana dengan baik dan bisa saja memberikan
dampak yang kurang baik pula untuk tahapan berikutnya. Adapun
keterkaitan dengan substansi mata pelatihan yaitu nilai-nilai ANEKA yang
harus dimiliki oleh setiap ASN dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya yaitu:
- Akuntabilitas : Apabila periapan ruangan ini tidak dilaksanakan
dengan baik maka kegiatan sosialisasi dan pelatihan petugas medis
dalam penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa menjadi
tidak tepat waktu dan terhambat.
- Nasionalisme : Apabila penulis bermalas-malasan dalam
mempersiapkan ruangan, maka ruangan akan terbengkalai dan

108
pada saat waktunya pelaksanaan kegiatan sosialisasi serta
pelatihan, ruangan belum siap.
- Etika Publik : Apabila penulis tidak bekerja bersama dengan staf
Puskesmas lainnya dalam mempersiapkan ruangan, maka kegiatan
tidak akan dimulai tepat waktu.
- Komitmen Mutu : Apabila penulis tidak efektif dan efisien waktu
maka akan mengganggu kegiatan staf Puskesmas lain yang sudah
terjadwal.
- Anti Korupsi : Apabila tidak tepat waktu, maka kegiatan yang
molor ini akan membuat staf Puskesmas yang mengikuti
sosialisasi dan pelatihan menjadi tidak maksimal, dikarenakan
adanya kegiatan lain mereka yang harus dilaksanakan.

Dokumentasi

Gambar 23. Kegiatan 4 Tahapan 2 (Persiapan LCD, computer,


Terminal Listrik)

109
Kegiatan 4 Pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa
Tahapan kegiatan 3 Membagikan soal pretes untuk menilai pengetahuan awal peserta
pelatihan
Waktu Pelaksanaan 13 Desember 2019
Output Soal pretest diterima oleh seluruh peserta yang ikut seminar
Keterkaitan dengan Kegiatan membagikan soal pretes untuk menilai pengetahuan awal peserta
Nilai-Nilai Dasar pelatihan bertujuan untuk menilai apakah peserta sudah memiliki
pengetahuan yang cukup baik sebelum menerima materi sosialisasi dan
pelatihan.Sebelum memulai pembagian soal pretes, dokter membuka
kegiatan sosialisasi dan pelatihan petugas medis dalam penanganan awal
kegawatdaruratan gangguan jiwa dengan ramah dan sopan, juga
menerangkan maksud dari kegiatan ini. Setelah itu dokter memberikan
penjelasan terlebih dahulu tentang tujuan pembagian soal pretes
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Setelah itu soal
dibagikan kepada peserta, kemudian peserta diminta untuk mengerjakan
soal dengan jujur dan mandiri. Setelah selesai soal dikumpulkan kembali.
Pada tahapan kegiatan membagikan soal pretes untuk menilai pengetahuan
awal peserta pelatihanmaka penulis telah mengaktualisasikan dengan nilai

110
dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi.
- Akuntabilitas yaitu dengan kejelasan memberikan penjelasan
kepada peserta maksud dan tujuan kegiatan pretes.
- Nasionalisme yaitu dengan menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar saat memberikan penjelasan kepada peserta.
Membagikan soal pretes kepada seluruh peserta dan tidak
membeda-bedakan peserta (keadilan sosial dan tidak
diskriminasi).
- Etika Publik yaitu membuka kegiatan dengan cara yang sopan
dan ramah, serta meminta kerjasama peserta selama kegiatan
untuk mengikuti arahan pemberi kegiatan.
- Komitmen Mutu yaitu dengan memperhatikan mutu dan
kualitas dari kuesioner, yang mana kuesioner dibuat dengan
tingkat mudah, sedang dan sulit.
- Anti Korupsi yaitu jujur dan mandiri. Peserta diminta jujur dan
mandiri dalam menjawab soal pretes tersebut.
Deskripsi Kontribusi Materi dan pelatihan yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan
terhadap Visi Misi kemampuan petugas medis dalam penanganan awal kegawatdaruratan
Organisasi gangguan jiwa ini nantinya dapat di gunakan sebagai acuan untuk
mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas serta dapat
mewujudkan masyarakat yang sehat, sejahtera dan mandiri seperti yang
tertuang dalam visi organisasi Puskesmas Waborobo “Mewujudkan
masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Waborobo yang
sehat,sejahtera dan Mandiri 2023”
Pelatihan ini juga bertujuan meningkatkan mutu pelayanan, sesuai dengan
misi puskesmas, “Memberikan pelayanan yang bermutu dan
menjadikan seluruh staf puskesmas waborobo yang sejahtera dan
kompetensi”
Keterkaitan dengan Pelaksanaan kegiatan pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan
Peran dan gangguan jiwa sebagai bentuk implementasi tugas penulis sebagai
Kedudukan ASN Aparatur Sipil Negara yang bekerja secara profesional dan bertanggung

111
jawab yaitu melakukan diskusi bersama seluruh staf Puskesmas
Waborono (Manajemen ASN) dan kerjasama antar staf Puskesmas
selama kegiatan sosialisasi dan pelatihan (Whole of Government)
Penguatan Nilai-Nilai Terwujudnya pelaksanaan pelatihan penanganan kegawatdaruratan
Organisasi gangguan jiwa ini sesuai dengan nilai organisasi“Mewujudkan
Akuntabilitas”
Menjelaskan secara detail materi dan praktek tentang bagaimana
penanganan kegawatdaruratan gangguan jiwa menguatkan Nilai
Transparansi : Menunjukkan transparansi
Pelaksanaan pelatihan yang tepat waktu dan tepat sasaran sesuai dengan
nilai organisasi : Menegakkan kedisiplinan
Analisis Dampak Dampak positif :Dengan terlaksananya kegiatan ini pengisian soal pretes
ini maka terlaksana lah evaluasi terhadap pengetahuan peserta ditahap
awal. Hal ini akan membantu penulis untuk menilai hasil evaluasi dari
kegiatan pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan pada petugas medis dalam
penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa.
Dampak negatif :Apabila penulis tidak melaksanakan kegiata pretes
dantidak menanamkan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA, maka
kegiatan ini tidak akan terlaksana dengan baik dan bisa saja memberikan
dampak yang kurang baik pula pada tahapan kegiatan selanjutnya. Adapun
keterkaitan dengan substansi mata pelatihan yaitu nilai-nilai ANEKA yang
harus dimiliki oleh setiap ASN dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya yaitu:
- Akuntabilitas : Apabila tidak diberi penjelasan tentang tujuan dari
kegiatan pretes, maka peserta tidak akan paham dan
mengakibatkan kurangnya minat peserta mengikuti kegiatan
sosialisasi dan pelatihan ini.
- Nasionalisme : Apabila penulis menggunakan bahasa yang tidak
dimengerti peserta nantinya akan bingung. Serta apabila soal
hanya dibagikan pada pihak tertentu, penilaian evaluasi menjadi
tidak merata.
- Etika Publik : Apabila penulis tidak ramah dan sopan dengan

112
peserta sosialisasi dan pelatihan, maka peserta akan enggan untuk
mengikuti kegiatan pelatihan ini.
- Komitmen Mutu : Apabila mutu dan kualitas soal tidak
diperhatikan, maka soal akan menjadi kurang berkualitas.
Anti Korupsi : Apabila peserta tidak mandiri dan jujur dalam
mengerjakan soal, akan menyebabkan penilaian evaluasi menjadi
kurang maksimal.

Dokumentasi

Gambar 25. Kegiatan 3 Tahapan 3 (Pembukaan sosialisasi


dan pelatihan, sekaligus penjelasan tujuan kegiatan
pelatihan, dan pengarahan untuk pengerjaan soal Pretes)

113

Gambar 26. Kegiatan 4 Tahapan 3 (Pembagian dan pengisian soal pretes)


Kegiatan 4 Pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa
Tahapan kegiatan 4 Menyampaikan materi pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan
gangguan jiwa, sekaligus mensosialisasikan SOP yang telah disetujui oleh
Kepala Puskesmas
Waktu Pelaksanaan 13 Desember 2019
Output Adanya pemahaman peserta terhadap materi yang disampaikan
Keterkaitan dengan Kegiatan menyampaikan materi pelatihan penanganan awal
Nilai-Nilai Dasar kegawatdaruratan gangguan jiwa, sekaligus mensosialisasikan SOP yang
telah disetujui oleh Kepala Puskesmas merupakan kegiatan pemberian
materi melalu presentasi power point yang telah dibuat oleh pemateri.
Pemateri menyampaikan materi dengan jelas serta konsisten sesuai dengan
tugas petugas kesehatan dalam penanganan awal kegawatdaruratan
gangguan jiwa. Pada tahapan kegiatan menyampaikan materi pelatihan
penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa, sekaligus
mensosialisasikan SOP yang telah disetujui oleh Kepala Puskesmas maka
penulis telah mengaktualisasikan dengan nilai dasar Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
- Akuntabilitas yaitu dengan jelas, konsisten dan transparan
dalam menyampaikan materi, agar materi mudah dimengerti oleh
peserta.
- Nasionalisme yaitu menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar saat menyampaikan materi agar mudah dipahami oleh

