Anda di halaman 1dari 17

Upaya Bersama Menangkal Paham Radikalisme

Dan Terorisme Bagi Mahasiswa Pada Era


Globalisasi

Lukman Yudho Prakoso


 Tantangan Globalisasi
 Kekerasan dan Persekusi Atas Nama Agama
 Radikalisme dan Terorisme Sebagai Ancaman
Kebhinekaan
 Model Ketahanan Kampus Terhadap Radikalisme dan
Terorisme
TANTANGAN KEBERAGAMAN
GLOBALISASI MASIH TERJADI INTOLERANSI BAIK ANTAR
MEMUNCULKAN PERSAINGAN KETAT, UMAT BERAGAMA MAUPUN INTER UMAT
BERAGAMA
KEJAHATAN BERDIMENSI BARU,
DISERTAI MEMUDARNYA NILAI LUHUR
KEBANGSAAN
MASIH ADA KELOMPOK YANG
MEMAKSAKAN UNTUK MENGGANTI
IDEOLOGI / DASAR NEGARA DENGAN
IDEOLOGI TERTENTU

PERSAINGAN ANTAR BANGSA DI DUNIA


SEHINGGA MENGINGINKAN NKRI MENJADI
LEMAH, BUBAR, TERPECAH

TERORISME AKSI MASSA

MEMUDARNYA NILAI – NILAI LUHUR BUDAYA


BANGSA AKIBAT DARI GLOBALISASI YANG
TIDAK DI FILTER DENGAN BAIK

SEPARATISME INTOLERANSI
Kekerasan dan Persekusi Atas Nama Agama di Indonesia :
 Sesuatu yang paradoks, karena agama mengajarkan nilai-nilai luhur, tetapi agama juga
bertanggung jawab terhadap terjadinya kerusakan di muka bumi ini
 Data Wahid Institute menunjukkan selama tahun 2011 sebanyak 267 kasus tahun 2012
sebanyak 274 Kasus. Terjadi kenaikan 1% dari tahun 2011

Penyebab :
 Gagap menyikapi perbedaan
 Keterbatasan pengetahuan oleh pemeluk agama
 Skriptualisme yaitu pemahaman yang menempatkan agama sebatas teks keagamaan
sehingga mengabaikan subtansi dan kontekstual agama.
 Menurut John Hick, 93% orang menganut agama secara kebetulan karena setiap orang
pada dasarnya tidak bisa memilih.
 Adanya UU Pencegahan Penodaan Agama (PNPS 1965) yang sering disalahgunakan,
kebijakan pengakuan agama dan kepercayaan, polemik regulasi pendirian rumah
ibadah, dan vigilantisme,
 Masalah Agama
Egoisme beragama, tekstualisasi nash, syariatisasi negara,
Kedangkalan pemahaman agama secara esensial (esoteric), Masalah
Kuatnya Rasa Saling Curiga, dan Pengetahuan dan Pemahaman
Agama yang Kurang tetapi Memiliki Motivasi Tinggi untuk
Menjalankan Agama.

 Masalah Politik
Kekerasan atas nama agama, yang bermula dari masalah politik
adalah kekerasan yang terjadi di Poso Sulawesi Tengah. Ini
merupakan potret buram hubungan antara komunitas Islam dan
Kristen di Indonesia. Persaingan antara pemeluk Islam dan Kristen
sebenarnya telah ada semenjak era kolonial, tetapi baru pada era
reformasi persaingan tersebut berubah menjadi konflik berdarah.
Pada masa orde baru, akses kebijakan zaman kolonial masih belum
muncul karena kebijakan regresif orde baru untuk menghindari isu
SARA. Akan tetapi era reformasi tidak terbendung dan akhirnya
berbuah ledakan konflik yang sangat memilukan bangsa Indonesia

 Masalah Sosial Ekonomi


Masalah ekonomi menjadi faktor utama penyebab timbulnya
kekerasan atas nama agama. Penguasaan sektor ekonomi oleh
kelompok minoritas secara agama di lingkungan mayoritas agama
lain, menjadi pemicu timbulnya konflik. Ketika konflik timbul
maka sasaran utamanya adalah simbol-simbol agama terutama
rumah ibadah.
RADIKALISME & TERORISME
SEBAGAI ANCAMAN KEBHINEKAAN

