Anda di halaman 1dari 29

Jurnal Ilmiah Keimigrasian merupakan media ilmiah bidang kebijakan keimigrasian

berupa hasil penelitian dan kajian, tinjauan, wacana ilmiah dan artikel. Terbit dua kali
setahun pada bulan Maret dan Oktober

Pelindung : Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI


Penasehat : Direktur Jenderal Imigrasi
Pembina : Kepala BPSDM Hukum dan HAM
Penanggung Jawab : Direktur Politeknik Imigrasi
Redaktur : Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Mitra Bestari : Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., L.L.M., Ph.D.
Prof. Dr. M. Iman Santoso, S.H., M.H., M.A.
Prof. Dr. Faisal Santiago, S.H., M.M.
Dr. Muhammad Indra, S.H., M.H.
Dr. Taswem Tarib, S.H., M.H.
Dr. Asep Kurnia, S.H., M.M.
Dr. M. Akbar Adinugroho, S.H., M.H.
Dr. Ir. Edy Santoso, S.T., M.ITM., M.H.
Dr. Arisman, S.T., M.M.
Agus Majid, M.P.A., Ph.D.
Fidelia Fitriani, M.P.A.
Akhmad Khumaidi, M.P.A.
Editor Pelaksana : Andry Indrady, M.P.A., Ph.D.
M. Alvi Syahrin, S.H., M.H., C.L.A.
Ridwan Arifin, S.S., M.Hum.
Intan Nurkumalawati, M.P.A.
Agung Purnomo S, M.P.A
Sri Kuncoro Bawono, M.P.A.
Alih Bahasa : Mila Rosmaya, S.S., M.Hum.
Design Grafis : Wilonotomo, S.Kom., M.Si.
Sekretaris Redaksi : Nurul Vita, S.Sos., M.Si.
Rasona Sunara Akbar, S.P.d, M.M.
Bobby Briando, S.E., M.S.A.

Alamat Redaksi
Jalan Raya Gandul Cinere Nomor 4 Kota Depok
Telepon / Faximile : (021) 753 00001
Email : jurnal.keimigrasian@gmail.com
DAFTAR ISI

4. MAL PELAYANAN PUBLIK DALAM BINGKAI WHOLE OF GOVERNMENT


(WOG) DAN IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT DI INDONESIA
OHAN SURYANA............................................................................................................HAL 48 – 67
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala nikmat, rahmat, karunia dan
perlindungan yang telah diberikan kepada Tim Redaksi untuk menyelesaikan penerbitan jurnal ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Uswatun Hasanah, Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi Wa sallam, beserta keluarga, sahabat yang telah menyampaikan ajaran tauhid,
sehingga membawa umat manusia beranjak dari zaman jahiliyah ke zaman hijriyah.

Politeknik Imigrasi kembali menerbitkan Jurnal Ilmiah Kajian Keimigasian (JIKK) dalam
Volume 1 Nomor 2 Agustus 2018. JIKK merupakan media ilmiah yang diterbitkan Politeknik Imigrasi
secara berkala yang bertujuan sebagai sarana pengembangan kegiatan penelitian dan pengabdian
masyarakat bagi dosen, peneliti, maupun praktisi keimigrasian.

Dalam edisi pertama ini, JIKK memuat 15 (lima belas) tulisan yang mengutamakan karya-karya
ilmiah berupa hasil penetlitian / pemikiran ilmiah dari berbagai kalangan keimigrasian. Tema yang
dibahas meliputi bidang keimigrasian yang bersifat multidimensional. Diharapkan dari hasil
penerbitan JIKK ini dapat bermanfaat bagi pemangku kepentingan sebagai bahan hukum regulasi dan
non regulasi berupa kebijakan dalam pengembangan hukum dan penyusunan peraturan perundang-
undangan keimigrasian.

Kami menyampaikan terima kasih kepada para penulis yang telah memberikan kepercayaan
kepada JIKK untuk menerbitkan hasil karyanya. Akhirnya, kami menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Direktur Politeknik Imigrasi yang telah berkenan membantu dalam penerbitan JIKK ini. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada Mitra Bestari yang telah bersedia membantu memeriksa dan
mengoreksi tulisan dari para penulis dalam penerbitan ini.

Salam Takzim,
Depok, Desember 2018

Tim Redaksi
MAL PELAYANAN PUBLIK DALAM BINGKAI WHOLE OF GOVERNMENT
(WoG) DAN IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT DI INDONESIA

OHAN SURYANA
Widyaiswara Utama
BPSDM Hukum dan HAM RI
paparyan3@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui keefektifan pembangunan Mal Pelayanan Publik sebagai
implementasi dari Praktik Whole of Government (WoG) serta pengaplikasian konsep e-government di
Indonesia. Penelusuran dalam memahami masalah tersebut dilakukan dengan pendekatan kualitatif
studi literatur. Pada studi literatur, peneliti mengumpulkan berbagai sumber informasi melalu kajian
literasi. Di samping itu peneliti juga menggunakan pendekatan tekstual terhadap implementasi dari
keefektifan Mal Pelayanan Publik, Praktik Whole of Government (WoG) dan Aplikasi e-government.
Kajian diawali dengan sejarah perkembangan WoG, kemudian pembahasan mengenai transformasi
WoG menuju implementasi e-government, dilanjutkan dengan peluang dan tantangan dalam
pengimplementasian e-government sampai pada pembahasan Mal Pelayanan Publik sebagai
manifestasi implementasi e-government. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan Mal
Pelayanan Publik sebagai implementasi praktik WoG yang sejalan dengan konsep e-government telah
sesuai dan mendukung prinsip pelayanan publik yang prima.
Keywords: Pelayanan Publik, Whole of Government, e-Government, Mal Pelayanan Publik.

ABSTRACT
The objective of this research is to know the effectiveness of Public Service Mall development as the
implementation of the Whole of Government (WoG) Practice and the application of e-government
concept in Indonesia. This qualitative research is conducted by implementing literature study
approach through which the researchers gathered various sources of information. In addition,
researchers also used a textual approach to the implementation of the effectiveness of Public Service
Mall, Whole of Government (WoG) Practice and e-Government Applications. The study begins with a
history of WoG development, then a discussion of WoG transformation towards e-government
implementation, followed with opportunities and challenges in implementing e-government to Public
Service Mall as a manifestation of e-government implementation. The results show that the
development of Public Service Mall as the implementation of WoG practices in line with the concept
of e-government has been appropriate and supports the principle of excellent public services.
Keywords: Public Service, Whole of Government, e-Government, Public Service Mall

48
PENDAHULUAN NPM sebagaimana dijelaskan oleh
Osborne (2010) muncul dalam 7 doktrin utama
Penyelenggaraan birokrasi akhir-akhir ini
yaitu: (1). Fokus pada manajemen yang
terus mendapat kritik dan perhatian dari
entrepeneuristis dibandingkan manajemen
masyarakat luas.Terdapat kritik tajam atas
administrasi publik yang birokratis; (2).
birokrasi sebagai prinsip organisasi dalam sektor
Memiliki standar khusus dan eksplisit tentang
publik yang melahirkan “penyakit” seperti
kinerja; (3). Menekankan pada pengendalian
tingginya angka korupsi dan pelayanan publik
output; (4). Mementingkan disagregrasi dan
yang buruk. Berkaitan dengan hal tersebut, maka
desentralisasi pada pelayanan publik; (5).
muncul suatu anggapan bahwa sektor publik
Mengarah pada semangat kompetisi; (6).
harus direformasi. Hal tersebut pada akhirnya
Memiliki gaya manajemen sektor privat; dan
memunculkan suatu asumsi bahwa terdapat
(7). Menekankan kedisiplinan dan
“…superiority of the private sector and the
kesederhanaan dalam alokasi sumber daya yang
private sector management techniques above
dimiliki.
those of the public sector and public
administration”(S. P. Osborne, 2010). Senada Kebijakan pemerintah untuk melakukan
dengan pendapat tersebut, Connolly & Hyndman desentralisasi kekuasaan yang semula serba
(2006) juga menyatakan bahwa: tersentralisasi merupakan salah satu cara
pemerintah dalam mempersiapkan pergeseran
“…the NPM approach to public sector
sektor publik menuju paradigma pengelolaan
financial management is based upon the
privat. Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh
view that: large state bureaucracies are
Osborne (2006) yang menyatakan bahwa
inherently defective and wasteful; the free
desentralisasi merupakan syarat mutlak dalam
market is the most efficient method of
menerapkan NPM di sektor publik. Sentralisasi
allocating scarce resources; private
atau pemerintahan terpusat memiliki rantai
sector management techniques are a
birokrasi yang lebih panjang dibandingkan
suitable model for the public sector; and
dengan pemerintahan terdesentralisasi.
if the preferred approach of privatization
Kamayanti (2011) kemudian mengatakan
is not considered to be appropriate then
sentralisasi merupakan “biang” dari pelayanan
commercialization or pseudo-market
publik yang tidak efisien dan efektif. Dengan
should be introduced as the second best
desentraliasi, keputusan dapat diambil lebih
alternative.”
tepat sasaran, karena pemerintah lokal lebih
Anggapan-anggapan tersebutlah yang memahami kebutuhan masyarakat yang
pada akhirnya memberikan suatu stigma bahwa dilayaninya. Lebih lanjut dikatakan
sektor privat mampu memberikan solusi terbaik pemerintahan yang terdesentralisasi diberikan
dalam memecahkan permasalahan di sektor wewenang untuk mengelola sendiri wilayahnya
publik. Hal tersebut menurut Kamayanti (2011) secara mandiri.
membuka jalan bagi New Public Management
Kesuksesan desentralisasi telah tampak
(NPM) menunjukkan superioritsanya. New
pada negara-negara yang lebih dahulu
Public Management sendiri menurut Broadbent
mengaplikasikannya. Sebagaimana penelitian
& Laughlin (1997) pada intinya ingin
Connolly & Hyndman (2006) yang menyatakan
mengurangi atau bahkan mencabut perbedaan
bahwa di UK, bidang kesehatan adalah salah
antara sektor publik dan sektor privat serta
satu bidang yang didesentralisasi dan hal
menggeser akuntabilitas yang pada awalnya
tersebut telah memberikan dampak yang cukup
berfokus pada proses menuju akuntabilitas yang
signifikan dalam pelayanan kesehatan di negara
berfokus pada hasil. Asumsi inilah yang
tersebut. Sarker & Sarker (2009) juga
kemudian menjadikan New Public Management
menyatakan dalam risetnya bahwa telah terjadi
(NPM) dianggap sebagai “super hero” di ranah
kesuksesan administrasi publik di Singapura
sektor publik.
yang berevolusi kearah meritokrasi, dimana