114
peserta. Mengajak peserta untuk aktif berpartisipasi selama
pemberian materi (musyawarah)
- Etika Publik yaitu sopan dan ramah saat penyampaian materi,
tanggap terhadap peserta yang ingin bertanya.
- Komitmen Mutu yaitu efektif dan efisien dengan memperhatikan
waktu penyampaian materi agar tidak bertele-tele dan materi
tersampaikan dengan baik dalam waktu yang tidak terlalu lama.
- Anti Korupsi yaitu disiplin dengan memperhatikan lama waktu
penyampaian agar kegiatan lain dapat terlaksana juga.
Deskripsi Kontribusi Materi dan pelatihan yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan
terhadap Visi Misi kemampuan petugas medis dalam penanganan awal kegawatdaruratan
Organisasi gangguan jiwa ini nantinya dapat di gunakan sebagai acuan untuk
mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas serta dapat
mewujudkan masyarakat yang sehat, sejahtera dan mandiri seperti yang
tertuang dalam visi organisasi Puskesmas Waborobo “Mewujudkan
masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Waborobo yang
sehat,sejahtera dan Mandiri 2023”
Pelatihan ini juga bertujuan meningkatkan mutu pelayanan, sesuai dengan
misi puskesmas, “Memberikan pelayanan yang bermutu dan
menjadikan seluruh staf puskesmas waborobo yang sejahtera dan
kompetensi”
Keterkaitan dengan Pelaksanaan kegiatan pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan
Peran dan gangguan jiwasebagai bentuk implementasi tugas penulis sebagai
Kedudukan ASN Aparatur Sipil Negara yang bekerja secara profesional dan bertanggung
jawab yaitu melakukan diskusi bersama seluruh staf Puskesmas
Waborono (Manajemen ASN) dan kerjasama antar staf Puskesmas
selama kegiatan sosialisasi dan pelatihan (Whole of Government)
Penguatan Nilai-Nilai Terwujudnya pelaksanaan pelatihan penanganan kegawatdaruratan
Organisasi gangguan jiwa ini sesuai dengan nilai organisasi“Mewujudkan
Akuntabilitas”
Menjelaskan secara detail materi dan praktek tentang bagaimana
penanganan kegawatdaruratan gangguan jiwa menguatkan Nilai

115
Transparansi : Menunjukkan transparansi
Pelaksanaan pelatihan yang tepat waktu dan tepat sasaran sesuai dengan
nilai organisasi : Menegakkan kedisiplinan
Analisis Dampak Dampak positif :Dengan terlaksananya kegiatan ini, membuat petugas
medis menjadi lebih paham tentang cara penanganan awal
kegawatdaruratan gangguan jiwa sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan Puskesmas Waborobo Kota Baubau.
Dampak negatif :Apabila penulis dalam penyampaian materi penanganan
awal kegawatdaruratan gangguan jiwa tidak menanamkan nilai-nilai dasar
ASN yaitu ANEKA, maka kegiatan ini tidak akan terlaksana dengan baik.
Adapun keterkaitan dengan substansi mata pelatihan yaitu nilai-nilai
ANEKA yang harus dimiliki oleh setiap ASN dalam melaksanakan tugas
dan tanggungjawabnya yaitu:
- Akuntabilitas : Apabila penyampaian tidak jelas, konsisten dan
transparan akan membuat peserta bingung dengan materi pelatihan
yang disampaikan.
- Nasionalisme : Apabila penyampain materi sosialisasi dan
pelatihan menggunakan bahasa yang tidak dimengerti, maka
peserta tidak akan memiliki pengetahuan yang baik terhadap
penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa.
- Etika Publik : Apabila penulis tidak ramah dan sopan dengan
peserta sosialisasi dan pelatihan, maka peserta akan enggan untuk
mengikuti kegiatan pelatihan ini.
- Komitmen Mutu : Penyampaian materi yang terlalu lama dan
bertele-tele akan membuat peserta bosan dan mengantuk, sehingga
pengetahuan peserta mengenai penanganan awal kegawatdaruratan
gangguan jiwa menjadi kurang.
- Anti Korupsi : Apabila kegiatan penyampaian materi terlalu lama
dilakukan, maka kegiatan berikutnya akan terhambat dan peserta
mungkin saja keluar dari ruangan untuk mengikutikegiatan lain
yang sudah direncanakan.

116
Dokumentasi

Gambar 27. Kegiatan 4 Tahapan 4 (Penyampaian materi sosialisasi dan


pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa)

Gambar 28. Kegiatan 4 Tahapan 4 (Menyampaikan cara pengekangan


fisik pada pasien gawat darurat gangguan jiwa)

117
Kegiatan 5 Pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa
Tahapan kegiatan 5 Melakukan simulasi bersama untuk latihanpenanganan awal
kegawatdaruratan gangguan jiwa
Waktu Pelaksanaan 13 Desember 2019
Output Adanya pemahaman peserta terhadap simulasi latihan penanganan awal
kegawatdaruratan gangguan jiwa.
Keterkaitan dengan Kegiatan melakukan simulasi bersama untuk latihanpenanganan awal
Nilai-Nilai Dasar kegawatdaruratan gangguan jiwa merupakan kegiatan pemberian contoh
simulasi kepada para pserta pelatihan. Sebelumnya pemateri sudah
menyiapkan alat-alat seperti selimut, kain pengikat, papan nama aktor
untuk kegiatan simulasi. Pertama-tama pemateri menunjuk terlebih dahulu
peserta pelatihan yang akan berperan sebagai aktor dalam pelatihan ini.
Setelah itu pemateri memberikan contoh kasus dan mengarahkan para
aktor untuk memerankan tugasnya masing-masing. Setelah diberi
pengarahan dan contoh, para aktor mulai melakukan simulasi sesuai
dengan materi yang telah disampaikan sebelumnya. Pada tahapan kegiatan
melakukan simulasi bersama untuk latihan penanganan awal
kegawatdaruratan gangguan jiwamaka penulis telah mengaktualisasikan
dengan nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
- Akuntabilitas yaitu dengan jelas, konsisten dan transparan dalam
menyampaikan materi simulasi, agar materi mudah dimengerti
oleh peserta.
- Nasionalisme yaitu menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar saat menyampaikan materi simulasi agar mudah dipahami
oleh peserta. Mengajak peserta untuk aktif berpartisipasi selama

118
pemberian materi simulasi (musyawarah)
- Etika Publik yaitu sopan dan ramah saat penyampaian materi
simulasi, tanggap terhadap peserta yang ingin bertanya.
- Komitmen Mutu yaitu efektif dan efisien dengan memperhatikan
waktu penyampaian materi simulasi agar tidak bertele-tele dan
materi simulasi tersampaikan dengan baik dalam waktu yang tidak
terlalu lama.
- Anti Korupsi yaitu dsiplin dengan memperhatikan lama waktu
penyampaian agar kegiatan lain dapat terlaksana juga.
Deskripsi Kontribusi Materi dan pelatihan yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan
terhadap Visi Misi kemampuan petugas medis dalam penanganan awal kegawatdaruratan
Organisasi gangguan jiwa ini nantinya dapat di gunakan sebagai acuan untuk
mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas serta dapat
mewujudkan masyarakat yang sehat, sejahtera dan mandiri seperti yang
tertuang dalam visi organisasi Puskesmas Waborobo “Mewujudkan
masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Waborobo yang
sehat,sejahtera dan Mandiri 2023”
Pelatihan ini juga bertujuan meningkatkan mutu pelayanan, sesuai dengan
misi puskesmas, “Memberikan pelayanan yang bermutu dan
menjadikan seluruh staf puskesmas waborobo yang sejahtera dan
kompetensi”
Keterkaitan dengan Pelaksanaan kegiatan pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan
Peran dan gangguan jiwa sebagai bentuk implementasi tugas penulis sebagai
Kedudukan ASN Aparatur Sipil Negara yang bekerja secara profesional dan bertanggung
jawab yaitu melakukan diskusi bersama seluruh staf Puskesmas
Waborono (Manajemen ASN) dan kerjasama antar staf Puskesmas
selama kegiatan sosialisasi dan pelatihan (Whole of Government)
Penguatan Nilai-Nilai Terwujudnya pelaksanaan pelatihan penanganan kegawatdaruratan
Organisasi gangguan jiwa ini sesuai dengan nilai organisasi“Mewujudkan
Akuntabilitas”
Menjelaskan secara detail materi dan praktek tentang bagaimana
penanganan kegawatdaruratan gangguan jiwa menguatkan Nilai

119
Transparansi : Menunjukkan transparansi
Pelaksanaan pelatihan yang tepat waktu dan tepat sasaran sesuai dengan
nilai organisasi : Menegakkan kedisiplinan
Analisis Dampak Dampak positif :Dengan terlaksananya kegiatan ini, membuat petugas
medis menjadi lebih paham tentang cara penanganan awal
kegawatdaruratan gangguan jiwa sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan Puskesmas Waborobo Kota Baubau.
Dampak negatif :Apabila penulis dalam penyampaian materi penanganan
awal kegawatdaruratan gangguan jiwa tidak menanamkan nilai-nilai dasar
ASN yaitu ANEKA, maka kegiatan ini tidak akan terlaksana dengan baik.
Adapun keterkaitan dengan substansi mata pelatihan yaitu nilai-nilai
ANEKA yang harus dimiliki oleh setiap ASN dalam melaksanakan tugas
dan tanggungjawabnya yaitu:
- Akuntabilitas : Apabila penyampaian tidak jelas, konsisten dan
transparan akan membuat peserta bingung dengan materi pelatihan
yang disampaikan.
- Nasionalisme : Apabila penyampain materi sosialisasi dan
pelatihan menggunakan bahasa yang tidak dimengerti, maka
peserta tidak akan memiliki pengetahuan yang baik terhadap
penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa.
- Etika Publik : Apabila penulis tidak ramah dan sopan dengan
peserta sosialisasi dan pelatihan, maka peserta akan enggan untuk
mengikuti kegiatan pelatihan ini.
- Komitmen Mutu : Penyampaian materi yang terlalu lama dan
bertele-tele akan membuat peserta bosan dan mengantuk, sehingga
pengetahuan peserta mengenai penanganan awal kegawatdaruratan
gangguan jiwa menjadi kurang.
- Anti Korupsi : Apabila kegiatan penyampaian materi terlalu lama
dilakukan, maka kegiatan berikutnya akan terhambat dan peserta
mungkin saja keluar dari ruangan untuk mengikuti kegiatan lain
yang sudah direncanakan.