RADIKALISME
1. Menghendaki perubahan secara
YANG ekstrem sesuai dengan kehendak
MENGANCAM 2.
pengikutnya.
Hanya membenarkan kelompok/
KEBHINNEKAAN 3.
ajarannya (truth claim).
Fanatisme sempit/diluar dirinya adalah
kafir.
4. Dalam memahami agama bersifat
tektualis & skriptualis.
5. Islamo phobia yang melancarkan aksi
deislamisasi, memupuk paham
sekularisme.
6. Merendahkan citra islam dikalangan
umat lain.
7. Memecah persatuan & kesatuan umat
islam serta disintegrasi bangsa.
APA ITU RADIKALISME ?

• Istilah radikalisme berasal dari bahasa Latin, yaitu radix yang artinya akar, sumber atau
asal mula. Istilah radikal memiliki arti ekstrem, menyeluruh fanatik, revolusioner,
fundamental. Sedangkan radikalisme adalah doktrin atau praktek yang mengenut paham
radikal (Widiana, 2012).

• Radikalisme adalah suatu pandangan, paham dan gerakan yang menolak secara
menyeluruh terhadap tatanan, tertib sosial dan paham politik yang ada dengan cara
perubahan atau perombakan secara besar-besaran melalui jalan kekerasan

• Kartodirdjo (1985), radikalisme adalah gerakan sosial yang menolak secara menyeluruh
tertib sosial yang sedang berlangsung dan ditandai oleh kejengkelan moral yang kuat
untuk menentang dan bermusuhan dengan kaum yang memiliki hak-hak istimewa dan
yang berkuasa.

• Menurut para Ahli, radikalisme adalah suatu ideologi baik ide atau gagasan yang ingin
melakukan perubahan pada sistem sosial dan politik dengan menggunakan kekerasa yang
ekstrim. Tohir Bawazir (2020) kelompok radikal menginginkan perubahan yang cepat dan
drastis.

• Hasani dan Naipospos (2010), radikalisme adalah pandangan yang ingin melakukan
perubahan yang mendasar sesuai dengan interpretasinya terhadap realitas sosial atau
ideologi yang dianutnya
FAKTOR PENYEBAB
MENANGKAL RADIKALISME
PAHAM
RADIKALISME Cara Cara
berfikir:berfikir:
semua aturan
semua
yang mengharuskan
harus
yang mengharuskan
dikembalikan
aturan ke
harus dikembalikan
“agama” ke “agama”dengan
meskipun meskipuncaradengan
yang cara
yang kaku
kaku hingga hingga menggunakan
menggunakan cara
cara kekerasan.
kekerasan.
Politik: melakukan pemihakan Saat ini jaringan kelompok radikal di indonesia
Politik:tertentu
melakukan untuk pemihakan
menegakkan termonitor masih terus melakukan konsolidasi dan
tertentu untuk menegakkan keadilan
keadilan dengan cara kekerasan
dengan cara kekerasan manuver untuk melaksanakan agenda perjuangannya
Kondisi ekonomi dan sosial:
Kondisimemiliki
ekonomi dan lemah
ekonomi sosial: dan
memilikibiasanya
ekonomi punya pemikiran
lemah dan yang
biasanya punya pemikiran yangmudah
sempit sehingga Paham radikalisme masih menjadi ancaman nyata bagi
dipengaruhi oleh kelompok radikal.
sempit sehingga mudah dipengaruhi bangsa indonesia. Paham radikalisme terindikasi kuat
Psikologis: berawal dari peristiwa
oleh kelompok radikal. telah masuk ke berbagai lini kehidupan masyarakat,
pahit dalam hidup seseorang.
Psikologis: berawal
Misalnya sajadari peristiwa
masalah ekonomi, termasuk dunia pendidikan
pahit dalam
masalah hidup seseorang.
keluarga, masalah
Misalnyapercintaan,
saja masalah rasa ekonomi,
benci danKelompok radikal yang terus berupaya menyebarkan paham dan
masalah dendam, semua masalah
keluarga, masalah iniideologinya ke berbagai elemen masyarakat. Jaringan kelomok
berpotensi membuat seseorangradikal mempunyai metode yang sistematis dalam menyebarkan
percintaan, rasa radikal.
menjadi benci dan dendam,
ajarannya dan merekrut anggotanya.
semua Pendidikan:
masalah ini pendidikan
berpotensi yang
membuatsalah,
seseorangkhususnya
menjadi radikal.
pendidikan Sebagai contoh, penyebaran radikalisme di kampus, selain
Pendidikan: memanfaatkan media sosial, juga sering memanfaatkan organisasi
agamA pendidikan yang salah,
dan unit kegiatan mahasiswa sebagai pintu masuk pengenalan
khususnya pendidikan agamA terhadap radikalisme.
METODE PEREKRUTAN DAN PENYEBARAN
PAHAM RADIKALISME