49
terdapat sistem yang jelas mengenai Indonesia, instrumen tersebut menjadi topik
akuntabilitas keuangan dan kinerja, serta yang hangat untuk didiskusikan. Isu-isu
komitmen untuk memberantas korupsi. Oleh mengenai perampingan kelembagaan serta
karena itu, desentralisasi dipandang secara pemangkasan birokrasi yang kompleks dan
umum sebagai salah satu cara memperkuat berbelit-belit menjadikan Whole of Government
reformasi birokrasi di sektor publik. digadang-gadangkan sebagai alternative
solution dalam menyelesaikan permasalahan
Kamayanti (2011) menyatakan bahwa di
dimaksud.
Indonesia, semua kewenangan Pemerintah Pusat
dilimpahkan kepada daerah kecuali dalam Studi ini merupakan kajian tekstual atas
bidang kebijakan internasional, pertahanan, dan penerapan Whole of Government (WoG) di
keamanan, kehakiman, moneter dan fiskal, serta Indonesia. Selain kata-kata yang digunakan,
agama. Pemerintah daerah dan kota termasuk dikaji pula praktik WoG yang telah dan akan
pemerintah vertikal bertanggung jawab atas diterapkan serta hubungannya dengan
penyediaan layanan kepada masyarakat. Paling implementasi e-government, salah satunya
tidak dalam 11 bidang umum, antara lain: mengenai kebijakan pembentukan Mal
lapangan kerja, kesehatan, pendidikan dan Pelayanan Publik. Perlu diketahui, bahwa tidak
kebudayaan, komunikasi, perindustrian, ada sistematika baku tentang apa yang harus
perlindungan hukum, lingkungan hidup, dikerjakan terlebih dahulu. Kajian tekstual dapat
pertanahan, koperasi dan ketenagakerjaan dilakukan secara spontanitas dan mengalir dari
(Hofman, Kadjatmiko, Kaiser, & Sjahrir, 2006). satu ide ke ide yang lainnya. Ini menunjukkan
Hofman, Kadjatmiko, Kaiser, & Sjahrir (2006) bahwa terdapat fleksibilitas penelitian
memberikan argumentasi bahwa terdapat 7 (flexibility research) terutama penelitian dengan
keuntungan penerapan desentralisasi dalam pendekatan kualitatif. Diawali dengan sejarah
ranah sektor publik sebagai berikut: (1). lahirnya konsep Whole of Government, praktik
Menyebarkan pusat pengambilan keputusan WoG dan hubungan WoG dengan implementasi
(decongestion); (2). Kecepatan dalam e-government serta kebijakan pembangunan Mal
pengambilan keputusan (speed); Pelayanan Publik di Indonesia.
(3).Pengambilan keputusan yang realistis
(economic and social); (4) Penghematan
(economic efficiency); (5) Keikutsertaan PEMBAHASAN
masyarakat lokal (local participation) dan (6) Sejarah Perkembangan Whole of Government
Solidaritas nasional (national solidarity). (WoG)
Yang menjadi pertanyaan kemudian Whole of Government (WoG) pada
adalah apakah dengan semangat desentralisasi awalnya disebut sebagai Joined Up Government
yang lahir dari spirit New Public Management atau Network Government. WoG merupakan
sudah dirasa cukup dalam melakukan reformasi respon terhadap gejala-gejala devolusi
sektor publik di Indonesia?. Hyndman & struktural, disagregasi, fragmentasi dan single
Connolly (2011) menjelaskan bahwa perlu ada purpose organization yang kesemuanya
supporting instrument yang dapat memperkuat merupakan cerminan dari Old Public
implementasi New Public Management di sektor Administration (OPA) yang sentralistik
publik. Instrument tersebut adalah WoG (Whole (Budiati, 2017). Dalam sejarahnya, praktik
of Government). Whole of Government atau Joined Up Goverment yang kemudian
biasa disingkat WoG sebenarnya bukanlah bertransformasi menjadi Whole of Government
sesuatu instrument baru di negara maju. Di diinisiasi oleh Perdana Menteri Inggris yakni Sir
Australia dan Selandia Baru Whole of Tony Blair pada tahun 1997. Saat itu, menurut
Government merupakan standar baku dalam Budiati (2017) pemerintah Inggris mengalami
praktik sektor publik, namun di beberapa negara hambatan dalam mengatasi wicked problems di
berkembang (development country) termasuk ranah sektor publik. Hal ini dipicu oleh

50
lemahnya koordinasi antara instansi vertikal secara integratif serta manajemen berbagai tugas
maupun horizontal pada lembaga-lembaga dan fungsi di dalam suatu organisasi tanpa
pemerintahan di berbagai tingkatan (Osborne, adanya kontrol hierarkis secara sentralistik di
2010). Tidak adanya desentralisasi kekuasaan antara sesama partisipan yang ditujukan untuk
oleh pemerintah saat itu menjadikan hambatan memperoleh suatu hasil (outcome) yang tidak
dalam koordinasi dan komunikasi antar lembaga dapat dicapai apabila dikerjakan secara
pemerintah. Hambatan tersebut kemudian secara sendirian. WoG dapat tercapai dengan baik jika
perlahan diatasi dengan membentuk jaringan dikoordinasikan dan dikolaborasikan intensif
kerja (network) pemerintahan di berbagai lini. secara bersama-sama.
Pemerintah melakukan koordinasi baik secara
Budiati (2017) menyatakan bahwa
intra atau pun antar departemen yang kemudian
berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi
disebut sebagai Whole of Government (WoG)
empiris di lapangan, maka WoG didefinisikan
(Budiati, 2017).
sebagai suatu model pendekatan integratif
Namun dalam pelaksanaannya, ternyata fungsional satu atap yang digunakan untuk
upaya tersebut kurang berhasil dan efektif mengatasi wicked problems yang sulit
karena muncul masalah lain, yaitu terjadi dipecahkan dan diatasi karena berbagai
benturan kepentingan (conflict of interest). Hal karakteristik atau keadaan yang melekat, antara
tersebut dikarenakan masing-masing instansi lain: tidak jelas sebabnya, terdapat multi
memiliki tujuan serta agenda tersendiri dalam dimensi dan multi tafsir, menyangkut perubahan
tugas dan fungsinya. Kemudian diperparah perilaku. Sedangkan pengertian Whole of
dengan persoalan-persoalan lain seperti: struktur Government menurut OECD (2006) adalah:
anggaran yang sifatnya kaku (rigid) serta
Whole of government denotes public
hierarki kepemimpinan (Budiati, 2017).
service agencies working across
Mengatasi permasalahan tersebut, maka
portfolio boundaries to achieve a share
diperlukan upaya yang lebih besar lagi yaitu
goal and an integrated government
kolaborasi. Hal tersebut dikarenakan koordinasi
reponse to particular issues.
saja tidak cukup untuk mengatasi wicked
Approaches can be formal and
problems. Walaupun terdengar sama dalam
informal. They can focus on policy
intonasi, ternyata ada perbedaan yang
development, program management and
fundamental antara koordinasi dan kolaborasi
service delivery.
(Budiati, 2017). Koordinasi merupakan kerja
sama intra dan antarinstansi di dalam suatu Mengapa Whole of Government menjadi
jejaring kerja, akan tetapi masing-masing sesuatu yang urgent untuk di implementasikan?
instansi masih memiliki agenda tersendiri sesuai Hal ini kemudian dijawab oleh Department of
dengan tugas dan fungsi dari masing-masing Finance Australian Government sebagai
organisasi. Sedangkan kolaborasi adalah kerja berikut:
sama intra dan antarinstansi di dalam jejaring Whole of government arrangements are
kerja berdasarkan suatu agenda, kepentingan established for a number of reason; to
dan tujuan bersama yang lebih komprehensif. give effect to government policy
Kolaborasi selaras dengan semangat decisions, to improve consistency and
desentralisasi. Hal ini dikarenakan kolaborasi control and to deliver saving and
dapat mempercepat penyebaran pengambilan efficiencies
keputusan, keputusan yang diambil dapat lebih WoG lebih menekankan pada penghematan dan
realistis, adanya penghematan serta mempererat efisiensi agar dapat memberikan efek terhadap
solidaritas nasional. Inilah yang menjadi faktor pengambilan keputusan dan kebijakan
determinan bagi terselenggaranya WoG. Inti pemerintah secara lebih konsisten. Disamping
dari WoG sendiri menurut Christensen & hal tersebut di atas, ternyata tingkat partisipasi
Laegreid (2006) adalah “koordinasi – kolaborasi masyarakat terhadap penyelenggaraan sektor

51
publik semakin meningkat. Hal ini sebagaimana internal dalam suatu organisasi. Adanya
dinyatakan oleh Hardjaloka (2014) bahwa fenomena ketimpangan kapasitas sektoral
masyarakat terus menginginkan pelayanan yang sebagai akibat adanya nuansa kompetisi antar
cepat, aman dan nyaman. Hal tersebut sejalan sektor dalam pelaksanannya. Jamak ditemui
dengan semakin meningkatnya partisipasi dan fenomena superioritas satu sektor terhadap
kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan sektor lainnya. Satu sektoral bisa menjadi sangat
publik serta semakin kritisnya masyarakat superior terhadap sektor lainnya, atau masing-
terhadap penyelenggaraan birokrasi. masing sektor tumbuh namun tidak berjalan
beriringan, melainkan terjadi kontraproduktif
Dari sudut pandang internal organisasi
atau “saling membunuh” satu dengan yang
sendiri ternyata WoG dapat memberikan suatu
lainnya. Perbedaan tersebutlah yang pada
solusi atas permasalahan ego sektoral aparatur
akhirnya menumbuhkan ego sektoral yang
penyelenggara negara. Hal ini sebagaimana
mendorong perilaku dan individu maupun
diungkap lebih lanjut oleh Kumorotomo (2008)
kelompok menyempit pada kepentingan
yang menyatakan bahwa “ego sektoral baik
sektoralnya saja; ketiga, Indonesia yang
internal maupun antarinstansi dalam suatu
memiliki keragaman nilai, adat-istiadat serta
lingkaran penyelenggara negara menambah
multi kultural mendorong potensi terjadinya
kompleksitas pelayanan publik menuju ke arah
disintegrasi bangsa, dengan konsep satu tujuan
service excellent. Ego sektoral tersebut tampak
yang dibawa oleh WoG diharapkan dapat
dari banyaknya kebijakan-kebijakan yang saling
menjadi perekat kebangsaan yang menjamin
tumpang tindih dan tidak selaras satu sama
persatuan dan kesatuan NKRI.
lainnya antarinstansi. Masing-masing instansi
mengklaim dan menyatakan bahwa hanya Agar penerapannya dapat terlaksana
instansinya yang berhak dan terbaik dalam dengan baik, maka terdapat beberapa
melaksanakan tugas dan fungsi. Hal inilah pendekatan yang dapat dilakukan agar WoG
kemudian yang memicu spirit berjalan on the track. Rahmadi (2017) dan
pengimplementasian sebuah evolusi Budiati (2017) mencoba untuk
administrasi publik melalui pendekatan Whole mengkombinasikan beberapa formula agar
of Government. Melalui prinsip kolaborasi dan penerapan WoG dapat berjalan dengan baik di
satu tujuan diharapkan tercipta pelayanan publik Indonesia. Setidaknya terdapat empat langkah
yang berorientasi pada service excellent. yang dapat dijadikan acuan antara lain:
pertama, Penguatan koordinasi antar lembaga.
Whole of Government tentu saja
Hal ini penting dilakukan agar lembaga-
memiliki beberapa nilai plus jika dapat
lembaga yang dikoordinasikan dapat ter-manage
diimpelentasikan dalam peyelenggaraan
dengan baik. Dalam prakteknya, span of control
aktivitas sektor publik di Indonesia. Hal ini
atau rentang kendali yang rasional sangat
sebagaimana dijelaskan lebih lanjut oleh
terbatas. Alternatif yang dapat dilakukan adalah
Murwanto (2011) yang menyatakan bahwa
dengan mengurangi jumlah lembaga yang ada
setidaknya ada tiga keunggulan utama jika
sampai mendekati jumlah yang ideal untuk
Whole of Government dapat
sebuah koordinasi; kedua, membentuk lembaga
diimpelementasikan, antara lain: pertama,
koordinasi khusus; ketiga, membentuk gugus
adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti
tugas. Hal ini merupakan bentuk pelembagaan
dorongan publik dalam mewujudkan integrasi
koordinasi yang dilakukan di luar struktur
kebijakan, program pembangunan dan
formal yang sifatnya tidak permanen.
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi
pemerintahan yang lebih baik, selain itu
salah satu cara agar sumberdaya yang terlibat
perkembangan teknologi informasi tidak dapat
dalam koordinasi tersebut dicabut sementara
dielakkan lagi. Situasi dan dinamika kebijakan
dari lingkungan formalnya agar dapat
yang lebih kompleks juga mendorong
berkonsetrasi dalam proses koordinasi yang
pentingnya WoG; kedua, terkait faktor-faktor