120
Dokumentasi

Gambar 29. Kegiatan 4 tahapan 5 (Simulasi kegiatan, pengarahan dari


pemateri)

Gambar 30. Kegiatan 4 Tahapan 5 (Kegiatan simulasi peserta


memerankan kasus gawat darurat gangguan jiwa)

121
Kegiatan 6 Pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa
Tahapan kegiatan 6 Membagikan soal postes untuk menilai pengetahuan setelah pemberian
materi dan pelatihan
Waktu Pelaksanaan 13 Desember 2019
Output Soal postes diterima oleh seluruh peserta yang ikut pelatihan
Keterkaitan dengan Kegiatan membagikan soal postes untuk menilai pengetahuan setelah
Nilai-Nilai Dasar pemberian materi dan pelatihan bertujuan untuk menilai apakah peserta
sudah memiliki pengetahuan yang cukup baik setelah menerima materi
sosialisasi dan pelatihan. Pada tahapan kegiatan ini maka penulis telah
mengaktualisasikan dengan nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
- Akuntabilitas yaitu dengan kejelasan memberikan penjelasan
kepada peserta maksud dan tujuan kegiatan postes.
- Nasionalisme yaitu dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar saat memberikan penjelasan kepada peserta.
Membagikan soal postes kepada seluruh peserta dan tidak
membeda-bedakan peserta (keadilan sosial dan tidak
diskriminasi).
- Etika Publik yaitu membuka kegiatan dengan cara yang sopan
dan ramah, serta meminta kerjasama peserta selama kegiatan untuk
mengikuti arahan pemberi kegiatan.
- Komitmen Mutu yaitu dengan memperhatikan mutudan kualitas
dari kuesioner, yang mana kuesioner dibuat dengan tingkat mudah,
sedang dan sulit.
- Anti Korupsi yaitu jujur dan mandiri. Peserta diminta jujur dan
mandiri dalam menjawab soal postes tersebut.
Deskripsi Kontribusi Materi dan pelatihan yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan
terhadap Visi Misi kemampuan petugas medis dalam penanganan awal kegawatdaruratan
Organisasi gangguan jiwa ini nantinya dapat di gunakan sebagai acuan untuk
mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas serta dapat

122
mewujudkan masyarakat yang sehat, sejahtera dan mandiri seperti yang
tertuang dalam visi organisasi Puskesmas Waborobo “Mewujudkan
masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Waborobo yang
sehat,sejahtera dan Mandiri 2023”
Pelatihan ini juga bertujuan meningkatkan mutu pelayanan, sesuai dengan
misi puskesmas, “Memberikan pelayanan yang bermutu dan
menjadikan seluruh staf puskesmas waborobo yang sejahtera dan
kompetensi”
Keterkaitan dengan Pelaksanaan kegiatan pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan
Peran dan gangguan jiwa sebagai bentuk implementasi tugas penulis sebagai
Kedudukan ASN Aparatur Sipil Negara yang bekerja secara profesional dan bertanggung
jawab yaitu melakukan diskusi bersama seluruh staf Puskesmas
Waborono (Manajemen ASN) dan kerjasama antar staf Puskesmas
selama kegiatan sosialisasi dan pelatihan (Whole of Government)
Penguatan Nilai-Nilai Terwujudnya pelaksanaan pelatihan penanganan kegawatdaruratan
Organisasi gangguan jiwa ini sesuai dengan nilai organisasi“Mewujudkan
Akuntabilitas”
Menjelaskan secara detail materi dan praktek tentang bagaimana
penanganan kegawatdaruratan gangguan jiwa menguatkan Nilai
Transparansi : Menunjukkan transparansi
Pelaksanaan pelatihan yang tepat waktu dan tepat sasaran sesuai dengan
nilai organisasi : Menegakkan kedisiplinan
Analisis Dampak Dampak positif : Dengan terlaksananya kegiatan ini pengisian soal postes
ini maka terlaksana lah evaluasi terhadap pengetahuan peserta setelah
pemberian materi dan simulasi penanganan awal kegawatdaruratan
gangguan jiwa. Hal ini akan membantu penulis untuk menilai hasil
evaluasi dari kegiatan pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan pada petugas
medis dalam penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa.
Dampak negatif : Apabila penulis tidak melaksanakan kegiata postes dan
tidak menanamkan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA, maka kegiatan
ini tidak akan terlaksana dengan baik dan bisa saja memberikan dampak
yang kurang baik pula pada tahapan kegiatan selanjutnya. Adapun

123
keterkaitan dengan substansi mata pelatihan yaitu nilai-nilai ANEKA yang
harus dimiliki oleh setiap ASN dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya yaitu:
- Akuntabilitas : Apabila tidak diberi penjelasan tentang tujuan dari
kegiatan postes, maka peserta tidak akan paham dan
mengakibatkan kurangnya minat peserta mengikuti kegiatan
sosialisasi dan pelatihan ini.
- Nasionalisme : Apabila penulis menggunakan bahasa yang tidak
dimengerti peserta nantinya akan bingung. Serta apabila soal
hanya dibagikan pada pihak tertentu, penilaian evaluasi menjadi
tidak merata.
- Etika Publik : Apabila penulis tidak ramah dan sopan dengan
peserta sosialisasi dan pelatihan, maka peserta akan enggan untuk
mengikuti kegiatan pelatihan ini.
- Komitmen Mutu : Apabila mutu dan kualitas soal tidak
diperhatikan, maka soal akan menjadi kurang berkualitas.
Anti Korupsi : Apabila peserta tidak mandiri dan jujur dalam
mengerjakan soal, akan menyebabkan penilaian evaluasi menjadi
kurang maksimal.

124
Dokumentasi

Gambar 31.Kegiatan 4 tahapan 6 (Pembagian soal postes).

Gambar 32. Kegiatan 4 Tahapan 6 (Pengerjaan soal postes)

Permasalahan yang Permasalahan yang dihadapi selama kegiatan 4 ini adalah hari kegiatan
dihadapi di Kegiatan sosialisasi dan pelatihan bertepatan juga dengan kegiatan Puskesmas yang
3 juga tidak kalah penting.
Solusi Tetap menghubungi dan memastikan lagi kepada setiap staf sebelum
kegiatan, apakah bisa menghadiri kegiatan sosialisasi dan pelatihan
penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa pada waktu dan
tanggal yang sudah ditentukan

e. DESKRIPSI KEGIATAN 5

125
Kegiatan 5 : Membuat leaflet tentang kegawatdaruratan gangguan jiwa
Leaflet merupakan sarana publikasi singkat yang berbentuk selebaran kertas dan
berukuran kecil. Biasanya selebaran kertas ini berisikan informasi suatu hal yang perlu
disebarkan kepada khayalak ramai.

Tabel 15.Deskripsi pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN Kegiatan 5


Tahapan kegiatan 1 Berkoordinasi dengan penanggung jawab program keswa untuk
membuat leaflet bersama
Waktu Pelaksanaan 16 Desember 2019
Output Terjalinnya koordinasi dengan penanggung jawab program keswa
Keterkaitan dengan Nilai- Kegiatan menemui penanggung jawab program kesehatan jiwa
Nilai Dasar (keswa) merupakan salah satu bentuk tanggung jawab penulis
sebelum memulai membuat leaflet. Saat menemui penanggung jawab
keswa penulis sebelumnya menyelesaikan dahulu tugas pelayanan
kepada pasien di Puskesmas, setelah pelayanan selesai penulis
meminta waktu dan kesediaan penanggung jawab keswa untuk
berdiskusi. Pada tahapan kegiatan menemui penanggung jawab keswa
untuk pembuatan leaflet maka penulis telah mengaktualisasikan
dengan nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
- Akuntabilitas yaitu dengan menemui pihak terkait untuk
pembuatan leaflet merupakan sikap tanggung jawab penulis.
- Nasionalisme yaitu dengan melakukan diskusi bersama
(musyawarah) penulis mencatat semua hasil-hasil diskusi
bersama tersebut, serta menerima kritik dan saran (keadilan
sosial & tidak diskriminasi) dari penanggung jawab keswa.
- Etika Publik yaitu bertutur kata yang baik dan bersikap
sopan saat menemui penanggung jawab keswa (sopan dan
ramah)
- Komitmen Mutu yaitu mencatat dengan baik setiap masukan
dari penanggung jawab keswa di catatan, diarsipkan dalam
sebuah buku catatan hasil konsul (mutu dan sesuai

126
prosedur)
- Anti Korupsi yaitu dengan memanfaatkan waktu diluar jam
pelayanan Puskesmas saat akan menemui penanggung jawab
keswa (disiplin dan tanggung jawab)
Deskripsi Kontribusi Pembuatan leaflet bertujuan untuk memberikan tambahan
terhadap Visi Misi pengetahuan langsung kepada masyarakat untuk mewujudkan
Organisasi pelayanan kesehatan yang berkualitas serta dapat mewujudkan
masyarakat yang sehat, sejahtera dan mandiri seperti yang tertuang
dalam visi organisasi Puskesmas Waborobo “Mewujudkan
masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Waborobo yang
sehat,sejahtera dan Mandiri 2023”
Pelatihan ini juga bertujuan meningkatkan mutu pelayanan, sesuai
dengan misi puskesmas, “Memberikan pelayanan yang
bermutudan Mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat bagi individu keluarga dan lingkungan”
Keterkaitan dengan Peran Pelaksanaan kegiatan pembuatan leaflet bentuk implementasi tugas
dan Kedudukan ASN penulis sebagai Aparatur Sipil Negara yang bekerja secara
profesional dan bertanggung jawab yaitu melakukan diskusi bersama
staf puskesmas secara professional (Manajemen ASN) dan
terjalinnyakerjasamaa antar staf Puskesmas untuk memaksimalkan
pelaksanaan aktualisasi (Whole of Government). Pembuatan leaflet
ini juga bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di
Puskesmas Waborobo (Pelayanan Publik)
Penguatan Nilai-Nilai Pembuatan leaflet bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada
Organisasi masyarakat tentang pengetahuan mengenai kegawatdaruratan
gangguan jiwa, hal ini sesuai dengan nilai organisasi “berpihak
kepada masyarakat”
Terwujudnya pelaksanaan pembuatan leaflet tentang
kegawatdaruratan gangguan jiwa ini sesuai dengan nilai organisasi
“Mewujudkan Akuntabilitas”
Analisis Dampak Dampak positif :Dengan terlaksananya kegiatan ini maka proses
pembuatan leaflet selanjutnya akan menjadi lebih baik karena penulis