Pola
Konvensional

Sebelumnya pola penyebaran dilakukan secara terpusat melalui


pertemuan tertutup dengan jumlah pengikut terbatas.

Pola Modern
Saat ini, polanya mengalami perubahan yakni memanfaatkan
teknologi informasi, seperti media sosial, diantaranya twitter,
facebook, Instagram, watsapp, dan telegram.

Penyebaran menggunakan teknologi informasi kini menjadi pilihan


kelompok radikal, karena penyebarannya dianggap lebih cepat dan
massif. Hal ini mengingat penyebaran melalui teknologi informasi tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu, serta bisa menyasar semua lini
masyarakat dalam waktu yang singkat.
Terorisme di Indonesia
“Terorisme adalah bentuk paling nyata dari kekerasan politik-
agama di indonesia. Dalam konteks teologis, terorisme bisa
mengambil bentuknya dari agama sebagai landasan dan alat untuk
mendapatkan kekuasaan, sebagai tujuan dari teror tersebut”

Bom berdaya ledak mirip dengan ledakan bom Bali meledak di Hotel JW Marriot di
kawasan Mega Kuningan, Jakarta, 5 Agustus 2003. Ledakan tersebut menewaskan 14
orang dan membuat 156 orang luka-luka. Ledakan ini merupakan yang kelima selama
2003. Empat ledakan bom sebelumnya terjadi di lobi Wisma Bhayangkara, belakang
gedung PBB, bandara Soekarno-Hatta, dan halaman gedung MPR/DPR/DPD. Pelaku
teror ini merupakan kelompok JI. Para pelaku yang terlibat telah divonis tujuh sampai
12 tahun penjara.

Aksi teror bom disusul baku tembak antara teroris dan polisi terjadi di depan gedung
Sarinah, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, 14 Januari 2016. Dalam aksi teror
tersebut, delapan orang tewas dan 26 orang lainnya luka-luka. Ledakan bom pertama
terjadi di sebuah kedai kopi ternama di kawasan tersebut. Tak berselang lama,
terdengar ledakan kedua dari pos polisi tak jauh dari lokasi pertama. Setelah itu,
terjadi baku tembak antara dua pelaku dan polisi. Para pelaku bahkan sempat
melempar granat rakitan ke arah polisi. Aksi ini berakhir usai dua pelaku tewas
terkena ledakan bom yang mereka bawa dan ditambah tembakan polisi.
Terorisme di Indonesia

Tiga bom meledak di Bali pada 12 Oktober 2002. Ledakan Bom kembali meledak di Bali pada 1
Ledakan bom terjadi di gereja-gereja di 13 kota di
ini menewaskan 202 orang yang sebagian warga negara asing Oktober 2005. Tiga ledakan bom terjadi di
Indonesia pada malam Natal tahun 2000. Mulai
dan ratusan orang luka. Ledakan pertama terjadi di depan R.AJA’s Bar and Restaurant, Kuta, serta
dari Medan, Pekanbaru, Jakarta, Mojokerto, Diskotek Sari Club, Jalan Legian, Kuta. Tidak berselang
Mataram, dan lain-lain. Serangan yang terjadi Menega Cafe dan Nyoman Cafe, Jimbaran.
lama, ledakan kedua terjadi Diskotek Paddy’s yang berada di Dalam aksi teror ini, 23 orang tewas
secara serentak ini menyebabkan 16 orang seberang Sari Club. Setelah itu, ledakan ketiga terjadi sekitar
meninggal dan 96 terluka. Serangan-serangan bom termasuk pelaku dan ratusan luka-luka.
100 meter dari Konsulat Amerika Serikat di wilayah Renon,
ini dikomandoi oleh Encep Nurjaman alias Ledakan ini juga merusak bangunan-
Denpasar. Selain korban jiwa, ledakan bom ini juga merusak
Ridwan Isamuddin alias Hambali, salah satu bangunan-bangunan di sekitar lokasi kejadian. Polisi bangunan di sekitar lokasi. Pelaku diketahui
pemimpin Jama'ah Islamiyah (JI), semacam kemudian menangkap Amrozi, Imam Samudra alias Abdul merupakan jaringan JI yang didalangi
afiliasi Al-Qaida di Asia Tenggara. Aziz, Ali Ghufron, Ali Imron, Mubarok alias Utomo Noordin M. Top. Para pelaku yang terlibat
Pamungkas, dan Suranto Abdul Gani. Tersangka lain, telah divonis delapan sampai 18 tahun
Dulmatin, tewas saat penangkapan. penjara
Jaringan kelompok radikal
menganggap kampus memiliki UPAYA LAWAN
pengaruh yang besar dan
signifikan untuk penyebaran
1. Memperkuat pendidikan kewarganegaraan untuk
paham radikal menanamkan pemahaman yang mendalam
terhadap empat pilar kebangsaan, yaitu Pancasila,

