Anda di halaman 1dari 4

RESENSI BUKU PENGETAHUAN

TERKAIT TEORI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK


LUKMAN YUDHO PRAKOSO (2016)

KEBIJAKAN PERTAHANAN LAUT


Penulis ;
1. Dr. Ir. Lukman Yudho Prakoso, S.IP., MAP., M.Tr.Opsla.,
CIQaR., IPU.
2. Dr. Ir. Suhirwan, S.T., M.MT., M.Tr.Opsla., CIQaR., CIQnR.,
CIMMR., IPU., ASEAN Eng.
3. Dr. Ir. Kasih Prihantoro, SE., MM., M.Tr.(Han)., MOS., MCE.,
IPU.
4. Dr. Asep Iwa Soemantri, SE., MM., M.Tr.Opsla.
5. Rianto, M.Si.Par

Editor:
1. Lilik Fatkhu Diniyah
2. Seri Depy Sugiyani
3. Muhamad Ikmal Setiadi

ISBN : 978‐623‐383‐068‐3
Tebal Buku : 406 hlm
Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm
Cetakan Pertama : Oktober 2021
Penerbit: Akademi Angkatan Laut Press bekerja sama dengan
CV. Pustaka MediaGuru
Website: www.mediaguru.id

DESKRIPSI:
KEBIJAKAN PERTAHANAN LAUT adalah buku yang disusun oleh Dr. Ir. Lukman Yudho Prakoso, S.IP.,
MAP., M.Tr.Opsla., CIQaR., IPU; Dr. Ir. Suhirwan, S.T., M.MT., M.TR.OPSLA., CIQaR., CIQnR., CIMMR.,
IPU., ASEAN Eng; Dr. Ir. Kasih Prihantoro, SE., MM., M.Tr.(Han)., MOS., MCE., IPU; Dr. Asep Iwa
Soemantri, SE., MM., M.Tr.Opsla, dan Rianto, M.Si.Par. Para penulis adalah para ahli dalam bidang
kebijakan publik di Indonesia, dengan editor: Lilik Fatku Diniyah, Seri Depy Sugiyani, dan
Muhammad Ikmal Setiadi, serta diilustrasi oleh @timsenyum dan Muhammad Ikmal Setiadi, pada
bulan Oktober 2021 untuk cetakan pertama. Buku ini menjadi pegangan penulis sebagai landasan
teori dalam mengembangkan temuan atau kajian kelimuan berikutnya, dalam mengambil
keputusan terkait kebijakan publik di bidang pertahanan laut maupun bidang lainnya.
Buku ini berisi tentang teori Kebijakan Publik yang merupakan keputusan-keputusan yang mengikat
bagi orang banyak pada tataran strategis atau bersifat garis besar yang dibuat oleh pemegang
otoritas publik. Sebagai keputusan yang mengikat publik maka kebijakan publik haruslah dibuat
oleh otoritas politik, yakni mereka yang menerima mandat dari publik atau orang banyak, umumnya
melalui suatu proses pemilihan untuk bertindak atas nama rakyat banyak. Selanjutnya, kebijakan
publik akan dilaksanakan oleh administrasi negara yang di jalankan oleh birokrasi pemerintah.
Fokus utama kebijakan publik dalam negara modern adalah pelayanan publik, yang merupakan
segala sesuatu yang bisa dilakukan oleh negara untuk mempertahankan atau meningkatkan
kualitas kehidupan orang banyak. Menyeimbangkan peran negara yang mempunyai kewajiban
menyediakan pelayan publik dengan hak untuk menarik pajak dan retribusi; dan pada sisi lain
menyeimbangkan berbagai kelompok dalam masyarakat dengan berbagai kepentingan serta
mencapai amanat konstitusi.
RESENSI BUKU PENGETAHUAN
TERKAIT TEORI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK
LUKMAN YUDHO PRAKOSO (2016)

Terminologi kebijakan publik menunjuk pada serangkaian peralatan pelaksanaan yang lebih luas
dari peraturan perundang-undangan, mencakup juga aspek anggaran dan struktur pelaksanan.
Siklus kebijakan publik sendiri bisa dikaitkan dengan pembuatan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
dan evaluasi kebijakan. Bagaimana keterlibatan publik dalam setiap tahapan kebijakan bisa
menjadi ukuran tentang tingkat kepatuhan negara kepada amanat rakyat yang berdaulat atasnya.
Dapatkah publik mengetahui apa yang menjadi agenda kebijakan, yakni serangkaian persoalan
yang ingin diselesaikan dan prioritasnya, dapatkah publik memberi masukan yang berpengaruh
terhadap isi kebijakan publik yang akan dilahirkan. Begitu juga pada tahap pelaksanaan, dapatkah
publik mengawasi penyimpangan pelaksanaan, juga apakah tersedia mekanisme kontrol publik,
yakni proses yang memungkinkan keberatan publik atas suatu kebijakan dibicarakan dan
berpengaruh secara signifikan.
Di dalam buku ini terdapat unsur keputusan yang mempunyai maksud tertentu, yaitu teori yang
dibangun oleh Lukman Yudho Prakoso (2016), teori ini diperoleh dari hasil disertasi tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), yang menyatakan bahwa implementasi kebijakan
dapat tercapai dengan baik jika memenuhi faktor berikut: Integrative, Interactive,
Transparancy, Control dan Accountable (IITCA).