127
sudah mendapat arahan dan masukan dari penanggung jawab keswa.
Dampak negatif :Apabila penulis dalam melaksanakan kegiatan
melakukan pertemuan dengan penanggung jawab keswa tidak
menanamkan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA, maka kegiatan ini
tidak akan terlaksana dengan baik dan bisa saja memberikan dampak
yang kurang baik pula dengan pelaksanaan tahapan kegiatan
selanjutnya. Adapun keterkaitan dengan substansi mata pelatihan
yaitu nilai-nilai ANEKA yang harus dimiliki oleh setiap ASN dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya yaitu:
- Akuntabilitas :Apabila penulis tidak menemui penanggung
jawab keswa maka pembuatan leaflet ini tidak dapat
terlaksana dengan baik karena leaflet harus dibuat bersama-
sama dengan penanggung jawab keswa.
- Nasionalisme :Apabila penulis mengabaikan semua masukan
dan tidak bermusyawarah dengan penanggung jawab keswa,
maka pembuatan leaflet tidak akan berjalan dengan baik.
- Etika Publik : Apabila penulis tidak bertutur kata yang baik
dan sopan, maka penanggung jawab keswa dapat tersinggung
sehingga musyawarah tidak dapat terlaksana dengan baik.
- Komitmen Mutu : Apabila catatan tidak dirapikan dalam
sebuah buku khusus, maka catatan dapat hilang dan masukan
serta saran atasan menjadi sia-sia.
- Anti Korupsi Apabila penulis tidak memanfaatkan waktu
dengan baik, maka tahapan kegiatan akan berjalan mundur
dan dapat menghambat kegiatan lainnya.

Dokumentasi

128

Gambar 33. Kegiatan 5 Tahapan 1 (menemui penanggung jawab


keswa)
Gambar 34. Kegiatan 5 Tahapan 1 (Catatan hasil konsul)

Kegiatan 5 Membuat leaflet tentang kegawatdaruratan gangguan jiwa


Tahapan kegiatan 2 Mengumpulkan bahan dan menyusun leaflet bersama penanggung
jawab program keswa
Waktu Pelaksanaan 16 Desember 2019
Output Tersedianya leaflet
Keterkaitan dengan Nilai- Proses penyusunan leaflet membutuhkan kerjasama antara penulis
Nilai Dasar dan penanggung jawab keswa. Sebelum menyusun leaflet, harus ada
sumber bahan-bahan yang menarik untuk penyusunan leaflet. Pada

129
tahapan kegiatan menyusun leaflet bersama dengan penanggung
jawab program keswa maka penulis telah mengaktualisasikan dengan
nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi.

- Akuntabilitas yaitu dengan membuat leaflet sesuai standar


yang berlaku yang memiliki sumber yang jelas dan
transparan.
- Nasionalisme yaitu saling bekerjasama dalam pembuatan
leaflet serta menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar dalam penyusunan leaflet (musyawarah)
- Etika Publik yaitu dengan saling menghargai pendapat saat
berdiskusi untuk penyusunan leaflet (tanggap dan responsif)
- Komitmen Mutu yaitu dengan memanfaatkan waktu yang
baik agar pembuatan leaflet efektif, memperhatikan mutu
serta kualitas leaflet yang telah dibuat.
- Anti Korupsi yaitu dengan kerja keras dalam membuat
leaflet agar leaflet dapat menjadi standar mutu pelayanan
puskesmas.
Deskripsi Kontribusi Pembuatan leaflet bertujuan untuk memberikan tambahan
terhadap Visi Misi pengetahuan langsung kepada masyarakat untuk mewujudkan
Organisasi pelayanan kesehatan yang berkualitas serta dapat mewujudkan
masyarakat yang sehat, sejahtera dan mandiri seperti yang tertuang
dalam visi organisasi Puskesmas Waborobo “Mewujudkan
masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Waborobo yang
sehat,sejahtera dan Mandiri 2023”
Pelatihan ini juga bertujuan meningkatkan mutu pelayanan, sesuai
dengan misi puskesmas, “Memberikan pelayanan yang
bermutudan Mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat bagi individu keluarga dan lingkungan”
Keterkaitan dengan Peran Pelaksanaan kegiatan pembuatan leaflet bentuk implementasi tugas
dan Kedudukan ASN penulis sebagai Aparatur Sipil Negara yang bekerja secara

130
profesional dan bertanggung jawab yaitu melakukan diskusi bersama
staf puskesmas secara professional (Manajemen ASN) dan
terjalinnyakerjasamaa antar staf Puskesmas untuk memaksimalkan
pelaksanaan aktualisasi (Whole of Government). Pembuatan leaflet
ini juga bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di
Puskesmas Waborobo (Pelayanan Publik)
Penguatan Nilai-Nilai Pembuatan leaflet bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada
Organisasi masyarakat tentang pengetahuan mengenai kegawatdaruratan
gangguan jiwa, hal ini sesuai dengan nilai organisasi “berpihak
kepada masyarakat”
Terwujudnya pelaksanaan pembuatan leaflet tentang
kegawatdaruratan gangguan jiwa ini sesuai dengan nilai organisasi
“Mewujudkan Akuntabilitas”
Analisis Dampak Dampak positif :Dengan terlaksananya kegiatan ini membuat
penyusunan leaflet lebih lancar dan tanpa hambatan.
Dampak negatif :Apabila penulis dalam melaksanakan kegiatan
pembuatan leaflet bersama penanggung jawab keswa tidak
menanamkan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA, maka kegiatan ini
tidak akan terlaksana dengan baik dan bisa saja memberikan dampak
yang kurang baik pula dengan pelaksanaan tahapan kegiatan
selanjutnya. Adapun keterkaitan dengan substansi mata pelatihan
yaitu nilai-nilai ANEKA yang harus dimiliki oleh setiap ASN dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya yaitu:
- Akuntabilitas : Apabila pembuatan leaflet tidak sesuai
standar dan sumber yang jelas maka pembuatan leaflet tidak
akan baik dan benar.
- Nasionalisme : Apabila dalam pembuatan leaflet penulis
tidak bekerjasamaa dengan penanggung jawab keswa serta
tidak menyusun leaflet dengan bahasa Indonesia yang baik
dan benar maka pembuatan leaflet ini akan terhambat dan
menjadi tidak valid.
- Etika :Apabila tidak saling menghargai pendapat dan

131
masukan maka akan terjadi pertentangan dan pembuatan SOP
tidak dapat dilanjutkan.
- Komitmen Mutu : Apabila saat membuat leaflet tidak
memperhatikan mutu, kalitas maka isi leaflet menjadi tidak
menarik dan berbobot.
- Anti Korupsi : Apabila dalam pembuatan leaflet tidak ada
sikap kerja keras dan bermalas-malasan maka leaflet tidak
dapat segera tersusun dan menghambat tahapan kegiatan
lainnya.

Dokumentasi

Gambar35. Kegiatan 5 Tahapan 2 (Menyusun leaflet bersama


penanggung jawab keswa)

132
Gambar 36. Kegiatan 5 Tahapan 2 (Leaflet)

Kegiatan 5 Membuat leaflet tentang kegawatdaruratan gangguan jiwa


Tahapan kegiatan 3 Memperbanyak leaflet untuk di bagikan kepada masyarakat
Waktu Pelaksanaan 18 Desember 2019
Output Leaflet tersedia dalam jumlah yang banyak
Keterkaitan dengan Nilai- Kegiatan memperbanyak leaflet untuk dibagikan kepada masyarakat
Nilai Dasar bertujuan agar leaflet dapat diperbanyak dan disebarkan kepada
masyarakat, agar informasi mengenai kesehatan jiwa dapat dibaca
dan diterima oleh masyarakat. Pertama-tama untuk memperbanyak
leaflet, penulis bekerjasama dengan pihak tata usaha untuk
menggunakan printer memperbanyak leaflet. Pihak tata usaha setuju
dan penulis mulai memperbanyak leaflet. Pada tahapan
memperbanyak leaflet maka penulis telah mengaktualisasikan
dengan nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
- Akuntabilitas : Hasil dan isi leaflet dapat
dipertanggungjawabkan sebelum diperbanyak (tanggung
jawab)
- Nasionalisme : bekerjasama dengan pihak tata usaha di