52
telah dibentuk tersebut; keempat, koalisi sosial. Sedangkan (2). faktor pendorong
Hal ini merupakan bentuk informal dari eksternal terdiri dari: (a). Perkembangan Iptek,
penyatuan koordinasi antar sektor atau lembaga kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak
tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus dapat dibendung lagi, instansi harus siap dengan
dalam berkoordinasi. Hal ini tampak di segala konsekuensinya. Teknologi informasi
Pemerintahan Australia dengan mendorong juga sebagai salah satu alat dalam pengendalian
koalisi sosial antar aktor pemerintah, sektor internal serta efisiensi pelayanan; (b). Kemanan
bisnis dan masyarakat. Koalisi sosial ini Nasional, sistem data terintegrasi dan satu pintu
mendorong inisiatif koalisi sosial antar aktor akan semakin mempermudah dalam melakukan
pemerintah, bisnis dan masyarakat. Koalisi keamanan data-data penting dan rahasia,
sosial ini mendorong adanya penyamaan nilai sehingga kerahasiaan negara dapat terjaga; (c).
persepsi tentang suatu hal, sehingga pada Globalisasi, arus globalisasi yang tinggi
akhirnya akan terjadi koordinasi yang alamiah. merupakan salah satu pendorong dalam
menciptakan tata kelola pemerintahan yang
Kemunculan WoG sendiri didorong oleh
terintegrasi; (d).Faktor alam dan lingkungan,
sejumlah faktor, baik itu faktor internal ataupun
perubahan cuaca dan kondisi lingkungan juga
eksternal. Adapun beberapa faktor pendorong
turut andil dalam mendorong urgensitas
tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Budiati
terselenggaranya WoG.
(2017) sebagai berikut (1). Faktor pendorong
internal terdiri dari dari: (a). wicked problems Transformasi WoG Menuju Implementasi e-
yang sulit dipecahkan dan diatasi karena Government
berbagai karakteristik atau keadaan yang
Sebagaimana telah dijelaskan pada
melekat antara lain: tidak jelas asal usul
bagian awal, bahwasanya WoG didefinisikan
permasalahannya, adanya suatu kondisi yang
sebagai model pendekatan integratif fungsional
multi dimensi serta menyangkut perubahan
satu atap, maka koordinasi dan kolaborasi
perilaku; (b). Tekanan Anggaran (Financial
menjadi kata kunci dalam menerapkan WoG.
Pressure), adanya suatu kebijakan anggaran dari
Untuk dapat menerapkan itu semua, tidak ada
pemerintah yang membatasi penggunaan
jalan lain selain dengan bantuan tekhnologi
anggaran yang tidak efektif dan efisien; (c).
informasi. Perkembangan tekhnologi yang
Tidak adanya networking, sulitnya menciptakan
semakin pesat secara tidak langsung akan
database yang terintegrasi antara satu instansi
mempermudah integrasi data antara satu instansi
dengan instansi lainnya; (d). Kebutuhan
dengan instansi lainnya, hal ini pada akhirnya
Masyarakat, kondisi masyarakat di era digital
akan semakin memangkas peliknya hierarki
yang semakin dinamis membutuhkan suatu
birokrasi serta meningkatkan koordinasi dan
terobosan teknologi baru dalam pelayanan
kolaborasi antar instansi secara efektif dan
publik; (e). Profil Demografi, keadaan
efisien. Salah satu bentuk penerapan WoG pada
demografis Indonesia yang terdiri dari gugusan
pelayanan publik adalah melalui implementasi
pulau membutuhkan suatu integrasi database
e-Government (e-Gov). Yang mana kita ketahui
yang dapat mempermudah mobilisasi; (f).
bersama bahwa e-Gov merupakan manifestasi
Pelayanan Publik Baru, tuntutan akan
dari penggunaan tekhnologi informasi.
menajamen pelayanan publik baru sudah tidak
Sebagaimana pengertian e-Government menurut
dapat dielakkan lagi; (g). Lemahnya koordinasi,
World Bank berikut:
adanya hierarki struktural yang berbeda antar
instansi menyulitkan dalam melakukan “e-government refers to the use by
koordinasi; (h). Best Parctice Pelayanan Publik, government agencies of information
reformasi birokrasi pelayanan publik menuntut technologies (such as Wide Area
instansi untuk melakukan yang terbaik dalam Network, the internet, and mobile
memberikan pelayanan ke masyarakat. computing) that have the ability to
transform relations with citizen,
business, and other arms of government

53
Artinya adalah e-government merujuk pada mengeluarkan Instruksi Presiden No.3 Tahun
penggunaan teknologi IT seperti Wide Area 2003 mengenai Strategi Pengembangan E-
Network, internet dan komputer yang digunakan Government. Dalam peraturan tersebut
oleh badan-badan atau instansi pemerintah diuraikan beberapa strategi pokok pemerintah
untuk membangun fasilitas akses dengan rakyat, antara lain: (1). Pengembangan sistem
dunia usaha dan pemerintah lainnya. Jika pelayanan yang andal dan terpercaya serta
digambarkan hubungan tersebut tampak sebagai terjangkau oleh masyarakat luas; (2). Penataan
berikut: sistem manajemen dan proses kerja pemerintah
pusat dan pemerintah daerah yang holistik; (3).
Gambar 1. Model Hubungan e-Government
Pemanfaatan teknologi informasi secara
Government to optimal; (4). Peningkatan peran serta dunia
Citizens (G2C)
usaha dan pengembangan industri
Government to Government to
telekomunikasi secara optimal; (5).
Business (G2B) Goverment (G2G)
Pengembangan sumber daya manusia di
Government to pemerintahan dan peningkatan e-literacy
Employess (G2E) masyarakat; (6). Pelaksanaan pengembangan
secara sistematis melalui tahapan yang realistis
dan terukur.
Dengan kata lain, dapat disimpulkan Dalam pandangan umum, menurut
bahwa e-government adalah tata kelola Kumorotomo (2008) e-government sejauh ini
pemerintahan (governance) yang masih dipahami sebatas sebagai pembuatan
diselenggarakan secara terintegrasi dan website oleh organisasi pemerintah. Belum
interaktif berbasis teknologi IT, agar tercipta banyak yang memahami secara luas bahwa
koneksi antara pemerintah, pelaku usaha dan tahap-tahap perkembangan pemanfaatan
masyarakat sehingga menciptakan tata kelola teknologi informasi dalam organisasi sektor
pemerintahan yang lebih efisien, efektif, publik itu bisa berbeda-beda mengikuti tuntutan
produktif dan responsif. Manfaat yang secara kebutuhan masyarakat yang semakin beragam.
langsung dapat dirasakan jika Secara umum lebih lanjut dikatakan pula bahwa
pengimplementasian e-government berjalan tahap pengembangan dapat dibagi menjadi tiga,
dengan baik, menurut Budiati (2017:6) adalah: yaitu: (1) tahap informatif; (2). Tahap interaktif;
(1). Terselenggaranya tata kelola pemerintahan dan (3). Tahap transaktif. Tahap informatif
yang baik (good governance), efisien dan mengandung arti bahwa pembukaan website
efektif; (2). Hemat anggaran dan tepat waktu; oleh organisasi pemerintah sebatas digunakan
(3).Transparan, sehingga peluang terjadinya sebagai sarana penyampaian informasi tentang
kecurangan (fraud), suap dan korupsi semakin kegiatan pemerintahan di luar media elektronik
terminimalisasi bahkan hilang; (4).Tingkat maupun non-elektronik yang selama ini
akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan ada.Tahap interaktif berarti penggunaan
meningkat dan mengurangi tingkat kesalahan; teknologi internet yang memungkinkan terjadi
serta (5).Kemudahan dalam mengakses dan kontak antara pemerintah dengan masyarakat
kenyamanan dalam pelayanan sehingga secara real time sehingga memungkinkan
kepuasan publik meningkat. terjadinya interaksi yang lebih intensif dan
Dalam perkembangannya, terbuka. Sedangkan tahap transaktif adalah
impelementasi e-government di Indonesia baru penggunaan teknologi internet yang
mendapatkan momentumnya pada awal tahun memungkinkan terjadinya transaksi pelayanan
1990-an (Kumorotomo, 2008). Hal tersebut publik melalui website. Misalnya, pembayaran
diawali dengan diterapkannya database system pajak secara online, pembayaran biaya
nasabah perbankan pemerintah yang pembuatan paspor melalui fasilitas internet
terkomputerisasi. Kemudian pemerintah

54
banking, pengisian formulir secara online dan dapat melakukan pengumpulan, transmisi,
lain sebagainya (Kumorotomo, 2008). penyediaan data dan komunikasi dengan user
secara cepat. Keuntungan yang didapat tentu
Pendapat di atas sejalan pula dengan
saja akan mengurangi biaya operasional
rumusan e-government dari banyak negara yang
pemerintah. Reformasi birokrasi menuntut
mengutip rumusan tahapan dari ASPA
pelayanan publik yang fokus pada service
(American Society for Public Administration)
excellent. Oleh karena itu, dalam rangka
dalam Hardjaloka (2014) sebagai berikut: (1).
meningkatkan pelayanan kepada pengguna
Emerging. Pada tahap ini dapat dilihat bahwa
layanan maka harus dilakukan integrasi
keseluruhan model memiliki kesamaan konsep
government antar lembaga pemerintah baik di
yakni penggunaan website sebagai sarana
tingkat pusat ataupun daerah. Integrasi menjadi
mempublikasikan informasi umum. Website
hal penting, dengan integrasi pengguna layanan
masih menjadi sarana komunikasi satu arah dan
dapat mengakses satu website untuk seluruh
belum terdapat interaksi secara online;
jenis layanan yang dibutuhkan (Hardjaloka,
(2).Enhanced. Pada tahap ini telah
2014)
dikembangkan suatu tautan yang
menghubungkan dengan informasi tertentu Publik kedepannya diharapkan dapat
berupa formulir atau dokumen lainnya tanpa menyuarakan aspirasi untuk berpendapat, hal ini
perlu bertatap muka langsung dengan petugas; pula yang pada akhirnya menjadi suatu peluang
(3).Interactive. Pada tahap ini, situs yang penerapan e-government. Masyarakat dapat
disajikan tidak sekedar menyajikan paparan dan berpartisipasi dalam memberikan saran dan
informasi mengenai keberadaannya secara masukan dalam rangka peningkatan pelayanan
online, tetapi juga disertai fasilitas komunikasi publik. Selain itu, masyarakat juga dapat
dua arah secara elektronik berupa email atau bertransformasi menjadi e-democracy, dimana
fasilitas chat; (4).Transactional. Pada tahapan masyarakat dapat berpartisipasi secara langsung
ini layanan yang diberikan lebih dari melalui media online untuk menilai para
komunikasi dua arah. Layanan dapat pemangku kepentingan dalam menjalankan
memfasilitasi kebutuhan lain secara real time amanah yang telah diberikan. Hal yang tak
selama dua puluh empat jam penuh, seperti kalah penting berikutnya adalah meningkatnya
layanan transaksi perbankan online, pengurusan transparansi dan mengurangi tingkat korupsi.
perizinan. Pada tahapan ini validitas keamanan Dengan penerapan e-government, maka publik
situs harus lebih ditingkatkan. Proses approval dapat mengakses segala informasi tentang
harus dipastikan hanya dilakukan oleh pejabat pemerintah yang di publikasikan melalui
yang berwenang; (5). Seamless/Transform. Pada website seperti realiasi penyerapan anggaran,
tahap ini seluruh lembaga pemerintah telah penerimaan dan pengeluaran dana publik, dan
terintegrasi dalam satu halaman situs sehingga lainnya. Dengan demikian maka secara
menjadi layanan one stop service. langsung maupun tidak e-government dapat
memberantas praktik curang (fraud) serta dapat
Peluang dan Tantangan dalam
turut serta melakukan pengawasan terhadap
Pengimplementasian e-Government
alokasi anggaran yang dibebankan dalam APBN
Dalam pengimplementasian suatu (Hardjaloka, 2014; Kumorotomo, 2008).
kebijakan publik tentu akan terdapat peluang
Namun demikian, ibarat kata pepatah,
serta tantangan yang akan dihadapi oleh suatu
“tak ada gading yang tak retak”. Maka
organisasi. Dengan adanya penerapan kebijakan
implementasi e-government juga memiliki
e-government tentu saja akan dapat
beberapa tantangan terutama dalam penerapan
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan
regulasi di suatu instansi. Minimnya peraturan
publik yang tepat waktu, cepat, serta merata
yang mengatur mengenai penerapan e-
kepada seluruh stakeholder tanpa ada
government menjadi suatu masalah utama.
diskriminasi. Hal ini dikarenakan e-government
Organisasi publik harus menerbitkan suatu
menggunakan aplikasi berbasis internet yang