GERAKAN
UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika
Oleh karenanya kampus kini 2. Perlu memberikan pemahaman agama yang damai
menjadi salah satu sasaran dan toleran, sehingga mahasiswa tidak mudah
RADIKALISME DI strategis untuk pengembangan
terjebak pada ajaran radikalisme.

KALANGAN jaringan kelompok radikal 3. Mengarahkan para mahasiswa untuk ikut aktif pada
beragam aktivitas yang berkualitas baik di bidang

KAMPUS Perekrutan dan penyebaran


radikalisme di kampus, selain
akademis, sosial, keagamaan, seni, budaya,
maupun olahraga.

memanfaatkan media sosial, juga


sering memanfaatkan organisasi
dan unit kegiatan mahasiswa
sebagai pintu masuk pengenalan
terhadap radikalisme Berbagai langkah tersebut, jika dapat
Mereka menggunakan berbagai dilakukan secara optimal diyakini akan
pendekatan, seperti membangun sikap dapat membangun ketahanan kampus dari
kritis terhadap Pemerintah, mengusung ideologi radikalisme. Kondisi tersebut
isu ketidakadilan, hingga kebencian diyakini akan dapat memberikan kontribusi
terhadap negara-negara Barat dengan positif terhadap upaya memberantas
dalih telah menindas umat Islam di pengembangan jaringan kelompok radikal
belahan negara lain di Indonesia.
MODEL
 Ketahanan kampus adalah kondisi dinamis yang berisikan keuletan dan
ketangguhan dalam menghadapi segala dari luar maupun dari dalam, langsung
maupun tidak langsung yang membahayakan integrasi dan identitas Nasional.
KETAHANAN  Kampus adalah masyarakat ilmiah, komunitas yang memiliki tradisi ilmiah,
memelihara dan mengembangkan budaya akademik .