133
Puskesmas Waborobo untuk membantu memperbanyak
leaflet (musyawarah)
- Etika publik : tujuan dari pembuatan leaflet adalah untuk
dibagikan kepada masyarakat (mutu dan kualitas
pelayanan kesehatan)
- Komitmen mutu : isi dari leaflet menggunakan bahasa
yang mudah dipahami masyarakat sehingga apa yang ada
didalam leaflet dapat tersampaikan dengan baik pada
masyarakat (mutu dan kualitas )
- Anti korupsi : tidak memperbanyak leaflet secara
berlebihan (disiplin)
Deskripsi Kontribusi Pembuatan leaflet bertujuan untuk memberikan tambahan
terhadap Visi Misi pengetahuan langsung kepada masyarakat untuk mewujudkan
Organisasi pelayanan kesehatan yang berkualitas serta dapat mewujudkan
masyarakat yang sehat, sejahtera dan mandiri seperti yang tertuang
dalam visi organisasi Puskesmas Waborobo “Mewujudkan
masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas Waborobo yang
sehat,sejahtera dan Mandiri 2023”
Pelatihan ini juga bertujuan meningkatkan mutu pelayanan, sesuai
dengan misi puskesmas, “Memberikan pelayanan yang
bermutudan Mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat bagi individu keluarga dan lingkungan”
Keterkaitan dengan Peran Pelaksanaan kegiatan pembuatan leaflet bentuk implementasi tugas
dan Kedudukan ASN penulis sebagai Aparatur Sipil Negara yang bekerja secara
profesional dan bertanggung jawab yaitu melakukan diskusi bersama
staf puskesmas secara professional (Manajemen ASN) dan
terjalinnyakerjasamaa antar staf Puskesmas untuk memaksimalkan
pelaksanaan aktualisasi (Whole of Government). Pembuatan leaflet
ini juga bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di
Puskesmas Waborobo (Pelayanan Publik)
Penguatan Nilai-Nilai Pembuatan leaflet bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada
Organisasi masyarakat tentang pengetahuan mengenai kegawatdaruratan

134
gangguan jiwa, hal ini sesuai dengan nilai organisasi “berpihak
kepada masyarakat”
Terwujudnya pelaksanaan pembuatan leaflet tentang
kegawatdaruratan gangguan jiwa ini sesuai dengan nilai organisasi
“Mewujudkan Akuntabilitas”
Analisis Dampak Dampak positif :Dengandiperbanyaknya leaflet ini, maka kegiatan
promosi kesehatan jiwa pada masyarakat dapat dilaksanakan.
Dampak negatif :Apabila penulis dalam melaksanakan kegiatan
mmperbanyak leaflet tidak menanamkan nilai-nilai dasar ASN yaitu
ANEKA, maka kegiatan ini tidak akan terlaksana dengan Adapun
keterkaitan dengan substansi mata pelatihan yaitu nilai-nilai ANEKA
yang harus dimiliki oleh setiap ASN dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya yaitu:
- Akuntabilitas :. Apabila isi leaflet dibuat asal-asalan
maka penyampaian informasi tentang kesehatan jiwa
kepada masyarakat tidak akan tersampaikan dengan baik.
- Nasionalisme : Apabila tidak bekerjasama dengan pihak
tata usaha dalam pembuatan leaflet maka penulis akan
mengeluarkan biaya sendiri untuk memperbanyak leaflet.
- Etika publik :Apabila leaflet tidak dibuat maka kualitas
dan mutu puskesmas akan berkurang dimata masyarakat.
- Komitmen mutu :Apabila isi dari leaflet tidak menarik
dan menggunakan Bahasa yang tidak dimengerti maka
masyarakat tidak akan mau membaca leaflet tersebut.
- Anti korupsi :Apabila leaflet diperbanyak berlebihan
maka akan memboroskan tinta dan kertas.

135
Dokumentasi

Gambar 37. Kegiatan 5 Tahapan 3 (Memperbanyak


leaflet)

136
Permasalahan yang : Permasalahan yang dihadapi pada kegiatan memperbanyak leaflet
dihadapi adalah masalah listrik yang terkadang tidak menyala karena sedang

137
di Kegiatan 5 ada jadwal pemadaman listrik di Puskesmas.
Solusi : Dalam menghadapi masalah tersebut penulis memanfaatkan waktu
kosong dan disaat listrik menyala untuk memprint leaflet.

f. DESKRIPSI KEGIATAN 6
Kegiatan 6 : Home Visit pasien gangguan jiwa
Kegiatan home visit pasien gangguan jiwa ini merupakan salah satu bentuk aktualisasi
untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat dan pasien jiwa. Kegiatan ini
meliputi kunjungan ke rumah pasien gangguan jiwa dan meliputi sosialisasi kesehatan
jiwa kepada masyarakat serta keluarga pasien menggunakan leaflet yang telah tersedia.
Tabel 16. Deskripsi pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN Kegiatan 6
Kegiatan 6 Home Visit pasien gangguan jiwa
Tahapan kegiatan 1 Berkoordinasi dengan penanggung jawab program keswa untuk
mengumpulkan data-data pasien yang akan dilakukan home visit
Waktu Pelaksanaan 19 Desember 2019
Output Terjalinnya koordinasi dengan penanggung jawab program keswa
Keterkaitan dengan Nilai- Kegiatan berkoordinasi dengan penanggung jawab program
Nilai Dasar kesehatan jiwa (keswa)untuk mengumpulkan data-data pasien yang
akan dilakukan home visit merupakan salah satu bentuk tanggung
jawab penulis sebelum memulai home visit. Saat menemui
penanggung jawab keswa penulis sebelumnya menyelesaikan dahulu
tugas pelayanan kepada pasien di Puskesmas, setelah pelayanan
selesai penulis meminta waktu dan kesediaan penanggung jawab
keswa untuk berdiskusi. Pada tahapan kegiatan menemui penanggung
jawab keswa untuk kegiatan home visit maka penulis telah
mengaktualisasikan dengan nilai dasar Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.

- Akuntabilitas yaitu dengan menemui pihak terkait untuk


kegiatan home visit merupakan sikap tanggung jawab
penulis.
- Nasionalisme yaitu dengan melakukan diskusi bersama
(musyawarah) penulis mencatat semua hasil-hasil diskusi

138
bersama tersebut, serta menerima kritik dan saran (keadilan
sosial & tidak diskriminasi) dari penanggung jawab keswa.
- Etika Publik yaitu bertutur kata yang baik dan bersikap
sopan saat menemui penanggung jawab keswa (sopan dan
ramah)
- Komitmen Mutu yaitu mencatat dengan baik setiap masukan
dari penanggung jawab keswa di catatan, diarsipkan dalam
sebuah buku catatan hasil konsul (mutu dan sesuai
prosedur)
- Anti Korupsi yaitu dengan memanfaatkan waktu diluar jam
pelayanan Puskesmas saat akan menemui penanggung jawab
keswa (disiplin dan tanggung jawab)
Deskripsi Kontribusi Home visit bertujuan untuk mengaplikasikan aktualisasi yang sudah
terhadap Visi Misi dilaksanakan, selain itu home visit ini juga berguna untuk
Organisasi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat hal ini sesuai dengan
visi organisasi Puskesmas Waborobo “Mewujudkan masyarakat di
Wilayah kerja Puskesmas Waborobo yang sehat,sejahtera dan
Mandiri 2023”
Kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan mutu pelayanan, sesuai
dengan misi puskesmas, “Memberikan pelayanan yang
bermutudan Mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat bagi individu keluarga dan lingkungan”
Keterkaitan dengan Peran Pelaksanaan kegiatan home visit merupakanbentuk implementasi
dan Kedudukan ASN tugas penulis sebagai Aparatur Sipil Negara yang bekerja secara
profesional dan bertanggung jawab yaitu melakukan diskusi bersama
staf puskesmas secara professional (Manajemen ASN) dan
terjalinnyakerjasamaa antar staf Puskesmas untuk memaksimalkan
pelaksanaan aktualisasi (Whole of Government). Kegiatan home visit
ini juga bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas
kepada masyarakat dan pasien gangguan jiwa di Puskesmas
Waborobo (Pelayanan Publik)
Penguatan Nilai-Nilai Home visit ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada

139
Organisasi masyarakat dengan langsung terjun menemui masyarakat dan
menemui pasien serta menjelaskan kegawatdaruratan gangguan jiwa,
hal ini sesuai dengan nilai organisasi “berpihak kepada
masyarakat, bertindak cepat tepat”
Terwujudnya pelaksanaan home visit ini sesuai dengan nilai
organisasi “Mewujudkan Akuntabilitas”
Analisis Dampak Dampak positif :Dengan terlaksananya kegiatan koordinasi dengan
penanggung jawab keswa, maka penulis menjadi lebih terarah dan
memiliki tujuan sebelum mengunjungi pasien jiwa.
Dampak negatif :Apabila penulis dalam melaksanakan kegiatan
melakukan pertemuan dengan penanggung jawab keswa tidak
menanamkan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA, maka kegiatan ini
tidak akan terlaksana dengan baik dan bisa saja memberikan dampak
yang kurang baik pula dengan pelaksanaan tahapan kegiatan
selanjutnya. Adapun keterkaitan dengan substansi mata pelatihan
yaitu nilai-nilai ANEKA yang harus dimiliki oleh setiap ASN dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya yaitu:
- Akuntabilitas :Apabila penulis tidak menemui penanggung
jawab keswa maka kegiatan home visit ini tidak dapat
terlaksana dengan baik.
- Nasionalisme :Apabila penulis mengabaikan semua masukan
dan tidak bermusyawarah dengan penanggung jawab keswa,
maka kegiatan home visit tidak akan berjalan dengan baik.
- Etika Publik : Apabila penulis tidak bertutur kata yang baik
dan sopan, maka penanggung jawab keswa dapat tersinggung
sehingga musyawarah tidak dapat terlaksana dengan baik.
- Komitmen Mutu : Apabila catatan tidak dirapikan dalam
sebuah buku khusus, maka catatan dapat hilang dan masukan
serta saran atasan menjadi sia-sia.
- Anti Korupsi Apabila penulis tidak memanfaatkan waktu
dengan baik, maka tahapan kegiatan akan berjalan mundur

140
dan dapat menghambat kegiatan lainnya.
Dokumentasi

Gambar 39. Kegiatan 6 Tahapan 1 (Berkoordinasi dengan


penanggung jawab keswa)

Kegiatan 6 Home Visit pasien gangguan jiwa


Gambar 40. Kegiatan 6 Tahapan 1 (Catatan
Tahapan kegiatan 2 Mendatangi rumah
konsultasi denganpasien, meminta
penanggung jawab izin untuk melakukan home visit
keswa)
dan meminta waktu dan kesediaan dari keluarga pasien dan pasien.
Waktu Pelaksanaan 20 Desember 2019
Output Mendapat izin untuk melaksanakan home visit