55
regulasi berbentuk peraturan yang dapat menjadi penghambat diterapkan e-government
mengatur mengenai kewajiban penerapan e- adalah akses yang terbatas. Dengan minimnya
government di organisasinya. Sehingga terdapat infrastruktur yang memadai secara otomatis
panduan dan keseragaman dalam praktik akses terhadap informasi dalam implementasi e-
kedepannya. Masih belum adanya tradisi saling government menjadi terbatas dan hanya dapat
berbagi informasi (No Culture Sharing) dalam diakses oleh kalangan tertentu saja. Hal ini tentu
organisasi sektor publik juga menjadi suatu saja dapat mengakibatkan terjadinya asimetri
tantangan tersendiri dalam penerapan e- informasi.
government. Keterbukaan informasi masih
Mal Pelayanan Publik Sebagai Manifestasi
menjadi suatu hal yang belum familiar di sektor
Implementasi e-Government.
publik. Malah dalam beberapa kasus, masih
banyak oknum yang secara sengaja mempersulit Pemerintah sebagai public servant
akses kepada masyarakat umum. Oleh karena (pelayan publik) mempunyai tugas dan
itu organisasi di sektor publik dituntut untuk tanggung jawab memberikan pelayanan terbaik
dapat mempublikasikan seluruh informasi yang kepada masyarakat. Hal ini sesuai dengan
dimiliki secara online dan apa adanya amanat penjabaran tujuan negara, yaitu
(Hardjaloka, 2014). menjamin keamanan negara, memelihara
ketertiban umum, mencerdaskan kehidupan
Selain belum adanya tradisi untuk
bangsa serta melindungi kepentingan
berbagi informasi, Indonesia juga menghadapi
masyarakat (Haning, Tamba, Yunus, & Nara,
tantangan dimana para oknum pejabat publik
2016). Secara umum, fungsi utama dari
belum terbiasa untuk mendokumentasi segala
pemerintah adalah fungsi alokatif, yakni
informasi (No Culture of Documenting)
menyediakan barang dan jasa bagi publik. Hal
(Hardjaloka, 2014). Hal ini tentu saja
ini tentu saja memberikan suatu konsekuensi
menghambat penerapan e-government dimana
bahwasannya pemerintah wajib menyediakan
semua informasi harus didokumentasikan dan
fasilitas yang baik sebagai penunjang dalam
dipublikasikan. Dalam penerapan e-government
menyediakan barang dan jasa tersebut.
maka dibutuhkan Sumber Daya Manusia
Pemerintah harus mampu mengembangkan
(SDM) yang handal di bidang teknologi
kemampuan dan kreativitasnya dalam
informasi. Meskipun demikian, sampai saat ini
memberikan pelayanan publik yang sesuai
organisasi sektor publik masih kekurangan
dengan kebutuhan masyarakat. Kualitas
SDM dibidang tersebut. Hal ini mengakibatkan
pelayanan kepada masyarakat adalah salah satu
terhambatnya penerapan e-government.
indikator dari keberhasilan penyelenggara
Disamping itu, masyarakat yang kurang melek
negara.
terhadap teknologi juga menjadi salah satu
penghambat pengimplementasian e-government Pelayanan Publik merupakan segala
(Kumorotomo, 2008). Dukungan infrastruktur bentuk jasa pelayanan, baik pelayanan dalam
juga menjadi salah satu tantangan yang bentuk barang publik maupun jasa publik yang
dihadapi. Infrastruktur telekomunikasi yang pada prinsipnya menjadi tanggungjawab dan
mumpuni belum tersebar secara merata di dilaksanakan oleh organisasi sektor publik.
semua Wilayah Indonesia. Masyarakat masih Dalam proses kegiatan pelayanan publik
banyak yang belum memiliki akses terhadap terdapat beberapa faktor atau unsur yang
infrastruktur jaringan komunikasi, disamping itu mendukung kegiatan tersebut. Menurut Lewis &
aliran listrik belum sepenuhnya menjangkau Gilman (2005) unsur-unsur tersebut antara lain:
daerah di pedalaman. Hal ini tentu harus (a). Sistem, Prosedur dan Metode, yaitu dalam
menjadi perhatian serius pemerintah. menyelenggarakan pelayanan publik perlu
Diperlukan alokasi anggaran dan investasi yang adanya sistem informasi yang memadai,
tidak sedikit dalam membangun infrastruktur prosedur tetap dan metode yang mendukung
tersebut. Tantangan lain yang juga dapat kelancaran dalam memberikan pelayanan;
(b).Personil, Perlu ditekankan pada perilaku

56
aparatur dalam melayani publik adalah dengan layanan harus bersikap disipilin, sopan dan
memberikan pelayanan secara professional, santun, ramah serta memberikan pelayanan
disipilin, dan terbuka terhadap kritik dari dengan tulus ikhlas; (j). Kenyamanan, yaitu
stakeholder; (c). Sarana dan Parasarana, dalam lingkungan pelayanan harus bersih, tertib dan
memberikan pelayanan tentu saja infrastruktur teratur. Tersedia ruang tunggu yang nyaman,
pendukung memegang peranan penting. bersih dan rapi, serta lingkungan yang indah dan
Peralatan, ruang kerja serta fasilitas pelayanan kondusif serta dilengkapi dengan fasilitas
publik harus menjadi perhatian utama. Misalnya pendukung lainnya seperti tempat parkir, toilet,
kenyamanan ruang tunggu, tempat parkir yang tempat pembuangan sampah, tempat ibadah dan
memadai, ruangan ramah anak dan sebagainya; lain sebagainya.
(d). Masyarakat sebagai pelanggan, tentu saja
Timbulnya pelayanan publik pada
hal utama dari adanya suatu pelayanan adalah
prinsipnya dikarenakan adanya kepentingan,
pemakai layanan tersebut yang tak lain adalah
dan kepentingan tersebut dapat bermacam-
masyarakat.
macam bentuknya, sehingga pelayanan yang
Terkait proses dalam memberikan diberikan juga bermacam-macam. Salah satunya
pelayanan publik, terdapat pula prinsip adanya pelayanan administratif, yaitu pelayanan
pelayanan dalam mendukung jalannya kegiatan. yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen
Adapun prinsip pelayanan publik menurut resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya
keputusan MENPAN No.63/KEP/M.PAN/7/ status kewarganegaraan, Kartu Tanda Penduduk
2003 antara lain adalah: (a). Kesederhanaan, (KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM), Surat
yaitu prosedur pelayanan publik tidak berbelit- Perjalanan Republik Indonesia (Paspor) dan lain
belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan; sebagainya. Terdapat pula pelayanan barang dan
(b). Kejelasan, yaitu segala bentuk persyaratan jasa, yakni pelayanan yang menghasilkan
teknis dan administratifnya, unit kerja dan berbagai bentuk atau jenis barang yang
pejabat yang berwenang dan bertanggung digunakan publik, misal jaringan internet, listrik
jawab, rincian biaya dan tata cara pembayaran dan air bersih, serta pelayanan dalam bentuk
harus jelas dan mudah diakses publik; (c). jasa yakni yang menghasilkan jasa yang
Kepastian waktu, yaitu pelaksanaan pelayanan dibutuhkan oleh publik, misal jasa pendidikan,
publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu pemeliharaan kesehatan, asuransi, jasa pos,
yang telah ditentukan; (d). Akurasi, yaitu transportasi dan sebagainya. Segala bentuk
produk pelayanan publik diterima dengan benar, pelayanan tersebut harus didukung oleh standar
tepat dan sah; (e). Keamanan, yaitu segala pelayanan yang prima, meliputi prosedur
bentuk produk harus dapat memberikan rasa pelayanan, waktu penyelesaian, biaya
aman dan memiliki kepastian hukum, baik penyelesaian, produk pelayanan, sarana dan
dalam prosesnya maupun hasil akhirnya; (f). prasarana serta kompetensi petugas yang
Tanggungjawab, yaitu memiliki tanggung jawab memberi pelayanan.
atas penyelenggaraan pelayanan dan aware
Pelayanan publik yang berkualitas harus
terhadap complain dan trouble dalam
pula memiliki pola penyelenggaraan pelayanan
pelaksanaan pelayanan tersebut; (g).
publik. Hal ini sebagaimana diatur lebih lanjut
Kelengkapan sarana dan prasarana, yaitu
oleh keputusan Menteri Pendayagunaan dan
tersedianya sarana dan prasarana kerja dan
Aparatur Negara dalam surat keputusan No.
pendukung lainnya yang memadai termasuk
63/KEP/M.PAN/7/2003 mengenai pola
penyediaan sarana dan prasarana teknologi
penyelenggaraan pelayanan publik. Pola
informasi; (h). Kemudahan Akses, yaitu tempat
tersebut meliputi: (a).Fungsional, yaitu pola
dan lokasi serta sarana pelayanan memiliki
pelayanan publik yang memberikan pelayanan
akses yang mudah terjangkau publik, baik akses
sesuai dengan tugas, fungsi dan
secara offline maupun online; (i). Kedisiplinan,
kewenangannya; (b). Terpusat, yaitu pola
kesopanan dan keramahan, yaitu pemberi
pelayanan publik yang menyelenggarakan