1.Integrative
Kebijakan Publik bidang pertahanan harus terintegrasi bahwa kebijakan terkait dengan bidang
pertahanan tidak saja dilaksanakanan oleh jajaran kementrian Pertahanan/TNI saja, tetapi juga
harus melibatkan Kementrian dan Lembaga lainnya yang terkait sebagaimana yang disebutkan
pada UUD 1945 Pasal 30 ayat (1) mengatur bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
2.Interactive
Kementrian Pertahanan RI dalam sebagai leading sector bidang pertahanan, agar dapat
mengintegrasikan kebijakan pertahanan harus membangun sistem yang terintegrasi melalui
komunikasi yang interaktif, Seperti yang dikatakan dalam teori/model implementasi oleh Edward
III, bahwa komunikasi merupakan aspek pertama-tama harus ada agar pelaksanaan kebijakan
efektif. Komunikasi di sini adalah berkenaan dengan bagaimana kebijakan pertahanan
dikomunikasikan pada organisasi dan/atau publik. Kebijakan pertahanan akan dapat dilaksanakan
dengan baik dan efektif jika terjadi komunikasi yang efektif antara pelaksana kebijakan/program
pertahanan dengan para kelompok sasaran (target group). Dengan komunikasi maka tujuan dan
sasaran dari kebijakan pertahanan dapat disosialisasikan secara baik sehingga dapat menghindari
adanya distorsi atas kebijakan pertahanan tersebut. Komunikasi pada kebijakan pertahanan
menjadi penting karena semakin tinggi pengetahuan kelompok sasaran atas kebijakan pertahanan
maka akan mengurangi tingkat penolakan dan kekeliruan dalam mengaplikasikan kebijakan
pertahanan dalam ranah yang sesungguhnya (Edward, 1980).

3.Transparancy
Kebijakan pertahanan saat ini sangat membutuhkan transparansi mengingat sejarah pada masa
sebelum orde baru yang telah banyak membuat trauma bagi beberapa lapisan masyarakat
tertentu. Sebuah organisasi yang berhubungan dengan publik atau masyarakat diperlukan adanya
keterbukaan informasi yang dapat diakses oleh masyarakat atau yang lebih dikenal dengan istilah
transparansi. Mengapa transparansi itu penting, khususnya kebijakan bidang pertahanan, karena
transparansi sebagai bentuk pengawasan masyarakat terhadap organisasi yang bersangkutan,
dalam hal ini pemerintah. Transparansi sendiri memiliki arti keterbukaan dalam proses
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan anggaran. Terdapat beberapa pengertian yang
dikemukakan oleh beberapa ahli terkait konsep transparansi, diantaranya yaitu:
a. Menurut Bappenas RI dalam Buku Pedoman Penguatan Pengamanan Program Pembangunan
Daerah, Bappenas dan Depdagri (2002), Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau
kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan
pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya serta
hasil-hasil yang dicapai.
RESENSI BUKU PENGETAHUAN
TERKAIT TEORI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK
LUKMAN YUDHO PRAKOSO (2016)

a. Menurut Standar Akuntansi Pemerintah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005,
transparansi adalah memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat
berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan
menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang
dipercayanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.
b. Menurut Adrianto (2007), transparansi adalah keterbukaan secara sungguh-sungguh,
menyeluruh dan memberi tempat bagi partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam
proses pengelolaan sumber daya publik.
c. Menurut Hafiz (2000), transparansi diartikan sebagai keterbukaan dan kejujuran kepada
masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara
terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintahan dalam sumber daya yang
dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.

Dengan demikian dapat disimpulkan transparansi adalah prinsip yang menjamin hak masyarakat
untuk memperoleh akses informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan sebuah organisasi dan hasil-hasil yang dicapai oleh organisasi dengan
memperhatikan perlindungan hak atas pribadi, golongan dan rahasia negara.