Keterkaitan dengan Nilai- Kegiatan mendatangi rumah pasien, meminta izin untuk melakukan
Nilai Dasar home visit dan meminta waktu dan kesediaan dari keluarga pasien

141
dan pasien merupakan salah satu bentuk tanggung jawab penulis
dalam mengaktualisasika pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Saat mengunjungi rumah pasien sebelumnya menyelesaikan dahulu
tugas pelayanan kepada pasien di Puskesmas, setelah pelayanan
selesai penulis mengajak beberapa staf Puskesmas untuk
mengunjungi rumah pasien. Setelah sampai dirumah pasien, penulis
meminta waktu dan keluarga pasien untuk melakukan home visit.
Pada tahapan kegiatan menemui penanggung jawab keswa untuk
kegiatan home visit maka penulis telah mengaktualisasikan dengan
nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi.
- Akuntabilitas : menunjukkan sikap penuh tanggung jawab
saat berkunjung ke rumah pasien
- Nasionalisme : menyapa keluarga pasien dan pasien dengan
ramah, sehingga tercipta rasa kekeluargaan (musyawarah)
- Etika publik : bertutur kata yang baik dan bersikap sopan
dan ramah saat menemui keluarga pasien dan pasien
- Komitmen mutu : berhati-hati dalam berbicara saat menemui
keluarga pasien dan pasien agar tidak ada yang tersinggung
(mutu dan kualitas pelayanan)
- Anti korupsi : memanfaatkan waktu diluar jam pelayanan
Puskesmas saat melakukan home visit dengan penanggung
jawab program keswa (disiplin)
Deskripsi Kontribusi Home visit bertujuan untuk mengaplikasikan aktualisasi yang sudah
terhadap Visi Misi dilaksanakan, selain itu home visit ini juga berguna untuk
Organisasi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat hal ini sesuai dengan
visi organisasi Puskesmas Waborobo “Mewujudkan masyarakat di
Wilayah kerja Puskesmas Waborobo yang sehat,sejahtera dan
Mandiri 2023”
Kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan mutu pelayanan, sesuai
dengan misi puskesmas, “Memberikan pelayanan yang

142
bermutudan Mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat bagi individu keluarga dan lingkungan”
Keterkaitan dengan Peran Pelaksanaan kegiatan home visit merupakan bentuk implementasi
dan Kedudukan ASN tugas penulis sebagai Aparatur Sipil Negara yang bekerja secara
profesional dan bertanggung jawab yaitu melakukan diskusi bersama
staf puskesmas secara professional (Manajemen ASN) dan
terjalinnyakerjasamaa antar staf Puskesmas untuk memaksimalkan
pelaksanaan aktualisasi (Whole of Government). Kegiatan home visit
ini juga bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas
kepada masyarakat dan pasien gangguan jiwa di Puskesmas
Waborobo (Pelayanan Publik)
Penguatan Nilai-Nilai Home visit ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada
Organisasi masyarakat dengan langsung terjun menemui masyarakat dan
menemui pasien serta menjelaskan kegawatdaruratan gangguan jiwa,
hal ini sesuai dengan nilai organisasi “berpihak kepada
masyarakat, bertindak cepat tepat”
Terwujudnya pelaksanaan home visit ini sesuai dengan nilai
organisasi “Mewujudkan Akuntabilitas”
Analisis Dampak Dampak positif :Dengan terlaksananya kegiatan ini maka pelayanan
kepada masyarakat dapat terwujud, khususnya pelayanan kesehatan
jiwa.
Dampak negatif :Apabila penulis dalam melaksanakan kegiatan
pembuatan leaflet bersama penanggung jawab keswa tidak
menanamkan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA, maka kegiatan ini
tidak akan terlaksana dengan baik dan bisa saja memberikan dampak
yang kurang baik pula dengan pelaksanaan tahapan kegiatan
selanjutnya. Adapun keterkaitan dengan substansi mata pelatihan
yaitu nilai-nilai ANEKA yang harus dimiliki oleh setiap ASN dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya yaitu:
- Akuntabilitas :Apabila penulis saat mengunjungi rumah
pasien tidak menunjukan sikap dan wibawa sebagai seorang
dokter, maka bisa saja keluarga pasien menolak untuk

143
dikunjungi rumahnya.
- Nasionalisme :Apabila penulis tidak dapat menciptakan
suasana kekeluargaan saat mengunjungi rumah pasien, maka
keluarga pasien dapat menolak kunjungan rumah.
- Etika publik :Apabila tidak bertutur kata yang baik dan
sopan saat mengunjungi rumah pasien, maka keluarga pasien
dapat menolak kunjungan rumah.
- Komitmen mutu :Apabila penulis saat mengunjungi pasien
tidak berhati-hati dalam berbicara dan menyinggung keluarga
atau pasien, maka keluarga pasien akan tersinggung dan tidak
akan menerima kunjungan rumah lagi.
- Anti korupsi :Apabila melakukan home visit menggunakan
jam pelayanan Puskesmas, maka akan merugikan pasien lain
yang membutuhkan pelayanan di Puskesmas.
Dokumentasi

Gambar 41. Kegiatan 6 Tahapan 2 (Izin kepada


keluarga pasien untuk kunjungan rumah)

Permasalahan yang Pada kegiatan ini, pasien sedang melakukan kegiatan diluar yaitu
dihadapi pada Tahapan membantu pembangunan di Masjid Waborobo, tetapi keluarga sudah
Kegiatan 2 memberikan izin kepada dokter untuk datang ke rumah.
Solusi Dokter tidak ingin mengganggu kegiatan pasien dan mengatakan
kepada keluarga pasien agar sebaiknya pasien hari Senin datang
berkunjun ke Puskesmas, sekaligus untuk melakukan cek rutin dan
kontrol pengobatan.

144
Kegiatan 6 Home Visit pasien gangguan jiwa
Tahapan kegiatan 3 Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik kepada pasien dan kontrol
obat-obatan yang diminum pasien
Waktu Pelaksanaan 23 Desember 2019
Output Terbentuknya diagnosis untuk pasien
Keterkaitan dengan Nilai- Kegiatan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik kepada pasien dan
Nilai Dasar kontrol obat-obatan yang diminum pasien merupakan kegiatan yang
wajib dilakukan oleh seorang dokter dalam memeriksa pasien dan
merupakan tanggung jawab seorang dokter kepada pasien. Pertama-
tama yang dilakukan oleh dokter saat bertemu pasien adalah menyapa
pasien dengan ramah, menggunakan Bahasa Indonesia dengan benar
agar pasien dapat mengerti perkataan dokter, melakukan pemeriksaan
secara mentyeluruh, membuat diagnosis dan melihat pengobatan apa
saja yang selama ini diterima dan bagaimana perkembangan pasien
tersebut setelah minum obat dari dokter. Pada tahapan ini maka
penulis telah mengaktualisasikan dengan nilai dasar Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
- Akuntabilitas : melakukan pemeriksaan terhadap pasien
dengan bersungguh-sungguh dan serius (tanggung jawab)

145
- Nasionalisme : mengajak pasien untuk bekerjasama agar
proses anamnesis dan pemeriksaan dapat berjalan dengan
lancar
- Etika publik : bertutur kata yang baik dan bersikap sopan
saat berbicara dengan pasien (sopan dan ramah)
- Komitmen mutu : melakukan pemeriksaan sesuai dengan
standar yang ada (sesuai prosedur)
- Anti korupsi : memanfaatkan waktu dengan baik, saat
bersama pasien (disiplin)
Deskripsi Kontribusi Home visit bertujuan untuk mengaplikasikan aktualisasi yang sudah
terhadap Visi Misi dilaksanakan, selain itu home visit ini juga berguna untuk
Organisasi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat hal ini sesuai dengan
visi organisasi Puskesmas Waborobo “Mewujudkan masyarakat di
Wilayah kerja Puskesmas Waborobo yang sehat,sejahtera dan
Mandiri 2023”
Kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan mutu pelayanan, sesuai
dengan misi puskesmas, “Memberikan pelayanan yang
bermutudan Mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat bagi individu keluarga dan lingkungan”
Keterkaitan dengan Peran Pelaksanaan kegiatan home visit merupakan bentuk implementasi
dan Kedudukan ASN tugas penulis sebagai Aparatur Sipil Negara yang bekerja secara
profesional dan bertanggung jawab yaitu melakukan diskusi bersama
staf puskesmas secara professional (Manajemen ASN) dan
terjalinnyakerjasamaa antar staf Puskesmas untuk memaksimalkan
pelaksanaan aktualisasi (Whole of Government). Kegiatan home visit
ini juga bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas
kepada masyarakat dan pasien gangguan jiwa di Puskesmas
Waborobo (Pelayanan Publik)
Penguatan Nilai-Nilai Home visit ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada
Organisasi masyarakat dengan langsung terjun menemui masyarakat dan
menemui pasien serta menjelaskan kegawatdaruratan gangguan jiwa,
hal ini sesuai dengan nilai organisasi “berpihak kepada

146
masyarakat, bertindak cepat tepat”
Terwujudnya pelaksanaan home visit ini sesuai dengan nilai
organisasi “Mewujudkan Akuntabilitas”
Analisis Dampak Dampak positif :Denganterlaksananya kegiatan ini, maka pelayanan
pasien jiwa dapat terwujud dan pengkajian pasien menjadi lebih
terarah sesuai dengan SOP yang telah dibuat.
Dampak negatif :Apabila penulis dalam melaksanakan kegiatan ini
tidak menanamkan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA, maka
kegiatan ini tidak akan terlaksana dengan Adapun keterkaitan dengan
substansi mata pelatihan yaitu nilai-nilai ANEKA yang harus dimiliki
oleh setiap ASN dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
yaitu:
- Akuntabilitas :Apabila saat memeriksa pasien tidak
bersungguh-sungguh, maka diagnosis kepada pasien akan
menjadi tidak terarah dengan benar.
- Nasionalisme :Apabila tidak meniptakan hubungan yang
baik dengan pasien, maka pasien akan menjadi tidak
kooperatif.
- Etika publik :Apabila tidak bertutur kata yang baik
kepada pasien, maka pasien dapat tersinggung.
- Komitmen mutu : Apabila tidak memeriksa pasien
menggunakan standar pelayanan yang baik, maka hasil
pemeriksaan tidak akan maksimal.
- Anti korupsi : Apabila tidak memanfaatkan waktu dengan
baik saat bertemu dengan pasien, maka hasil pemeriksaan
tidak akan maksimal.
Dokumentasi