KAMPUS TERINTEGRASI
DALAM
AKADEMIK
TERHADAP B
PERKULIAHAN

IDEOLOGI DASAR EDUKASI E


PEMIKIRAN N
RADIKAL T DIKLAT DAN
PENDEKATAN KEMANUSIAAN U WORKSHOP
K

K
E SEMINAR DAN
PRINSIP-PRINSIP DISKUSI
KETERBUKAAN G ILMIAH
I
TUJUAN A
KEKELUARGAAN T
A
Tujuan Model Ketahanan Kampus terhadap Ideologi Radikal adalah untuk menciptakan KEGIATAN
N KEAGAMAAN
kondisi dinamis kampus yang meliputi seluruh aspek kehidupan kampus secara PENGATURAN
terintegrasi yang berisikan keuletan, ketangguhan, dan kemampuan
mengembangkan kekuatan kampus dalam menghadapi segala tantangan,
ancaman, hambatan, serta gangguan dari pemikiran dan gerakan radikal.
MEDSOS SEBAGAI BAGIAN
DARI TANTANGAN
KEBERAGAMAN
• MEDIA SOSIAL MEMILIKI
KERAWANAN YANG LEBIH BESAR
DIBANDINGKAN DENGAN MEDIA
KONVENSIONAL/MEDIA
MAINSTREAM, KARENA SIAPA SAJA
BISA MENJADI PEMILIK MEDIA,
CH , P ROVOKATIF JURNALIS, PENULIS YANG DAPAT
HATE SPEE MEN-SHARE APA SAJA YANG
• INTOLERANSI  PENYEBARAN DIINGINKAN
PERMUSUHAN DALAM BENTUK INFO
HOAX DAN MEME YANG DAPAT • MASYARAKAT HARUS WASPADA DAN
MEMICU KONFLIK BERHATI – HATI DALAM MEN
• RADIKALISME PRO KEKERASAN  DOWNLOAD, MEN-SHARE BERITA
PENYEBARAN PAHAM RADIKAL YANG TIDAK BISA DIPASTIKAN
MELALUI PROPAGANDA KELOMPOK TINGKAT KEBENARANNYA
TERORIS
• CYBERCRIME  PORNOGRAFI, JUDI
ONLINE, UU ITE NOMOR 11/2008, dll
 Membangun dialog keagamaan bukan perdebatan
dengan mengesampingkan sikap fanatik, konservatif,
keras, tertutup, dan eksklusif
 Mengubah dialog agama dengan sikap terbuka, inklusif,
toleran, dan pluralis
 10 desain dialog agama menurut Leonard Swidler dalam
jurnal “Dialogue Decalogue” yaitu bersedia belajar,
komunikasi dua arah, jujur dan ikhlas, perbandingan
yang adil, memposisikan dirinya sesuai dengan
eksistensi dirinya (identitas yang otentik),
menghilangkan prasangka, kesetaraan dalam dialog,
saling percaya, kritis terhadap tradisi diri sendiri,
mengalami dari dalam (passing over)
Daftar Pustaka
• Dr. Zulmasyhur, M.Si., Dkk, Pendidikan Pancasila, Buku Ajar Untuk Perguruan Tinggi, Penerbit Leader, Jakarta, 2019
• Pendidikan Kewarganegaraan, Gramedia Pustaka Utama, 2008
• Bahan Belajar Mandiri Ujian Penyesuaian Kenaikan Tingkat V, Pusdiklat Pengembangan SDM, Kementerian Keuangan Republik
Indonesia, 2017
• Zainul Djumadin, Zulmasyhur, Bela Negara Perguruan Tinggi, Pengenalan Lingkungan dan Budaya Akademik, Universitas Nasional, 2021
• AKBP Drs. Nazarudin, SH.,MH. , Wawasan Kebangsaan Dalam Menjaga NKRI, KASUBDIT BINTIBLUH DIT BINMAS POLDA
LAMPUNG
• Dr. Wawan Hari Purwanto, Jaringan Radikalisme di Indonesia, Materi Disampaikan dalam webinar Nasional tentang Ketahanan Kampus
Terhadap Ideologi Radikalisme, diselenggarakan oleh LP2M dan FPKPK se Indonesia, 4 Agustus 2021
• Dr. A Rosyid Al Atok, M.Pd., MH, Model Ketahanan Kampus Terhadap Ideologi Radikal, Materi Disampaikan dalam webinar
Nasional tentang Ketahanan Kampus Terhadap Ideologi Radikalisme, diselenggarakan oleh LP2M dan FPKPK se Indonesia, 4 Agustus
2021
• Masidin Nasrip, Pentingnya Bela Negara Bagi Generasi Melanial, Disampaikan Pada Seminar “Bela Negara di Era Milenial”
Kerjasama Fakultas Hukum Universitas Nasional Dan Kementerian Pertahanan Republik Indonesi Tanggal 4 Februari 2019
• Pengantar Bela Negara, PowerPoint Presentation - Dosen IKIP Siliwangi https://dosen.ikipsiliwangi.ac.id › sites › 2021/02, PPT,
Kekerasan Atas Nama Agama dan Solusinya | IslamLib
• https://ekspresionline.com/kekerasan-atas-nama-agama-di-indonesia/
WAWASAN
• Analisis Masalah Kekerasan Atas Nama Agama (qureta.com)
KEBANGSAAN,
BELA NEGARA
DAN RADIKALISME
Terima Kasih
Lukman Yudho Prakoso

Anda mungkin juga menyukai