57
pelayanan secara tunggal berdasarkan tersebut merupakan yang pertama dan banyak
pelimpahan wewenang dari penyelenggara dijadikan rujukan oleh negara lain.
pelayanan; (c). Terpadu yang kemudian terbagi
Hal tersebut kemudian direspon oleh
lagi menjadi dua yakni: (1).Terpadu Satu Atap,
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
yaitu pola pelayanan terpadu satu atap yang
Reformasi Birokrasi (Menpan RB) RI Asman
diselenggarakan dalam satu tempat meliputi
Abnur untuk melakukan kajian bersama dengan
berbagai jenis pelayanan yang tidak mempunyai
Badan Pengkajian dan Penerapan Tekhnolgi
keterkaitan proses dan dilayani melalui
(BPPT). Dari hasil kajian disepakati bahwa
beberapa pintu; (2). Terpadu Satu Pintu, yaitu
sistem pelayanan satu pintu terintegrasi dengan
pola pelayanan yang diselenggarakan dalam
teknologi melalui Mal Pelayanan Publik
satu pintu dan satu tempat yang meliputi
memiliki keunggulan dalam hal efisiensi dan
berbagai jenis pelayanan yang memiliki
efektifitas. Mal Pelayanan Publik yang
keterkaitan proses dan dilayani melalui satu
terintegrasi diharapkan dapat membantu
pintu; (3). Gugus Tugas, yaitu suatu pola
memudahkan masyarakat dalam mengurus
pelayanan secara perorangan atau dalam bentuk
berbagai urusan seperti perpajakan, surat nikah,
gugus tugas yang ditempatkan pada instansi
SKCK, SIM, Paspor dan sebagainya.
pemberi pelayanan dan lokasi pemberian
Sebagaimana yang dikatakan sebagai berikut:
pelayanan tertentu.
“Jadi semua pelayanan terintegrasi di
Menyikapi beberapa hal terkait diatas,
satu gedung mulai dari mengurus
maka Kementerian PAN & RB kemudian
SKCK bahkan surat nikah dan lainnya
mencetuskan suatu konsep pelayanan publik
semuanya ada disana. Direncanakan
terpadu yang kemudian dikenal dengan istilah
tahun 2017 Mal Pelayanan Publik dapat
Mal Pelayanan Publik. Mal sendiri menurut
melayani di tiga daerah, DKI Jakarta,
berbagai sumber literatur dapat diartikan
Surabaya dan Batam. Mal Pelayanan
sebagai suatu daerah berbentuk memanjang
Publik akan dijadikan ciri khas
yang dinaungi oleh pohon-pohon dan biasanya
pelayanan publik dan diharapkan dapat
untuk jalan-jalan. Pengertian lain menyebutkan,
diterapkan di daerah lain”.
Mal adalah pusat perbelanjaan yang berintikan
satu atau beberapa tenan besar sebagai daya Menteri PAN & RB juga berharap, Mal
tarik dari retai-retail kecil dan rumah makan. Pelayanan Publik ini ke depan bisa menjadi ciri
Secara umum Mal dapat diartikan sebagai suatu khas pelayanan publik di Indonesia. Dimana,
fasilitas komersial dengan wujud arsitektural semua pelayanan publik terintegrasi di sana.
berupa ruang rekreasi (jalan) yang ditata Menteri PAN & RB juga menyatakan
sedemikian rupa untuk menghubungkan dua kesiapannya dalam memantau perkembangan
titik keramaian atau lebih dengan dikelilingi Mal Pelayanan Publik serta membantu dan
retail atau tempat penjualan berbagai kebutuhan mendukung penuh operasionalisasi mal tersebut
(Maitland dalam Marina, 2008). Namun istilah (www.nasional.republika.co.id).
Mal disini bukanlah sebagaimana mal dalam Mal Pelayanan Publik DKI Jakarta
artian komersial diatas, melainkan merupakan
suatu bangunan yang memiliki fungsi pelayanan Pemeritah Provinsi DKI Jakarta pada
terpadu satu atap yang diselenggarakan dalam tanggal 12 Oktober 2017 telah meresmikan
satu tempat meliputi berbagai jenis pelayanan pelayanan terpadu satu atap yang diberi nama
publik dari berbagai instansi terkait. Ide tersebut Mal Pelayanan Publik. Mal tersebut bertempat
bermula dari hasil kunjungan kerja Kementerian di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
PAN & RB ke Negara Georgia. Dimana di Pembentukan Mal Pelayanan Publik sendiri
negara tersebut pelayanan publik berjalan begitu merupakan hasil kerja sama dari beberapa
baik, konsep mal layanan publik di negara instansi terkait seperti Kementerian
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi, Kementerian Hukum dan HAM,

58
Kementerian Agraria, serta lembaga negara catatan sipil, perpajakan, retribusi, serta
lainnya. Dengan adanya Mal Pelayanan Publik perizinan perumahan dan pertanahan. Ada juga
tersebut, maka beragam perizinan yang pengurusan BPJS Kesehatan dan
dikeluarkan baik oleh pemerintah pusat maupun Ketenagakerjaan, pembuatan SKCK oleh
daerah, khususnya DKI Jakarta dapat dilakukan Kepolisian, Perpanjangan Paspor, hingga
dalam satu tempat. Hal ini merupakan potret pengurusan listrik oleh PLN. Dengan tagline
dari implementasi praktik Whole of Government SETIA (Solusi, Empati, Tegas, Inovasi dan
(WoG). Unit pelayanan publik yang ada di Mal Andal) Mal Pelayanan Publik siap melayani
Pelayanan Publik tersebut antara lain: keperluan masyarakat DKI Jakarta dengan
Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Bea dan semangat pelayanan publik yang prima.
Cukai, Direktorat Jenderal Imigrasi, Direktorat
Gambar: Mal Pelayanan Publik DKI Jakarta
Jenderal Administrasi Hukum Umum, Badan
Koordinasi Penanaman Modal RI, Kanwil BPN
Provinsi DKI Jakarta, Kepolisian Negara
Republik Indonesia Daerah Metro Jaya, Badan
Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi DKI
Jakarta, Jasa Raharja, BPJS Kesehatan dan
Ketenagakerjaan, PT. PLN (Persero), PDAM
serta Bank DKI.
Peresmian Mall Pelayanan Publik
Tersebut dilakukan langsung oleh Gubernur
DKI Jakarta bersama Menteri Hukum dan
HAM, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi, serta Menteri Agraria
dan Tata Ruang. Menurut Gubernur DKI, mal
tersebut dibentuk untuk meningkatkan kualitas
pelayanan yang cepat, mudah terjangkau, aman,
dan nyaman. Dengan cara pengintegrasian
seluruh pelayanan publik di Jakarta dalam satu
tempat. Mal tersebut mengintegrasikan 296
pelayanan dari Pemerintah Provinsi dan 34
Pelayanan dari Pemerintah Pusat. Itu artinya ada
Pada hari kedua pasca pengoperasian
sekitar 340 layanan yang diberikan. Tentu saja
Mal tersebut, sebagaimana yang diberitakan
hal ini semakin mempermudah warga yang
oleh www.kompas.com, tampak para
minta pelayanan apa pun secara one stop service
pengunjung merasa puas dengan pelayanan
tanpa harus mondar-mandir lagi. Dengan adanya
yang diberikan. Mayoritas memberikan respon
mal tersebut menurut gubernur dapat
yang positif atas kehadiran Mal Pelayanan
mendorong daya saing global di Indonesia.
Publik tersebut. Masyarakat merasa sangat
Lebih lanjut Gubernur DKI mengatakan:
terbantu dengan hadirnya mal tersebut,
“Sekarang eranya pemerintah yang pelayanan prima yang diberikan oleh petugas
harus pro aktif untuk mempermudah juga terbukti menimbulkan kesan yang positif
segala urusan yang dihadapi oleh bagi masyarakat. Hal ini sebagaimana
publik, pemerintah yang repot, memang disampaikan oleh salah seorang warga Jakarta
pemerintah harus repot, sudah saatnya berikut:
masyarakat yang kita mudahkan”.
“Hari ini saya memperpanjang paspor
Pada pengoperasian perdananya, Mal anak-anak di Mal Pelayanan Publik
Pelayanan Publik DKI Jakarta memberikan yang baru diresmikan oleh Pemprov
layanan diantaranya layanan kependudukan dan

59
DKI. Lokasinya di sebuah gedung baru diharapkan dapat meningkatkan keefektifan dan
dan megah persis disamping kefisienan dalam pelayanan publik. Hal ini
Perpustakaan Daerah Jakarta. Masuk ke sebagaimana yang diungkapkan oleh Wali Kota
dalam area gedung langsung disambut Surabaya, berikut:
petugas informasi yang ramah dan
“Masyarakatlah yang diuntungkan
langsung menunjukkan tempat
dengan adanya mal ini, karena cukup
mengambil nomor antrian”.
datang ke satu gedung bisa mengurusi
Hal ini tentu saja memberikan gambaran bahwa semua.Contoh kalau mau kerja biasanya
pelayanan prima yang diberikan oleh petugas mengurus surat kuning dan surat
dapat memberi respon yang positif terhadap kelakuan baik, itu satu tempat sudah
pelaksaan tugas dan fungsi dari suatu instansi. bisa dua-duanya”.
Lebih lanjut kemudian dikatakan:
Lebih lanjut Wali Kota menjelaskan bahwa
“Urusan paspor kami langsung semua perizinan yang berkaitan dengan
diarahkan menuju lantai tiga dengan Pemerintah Kota Surabaya sudah dilakukan di
elevator yang masih baru dan modern, Mal Pelayanan Publik tersebut dan tidak ada di
lalu kami menunggu disekitar area tempat lainnya. Berikut penuturan beliau:
Kementerian Hukum dan HAM. Tepat
“Perizinan yang berkaitan dengan
pukul 13.00 WIB sesuai dengan jadwal
Pemerintah Surabaya gak ada yang
yang kami dapat dari nomor
dilakukan di luar gedung ini, semua di
pendaftaran online kami dipanggil.
gedung ini. Makanya nanti gak ada
Kami ditawarkan minum dan
orang yang berseliweran di Gedung
dipersilahkan mengambil permen yang
Pemkot”.
tersedia selagi berkas dicek oleh
petugas. Kemudian kami di wawancarai Hal tersebut mengindikasikan adanya
singkat dan langsung foto. Setiap orang kepedulian pemerintah terhadap kepentingan
tidak sampai lima menit. Maka durasi warganya dalam mengurus segala bentuk
waktu yang kami habiskan untuk 3 perizinan, sekaligus sebagai bentuk kontrol serta
orang anak dan istri tidak sampai 30 pengawasan dari pemerintah terhadap
menit”. pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik.

Respon positif dari warga tersebut semakin


menegaskan bahwa keberadaan Mal Pelayanan
Publik dapat memberikan efisiensi dan
efektifitas dalam menjalankan tugas dan fungsi.
Mal Pelayanan Publik Surabaya
Pemerintah Kota Surabaya meresmikan
Mal Pelayanan Publik yang terletak di Jalan
Tunjungan, Genteng Surabaya pada Jumat
tanggal 06 Oktober 2017. Peresmian dilakukan
oleh Wali Kota Surabaya bersama Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Gambar 2: Mal Pelayanan Publik Kota
Birokrasi. Mal pelayanan Publik merupakan Surabaya
bentuk koordinasi dan kolaborasi antara
Mal Pelayanan Publik Surabaya
Pemerintah Kota Surabaya dengan Instansi
memiliki total 154 perijinan dari 21 Organisasi
Layanan Publik lainnya. Dibuatnya mal tersebut
Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kota
tiada lain untuk memudahkan masyarakat
Surabaya. Selain itu Pelayanan Kepolisian
Surabaya dalam mengurusi berbagai perizinan
meliputi SIM, SKCK dan Surat Tanda
(www.republika.co.id). Keberadaan mal ini