147
gambar 42. Kegiatan 6 Tahapan 3 (Pemeriksaan Pasien)

Gambar 44. Kegiatan 6 Tahapan 3 (Pemeriksaan pasien oleh dokter)

148
Gambar 45. Kegiatan 6 Tahapan 3 (Pencatatan rekam
medik pasien, anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis
dan pengobatan)

Kegiatan 4 Home Visit pasien gangguan jiwa


Tahapan kegiatan 4 Pembagian leaflet sekaligus penjelasan tentang isi leaflet mengenai
kegawatdaruratan gangguan jiwa pada keluarga pasien dan
masyarakat
Waktu Pelaksanaan 20 - 23 Desember 2019
Output Keluarga pasien dan masyarakat menerima leaflet dan paham tentang
kegawatdaruratan gangguan jiwa
Keterkaitan Nilai-Nilai Kegiatan melakukan pembagian leaflet sekaligus penjelasan tentang
Dasar isi leaflet mengenai kegawatdaruratan gangguan jiwa pada keluarga
pasien dan masyarakat merupakan bentuk pelayanan sosialisasi
kepada masyarakat. Sebelum menjelaskan isi leaflet dan sosialisasi
tentang kesehatan jiwa kepada masyarakat, dokter terlebih dahulu
memohon izin untuk menjelaskan mengenai isi leaflet. Setelah
memperoleh izin, dokter dan tstaf Puskesmas mulai menjelaskan isi
leaflet, melakukan Tanya jawab dan diskusi.Pada tahapan ini maka
penulis telah mengaktualisasikan dengan nilai dasar Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
- Akuntabilitas : menjelaskan dengan seksama kepada
keluarga pasien dan masyarakat agar paham tentang
kegawatdaruratan gangguan jiwa (tanggung jawab)
- Nasionalisme : menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benat serta mudah dimengerti
- Etika publik : bertutur kata yang baik dan bersikap sopan

149
saat menberikan penjelasan kepada keluarga pasien (Ramah
dan sopan)
- Komitmen mutu : berhati-hati dalam berbicara, menghindari
konflik dan saling menghargai (mutu dan kualitas)
- Anti korupsi : Tidak memungut biaya apapun setelah
melakukan pemeriksaan dan kunjungan kepada pasien
(disiplin)
Deskripsi Kontribusi Home visit bertujuan untuk mengaplikasikan aktualisasi yang sudah
terhadap Visi Misi dilaksanakan, selain itu home visit ini juga berguna untuk
Organisasi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat hal ini sesuai dengan
visi organisasi Puskesmas Waborobo “Mewujudkan masyarakat di
Wilayah kerja Puskesmas Waborobo yang sehat,sejahtera dan
Mandiri 2023”
Kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan mutu pelayanan, sesuai
dengan misi puskesmas, “Memberikan pelayanan yang
bermutudan Mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat bagi individu keluarga dan lingkungan”
Keterkaitan dengan Peran Pelaksanaan kegiatan home visit merupakan bentuk implementasi
dan Kedudukan ASN tugas penulis sebagai Aparatur Sipil Negara yang bekerja secara
profesional dan bertanggung jawab yaitu melakukan diskusi bersama
staf puskesmas secara professional (Manajemen ASN) dan
terjalinnyakerjasamaa antar staf Puskesmas untuk memaksimalkan
pelaksanaan aktualisasi (Whole of Government). Kegiatan home visit
ini juga bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas
kepada masyarakat dan pasien gangguan jiwa di Puskesmas
Waborobo (Pelayanan Publik)
Penguatan Nilai-Nilai Home visit ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada
Organisasi masyarakat dengan langsung terjun menemui masyarakat dan
menemui pasien serta menjelaskan kegawatdaruratan gangguan jiwa,
hal ini sesuai dengan nilai organisasi “berpihak kepada
masyarakat, bertindak cepat tepat”
Terwujudnya pelaksanaan home visit ini sesuai dengan nilai

150
organisasi “Mewujudkan Akuntabilitas”
Analisis Dampak Dampak positif :Dengan terlaksananya kegiatan ini, maka pelayanan
kepada masyarakat dapat terwujud, sehingga pengetahuan kepada
masyarakat tentang gangguan jiwa semakin baik.
Dampak negatif :Apabila penulis dalam melaksanakan kegiatan ini
tidak menanamkan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA, maka
kegiatan ini tidak akan terlaksana dengan Adapun keterkaitan dengan
substansi mata pelatihan yaitu nilai-nilai ANEKA yang harus dimiliki
oleh setiap ASN dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
yaitu:
- Akuntabilitas :Apabila tidak menjelaskan dengan
seksama maka masyarakat tidak akan mengerti dan paham
tentang isi leaflet.
- Nasionalisme :Apabila menggunakan Bahasa yang tidak
dimengerti maka masyarakat tentu tidak akan paham
dengan isi leaflet.
- Etika publik :Apabila tidak ramah dan sopan maka
masyarakat dapat tersinggung.
- Komitmen mutu :Apabila tidak menjaga bicara dan tidak
saling menghargai, maka pelayan kesehatan juga tidak
akan dihargai oleh masyarakat.
- Anti korupsi :Apabila memungut biaya dari masyarakat
maka masyarakat akan menilai pelayanan kesehatan yang
buruk terhadap Puskesmas.

151
Dokumentasi

Gambar 46. Kegiatan 6 Tahapan 4 (Sosialisasi isi


leaflet keluarga pasien)

Permasalahan yang Permasalahan yang dihadapi pada kegiatan ini seperti :


dihadapi 1. Pasien sedang tidak berada dirumah saat dikunjungi.
di Kegiatan 6 2. Banyaknya pasien di Puskesmas sehingga kunjungan ke
rumah pasien dan ke masyarakat terbatas
Solusi Dalam menghadapi
Gambar masalah
47. Kegiatan tersebut
6 Tahapan penulis melakukan
4 (Sosialisasi isi leaflet beberapa
kepada masyarakat)
hal yaitu :
1. Meminta pasien untuk datang langsung ke Puskesmas untuk di
periksa agar pemeriksaan lebih lengkap.
2. Menggunakan waktu istirahat dan memanfaatkan kegiatan
bertemu masyarakat saat pasien sudah selesai dilayani semua.

152
4. PELAKSANAAN MONITORING DAN COACHING
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dengan menerapkan nilai-nilai dasar, peran dan
kedudukan Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam Peningkatan Kemampuan Petugas Medis
Dalam Penanganan Awal Kegawatdaruratan Gangguan Jiwa Melalui Sosialisasi Dan
Pelatihan Di Puskesmas Waborobo Kota Baubautidak terlepas dari pelaksanaan monitoring
dan coaching. Suksesnya pelaksanaan kegiatan aktualisasi selama off campus didukung
oleh peran serta Dr. Wahyu, SKM,M.Sc,PHselaku mentor yang meluangkan waktu dalam
memantau jalannya tahapan yang dilakukan. Selama off campus peserta melakukan proses
diskusi dan asistensi tahapan serta laporan yang akan disusun baik secara langsung maupun
via whatsapp dan komunikasi telepon seluler. Dalam hal ini peserta memperoleh arahan
agar meminimalisir adanya permasalahan yang kiranya dapat terjadi dalam proses
pelaksanaan dan proses penyusunan.
Dalam masa off campus peserta tidak hanya melakukan asistensi dan diskusi dengan
mentor tetapi untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam pelaksanaan dan penyusunan
hasil kegiatan aktualisasi, peserta melakukan kegiatan tanya jawab melalui pesan whatsapp
dengan bapak Harianto, S.Sosselaku coach. Selama off campus juga melalui pesan pada
whatsapp group dan komunikasi telepon seluler, saya dan teman-teman kelompok saling
diskusi tahapan serta penyusunan laporan yang akan dilakukan sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai dan mampu terselesaikan tepat waktu. Peserta juga melakukan
coaching dengan metode bertatap muka selama proses on campus saat peserta masuk
kembali ke dalam asrama untuk persiapan ujian evaluasi. Proses ini dharapkan dapat lebih
memantapkan hasil evaluasi kegiatan aktualisasi yang telah disusun sehingga siap untuk
diujiankan.

5. PELAKSANAAN HABITUASI
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dengan menerapkan nilai-nilai dasar, peran dan
kedudukan Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam Peningkatan Kemampuan Petugas Medis
Dalam Penanganan Awal Kegawatdaruratan Gangguan Jiwa Melalui Sosialisasi Dan
Pelatihan Di Puskesmas Waborobo Kota Baubau, tidak terlepas dari pelaksanaan habituasi
yang dilakukan oleh peserta. Implementasi nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN)

153
dalam bentuk Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi (ANEKA) yang terkandung dalam kegiatan terpilih perlu dilakukan habituasi atau
pembiasaaan dari beberapa tahapan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Nilai dasar akuntabilitas yang menggambarkan tanggung jawab seperti
mempersiapkan materi sosialisasi dan pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan
gangguan jiwa dan beberapa tahapan lain yang menggambarkan nilai dasar ini. Nilai dasar
nasionalisme tergambar dari beberapa tahapan dalam kegiatan seperti menggunakan
bahasa yang baik dalam penyusunan surat, bermusyawarah dalam salah satu tahapan
kegiatan, serta bekerja sama dengan rekan sejawat dalam pemaparan materi. Nilai dasar
etika publik mengandung nilai sopan, santun dan hormat yang tergambar dalam setiap
awal tahapan kegiatan . Nilai dasar komitmen mutu menggambarkan inovasi dalam
beberapa kegiatan seperti terlihat pada beberapa tahapan kegiatan pembuatan SOP,
pelatihan, pembuatan leaflet dan home visit.. Nilai dasar anti korupsi memiliki nilai jujur
dan tanggung jawab yang tergambar pada beberapa tahapan kegiatan. Untuk lebih singkat
dan lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel matriks habituasi.