4. Control
Kebijakan bidang pertahanan juga harus memiliki sistem kontrol yang baik, agar kecurigaan yang
saat ini ada di kelompok masyarakat tertentu mengingat pada masa orde baru keterlibatan
elemen-elemen pertahanan seperti TNI yang dianggap menjadi alat kekuasaan pada saat itu bisa
diredam, sistem Kontrol atau Monitoring adalah aktifitas yang ditujukan untuk memberikan
informasi tentang sebab dan akibat dari suatu kebijakan yang sedang dilaksanakan. Monitoring
dilakukan ketika sebuah kebijakan sedang diimplementasikan. Monitoring diperlukan agar
kesalahan awal dapat segera diketahui dan dapat dilakukan tindakan perbaikan, sehingga
mengurangi risiko yang lebih besar. Ada pun tujuan monitoring adalah manjaga agar kebijakan
yang sedang diimplementasikan sesuai dengan tujuan dan sasaran. Menemukan kesalahan sedini
mungkin sehingga mengurangi risiko yang lebih besar. Melakukan tindakan modifikasi terhadap
kebijakan apabila hasil monitoring mengharuskan untuk itu.
5.Accountable
Kebijakan publik bidang pertahanan juga harus dapat dilaksanakan secara akuntabel, akuntabilitas
tidak bisa dipisahkan dari kegiatan akuntansi dan manajemen. Entah itu pada sektor usaha
pribadi, perseroan, organisasi, bahkan hingga pemerintahan. Kebijakan pertahanan adalah
kebijakan yang dibuat pada ruang publik baik itu pada skala organisasi maupun pemerintah, atau
biasa disebut sebagai akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik bidang pertahanan merupakan
kewajiban organisasi untuk menyajikan, melaporkan, mengungkapkan, dan mempertanggung
jawabkan segala aktivitas dan kegiatan yang sudah diamanatkan kepada mereka. Salah satu
unsur yang penting untuk dilaporkan adalah keuangan. Bila dalam ruang lingkup organisasi atau
perusahaan, maka akuntabilitas akan dibuat oleh pimpinan maupun pihak-pihak yang memegang
wewenang. Sedangkan jika akuntabilitas dibuat dalam dimensi pemerintahan pada bidang
pertahanan, maka dibuat oleh eksekutif dalam hal ini Kementrian Pertahanan RI. Akuntabilitas
publik bidang pertahanan harus dibuat dalam jangka periodik tertentu. Informasi
pertanggungjawaban tersebut kemudian disosialisasikan secara terbuka kepada pihak-pihak yang
memberikan amanat / pihak yang terkena dampak penerapan kebijakan. Akuntabilitas publik
merupakan kewajiban individu maupun organisasi untuk menyajikan, melaporkan,
mengungkapkan, dan mempertanggungjawabkan segala aktivitas dan kegiatan yang sudah
diamanatkan kepada mereka. Salah satu unsur yang penting untuk dilaporkan adalah keuangan.
Bila dalam ruang lingkup organisasi atau perusahaan, maka akuntabilitas akan dibuat oleh
pimpinan maupun pihak-pihak yang memegang wewenang. Sedangkan jika akuntabilitas dibuat
dalam dimensi pemerintahan, maka dibuat oleh eksekutif baik itu di tingkat negara maupun tingkat
daerah.***
RESENSI BUKU PENGETAHUAN
TERKAIT TEORI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK
LUKMAN YUDHO PRAKOSO (2016)

Kolonel Laut (E) Dr. Ir. Lukman Yudho Prakoso, S.IP.,


MAP., M.Tr.(Opsla)., CIQaR., IPU, sebagai penemu
model yang digunakan dalam isi buku ini, saat ini
menjabat sebagai Sekretaris Prodi Ekonomi
Pertahanan‐Fakultas Manajemen Pertahanan‐
Universitas Pertahanan Republik Indonesia. Penulis juga
sebagai Dosen Tetap di Prodi Strategi Pertahanan laut‐
Fakultas Strategi Pertahanan‐Universitas Pertahanan RI.
Lahir di Cirebon, 9 Juli 1973, menamatkan SD dan SMP
di Ujung Pandang‐Sulawesi Selatan. Menamatkan SMA
di Cibinong‐Bogor. Lulus dari Akademi TNI AL (AAL)
tahun 1994 dan Lulus dari Pendidikan Militer tertinggi di
Seskoal Angkatan 47 tahun 2009. Pendidikan S‐1 di
Universitas Terbuka Jurusan Administrasi Negara.
Pendidikan S‐2 di Universitas Hang Tuah Jurusan
Magister Administrasi Publik. Pendidikan S‐3 di
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Jurusan
Administrasi.
Pengalaman Penugasan di antaranya adalah di Satuan Kapal Eskorta Koatmatim, Satsurvei
Dishidros, Diskomlek 394. Mabes TNI AL, Satgas Corvette Class KRI DPN‐365‐ Disadal TNI AL,
Arsenal Disenlek TN AL, Akademi Angkatan Laut Surabaya, Satgas MLM KRI Fatahila 361‐ Disadal
TNI AL, Puslitbang Strahan‐Balitbang Kemhan RI, Pokgadik Kodiklat TNI AL, LP3M universitas
Pertahanan RI. Penugasan luar negeri diantaranya. Pengawakan Peralatan Komunikasi di Nanjing
China, Exocet MM40Block II, IFF, Spare Part Exocet Bloc III di Prancis, Combat System di Belanda,
Navigation System di Jerman, Inspektor Project KFX/IFX di Inggris. Prestasi akademik di antaranya
lulusan terbaik Dikpafung II Hidroos (2002), lulus S‐2 dengan predikat Cumlaude (2013), lulus S‐3
dengan predikat Cumlaude (2016), dan memperoleh gelar Ir (Profesi) dengan predikat Cumlaude
dari Universitas Hasanudin (2022). Menjadi Dosen Tutor Online Terbaik Universitas Terbuka tahun
2019. Tanda Jasa yang dimiliki yaitu Kesetiaan VIII, XVI, XXIV, serta Jalsena Nararya.

Anda mungkin juga menyukai