60
Kehilangan juga dapat dilakukan di mal menggunakan sistem elektronik sebagai
tersebut. Tidak hanya itu, pelayanan Direktorat implementasi e-Government. Mulai dari
Jenderal Pajak Kanwil I Provinsi Jawa Timur penerapan tilang via rekaman CCTV,
juga telah dapat melayani pembuatan NPWP bahkan untuk mengurus denda tilang
hingga pembayaran pajak. Ditambah lagi saja, cukup menggunakan ponsel tanpa
dengan pelayanan PLN serta PDAM, Pelayanan harus ke persidangan. Semua
Kependudukan seperti KTP, Akta Kelahiran, kepengurusan telah selesai dengan
Perijinan Ketenagakerjaan serta perjanjian sendirinya. Sekali lagi, Surabaya telah
perdagangan dan penanaman modal juga telah bertaraf internasional seperti Singapura.
ada dalam rangka mempermudah kegiatan Sudah jarang polisi ditemui di jalanan.
investasi di Kota Jawa Timur pada khususnya, Semua serba kamera dan
disamping itu terdapat juga museum dan pusat terkomputerisasi secara elektronik.
oleh-oleh bagi warga yang ingin menghabiskan
Dalam implementasinya, keberadaan Mal
waktu sembari menunggu proses administrasi
Pelayanan Publik tersebut diharapkan dapat
dalam mengurus segala keperluannya. Hal ini
mendukung percepatan pelaksanaan e-
sebagaimana dijelaskan lebih lanjut oleh
Government di Indonesia. Dengan demikian
Sekretaris Daerah Kota Surabaya berikut:
maka sistem pelayanan yang ada dapat semakin
“Mal pelayanan publik sejatinya sudah andal dan terpercaya, serta terjangkau oleh
sangat lengkap, masyarakat dapat masyarakat luas. Hal ini sebagaimana dikatakan
mengurus segala keperluan di mal oleh seorang warga berikut:
tersebut. Namun nanti masih akan
“Saya sebagai warga Surabaya turut
ditambah lagi agar benar-benar lengkap.
senang dengan hadirnya mall ini, kami
Kedepan akan ditambah dengan food
merasa sangat terbantu sekali dengan
court centre, sehingga warga yang
adanya mal ini, saya yang tinggal jauh
sedang antri bisa melakukan santap
dari pusat kota merasakan betul
siang jika waktunya makan. Disamping
manfaatnya, untuk mengurus berbagai
itu, di lokasi ini juga terdapat Museum
surat-surat resmi cukup datang ke mal
Surabaya yang bisa di akses secara
tanpa harus monda-mandir dari satu
gratis.Jika ingin mendapatkan oleh-oleh
kantor ke kantor lainnya, semoga
khas Surabaya, pengunjung juga bisa
kedepannya Surabaya semakin baik
mendatangi pusat oleh-oleh yang
dalam melayani kebutuhan warganya”.
terletak di lantai dasar”.
Mal Pelayanan Publik Batam
Hal ini kemudian direspon secara positif
oleh Menteri PAN & RB yang sejak awal Menteri Pendayagunaan Aparatur
memang terus mendukung dan memberikan Negara dan Reformasi Birokrasi melakukan uji
sinyal yang positif dalam pembentukan Mal coba Mal Pelayanan Publik yang bertempat di
Pelayanan Publik Tersebut. Hal tersebut sejalan Gedung Sumatera Promotion Centre pada
dengan semangat reformasi birokrasi yang fokus tanggal 30 Agustus 2017. Batam merupakan
pada pengimplementasian e-Government di kota ketiga yang ada Mal Pelayanan Publik
Organisasi Sektor Publik. Sebagaimana yang setelah Jakarta dan Surabaya. Hal itu ditandai
diungkapkan berikut ini: dengan penandatanganan nota kesepahaman
(MoU) antara Pemerintah Kota Batam, Badan
“Mal Pelayanan Publik sebagai langkah
Pengusahaan Batam, Pemerintah Provinsi
awal dalam membangun unit-unit
Kepulauan Riau dan Kepolisian Daerah
informasi di setiap satuan kerja. Jika
Kepulauan Riau di gedung Lancang Kuning,
semua unit telah selesai, maka akan kita
Mapolda Kepri. Mal tersebut diharapkan dapat
koneksikan semuanya menjadi e-
membangkitkan kembali geliat perekonomian di
Government secara nasional. Kembali
Kota Batam yang beberapa waktu belakangan
ke Surabaya, sudah hampir semua

61
ini sempat terpuruk. Adapun jenis perizinan elektronik dan tidak lagi dilakukan
yang bisa dilayanai di mal tersebut antara lain secara manual atau konvensional”.
izin usaha, izin pembentukan pabrik di kawasan
Untuk diketahui, Kota Batam sendiri memiliki
industri, izin pengoperasian usaha galangan
dua organisasi dalam menjalankan roda
kapal, dan izin-izin lainnya. Hal tersebut
pemerintahannya. Untuk kegiatan administratif
merupakan langkah kongkrit yang dilakukan
dan fasilitatif dibawah kendali Pemerintah Kota
pemerintah dalam memudahkan masuknya
Batam sedangkan untuk urusan usaha dan izin
investasi asing di Batam, yang mana Kota
industri dibawah kendali Badan Pengusahaan
Batam memiliki potensi unik yang tidak
(BP) Batam yang dulunya beranama Otorita
dimiliki daerah lain. Hal tersebut dikarenakan
Batam (OB). Hal inilah kemudian menjadikan
Batam berbatasan langsung dengan dua negara
Mal Pelayanan Publik urgent untuk segera
tetangga, Singapura dan Malaysia. Sebagaimana
terealisasi di Kota Batam mengingat kemudahan
pernyataan Menteri PAN & RB berikut:
akses yang didapat dalam hal koordinasi antara
“ Potensi keberadaan wilayah Kota kedua organisasi tersebut.
Batam maupun Kepulauan Riau ini
Untuk diketahui bersama bahwa akan
sangat baik dalam segala hal. Sebab,
ada lebih kurang 60 perizinan yang hadir di Mal
wilayah ini berbatasan langsung dengan
Pelayananan Publik Kota Batam. Semua
negara tetangga seperti Singapura,
perizinan telah menerapkan sistem online yang
Malaysia bahkan Thailand. Keberadaan
terintegrasi dengan data base. Hal ini untuk
Mal Pelayanan Publik tentu saja dapat
mempermudah tracking dalam mengeluarkan
membantu kemudahan para investor
surat izin, sebagai contoh ketika akan mengurus
dalam menanamkan modalnya ke
Izin Mendirikan Bangunan (IMB), pihak terkait
wilayah ini”.
akan dengan mudah untuk menelurusi riwayat
Menteri PAN dan RB menerangkan izin tersebut hanya dengan sekali “klik”.
lebih lanjut bahwasannya keberadaan Mal Prinsipnya Mall Pelayanan Publik akan semakin
Pelayanan Publik diharapkan dapat menjadi mempermudah dalam memberikan pelayanan
pusat pelayanan (public service centre) bagi perizinan dari sejumlah instansi dalam satu atap.
masyarakat untuk mendapatkan sebuah Batam sendiri merupakan kawasan ekonomi
pelayanan publik secara langsung dengan khusus yang notabene membutuhkan tingkat
menggunakan sistem elektronik atau teknologi kepercayaan dalam investasi. Secara nasional
informasi. Sehinga, masyarakat tidak perlu lagi tingkat kepercayaan investasi terhadap
mendatangi berbagai kantor hanya demi Indonesia tahun ini naik dan terus mengalami
mendapatkan sebuah dokumen perizinan. peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya.
Ditambahkan kemudian, bahwasannya dalam Tingkat Ease of Doing Business atau EDB
sistem pelayanan yang dilakukan petugas di Indonesia tercatat menghasilkan kenaikan
Mall Pelayanan Publik harus menggunakan peringkat dari yang sebelumnya berada di posisi
sistem yang berbasis elektronik dan tidak 106 menjadi peringkat 91 tahun ini. Salah satu
konvensional lagi, sehingga semua izin harus indikator penilaiannya adalah pelayanan publik.
dapat selesai paling lambat dalam satu hari. Pelayanan Publik merupakan kata kunci dalam
Berikut pernyataan Menteri PAN dan RB: meningkatkan EDB Indonesia.
“Pelayanan ini sebagai sarana Keberadaan Mal Pelayanan Publik juga
mempermudah masyarakat dalam diharapkan dapat menciptakan peluang
berbagai urusan, dengan pihak perekonomian yang lebih baik dan berkembang
Pemerintah Kota Batam maupun dengan dimasa mendatang. Sehingga setiap unit bidang
Badan Pengusahaan Batam. Baik untuk dan bagian organisasi pemerintahan dapat
pelayanan pembayaran maupun memiliki Standar Operasional Prosedur yang
perizinan yang dapat dilakukan dalam jelas terhadap tugas dan fungsinya. Pada
satu tempat dengan berbasiskan sistem akhirnya tidak akan terjadi tumpang tindih

62
kebijakan yang akan merugikan daerah itu umum BP Batam akan all out dalam
sendiri. Meteri PAN dan RB kemudian mendukung pelaksanaan program Mall
mengingatkan bahwasannya jangan ada lagi Pelayanan Publik.
kedepan organisasi di pemerintahan yang hanya
fokus pada jumlah serapan anggaran.
Pemerintah harus memiliki inovasi agar dapat
membuka peluang-peluang baru demi kemajuan
daerah yang pada akhirnya akan meningkatkan
sumber pendapatan daerah itu sendiri. Hal ini
sebagaimana pernyataan berikut:
“Organisasi Perangkat Daerah jangan
lagi mengedepankan berapa banyak
jumlah serapan anggaran, sementara
hasil tidak sesuai target. Artinya jangan
hanya uangnya saja yang habis, tapi
hasilnya tidak jelas. OPD harus diisi Gambar 3: Mal Pelayanan Publik Kota Batam
oleh Sumber Daya Manusia yang
memiliki keahlian di bidangnya masing-
masing. Kalau semua perangkat OPD Mal Pelayanan Publik Kota Batam yang semula
ditempatkan pada keahliannya masing- akan diresmikan oleh Presiden RI pada 30
masing, saya sangat yakin setiap kepala November 2017 mengalami beberapa kali
daerah tidak pusing-pusing lagi. Sebab, penundaan. Penundaan peresmian dikarenakan
semua program pembangunan di Mal Pelayanan Publik di Batam tersebut
pemerintahan daerah akan sesuai menunggu persetujuan desain oleh Presiden, hal
dengan target dan harapan masyarakat”. ini dikarenakan mal tersebut akan dijadikan
proyek percontohan (pilot project) nasional.
Sementara itu, Kepala BP Batam
Desain mal terdiri dari dua lantai. Segala urusan
menyatakan dukungan penuh terhadap langkah
perizinan akan berada di lantai I sedangkan
pembentukan Mal Pelayanan Publik. BP Batam
lantai II digunakan sebagai ruang rapat yang
sendiri telah bergerak lebih awal dengan
layak untuk pertemuan dengan calon investor.
meluncurkan program Izin Investasi 3 jam (i23j)
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Wali Kota
dan kemudahan Investasi Langsung Konstruksi
Batam berikut:
(KLIK) pada Septemer 2016. Dengan kriteria
calon investor yang akan menanamkan modal “Pemerintah Kota Batam siap diberi
minimal Rp 50 Milyar atau mempekerjakan tanggung jawab untuk membangun Mal
minimal 300 tenaga kerja, maka investor akan Pelayanan Publik sesuai dengan desain
mendapat 8 produk perizinan sekaligus dalam yang telah disetujui Presiden. Mal
waktu minimal 3 jam saja. Tercatat sejak tersebut akan menggunakan gedung
diluncurkan hingga Agustus 2017 nilai realisasi Sumatera Promotion Centre. Mudah-
investasi Penanaman Modal Asing mencapai mudahan November sudah jalan, sesuai
631,733 USD lebih tinggi dari target yang dengan rencana awal peresmian oleh
ditentukan yakni 558,001 USD. Program i23j Presiden”.
berhasil menarik 13 Proyek PMA baru untuk Setelah tertunda sekian lama, akhirnya
melakukan investasi di Batam yang pada Mal Pelayanan Publik Kota Batam diresmikan
akhirnya tentu saja akan membuka lapangan pada Kamis 20 September 2018 oleh Menteri
kerja baru bagi tenaga kerja lokal. BP Batam Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
sendiri akan menyesuaikan dengan Mal Birokrasi Indonesia, Syafruddin.
Pelayanan Publik mengenai tata cara, aturan dan
letak posisi BP Batam di Mall tersebut. Secara