6. ANALISIS KETERCAPAIAN TUJUAN / PEMECAHAN ISU


Kegiatan yang dilakukan dalam mewujudkan Peningkatan Kemampuan Petugas
Medis Dalam Penanganan Awal Kegawatdaruratan Gangguan Jiwa Melalui Sosialisasi
Dan Pelatihan Di Puskesmas Waborobo Kota Baubau yang terdiri dari 6 kegiatan yaitu :
Konsultasi dengan atasan (kepala puskesmas) tentang aktualisasi, Membuat standar
operasional prosedur (SOP) penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa, SOP pasca
penanganan kegawatdaruratan gangguan jiwa, SOP untuk merujuk pasien ke RSJ dan SOP
penanganan gangguan jiwa pasca berobat dari RSJ, Persiapan materi pelatihan penanganan
awal kegawatdaruratan gangguan jiwa, Pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan
gangguan jiwa, Membuat leaflet tentang kegawatdaruratan gangguan jiwa dan Home Visit
pasien gangguan jiwa telah dilaksanakan selama kurang lebih sebulan di Puskesmas
Waborobo Kota Baubau. Keseluruhan kegiatan tersebut menerapkan nilai nilai dasar ASN
yakni, Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti korupsi
(ANEKA).

154
Pada tahapan pertama dengan adanya dukungan dan persetujuan dari atasan maka
pelaksanaan aktualisasi dapat dijalankan dengan sah. Pada tahapan kedua dengan adanya
standar operasional prosedur, maka yang sebelumnya tidak ada SOP untuk penanganan
kegawatdaruratan gangguan jiwa, setelah ada SOP, pelayanan kepada pasien gangguan
jiwa dapat terlaksana dengan baik dan benar.
Pada tahapan ketiga dengan adanya persiapan materi dan diskusi bersama dokter
percontohan kesehatan jiwa Kota Baubau, maka materi yang akan disampaikan juga
nantinya akan berkualitas dan memenuhi standar untuk digunakan oleh petugas medis.
Pada tahapan keempat dengan adanya pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan
gangguan jiwa pada petugas medis, maka tingkat pengetahuan serta keterampilan petugas
medis dalam menangani kegawatdaruratan gangguan jiwa akan menjadi lebih baik yang
mana keterampilan ini nantinya akan berguna saat bertemu dengan kasus kegawatdaruratan
gangguan jiwa. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai hasil evaluasi pada saat
postes.
Pada tahapan kelima dengan adanya pembuatan leaflet maka akan memudahkan
dalam pemberian informasi kepada masyarakat mengenai kesehatan jiwa. Pada tahapan
keenam dengan adanya kegiatan home visit sekaligus kunjungan ke masyarakat untuk
sosialisasi tentang leaflet, maka pemerikaan pasien jiwa menjadi lebih aik. Hal ini
dibuktikan dengan pasien jiwa yang sebelumnya tidak pernah berkunjung ke Puskesmas,
akhirnya mau berkunjung dan berobat ke Puskesmas. Masyarakat yang sebelumnya tidak
tahu tentang masalah gangguan jiwa serta cara penanganannya menjadi tahu setelah
menerima kegiatan sosialisasi ini.
Oleh karena itu, dengan melihat terlaksananya keseluruhan dari setiap tahapan
dalam kegiatan yang telah disusun dan minimnya permasalahan yang ditemukan selama
kegiatan serta adanya solusi yang akan dilakukan maka tujuan yang ingin dicapai pada bab
I dapat dicapai.

7. KUNCI SUKSES PELAKSANAAN AKTUALISASI


Kunci sukses dalam pelaksanaan aktualisasi “Peningkatan Kemampuan Petugas
Medis Dalam Penanganan Awal Kegawatdaruratan Gangguan Jiwa Melalui Sosialisasi
Dan Pelatihan Di Puskesmas Waborobo Kota Baubau” yaitu:

155
a. Adanya konsultasi yang baik dengan pimpinan sehingga mendapatkan dukungan dalam
pelaksanaan kegiatan yang telah dirancang sebelumnya
b. Adanya SOP yang disusun dengan baik untuk pelayanan pasien jiwa.
c. Adanya materi yang disusun secara baik sebelum melakukan sosialisasi dan pelatihan
d. Adanya konsep yang tersusun secara baik dan kerja sama dengan staf Puskesmas saat
pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan
e. Adanya kerja sama dengan seluruh staf Puskesmas untuk pelaksanaan setiap tahapan
kegiatan khususnya penanggung jawab keswa.

BAB V
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Dari hasil pelaksanaan seluruh kegiatan aktualisasi “Peningkatan Kemampuan
Petugas Medis Dalam Penanganan Awal Kegawatdaruratan Gangguan Jiwa Melalui
Sosialisasi Dan Pelatihan Di Puskesmas Waborobo Kota Baubau” dengan menerapkan

156
nilai-nilai dasar ASN berupa Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, Anti Korupsi (ANEKA), maka penulis dapat menarik kesimpulan sebai berikut:
a. Dengan adanya penyatuan komitmen dengan pemimpin, penanggung jawab keswa
serta rekan kerja maka kegiatan yang direncanakan akan terlaksana dengan baik
b. Dengan adanya standar operasional prosedur (SOP) yang telah disahkan maka mutu
pelayanan kesehatan khususnya dalam penanganan awal kegawatdaruratan gangguan
jiwa menjadi lebih baik.
c. Dengan adanya pelatihan penanganan awal kegawatdaruratan gangguan jiwa pada
petugas medis, maka tingkat pengetahuan serta keterampilan petugas medis dalam
menangani kegawatdaruratan gangguan jiwa akan menjadi lebih baik yang mana
keterampilan ini nantinya akan berguna saat bertemu dengan kasus kegawatdaruratan
gangguan jiwa. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya nilai hasil evaluasi pada saat
postes.
d. Dengan adanya pembuatan leaflet maka akan memudahkan dalam pemberian
informasi kepada masyarakat mengenai kesehatan jiwa.
e. Dengan adanya dengan adanya kegiatan home visit sekaligus kunjungan ke
masyarakat untuk sosialisasi tentang leaflet, maka pemerikaan pasien jiwa menjadi
lebih aik. Hal ini dibuktikan dengan pasien jiwa yang sebelumnya tidak pernah
berkunjung ke Puskesmas, akhirnya mau berkunjung dan berobat ke Puskesmas.
Masyarakat yang sebelumnya tidak tahu tentang masalah gangguan jiwa serta cara
penanganannya menjadi tahu setelah menerima kegiatan sosialisasi ini.

2. RENCANA TINDAK LANJUT


No Kegiatan Tindak Lanjut Waktu Pelaksanaan
1. Tetap melaksanakan Melanjutkan pembagian leaflet Dilaksanakan saat ada
pembagian leaflet serta akan melakukan rutinitas kegiatan posyandu,
kepada masyarakat home visit ke rumah pasien posyandu lansia dan
dan home visit. minimal sebulan sekali di meluangkan waktu

157
wilayah kerja Puskesmas sebulan sekali untuk
Waborobo Kota Baubau. home visit.

2. Konseling pasien Konseling pasien jiwa Home visit untuk


jiwa merupakan kegiatan yang ingin konseling pasien
dilaksanakan penulis berikutnya gangguan jiwa
dalam meningkatkan mutu
pelayanan pasien gangguan jiwa.

3. SARAN
Setiap pelaksanaan kegiatan aktuualisasi sebaiknya selalu menerapkan nilai-nilai
dasar ANEKA agar nilai-nilai tersebut bisa meresap dengan baik ke jiwa ASN dalam
melakukan kegiatan sehari-hari dalam lingkungan puskesmas dan sekitarnya. Diharapkan
dengan adanya kegiatan aktualisasi ini lembaga seperti Puskesmas Waborobo dan
Puskesmas lainnya serta Dinas Kesehatan dapat lebih memperhatikan kualitas pelayanan
kesehatan khususnya untuk pasien gangguan jiwa dengan konnseling, sosialisasi dan
pelatihan petugas medis.

DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI, 2014. Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Jakarta
Lembaga Administrasi Negara RI, 2017 a. Akuntabilitas: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
LAN RI, Jakarta

Lembaga Administrasi Negara RI, 2017 b.Nasionalisme: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
LAN RI, Jakarta

158
Lembaga Administrasi Negara RI, 2017 c.Etika Publik: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
LAN RI, Jakarta

Lembaga Administrasi Negara RI, 2017 d.Komitmen Mutu: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
LAN RI, Jakarta

Lembaga Administrasi Negara RI, 2017 e.Anti Korupsi: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
LAN RI, Jakarta

Lembaga Administrasi Negara RI, 2017 f.Manajemen ASN: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
LAN RI, Jakarta

Lembaga Administrasi Negara RI, 2017 g.Whole of Government: Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. LAN RI, Jakarta

Lembaga Administrasi Negara RI, 2017 h.Pelayanan Publik: Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. LAN RI, Jakarta, 2017

Peraturan Walikota Baubau Nomor 23 Tahun 2017 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas, dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kota Baubau

Puskesmas Waborobo, 2018. Profil Puskesmas Waborobo Kota Baubau Tahun 2018. Puskesmas
Waborobo. Baubau
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.

159

Anda mungkin juga menyukai