63
Melihat kondisi Kepulauan Riau yang Izin Tinggal Tetap; f. Perpanjangan Izin Tinggal
memiliki demografis sebagai daerah kepulauan, Tetap; g. Alih Status dari Izin Tinggal
maka sistem informasi yang terintegrasi secara Kunjungan menjadi Izin Tinggal Terbatas; h.
on line menjadi hal yang sangat urgent. Dengan Alih Status dari Izin Tinggal Terbatas menjadi
menggunakan teknologi informasi, keterbatasan Izin Tinggal Tetap; i. Peneraan Izin Tinggal
dalam menjangkau daerah-daerah terpencil akan Terbatas Perairan; j. Pendaftaran Anak
semakin dipermudah, dengan syarat daerah Berkewarganegaraan Ganda (Affidavit); k.
tersebut memiliki akses yang baik terhadap Surat Keterangan Keimigrasian; l. Pemberian
ketersediaan jaringan internet. Hal ini kemudian Izin Masuk Kembali; m. Pengembalian
direspon oleh Kepolisian Daerah Kepulauan Dokumen; n. Perubahan Status Sipil (lapor lahir
Riau yang menjadi bagian dari Mal Pelayanan dan mutasi); o. Pelayanan paspor RI.
Publik di Kota Batam dengan menghadirkan
Secara umum kehadiran Mal Pelayanan
sistem pelayanan yang cepat dan terintegrasi
Publik di tiga kota tersebut menjadi harapan
melalui program sistem SAMPEL (Software
baru dalam potret pelayanan birokrasi di tanah
Analisis Monitoring dan Pelaporan), SDM
air. Mal Pelayanan Publik sejalan dengan
Smart, SPDP Online, SAM Lantas Kepri
implementasi e-Government dan praktik Whole
(Sistem Android Mobile Ditlantas Polda Kepri)
of Government. Hal ini dapat terlihat dari
SAMPRO BPKB (Sistem Android Mobile
pengimplementasian Mal Pelayanan Publik
Penelusuran Proses BPKP), Bapak SAM (Bayar
yang telah memenuhi kriteria tahapan
Pajak Melalui Sistem Andorid Mobile),
pengembangan e-Government. Mal pelayanan
SAMBER (SAMSAT Bergerak) dan SAM antar
publik telah mampu memenuhi tahapan
Pulau (SAMSAT antar Pulau). Untuk
emerging, yang mana dalam tahapan ini
perpanjangan surat menyurat juga pihak
kehadiran suatu organisasi pemerintah di
Kapolda Kepri telah mempersiapkan pelayanan
internet diwakili oleh situs resmi lembaga
pengurusan SKCK, SPKT (LP Model C),
pemerintah. Seluruh organisasi pemerintah yang
Perpanjangan SIM, Counter Perpanjangan KTA
ada di Mal Pelayanan Publik telah memiliki
Satuan Pengamanan, serta Pojok Baca melalui
situs resmi. Masuk ketahapan enhanced, yang
Mobile Tribratanews Polda Kepri. Hal ini
mana pada tahapan ini konten situs secara
sebagaimana yang disampaikan oleh Kapolda
berkala diperbaharui. Sebagaimana kita ketahui
Kepri berikut:
bersama jika konten situs pemerintah saat ini
“Dengan adanya inovasi pelayanan selalu di update secara berkala dengan berita-
publik ini, diharapkan dapat berita terkini. Pada tahapan interactive, para
meningkatkan kinerja jajaran Polda pengunjung secara umum telah dapat men-
Kepri di bidang pelayanan publik yang download formulir elektronik, menghubungi
berkualitas, efektif, efisien, mudah, dan petugas secara realtime melalui aplikasi chat
cepat sesuai dengan semangat dan melayangkan permohonan secara elektronik
Reformasi Birokrasi Nasional yang melalui email. Hampir dapat dipastikan jika
pada akhirnya dapat meningkatkan seluruh organisasi pemerintah saat ini telah
kepuasan maupun kepercayaan dari dapat melewati tahapan interactive. Kehadiran
masyarakat terhadap pelayanan publik Mal Pelayanan Publik sendiri telah masuk ke
khususnya di lingkup Polda Kepri”. tahapan seamless, yang mana seluruh instansi
yang ada di mal tersebut telah dapat terintegrasi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi
secara penuh dalam memberikan pelayanan dan
Manusia RI juga memberikan pelayanan
jasa pemerintah secara lintas batas administratif.
keimigrasian kepada publik berupa: a.
Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan; b. Mal Pelayanan Publik sendiri
Pemberian Izin Tinggal Terbatas; c. diharapkan mampu untuk mengatasi wicked
Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas; d. problems pada sektor publik. Masalah klasik
Perpanjangan Visa On Arrival; d. Pemberian sektor publik masih seputar lemahnya

64
koordinasi vertikal maupun horizontal pada publik telah dapat diterima dengan benar, tepat
lembaga-lembaga pemerintahan di berbagai dan sah secara peraturan, hal ini merupakan
tingkatan. Koordinasi yang kurang efektif dapat wujud dari implementasi sistem informasi yang
memunculkan masalah seperti benturan baik; (e). Keamanan, yaitu segala bentuk produk
kepentingan yang diakibatkan masing-masing telah dapat memberikan rasa aman dan memiliki
instansi memiliki agenda yang berbeda kepastian hukum, baik dalam prosesnya maupun
ditambah persoalan seputar struktur hierarki hasil akhirnya; (f). Tanggungjawab, yaitu
kewenangan, tugas dan fungsi serta struktur memiliki tanggung jawab atas penyelenggaraan
anggaran yang bersifat kaku. Melalui Mal pelayanan dan aware terhadap complain dan
Pelayanan Publik, koordinasi antar instansi trouble dalam pelaksanaan pelayanan tersebut,
diharapkan dapat berjalan dengan baik yang segala bentuk complain telah dapat disampaikan
pada akhirnya akan menciptakan pelayanan via internet; (g). Kelengkapan sarana dan
publik yang prima. Namun dalam praktinya, prasarana, yaitu tersedianya sarana dan
ternyata koordinasi saja tidak cukup, sehingga prasarana kerja dan pendukung lainnya yang
diperlukan upaya lebih besar lagi yaitu telah memadai termasuk penyediaan sarana dan
kolaborasi. Kolaborasi adalah kerjasama intra prasarana teknologi informasi; (h). Kemudahan
dan inter instansi di dalam jejaring kerja Akses, yaitu tempat dan lokasi serta sarana
berdasarkan satu agenda, kepentingan dan pelayanan memiliki akses yang mudah
tujuan bersama. Inilah kemudian yang coba terjangkau publik, baik akses secara offline
ditampilkan oleh Mal Pelayanan Publik, yang maupun online; (i). Kedisiplinan, kesopanan dan
mana secara prinsip telah melakukan suatu keramahan, yaitu pemberi layanan telah
jejaring kerja, kolaborasi serta integrasi dalam bersikap disipilin, sopan santun, ramah serta
mencapai agenda dan tujuan bersama. Hal memberikan pelayanan dengan tulus ikhlas; (j).
tersebut merupakan faktor determinan bagi Kenyamanan, yaitu lingkungan pelayanan telah
terselenggaranya Whole of Government (WoG). memenuhi unsur bersih, tertib dan teratur.
Koordinasi-kolaborasi secara integrative serta
Namun demikian disamping kelebihan
manajemen berbagi tugas dan fungsi di dalam
yang dimiliki oleh Mal Pelayanan Publik,
organisasi melalui kontrol hierarkis di antara
ternyata masih terdapat beberapa kendala yang
sesama partisipan merupakan tujuan utama dari
harus menjadi perhatian. Penggunaan teknologi
Mal Pelayanan Publik. Mal Pelayanan Publik
informasi dan penyediaan data base system
pada dasarnya memegang suatu prinsip bahwa
yang terintegrasi membutuhkan pembiayaan
hasil (outcome) yang dicapai tidak akan
yang tidak sedikit. Organisasi sektor publik
maksimal apabila dilakukan secara sendiri.
harus menyediakan dana ekstra agar
Terakhir, yang tidak kalah penting implementasi Mall Pelayanan Publik dapat
adalah keberadaan Mal Pelayanan Publik telah berjalan dengan baik. Disamping itu,
mendukung prinsip pelayanan publik menurut penyediaan infrastruktur pendukung baik berupa
amanat Keputusan MENPAN No. perangkat lunak dan keras harus memiliki
64/KEP/M.PAN/7/ 2003 antara lain adalah: (a). spesifikasi yang mumpuni sehingga tidak
Kesederhanaan, yaitu prosedur pelayanan publik menjadi penghambat dalam operasionalisasi
tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah Mal Pelayanan Publik.
dilaksanakan; (b). Kejelasan, yaitu segala
Berdasarkan arahan dari Presiden RI
bentuk persyaratan teknis dan administratifnya,
berkenaan dengan kegiatan dalam Program dan
unit kerja dan pejabat yang berwenang, rincian
Anggaran Tahun 2018-2019 bahwasannya Mal
biaya dan tata cara telah memiliki proses yang
Pelayanan Publik menjadi salah satu agenda
jelas dan mudah diakses publik; (c). Kepastian
utama yang menjadi prioritas pemerintah. Maka
waktu, yaitu pelaksanaan pelayanan publik
berkenaan dengan hal tersebut, kementerian
dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang
harus menyesuaikan dengan pelaksanaan tugas
cepat; (d). Akurasi, yaitu produk pelayanan
dan fungsinya. Hal ini tentu saja berkaitan erat

65
dengan pengalokasian anggaran di setiap dapat terlaksana dengan baik. Hal ini
kementerian maupun lembaga negara termasuk dikarenakan peran dan fungsi e-government
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI adalah kemampuan dalam menciptakan jejaring
Cq. Direktorat Jenderal Imigrasi. Dengan kerja (networking) kolaboratif sehingga fungsi
diresmikannya Mal Pelayanan Publik (MPP) di integrasi Mal Pelayanan Publik baik intra dan
tiga kota tersebut menyusul kemudian di kota inter instansi dapat berjalan sebagaimana
dan kabupaten lainnya, maka pihak Direktorat mestinya. Keberadaan jejaring kerja
Jenderal Imigrasi menginstruksikan untuk (networking) yang ditopang oleh e-government
menyediakan alokasi anggaran dalam rangka berpotensi menjadi tuas pengungkit (leverage)
penyediaan perangkat kesisteman. Berdasarkan bagi pertumbuhan dan perkembangan pelayanan
informasi dari pihak direktorat bahwa pada organisasi sektor publik di tanah air.
tahun 2018-2019 sudah ada rencana
membangun 14 Layanan Terpadu Satu Pintu
(LTSP) yang selaras dengan Mal Pelayanan DAFTAR PUSTAKA
Publik. Hal ini kemudian yang menjadi Broadbent, J., & Laughlin, R. (1997). Evaluating
perhatian untuk dapat menyesuaikan dengan the “New Public Management” Reforms in
agenda yang telah menjadi prioritas pemerintah. the UK: A Constitutional Possibility.
Dukungan dari seluruh pihak terkait sangat Public Administration, 75(3), 487–507.
menentukan keberhasilan program dan rencana https://doi.org/10.1111/1467-9299.00071
kerja yang telah disepakatai bersama tersebut,
khususnya dalam mempersiapkan segala Budiati, L. (2017). Whole of Government ( WoG
infrastruktur terkait Mal Pelayanan Publik. ) Pada Sektor Publik. BPSDM Jawa Timur
Christensen, T., & Laegreid, P. (2006). The
Whole-of-Government Approach to Public
KESIMPULAN Sector Reform. Public Administration
Mal Pelayanan Publik merupakan Review, 67(6), 1059–1066. Retrieved from
wujud dari pengimplementasian Whole of https://bora.uib.no/bitstream/1956/1893/1/
Government (WoG) yang selaras dengan N06-06 Christensen-L?greid.pdf
semangat e-Government. Mal Pelayanan Publik Connolly, C., & Hyndman, N. (2006). The
merupakan langkah kongkrit yang dilakukan actual implementation of accruals
pemerintah melalui model pendekatan integratif accounting. Accounting, Auditing &
fungsional satu atap yang diharapkan dapat Accountability Journal, 19(2), 272–290.
menyelesaikan masalah-maslah rumit birokrasi https://doi.org/10.1108/095135706106561
(wicked problems) di era teknologi informasi 23
sekarang ini. Guncangan globalisasi yang
menghadirkan berbagai kontradiksi (paradoks) Connolly, C., & Hyndman, N. (2006). The
di berbagai lini termasuk sektor publik sulit actual implementation of accruals
diatasi dengan cara dan pendekatan biasa (in the accounting: Caveats from a case within the
box). Untuk itulah kemudian Mal Pelayanan UK public sector. Accounting, Auditing
Publik menjadi keniscayaan yang tidak and Accountability Journal, 19(2), 272–
terhindarkan. Hal tersebut merupakan langkah 290.
strategis di luar pendekatan biasa (out of the https://doi.org/10.1108/095135706106561
box) yang diambil oleh pemerintah. Salah satu 23
bentuk implementasi Mal Pelayanan Publik Haning, M. T., Tamba, L., Yunus, M., & Nara,
adalah e-Government. E-Government adalah N. (2016). Pelayanan Publik pada
salah satu faktor pendukung WoG yang menjadi Kecamatan di Kabupaten Pangkep. Jurnal
faktor pendorong strategis (strategic enabler) Analisis Kebijakan Dan Pelayanan Publik,
yang memungkinkan Mal Pelayanan Publik 2(41), 73–92.

66
Hardjaloka, L. (2014). Studi Penerapan E- Osborne, S. P. (2010). Introduction - The (New)
Goverment di Indonesia dan Negara Public Governance: a suitable case for
Lainnya sebagai Solusi Pemberantasan treatment? In The New Public
Korupsi di Sektor Publik. Jurnal Governance? Emerging perspectives on
Rechtsvinding, 3 No 3(10), 257–275. the theory and practice of public
governance (pp. 1–16).
Hofman, B., Kadjatmiko, Kaiser, K., & Sjahrir,
https://doi.org/10.4324/9780203861684
B. S. (2006). Evaluating Fiscal
Equalization in Indonesia. World Bank Rahmadi, M. H. (2017). Pelayanan Dengan
Policy Research Working Paper (Vol. Pendekatan Whole of Government.
3911). Retrieved October 4, 2017, from
http://kaltim.tribunnews.com/2017/02/02/p
Hyndman, N., & Connolly, C. (2011). Accruals
elayanan-dengan-pendekatan-whole-of-
accounting in the public sector: A road not
government
always taken. Management Accounting
Research, 22(1), 36–45. Sarker, S., & Sarker, S. (2009). Exploring agility
https://doi.org/10.1016/j.mar.2010.10.008 in distributed information systems
development teams: An interpretive study
Kamayanti, A. (2011). Akuntansiasi Atau
in an offshoring context. Information
Akuntansiana? Memaknai Reformasi
Systems Research, 20(3), 440–461.
Akuntansi Sektor Publik Di Indonesia.
https://doi.org/10.1287/isre.1090.0241
Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 2(3),
531–540.
Kumorotomo, W. (2008). Pengembangan E-
Government Untuk Peningkatan
Transparansi Pelayanan Publik (Studi
Kasus UPIK di Pemkot Jogjakarta dan E-
Procurement di Pemkot Surabaya). In
Konferensi Administrasi Negara (pp. 1–
14).
Lewis, C. W., & Gilman, S. C. (2005). The
Ethics Challenge in Public Service: A
problem solving guide. San Fransisco:
Jhon Wiley & Sons.
Murwanto, R. (2011). Performance Reporting
By New Zealand Central Goverment
Agencies. Victoria University of
Wellington.
OECD. (2006). Whole of Government
Approaches to Fragile States. Notes, 8(3),
179–232.
https://doi.org/10.1787/journal_dev-v8-
art39-en
Osborne, S. (2006). The New Public
Governance? Public Management Review,
8(3), 337–387.
https://doi.org/10.1080/147190306008530
22

67
PEDOMAN PENULISAN NASKAH
JURNAL ILMIAH KAJIAN KEIMIGRASIAN

Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian merupakan majalah ilmiah yang telah terakreditasi oleh Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jurnal ini memfokuskan pada bidang Keimigrasian. Terbit sebanyak 2
(dua) nomor dalam setahun (Maret dan Oktober). Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian menerima naskah
karya tulis Imiah hasil Penelitian di bidang dan tinjauan keimigrasian yang belum pernah
dipublikasikan di media lain dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Redaksi menerima naskah/karya ilmiah bidang Keimigrasian dari dalam dan luar lingkungan
Politeknik Imigrasi;
2. Jurnal Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian mengunakan sistem Peer- Review dan Redaksi. Dewan
redaksi dan Mitra Bestari akan memeriksa naskah yang masuk ke Redaksi dan berhak menolak
naskah yang dianggap tidak memenuhi ketentuan;
3. Naskah Tulisan dapat berupa : Artikel hasil Penelitian (penelitian empiris maupun penelitian
normatif atau studi dokumenter); Artikel hasil Kajian; Artikel Konseptual (tulisan lepas/Karya tulis
pendek) di bidang Kajian Keimigrasian, baik dalam lingkungan Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia maupun dari luar;
4. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, dikirim dalam bentuk soft
file melalui e-mail menggunakan program aplikasi office MS-Word atau dalam bentuk print-
out (hard copy) yang dikirimkan ke alamat redaksi dan di sertai Curriculum Vitae;
5. Jumlah halaman naskah minimal 10 halaman dan maksimal 20 halaman, termasuk abstrak gambar,
table dan daftar pustaka, bila lebih dari 20 halaman, redaksi berhak menyunting ulang dan apabila
dianggap perlu akan berkonsultasi dengan penulis.
6. Sistematika artikel hasil Penelitian / Kajian harus mencakup : Judul; Judul di tulis dalam 2 bahasa,
Bahasa Indonesia mengunakan huruf kapital 12 untuk bahasa Indonesia, judul bahasa inggris
mengunakan huruf kecil Times New Roman 11.5. Judul ditulis maksimal 14 kata.
7. Nama Penulis (diketik dibawah judul ditulis lengkap tanpa menyebutkan gelar. Jika penulis terdiri
lebih dari satu orang maka harus ditambahkan kata penghubung “dan” (bukan lambang ‘&’). Nama
Instasi Penulis (tanpa menyebutkan jabatan atau pekerjaan di instasi) ditulis mengunakan huruf
kecil font Times New Roman 11.5.

Sistematika Penulisan:
A. NASKAH ARTIKEL HASIL PENELITIAN EMPIRIS:
ABSTRAK
Abstrak ditulis dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris disertai kata kunci minimal 3 (tiga) kata
dan maksimal 5 (lima) kata. Abstak berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Kegunaan,
Metode, Isi Pembahasan, Analisis, Kesimpulan dan Saran Temuan ditulis dalam satu spasi; 150
kata (10-30 baris/ satu (1) paragraf) diketik menggunakan huruf Times New Roman; font 11.5
italic; ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah dan rumusan masalah, tujuan, kegunaan, kerangka Teori/Konsep,
Metode (metode penelitian yang digunakan, di antaranya meliputi jenis penelitian, lokasi
penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data).
PEMBAHASAN
Berisi, pembahasan terhadap masalah yang diteliti.
ANALISIS
Berisi analisis dari semua pokok pembahasan.
PENUTUP
Berisi Kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran ditulis dalam bentuk uraian bukan dalam
bentuk angka.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Daftar Pustaka : ditulis berdasarkan abjad, dengan urutan : Nama pengarang. Judul buku. Kota
penerbit : nama penerbit, tahun penerbitan.
Contoh..... Hamzah. Andi, Bantuan Hukum suatu Tinjauan Yuridis. Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1983.

B. NASKAH ARTIKEL ULASAN HASIL PENELITIAN NORMATIF (STUDI


DOKUMENTER), PEMIKIRAN DAN INFORMASI LAIN YANG BERSIFAT ILMIAH:
JUDUL AKTUAL
Menggambarkan isi naskah dan maksimal 14 kata ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
NAMA PENULIS
Tanpa gelar akademik, jabatan, kepangkatan, alamat lembaga/instansi dan e-mail.
ABSTRAK
Berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Kegunaan, Metode, Isi Pembahasan, Analisis,
Kesimpulan dan Saran Temuan ditulis dalam satu spasi; 150 kata (10-30 baris/ satu (1) paragraf)
diketik menggunakan huruf Times New Roman; font 11 italic; ditulis dalam bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris.
KATA KUNCI
Mengandung yang di indekskan ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris minimal 3 kata
maksimal 5 kata.
PENDAHULUAN
Latar belakang masalah dan rumusan masalah.
PEMBAHASAN
Berisi, pembahasan terhadap masalah yang dikaji.
ANALISIS
Berisi analisis dari semua pokok pembahasan.
PENUTUP
Berisi Kesimpulan dan Saran. Ditulis dalam bentuk uraian bukan dalam bentuk angka.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Daftar Pustaka : ditulis berdasarkan abjad, dengan urutan : Nama pengarang. Judul buku. Kota
penerbit : nama penerbit, tahun penerbitan. Contoh..... Hamzah. Andi, Bantuan Hukum suatu
Tinjauan Yuridis. Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983.
C. PERSYARATAN LAINNYA:
1. Naskah dilengkapi dengan indeks;
2. Naskah diketik rapi 1.15 spasi di atas kertas A4; menggunakan huruf Times New Roman; Font
11.5; antara 10-20 halaman; Ukuran margin kanan, kiri, atas dan bawah 2.25 cm; di print-
out atau soft-copy;
3. Penulisan kutipan sumber rujukan dengan sistem bodynote, yaitu menuliskan nama pengarang
(tanpa gelar akademik); tahun penerbitan dan no halaman, yang ditulis dalam kurung; diletakan
dibelakang kutipan. Contoh : ........................(Hamzah, 2007: 15);
4. Isi tulisan di luar tanggungjawab redaksi. Dan redaksi berhak mengedit redaksional tanpa
merubah arti;
5. Naskah yang belum memenuhi syarat akan dikonfirmasikan atau dikembalikan untuk
diperbaiki;
6. Naskah yang diusulkan wajib dikirim melalui email ke: jurnal.keimigrasian@gmail.com ;
7. Komunikasi terkait Karya Tulis Ilmiah yang diusulkan dapat menghubungi redaksi Jurnal
Ilmiah Kajian Keimigrasian melalui email : jurnal.keimigrasian@gmail.com ;

Selanjutnya, Naskah yang di print-out dapat dikirim atau diserahkan secara langsung kepada :
Redaksi Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian
Politeknik Imigrasi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Jalan Raya Gandul Cinere Nomor 4 Kota Depok
Telepon / Faximile : (021) 753 00001
Email : jurnal.keimigrasian@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai