Anda di halaman 1dari 32

Keterbukaan Informasi Publik dan Basis Wilayah Bebas Korupsi Pada

Perguruan Tinggi Negeri

PROPOSAL
HIBAH RISET MUHAMMADIYAH BATCH VI

Disusun Oleh:
Ketua: Dr. A. Basuki Babussalam, S.H., M.H.
(Universitas Muhammadiyah Surabaya)

Anggota :
1. Samsul Arifin, S.H., M.H. (Universitas Muhammadiyah Surabaya)
2. Rubiati (Universitas Muhammadiyah Surabaya)
3. Ida Nuriya Fatmawati (Universitas Muhammadiyah Surabaya)
4. Erycha Febyana Fadila Puspita (Universitas Muhammadiyah Surabaya)

MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3
RINGKASAN ................................................................................................................................ 4
BAB I .............................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 5
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................... 5
1.2. Pertanyaan Penelitian .................................................................................................... 8
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 8
1.4. Derajat Kepentingan ...................................................................................................... 8
1.5. Luaran Penelitian ........................................................................................................... 8
1.6. Peta Jalan Penelitian ...................................................................................................... 8
BAB II .......................................................................................................................................... 10
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................................. 10
BAB III ......................................................................................................................................... 14
METODE PENELITIAN ........................................................................................................... 14
3.1. Model Penelitian ............................................................................................................... 14
3.2. Lokasi Penelitian .............................................................................................................. 14
3.3. Alur Penelitian .................................................................................................................. 15
3.4. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................................. 16
3.5. Analisis Data ..................................................................................................................... 16
BAB IV ......................................................................................................................................... 17
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN .................................................................................... 17
4.1. Biaya penelitian ................................................................................................................ 17
4.2. Jadwal Penelitian.............................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 19
REKAPITULASI PENGGUNAAN DANA
PENELITIAN ............................................................................................................................. 24
RINGKASAN

Negara telah mewajibkan semua badan publik melaksanakan Keterbukaan Informasi Publik (KIP).
Sebagai tindak lanjut kewajiban ini, Komisi Informasi Pusat Republik Indonesia (KIP RI)
melakukan monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan KIP pada beberapa badan publik dalam
setiap tahunnya. Perguruan tinggi negeri (PTN) merupakan salah satu badan publik yang menjadi
objek monev KIP. Hasil monev tahun 2021 menunjukkan terdapat 21 PTN mendapatkan ranking
“Informatif” sebagai pencapaian terbaik dalam pelaksanaan KIP. Idealnya, PTN ranking
“Informatif” bisa mentransformasikan prestasi pelaksanaan KIP dalam pembangunan ZI-WBK-
WBMM, sebagai simbol birokratisasi pembudayaan antikorupsi. Zona Integritas menuju Wilayah
Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi dan Bersih Melayani (WBBM) merupakan
program dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia (Kemenpan RB RI). Tetapi data sampai tahun 2022 menunjukkan hanya 4 PTN ranking
“Informatif” yang berhasil mengantarkan unit kerjanya mendapat prediket “WBK (Wilayah Bebas
dari Korupsi)” (sebagai prestasi pencapaian ZI-WBK-WBMM). Penelitian ini menggunakan teori
dynamic governance untuk mengungkap penyebab terjadinya disparitas tata kelola PTN ranking
“Informatif” dalam mentrasnformasikan pelaksanaan KIP untuk mendukung program ZI-WBK-
WBMM. Penelitian akan menggunakan metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.

Kata Kunci: Keterbukaan Informasi Publik (KIP), Wilayah Bebas Korupsi (WBK),
Perguruan Tinggi Negeri (PTN), dan Dynamic Governance.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keterbukaan informasi publik (KIP) berguna untuk membangun budaya antikorupsi (Adu,
2018). Salah satu elemen penting dalam KIP adalah pelaksanaan transparansi dan akuntabilitas
(Choi, 2018). Banyak negara telah menggunakan KIP dengan berbagai variasi namanya sebagai
salah satu cara dalam membudayakan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan urusan publik.
Ada yang menamai KIP sebagai hak masyarakat atas informasi (Hazell & Worthy, 2010). Dengan
apapun namanya, pada prinsipnya kebijakan KIP mendorong badan publik untuk melaksanakan
transparansi dan akuntabilitas dalam pelayanan public (Florini, 2007). Beberapa negara maju dan
berkembang seperti India (Relly et al., 2020), Afrika Selatan, Turki, Azerbaijan, dan Kenya telah
menggunakan KIP untuk mengawal tata kelola badan publik agar membudayakan sikap
antikorupsi melalui transparansi dan akuntabilitas pengelolaan informasi publik. Adanya
keterbukaan penyampaian informasi atas pengelolaan lembaga kepada publik merupakan bentuk
pertanggungjawaban pengelola lembaga, sekaligus keterbukaan ini akan memberikan peluang bagi
masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengawasi penyelenggaraan urusan public (Ashraf, 2008).
Dengan demikian, tata kelola urusan publik yang akuntabel dan transparan akan mencegah
pengelola badan publik dari tindakan yang koruptif.

Indonesia sendiri telah mempunyai Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (UU


14/2008). Salah satu implikasi dari undang-undang tersebut adalah keharusan setiap badan publik
untuk membuka informasi publik. Salah satu jenis lembaga yang berkewajiban melaksanakan KIP
adalah perguruan tinggi negeri (PTN). Pelaksanaan KIP akan menjadi kontribusi tambahan dari
PTN dalam pembudayaan gerakan antikorupsi yang khas sebagai badan publik dari lingkungan
akademik. Selama ini, peran perguruan tinggi dalam mengurangi korupsi hanya dilihat dari aspek
pembelajaran semata (Yanto et al., 2020). Beberapa penelitian memang telah membuktikan adanya
kesesuaian pembelajaran materi tertentu bagi penanaman budaya antikorupsi (Zulqarnain et al.,
2022). Di luar penyampaian materi antikorupsi, perguruan tinggi mempunyai peran yang strategis
dalam mengaktualisasikan pembudayaan gerakan antikorupsi, termasuk sebagai contoh melalui
pelaksanaan KIP.
Setidaknya terdapat dua alasan urgensi melihat pembudayaan gerakan antikorupsi melalui
pelaksanaan KIP dengan mengambil kasus pada badan publik kategori PTN. Pertama, sebagai
lembaga yang mendidik dan melahirkan lulusan yang nantinya berkiprah di lembaga publik,
keberadaan perguruan tinggi turut berkontribusi menentukan masa depan pembudayaan gerakan
antikorupsi. Data tahun 2015 menunjukkan bahwa 86 persen pelaku korupsi adalah lulusan
perguruan tinggi (Simbolon, 2017). Kedua, ada banyak pelayanan dalam perguruan tinggi yang
justru rentan menjadi media praktik korupsi. Pengelolaan anggaran, penentuan uang kuliah,
penerimaan mahasiswa dan lulusan, pengisian jabatan, dan pengelolaan fasilitas lain dalam
lembaga tersebut merupakan media terbuka untuk menguji ketahanan mempraktekkan budaya
antikorupsi. Penelitian baru-baru ini menunjukkan masih adanya perilaku koruptif dalam
pengisian jabatan pada PTN (Van F.C et al., 2022). Adanya potensi praktik koruptif dalam
pengisian jabatan pada PTN bukanlah hal yang baru. Potensi ini menguat dengan adanya praktik
pengisian jabatan rektor pada PTN tertentu karena kewenangan mutlak Menteri. Perguruan tinggi
keagamaan negeri (PTKN) yang berada di bawah Kementerian Agama merupakan contoh PTN
yang berpotensi terjadinya praktik koruptif dalam pengisian jabatan rektor (Fridyanto, 2018).
Dalam hal penggunaan anggaran, sejak 2015, sektor pendidikan menjadi langganan masuk lima
besar sebagai sektor terjadinya korupsi (Zakariya, 2020). Lemahnya transparansi dan akuntabilitas
menjadi penyebab terjadinya korupsi di dunia pendidikan, seperti dalam hal penelitian terjadi
penelitian fiktif (Dalilah & Pratama, 2020). Beberapa temuan tersebut mendukung utilitas
pelaksanaan KIP untuk mencegah terjadinya praktik korupsi di lingkungan PTN (Putra, 2017).
Adanya praktek keterbukaan melalui pelaksanaan KIP akan memberikan dampak kepada
pembudayaan antikorupsi karena dengan sendirinya terjadi tata kelola urusan publik yang
transparan dan akuntabel.

Pembudayaan antikorupsi pada PTN terbuka lebar menggunakan pelaksanaan KIP. Pada
setiap tahunnya, Komisi Informasi Pusat Republik Indonesia (KIP RI) mengeluarkan ranking
pelaksanaan monitoring dan evaluasi (monev) KIP. Data hasil monev pelaksanaan KIP bisa
digunakan seberapa jauh praktik transparansi dan akuntabilitas pada pengelolaan PTN. Hasil
monev KIP dituangkan dalam bentuk lima ranking dengan urutan prestasi mulai dari yang terbaik
sampai dengan yang paling tidak baik berikut ini: “Informatif, Menuju Informatif, Cukup
Informatif, Kurang Informatif, dan Tidak Informatif”. Semakin “Informatif” suatu badan publik,
semakin akuntabel tata kelola suatu badan publik, karena dengan demikian badan publik mampu
menyampaikan kinerja yang semakin transparan kepada publik. Artinya, semakin “Informatif”
suatu badan publik berarti diasumsikan semakin baik budaya antikorupsinya.

Data menunjukkan bahwa beberapa PTN semakin mengalami perbaikan kapasitas dalam
melaksanakan KIP. Prestasi pelaksanaan KIP pada PTN mengalami perbaikan dari tahun ke tahun.
Hasil monev KIP tahun 2021 menunjukkan sebanyak 21 PTN mendapatkan prediket “Informatif”
dan 15 PTN berstatus “Menuju Informatif”. Sementara, monev tahun 2020 menunjukkan prediket
“Informatif” hanya disandang 9 PTN dan prediket “Menuju Informatif” hanya dipegang 9 PTN.
Sebelumnya, monev tahun 2019 menunjukkan ranking “Informatif” hanya dicapai 5 PTN, dan
ranking “Menuju Informatif” hanya digapai 5 PTN. Data pelaksanaan KIP pada tiga tahun terakhir
menunjukkan adanya perbaikan tata kelola KIP dari tahun ke tahun di lingkungan PTN. Berangkat
dari idealitas utilitas pelaksanaan KIP, pencapaian ini seharusnya berlanjut kepada pencapaian
PTN atas program lain yang dikeluarkan pemerintah dalam penguatan budaya anti korupsi. Salah
satu program lain yang dimaksud adalah pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas
dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (ZI-WBK-WBBM), yang
diselenggarakan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia (Kemenpan RB). Sebagai penilaianya, unit kerja dari badan publik yang berhasil
melaksanakan ZIWBK-WBMM akan mendapatkan predikat “WBK”, yang terpampang dalam
website https://pmpzi.menpan.go.id/. Akan tetapi sampai tahun 2022, data menunjukkan, dari 21
PTN ranking “Informatif”, hanya terdapat 4 PTN ranking “Informatif” berhasil meraih prediket
“WBK”. Data ini menunjukkan dua sisi anomali yang seharusnya tidak terjadi. Karena prestasi
KIP merupakan salah satu alat ukur “WBK”, seharusnya PTN ranking “Informatif” bisa
mendapatkan prediket “WBK”. Tetapi kenyataannya terdapat beberapa PTN ranking “Informatif”
yang tidak bisa mendapatkan prediket “WBK”. Penelitian ini mencoba menginvestigasi
bagaimana dukungan pelaksanaan KIP terhadap penguatan budaya antikorupsi, dan sekaligus
penyebab terjadinya disparitas tata kelola beberapa PTN ranking “Informatif” dalam
mentransformasikan pelaksanaan KIP untuk pencapaian prediket sebagai “WBK”. Peneliti
mencoba menggali tata kelola PTN yang berhasil menghantarkan best practice pencapaian
“Informatif” dan “WBK” tersebut dengan tinjauan dynamic governance.
1.2.Pertanyaan Penelitian
Penelitian ini mempunyai Pertanyaan Penelitian sebagai berikut:
1. Pertama, bagaimana dukungan sistem pelaksanaan KIP bagi penguatan budaya
antikorupsi?
2. Kedua, mengapa terjadi disparitas tata kelola beberapa PTN ranking “Informatif”
dalam mentransformasikan pelaksanaan KIP untuk pencapaian prediket sebagai
“WBK”?
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
menjawab hal-hal sebagai berikut:
a. Mengetahui dukungan sistem pelaksanaan KIP bagi penguatan budaya antikorupsi
b. Mengetahui mengapa terjadi disparitas tata kelola beberapa PTN ranking
“Informatif” dalam mentransformasikan pelaksanaan KIP untuk pencapaian prediket
sebagai “WBK”
1.4.Derajat Kepentingan

- Teoritis : Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah literatur
kepustakaan terkait dengan upaya yang dilakukan oleh pemerintah serta peran
perilaku penghuni kampus yang berdampak terhadap pemberantasan tindak pidana
korupsi di perguruan tinggi negeri

- Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman terhadap semua
penghuni kampus perguruan tinggi negeri, dan masukan kepada praktisi hukum, serta
pembuat kebijakan mengenai ketentuan yang seharusnya dimuat dalam undang-
undang yang mengatur terkait pemberantasan tindak pidana Korupsi, khususnya di
perhuruan tinggi negeri.
1.5. Luaran Penelitian
Adapun luaran yang ditargetkan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut :
a. Publikasi ilmiah di Jurnal terindeks sinta-2
1.6. Peta Jalan Penelitian
Peta alur dalam penelitian ini sebagaimana digambarkan dalam skema berikut:
1. Keterbukaan Informasi Publik Penerapan Konsep keterbukaan
Informasi Publik Di PTN

Asas-asas keterbukaan Informasi


Publik Di PTN

Pola perilaku penghuni PTN dalam


menerapkan konsep keterbukaan
2. Metode
informasi publik
1. Reduksi data
2. Kuisioner
3. FGD
4. Diseminasi
Pendekatan dengan penelitian kualitatifdan
triangulasi data dengan wawancara ke
beberapa mahasiswa dan ormawa
dilingkungan kampus UNAIR

Peran dari pola hidup atau kebiasaan


3. Model Keterbukaan
dari semua penghuni di lingkungan
Informasi Publik PTN UNAIR
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Beberapa penelitian sebelumnya yakni Antoni Putra dengan judul penelitiannya Menguatkan Tata
Kelola Transparansi Informasi Publik di Perguruan Tinggi belum menjelaskan sejauh mana perguruan
tinggi dalam memberikan informasi public terutama dalam hal anggaran (Putra, 2017). Artinya perlu ada
tindak lajut penlitian agar dapat memperoleh informasi yang lebih detail terkait akses keterbukaan
Informasi Publik di Perguruan Tinggi, terutama PTN yang notabenenya dapat subsidi dari negara.
Salah satu temuan yang menghambat pelaksanaan KIP adalah cara pandang pegawai yang tidak
tepat terhadap keberadaan KIP. Kekeliruan ini menjadi penyebab keengganan mereka berkomitmen
melaksanakan transparansi dan akuntabilitas atas informasi publik. Walaupun mereka menyadari bahwa
transparansi dan akuntabiltas akan menghantarkan praktek good governance dalam tata kelola urusan
publik, tetapi cara pandang mereka terhadap KIP menyurutkan kesadaran tersebut. Idealitasnya, praktek
KIP dapat memperkuat budaya birokrasi menjadi lebih baik. Namun masih ditemukan rendahnya
pemahaman pejabat maupun pegawai terkait regulasi KIP. Masalah regulasi sering digunakan alasan
birokrasi untuk tidak memberikan keterbukaan informasi publik. Mereka masih berpikir bahwa dengan
membuka informasi kepada publik sama dengan membuka hal-hal yang membahayakan bagi dirinya dan
lembaganya. Ketika cara pikir serba kecurigaan tersebut menjadi dominan pada pegawai publik, hal ini
menyebabkan mereka enggan melaksanakan KIP. Rendahnya pemahaman tersebut sering digunakan alasan
untuk berasumsi bahwa keterbukaan informasi publik bukanlah kewajiban, tetapi sekedar inovasi semata
(Prabowo, 2014). Kekeliruan semacam ini turut berkontribusi menghambat dukungan pelaksanaan KIP atas
pembudayaan gerakan antikorupsi.

Hambatan lain dalam pelaksanaan KIP adalah kebiasaan pengelola website publik yang hanya
gemar menyampaikan informasi seremonial belaka. Website informasi badan publik merupakan media
untuk menerapkan transparansi tata kelola informasi publik. Namun, salah satu tantangan memanfaatkan
media informasi untuk melaksanakan tata kelola yang transparan adalah adanya lembaga publik yang jarang
meng-update informasi melalui website resminya. Masih sering ditemukan website lembaga yang hanya
menampilkan kegiatan rutinitas biasa. Biasanya masih banyak fitur yang dibiarkan tidak ada isinya atau
lama tidak terisi hal-hal yang baru. Kalau pun ada update informasi, informasi yang sering di-update dalam
website cenderung informasi yang seremonial belaka sehingga tidak kontributif bagi kebutuhan informasi
publik (Wanprala et al., 2020). Kelemahan lain dalam memanfaatkan media internet untuk transparansi tata
kelola urusan publik adalah masih rendahnya komitmen interaksi dua arah antara pengelola dengan
masyarakat. Salah satu prakteknya adalah masih banyak pengelola website yang hanya menyediakan
komunikasi satu arah. Pola pengelolaan yang seperti ini menyebabkan badan publik tidak bisa memberi
informasi publik sesuai dengan aspirasi masyarakat. Kalaupun terdapat kontak lembaga, biasanya
nomornya tidak bisa dihubungi, atau bisa dihubungi tetapi tidak diangkat petugas. Selain itu, kolom
interaktif dalam website lembaga publik biasanya hanya sekedar pajangan, yang mana ketika masyarakat
mengirim email, tidak ada petugas yang merespon. Atau kalaupun ada respon, penanganannya
membutuhkan waktu lama. Sehingga, fitur interaktif dalam website lembaga publik terkesan hanya
menyampaikan apa yang menjadi pekerjaan regularitas semata (Purworini, 2014).

Kelemahan pelaksanaan KIP pada lembaga publik non pendidikan tersebut juga masih bisa
ditemukan pada PTN. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa penyebab masih belum maksimalnya
pelaksanaan KIP pada perguruan tinggi bermuara pada akar masalah yang kompleks. Salah satu
hambatannya adalah cara pandang protektif dalam pengertian negatif ketika menyikapi KIP. Masih
ditemukan kekhawatiran petugas melakukan kesalahan jika memberikan informasi publik kepada
masyarakat. Adanya budaya “takut salah” tersebut masih banyak menghinggapi pejabat publik sehingga
tidak mau repot memberikan informasi publik yang diminta (Tjoetra, 2019). Selain budaya cari aman,
kelemahan pelaksanaan KIP dipengaruhi kapasitas SDM. Beberapa PTN menyerahkan kewajiban
mengelola informasi publik tersebut kepada Bagian Humas. Sehingga, Humas merangkap jabatan sekaligus
sebagai Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). Rangkap tugas tersebut awalnya bertujuan
agar memudahkan pengelolaan informasi publik karena Humas terbiasa berhubungan dengan pihak luar.
Tetapi, ketentuan pengelolaan informasi publik tidak hanya berhubungan dengan pihak luar. Terdapat
beberapa indikator pelaksanaan KIP, yang membutuhkan elemen ketekunan dan kreatifitas. Sebagai contoh
elemen ketekunan adalah kemampuan mengumpulkan seluruh dokumen mulai akademik, keuangan,
perencanaan, dan administrasi umum lainnya. Selain itu, PPID juga dituntut mengembangkan sistem
teknologi informasi berbasis internet yang menjadi media penyebarluasan informasi publik tersebut. Dalam
hal inilah kompetensi Humas tidak memadai dengan beban kerja yang disandarkan sebagai PPID. Akhirnya,
penyerahan kewajiban pengelolaan informasi publik kepada Humas perguruan tinggi belum bisa mengubah
perilaku staff Humas yang hanya cukup menyampaikan informasi seremonial (Ratnasari et al., 2018).

Lebih parahnya lagi jika kelemahan kapasitas SDM ditambah dengan ketidaktahuan pejabat
strategis atas urgensi KIP. Masih ditemukan terdapat pejabat strategis yang belum memahami urgensi
keberadaan PPID sebagai pengelola informasi public (Faizin & Mansur, 2018) Perlu adanya penguatan
PPID sebagai unsur vital dalam pelaksanaan hukum KIP pada PTN. Keberadaan PPID juga menjadi amanat
penting dalam UU KIP. Hal ini sebagaimana tertuang dalam Pasal 13 ayat (1) UU 14/2008 tentang KIP.
Agar pelaksanaan KIP berjalan baik pada suatu PTN, sudah semestinya setiap PTN memaksimalkan peran
membentuk PPID. Kapabilitas PTN untuk membentuk dan mengoptimalkan peran PPID ini perlu didukung
dengan produk hukum responsif yang bisa dibuat kementerian. Terdapat dua kementerian yang memiliki
banyak PTN yang telah menjadi peserta monev yang dilakukan Komisi Informasi Pusat Republik Indonesia
(KIP RI). Kemendikbud dan Kemenag adalah dua kementerian yang memiliki beberapa PTN telah
mengikuti monev KIP. Kedua kementerian tersebut juga menjalani monev KIP tersendiri. Dalam
pelaksanaan monev KIP, KIP RI memisahkan tanggungjawab pelaksanaan monev KIP antara kementerian
dan badan publik yang berada di bawah kementerian. Sebagai implikasinya, monev KIP terhadap
Kemendikbud merupakan hal yang terpisah dengan monev KIP terhadap Perguruan Tinggi Umum Negeri
(PTUN) yang berada di bawahnya. Pemisahan juga berlaku dalam Monev KIP terhadap Kemenag dengan
monev KIP terhadap Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN). Di kementerian lain, pemisahan
pelaksanaan monev serupa juga terjadi pada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). KIP RI
melakukan monev kepada Kementerian BUMN, dan juga kepada beberapa perusahaan negara yang berada
di bawah BUMN. Pelaksanaan KIP pada PTN diharapkan menjadi media strategis untuk mendorong
terjadinya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan publik. Ada satu penelitian yang menyoroti
urgensi pembenahan tata kelola KIP tersebut dalam rangka memaksimalkan pengawasan penggunaan
anggaran terutama bagi PTN yang mengelola anggaran tidak hanya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN). PTN yang berstatus Badan Layanan Umum (BLU) mempunyai tanggungjawab mengelola
anggaran dari APBN dan BLU. Ada temuan yang mengungkap adanya aplikasi sistem yang parsial dan
berjalan sendiri-sendiri dalam menerima pelaporan keuangan yang dananya berasal dari BLU dan yang
dananya berasal dari APBN. Adanya sistem parsial pelaporan tersebut menyulitkan lahirnya mekanisme
pelaporan yang terbuka. Di sinilah keberadaan pelaksanaan KIP pada PTN setidaknya bisa berkontribusi
untuk membuka ruang bagi masyarakat untuk turut serta mengawasinya (Milad et al., 2019). Kalau pada
PTN berstatus BLU saja keberadaan KIP sangat penting untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan, keberadaan KIP juga sangat penting bagi PTN berstatus Perguruan Tinggi Badan
Hukum (PTN-BH).

Upaya memperbaiki capaian KIP harus dibarengi dengan perbaikan tata kelola. Satu penelitian
menemukan bahwa perbaikan tata kelola tersebut harus dibarengi dengan inisiatif internal, yakni bisa
berupa kebijakan khusus dari pimpinan PTN. Proses seperti ini berjalan pada perbaikan tata kelola
informasi publik pada Universitas Negeri Malang (UM). Sebagai hasilnya, UM merupakan salah satu PTN
yang mendapatkan prediket “Informatif” pada periode monev tahun 2020. Beberapa catatan inovasi UM
adalah kebijakan internal yang dikeluarkan oleh UM. Melalui lahirnya Peraturan Rektor, terjadi perbaikan
tata kelola (Rozikin et al., 2020). Kelemahan tata kelola telah menjadi temuan penelitian saya ketika
menginvestigasi kendala dalam pelaksanaan KIP di lingkungan perguruan tinggi keagamaan negeri
(PTKN). Sampai tahun 2020, belum ada perguruan tinggi negeri dari lingkungan Kemenag (PTKN) yang
berhasil menembus ranking “Informatif”. Semua PTN yang berhasil mendapat ranking “Informatif” sampai
tahun 2020 hanyalah dari lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Salah
satu penyebab ketertinggalan ini adalah tata kelola yang tidak baik (Rozikin et al., 2020).

Penelitian ini akan menginvestigasi bagaimana tata kelola pengelolaan KIP yang dilaksanakan
beberapa PTN peraih ranking “Informatif”, sekaligus bagaimana tata kelola yang dikembangkan PTN
ranking “Informatif” dalam mentransformasikan pengelolaan KIP untuk menghantarkan prediket “WBK”.
Dengan demikian, tujuan pelaksanaan KIP untuk pembudayaan antikorupsi bisa terlaksana di lingkungan
PTN. Peneliti mencoba menggali tata kelola yang berhasil menghantarkan best practice pencapaian ranking
“Informatif” dan prediket “WBK” tersebut dengan tinjauan dynamic governance.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Model Penelitian


Penelitian ini akan menginvestigasi bagaimana dukungan pelaksanaan KIP terhadap
penguatan budaya antikorupsi, dan sekaligus penyebab terjadinya disparitas tata kelola beberapa
PTN ranking “Informatif” dalam mentransformasikan pelaksanaan KIP untuk pencapaian prediket
sebagai “WBK”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penggunaan metode ini
dimaksudkan untuk menghasilkan data naratif dan gambar yang menggambarkan apa yang terjadi
atau dilakukan subjek penelitian (beberapa PTN peraih “Informatif” dan “WBK”). Penelitian ini
menggunakan pelaksanaan KIP dan ZI-WBK-WBMM dalam penguatan budaya antikorupsi
sebagai studi kasusnya (case study). Penentuan kasus yang dilakukan kajian akan memudahkan
peneliti mendapatkan data dalam mengungkap rumusan masalah dalam penelitian secara intensif
dan mendalam serta dengan karakteristik holistik dan bermakna. KIP dan ZI-WBK-WBMM
sebagai penguatan budaya antikorupsi menjadi fokus dalam penelitian ini.

3.2. Lokasi Penelitian


Pihak yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
yang mendapat prediket “Informatif” dalam Monev KIP 2021. Beberapa PTN ranking
“Informatif” adalah “Universitas Airlangga, Universitas Negeri Padang, Universitas Padjadjaran,
Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi
Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Negeri Malang, Universitas Islam
Negeri Walisongo, Universitas Syiah Kuala, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas
Brawijaya, Universitas Bangka Belitung, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Jenderal
Soedirman, Universitas Udayana, Universitas Sriwijaya, Universitas Pendidikan Indonesia,
Universitas Sumatera Utara, ISBI Bandung, dan Universitas Tidar”. Namun fokus lokasi penelitian
ini adalah UNAIR Surabaya.
3.3. Alur Penelitian

Reduksi data melalui pengumpulan data

Di analisis

FGD & Diseminasi

Membuat draft laporan

Laporan Pertanggungjawaban

Penulisan Naskah Jurnal


3.4. Teknik Pengumpulan Data
a. Reduksi data
Peneliti akan menyeleksi informasi agar menjadi data yang relevan dengan
kebutuhan penelitian, yakni tentang pelaksanaan KIP dan ZI-WBK-WBMM. Analisis data
juga menggunakan trianggulasi untuk mengecek keabsahan data.26 Caranya adalah
membandingkan informasi dari satu informan dengan informan lain.
b. Observasi
Teknik observasi ini dilaksanakan dengan melakukan pengamatan secara langsung
di lokasi penelitian, dengan melakukan sampling terhadap beberapa responden yang
nantinya akan menjadi bagian penting dalam penelitian ini.
Mengingat pengendalian kasus Covid-19 dapat ditangani dengan baik oleh
pemerintah melalui program vaksinasi. maka dalam pelaksanaan observasi dilakukan
secara langsung/luring.
c. Studi Pustaka
Studi kepustakaan dilakukan guna mendapatkan data secara tertulis dari berbagai
sumber yang merupakan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya dan memiliki
keterkaitandengan masalah yang akan di teliti. Baik itu yang bersumber dari pemerintah
seperti undang- undang, maupun pendapat / doktrin para ahli.
Selain memberikan bekal kepada peneliti terkait dengan landasan yang diinginkan.
Studi Pustaka juga menjadi gambaran terkait sejauh mana kedalaman teori yang dilibatkan
dalam penelitian. Sederhanya ialah studi Pustaka memiliki peranan penting dalam
penelitian, yakni untuk merefleksikan kadar keilmiahan suatu penelitian.

3.5. Analisis Data


Penelitian ini menggunakan tahapan analisis sebagai berikut. Pertama adalah
reduksi data. Dalam hal ini, peneliti akan menyeleksi informasi agar menjadii data yang
relevan dengan kebutuhan penelitian, yakni tentang pelaksanaan KIP dan ZI-WBK-
WBMM. Analisis data juga menggunakan trianggulasi untuk mengecek keabsahan data.26
Caranya adalah membandingkan informasi dari satu informan dengan informan lain.
Kedua adalah penyajian data. Dalam hal ini, peneliti akan menyajikan data dalam bentuk
analisis verbal naratif dengan teori-teori yang relevan dengan penelitian. Terakhir adalah
penarikan kesimpulan. Dalam hal ini, peneliti melakukan penyimpulan berdasarkan
temuan data dan dengan bantuan analisis yang telah menggunakan teori.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1. Biaya penelitian
a. Belanja Oprasional

No Item Volume Harga (Rp) Total


1 Kertas HVS 10 40.000 400.000
2 Pembelian ATK (Paket) 1 400.000
3 FC Jurnal Dan Buku 1 200.000
4 CD Blank 5 10.000 50.000
5 Harddisk 1 750.000
6 Pembelian Buku (Paket) 1 1.500.000
7 Komunikasi (Paket) 1 700.000
8 Publikasi Ilmiah 1 1.500.000
9 Proseding Seminar Ilmiah 1 1.500.000
10 Poster Ilmiah 1 250.000
11 Laporan Penelitian 1 250.000
Jumlah 7.500.000

b. Belanja Non Oprasional

No Item Volume Harga (Rp) Total


1 Transportasi 10 100.000 1.000.000
2 Konsumsi 10 100.000 1.000.000
3 Akomodasi 10 50.000 500.000
Jumlah 2.500.000
4.2. Jadwal Penelitian
BULAN
NO KEGIATAN
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 Ke-5
Rapat Tim Peneliti (Analisa
1 Kebutuhan Dan Pembagian x
Tugas)
2 Survei Lokasi Penelitian x
Pengumpulan Data
3 x
Penelitian
4 Pengamatan Lapangan x
5 Wawancara Informan x
6 FGD Dengan Informan x

7 Pengumpulan Literatur x x x
Kepustakaan
8 Pengolahan Data x
9 Analisis Data x x x
Penyusunan Laporan
10 X
Penelitian

11 Submit Artikel Hasil x x


Penelitian Ke Jurnal Ilmiah
12 Diseminasi Penelitian x x
DAFTAR PUSTAKA

Adu, K. K. (2018). The paradox of the right to information law in Africa. Government
Information Quarterly, 35(4), 669–674. https://doi.org/10.1016/J.GIQ.2018.10.003
Ashraf, T. (2008). Empowering people through information: A case study of India’s Right to
Information Act. The International Information & Library Review, 40(3), 148–152.
https://doi.org/10.1016/J.IILR.2008.06.002
Choi, J. M. (2018). Factors influencing public officials’ responses to requests for information
disclosure. Government Information Quarterly, 35(1), 30–42.
https://doi.org/10.1016/J.GIQ.2017.11.007
Dalilah, E., & Pratama, F. (2020). Permasalahan dan Rumusan Perbaikan Pengelolaan Dana
Penelitian di Indonesia. Integritas : Jurnal Antikorupsi, 6(1 SE-Articles), 109–124.
https://doi.org/10.32697/integritas.v6i1.582
Faizin, A., & Mansur, A. (2018). Penerapan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang
Keterbukaan Informasi Publik Di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (Studi Kasus
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 5(2).
https://doi.org/10.15408/sjsbs.v5i2.9413
Florini, A. (Ed.). (2007). Transparency for an Open World. Columbia University Press.
https://doi.org/doi:10.7312/flor14158
Fridyanto. (2018). Manajemen Konflik Di Perguruan Tinggi Islam Studi Kasus Konflik
Pemilihan Rektor Di Uin Maliki Malang, Iain Sultan Thaha Syaifuddin Jambi, Iain
Mataram, Dan Iain Imam Bonjol. Al-Irsyad, 8(2).
Hazell, R., & Worthy, B. (2010). Assessing the performance of freedom of information.
Government Information Quarterly, 27(4), 352–359.
https://doi.org/10.1016/J.GIQ.2010.03.005
Milad, M. K., Achmad Teguh Wibowo, & Akh. Yunan Athoillah. (2019). Penguatan Tata Kelola
Transparansi Informasi Publik, Akuntabilitas, dan Efisiensi Keuangan di Universitas Demi
Mewujudkan Good University Government. OECONOMICUS Journal of Economics, 3(2).
https://doi.org/10.15642/oje.2019.3.2.220-233
Prabowo, R. D. (2014). Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik dalam
Upaya Mewujudkan Good Governance (Kajian Tiga Badan Publik : Bappeda, DPKAD dan
Dinas Pendidikan Kota Semarang). Jurnal Ilmu Pemerintahan Undip.
Purworini, D. (2014). Model Informasi Publik di Era Media Sosial. In Komuniti (Vol. 6, Issue 1).
Putra, A. (2017). Menguatkan Tata Kelola Transparansi Informasi Publik di Perguruan Tinggi.
Integritas : Jurnal Antikorupsi, 3(1 SE-Articles), 173–189.
https://doi.org/10.32697/integritas.v3i1.161
Ratnasari, E., Rahmat, A., & Prastowo, F. A. A. (2018). Peran Humas Perguruan Tinggi Negeri
Badan Hukum dalam Implementasi Kebijakan Keterbukaan Informasi. PRofesi Humas :
Jurnal Ilmiah Ilmu Hubungan Masyarakat, 3(1). https://doi.org/10.24198/prh.v3i1.14034
Relly, J. E., Rabbi, M. F., Sabharwal, M., Pakanati, R., & Schwalbe, E. H. (2020). More than a
decade in the making: A study of the implementation of India’s Right to Information Act.
World Development, 136, 105088. https://doi.org/10.1016/J.WORLDDEV.2020.105088
Rozikin, M., Harmini, F. P., & Wiradita, A. (2020). Implementasi Kebijakan Keterbukaan
Informasi Publik di Perguruan Tinggi (Studi pada Universitas Negeri Malang).
Metacommunication: Journal of Communication Studies, 5(2).
https://doi.org/10.20527/mc.v5i2.8213
Simbolon, A. (2017). Peran perguruan tinggi dalam pemberantasan korupsi. Prosiding
Penanggulangan Tindak Pidana Korupsi Secara Non-Penal.
Tjoetra, A. (2019). Peran Perguruan Tinggi dalam Membangun Budaya Keterbukaan Informasi
Publik. Jurnal Community, 4(2). https://doi.org/10.35308/jcpds.v4i2.989
Van F.C, L. L., Suci, A., Simabura, C., Yandra, A., Sadjati, E., Faridhi, A., & Widayat, P.
(2022). Politisasi Senat Akademik dan Relasinya dengan Konflik Kepentingan dan Perilaku
Korupsi di Perguruan Tinggi. Integritas : Jurnal Antikorupsi, 7(2 SE-Articles), 373–391.
https://doi.org/10.32697/integritas.v7i2.840
Wanprala, C., Muallidin, I., & Kencono, D. S. (2020). KUALITAS LAYANAN
KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK BERBASIS WEBPORTAL PADA PEJABAT
PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) KABUPATEN SLEMAN
TAHUN 2019. Kybernan: Jurnal Studi Kepemerintahan, 3(1).
https://doi.org/10.35326/kybernan.v3i1.513
Yanto, O. Y., Samiyono, S., Walangitan, S., & Rachmayanthy, R. (2020).
MENGOPTIMALKAN PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM MENGURANGI
PRILAKU KORUPSI. Jurnal Legislasi Indonesia, 17(1).
https://doi.org/10.54629/jli.v17i1.535
Zakariya, R. (2020). Pencegahan Korupsi Melalui Optimalisasi Tata Kelola Rehabilitasi dan
Pembangunan Ruang Kelas di Indonesia. Integritas : Jurnal Antikorupsi, 6(1 SE-Articles),
45–62. https://doi.org/10.32697/integritas.v6i1.641
Zulqarnain, Z., Ikhlas, M., & Ilhami, R. (2022). Perception of college students on civic and anti-
corruption education: Importance and relevance. Integritas : Jurnal Antikorupsi, 8(1 SE-
Articles), 123–134. https://doi.org/10.32697/integritas.v8i1.854
REKAPITULASI PENGGUNAAN DANA PENELITIAN

Judul : Keterbukaan Informasi Publik dan Basis Wilayah Bebas Korupsi Pada
Perguruan Tinggi Negeri
Skema Hibah : Penelitian Dasar
Nama Ketua : Dr. A. Basuki Babussalam, S.H., M.H.
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Surabaya
NIDN 8906600020
Nama Anggota : Asis, S.H.

NIDN :-
Tahun Pelaksanaan 2022

1. HONOR OUTPUT KEGIATAN

No Item Honor Volume Satuan Honor/jam Total


(Rp)
1 Honor Ketua 72 Jam 60.000 Rp. 4.320.000
2 Honor Anggota 48 Jam 40.000 Rp. 1.920.000
Sub Total Rp. 6.240.000

2. BELANJA BAHAN
No Item Volume Satuan Harga Total
1 Kertas HVS 10 Rim 80.000 Rp. 800.000
2 Tinta Printer 4 Tube 450.000 Rp. 1.800.000
3 Data Kuota Internet 6 10 GB 90.000 Rp. 540.000
4 Alat Tulis 2 Set 250.000 Rp. 500.000
5 Flash disc 5 Set 95.000 Rp. 475.000
6 Fotocopy laporan dan 5 Fc 50.000 Rp. 250.000
jurnal
Sub Total Rp. 4.365.000
3. BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA

No Item Volum Satuan Harga Total


Perjalanan Belanja Alat 1 Kali 600.000 Rp. 600.000
1
dan Bahan
Perjalanan Melakukan 6 Kali 600.000 Rp. 3.600.000
2
Penelitian
Perjalanan Pulang-Pergi 2 Kali 2.000.000 Rp. 4.000.000
3
ke Acara Risetmu
4 X-Banner 2 Pcs 300.000 Rp. 600.000
5 Publikasi Jurnal 1 Kali 1.500.000 Rp. 1.500.000
Kertas kebijakan (policy 1 Kali 2.700.000 Rp. 2.700.000
6
paper)
7 Publikasi di Media Massa 1 Kali 1.000.000 Rp. 1.000.000
8. Lain-lain 1 Kali 395.000 Rp. 395.000
Sub Total Rp. 14.395.000
Total Pengeluaran dalam Satu Periode Rp 25.000.000

Surabaya 8 September 2022


Mengetahui
Ketua LPPM Ketua Peneliti

(Dede Nasrullah, S.Kep Ns., M.Kep) (Dr. A. Basuki Babussalam S.H., M.H.)
NIP/NIK: 012.05.1.1987.13.104 NIP/NIK: 8906600020
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran: Biodata Ketua Tim Peneliti / Anggota Peneliti


KETUA PENELITI
Identitas Diri
Nama : A. Basuki Babussalam
Nomor Baku : 13277305971713
Muhammadiyah
NIP/NIK :-
NIDN : 8906600020
Tempat dan Tanggal Lahir : Magetan, 24 Juni 1973
Agama : Islam
Golongan / Pangkat :-
Jabatan Akademik Nomor : Lektor
Reg. Sertifikat Pendidik :-
Perguruan Tinggi
: Universitas Muhammadiyah Surabaya
Alamat Telp./Faks. : 08113018383
Alamat Rumah : Nginden Intan Utara 32 Surabaya

Telp./Faks. Alamat : +62812-5285-8999


e-mail : basukibabussalam@fh.um-surabaya.ac.id

Bidang Keahlian

Bidang Ilmu Rumpun Ilmu

Hukum Administrasi Negara Ilmu Hukum

Hukum Pidana Pemilu Ilmu Hukum

Hukum Perundang-Undangan Ilmu Hukum


Riwayat Pendidikan Perguruan Tinggi
Program
Tahun Jurusan/
Pendidikan Perguruan Tinggi
Lulus Bidang
(Sarjana,
Studi
Magister, dan
Doktor)
2005 S1 Ilmu Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Ilmu Hukum

2011 Magister Hukum Universitas Airlangga Ilmu Hukum

2016 Doctor Universitas Airlangga Ilmu Hukum

Jabatan Dalam Pengelolaan Institusi

Institusi (Univ, Fak, Jurusan,


Peran/Jabatan Lab, Studio, Manajemen Sistem Tahun … s.d. …
Informasi Akademik dll)

Dosen Fakultas Hukum UMSurabaya 2021-Sekarang

Organisasi Profesi/Ilmiah

Jabatan/Jenja
Tahun Jenis/Nama Organisasi
ng
Keanggotaan

2020 DPRD Jawa Timur Anggota Komisi E


KARYA ILMIAH
A. Buku/Bab/Jurnal/Prosiding

Tahun Judul Penerbit/Jurnal

Existence of Visum Et Repertum on the


2021 Occurrence of Persecution as Evidence of Jurnal Cita Hukum
Work Termination
Pengendalian Keselamatan Penerbangan
Sebagai Upaya Penegakan Kedaulatan
2021 Jurnal Komunikasi Hukum
Negara di Ruang Udara dan Implikasinya di
Indonesi

Transnational Corruption and Its Impact on The 2nd International Conference of


2020
Indonesian Jurisdiction Law, Government and Social Justice

Surabaya, 8 September 2022

(Dr. A. Basuki Babussalam, SH., MH.)


NIP/NIK 8906600020
ANGGOTA PENELITI
Data Anggota I
CURRICULUM VITAE
A. Data Diri

Nama : Samsul Arifin

Tempat, tanggal lahir : Pamekasan, 15 Juni 1998

Alamat : Mulyorejo Tengah, No 90, Surabaya

No. Hp : 083830834917

Alamat email : samsularifin@fh.um-surabaya.ac.id

B. Riwayat Organisasi

Tahun Jabatan
Anggota Pimpinan Komisariat IMM Yustisia (FH
2016/2017
UMSurabaya)
2017/2018 Gubernur BEM FH UMSurabaya
Sekretaris Bidang Tabliqh Koordinator Komisariat IMM
2018/2019
UMSurabaya
Ketua Bidang Tabliqh Pimpinan Cabang IMM Kota
2020/2021
Surabaya

C. Bidang Konsentrasi

Bidang Ilmu Rumpun Ilmu

Hukum Pidana (Terorisme) Ilmu Hukum

D. Riwayat Pendidikan

Nama Sekolah / Perguruan


Program Pendidikan Tahun Lulus
Tinggi

SDN Bulangan Timur II, Desa


Sekolah Dasar Bulangan Timur, Kec. 2009
Pegantenan, Pamekasan

MTs Miftahul Ulum Sekar


SMP/MTs Anom, Desa Bulangan Timur, 2012
Kec. Pegantenan, Pamekasan

MA Sumber Bungur Pakong,


SMA 2015
Kec. Pakong, Pamekasan
E. Riwayat Pendidikan Perguruan Tinggi

Status/Tahun Program Jurusan/ Bidang


Nama Perguruan Tinggi
Lulus Pendidikan Studi

Universitas Muhammadiyah
Lulus / 2019 S1 Ilmu Hukum
Surabaya

Lulus / 2021 S2 Universitas Airlangga Peradilan / MIH

F. Pelatihan Profesional

Tahun Jenis Pelatihan (Dalam/Luar Penyelenggara Jangka Waktu


Negeri)

Karya Latihan Bantuan September –


2019 YLBHI-LBH Bali
Hukum (KALABAHU) Oktober 2019

G. Karya ilmiah
1. Karya Artikel Populer

Tahun
Publis Judul / Tema tulisan Penerbit
h
2020 Goerge Floyd dan Sentiment Yang Dilestarikan QURETA
2020 Jeruk Makan Jeruk Yang Mencederai Akal Sehat QURETA
2020 Cerita dan Derita Satu Pekan di Celukan Bawang RAHMA.ID
2020 Kecanduan Gim Daring Pada Anak-Anak RAHMA.ID
2020 Ketika “Menghindari Zina” Menjadi Alasan Utama QURETA
Nikah Muda
2020 Politik dinasti sebagai golder circle dalam RAHMA.ID
pemerintahan
2020 Sapu Jagat Untuk Siapa.? QURETA
2021 Stigma Miring Terkait Minuman Keras QURETA
2021 Tumbuhnya Paham Radikalisme di Indonesia QURETA
2021 Membunuh KPK (Reformasi yang Tidak Reformis) QURETA
2021 Pentingnya Diskresi Para Penegak Hukum QURETA
2021 Rekonstruksi Hukum Korporasi di Indonesia QURETA
2021 Tipologi Korban Tindak Pidana Terorisme QURETA
2021 Hak untuk Memilih dan Dipilih dalam Pemilu KOMPASIANA
2022 Keterlibatan Anak dalam Tindak Pidana Terorisme RAHMA.ID
2022 Putusan Bebas dan Recovery Asset dalam Perkara KAWANHUKUM.ID
Tindak Pidana Korupsi
2022 Ilusi Efek Jera Terhadap Penjatuhan Pidana Mati QURETA
2022 Tumpang Tindih Kewenangan Penyidikan dalam KOMPASIANA
Tindak Pidana Perikanan
2022 Ketaksaan dan Polemik Pasal Penghinaan dalam QURETA
RKUHP
2. BUKU/JURNAL/PROSIDING

Tahun Judul Penerbit/Jurnal

2020 Penghilangan Hak Kewarganegaraan Bagi Eks Widya Yuridika


ISIS
Perlindungan Hukum Terhadap Anak Jurnal Panorama
2020 Hukum
Dalam Tindak Pidana Terorisme
Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Anak
2021 Justitia Jurnal Hukum
Sebagai Kurir Narkotika

Dinamika Kejahatan Dunia Maya Al-Daulah Jurnal


2021 Mengenai online child sexual exploitation di Hukum Pidana dan
Tengah Pandemi Covid-19 Ketatanegaraan
Patterns Of Spreading Radicalism in PETITA Jurnal Kajian
2021 Muhammadiyah Islamic Boarding Schools in Ilmu Hukum dan
East Java Syari’ah
Forestry Sector Corruption and Oligarchy: A
2022 Case Study of the Laman Kinipan Indigenous UNNES Law Journal
People, Central Kalimantan
Corporate vs Community Head to Head: The Indonesian Journal of
2022 Complexity of Land Tenure Conflict in Advocacy & Legal
Indonesia Sevices

Surabaya 20 Agustus
2022

(Samsul Arifin. S.H., M.H.)


Data Anggota II

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Rubiati


2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Progam Studi Ilmu Hukum
4. NIM 20201440021
5. Tempat dan Tanggal Lahir Bojonegoro. 24 November 2001
6. Alamat E-mail rubiby02@gmail.com
7. No. Telepon/HP 082257720906

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/pernah Diikuti

No Nama Kegiatan Status Tahun/tempat

1. Lomba Debat Airlangga Law Peserta 2020/Zoom


Competitiom

2. Lomba Song Cover antar Peserta 2021/Zoom


mahasiswa UM surabaya

3. Kredensial Mikro Peserta 2021/Zoom


Mahasiswa
Indonesia(KMMI)
4. PKM Risetmu Anggota 2021-2022/daring dan luring

Surabaya, 05 Maret 2022

RUBIATI
Data Anggota III

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ida Nuriya fatmawati
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S1 Ilmu Hukum
4 NIM 20181440019
5 Tempat dan Tanggal lahir Gresik ,08 Desember 1999
6 Alamat E-mail Ida.nuriya812@gmail.com

7 Nomor Telepon/HP 082291366813

B. Riwayat Organisasi
NO JABATAN ORGANISASI TAHUN
1 Anggota IMM Yustisia 2018-2019
2 Sekretaris BEM Fakultas 2019-2020
Departemen PSDM Hukum
3 Ketua Bidang IMM Yustisia 2019-2020
Sosial
Pemberdayaan
Masyarakat
4 Wakil Ketua BEM Fakultas 2020-2021
Hukum
5 Anggota Bidang IMM Yustisia 2020-2021
SOSPEMAS
6 Menteri Pemuda BEM UMSurabaya 2021-2022
dan Olah Raga
7 Ketua Bidang IMM UMSurabaya 2022- sekarang
Bidang Sosial
Pemberdayaan
Masyarakat
C. Riwayat Pendidikan
NO SEKOLAH / PERGURUAN TAHUN TAHUN
TINGGI MASUK LULUS
1 SDN Cangkir 2006 2012
2 SMPN 1 Driyorejo 2012 2015
3 SMAN 1 Driyorejo 2015 2018
4 Universitas Muhammadiyah 2018 -
Surabaya

Surabaya, 9 September 2021

(Ida Nuriya Fatmawati)


Data Anggota IV

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Erycha Febyana Dila Puspita
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S1 Ilmu Hukum
4 NIM 20211440065
5 Tempat dan Tanggal lahir Gresik ,26 Mei 2002
6 Alamat E-mail erychafebyan03@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 089636946042

B. Riwayat Pendidikan
NO SEKOLAH / PERGURUAN TAHUN TAHUN LULUS
TINGGI MASUK
1 MI Sunan Giri 2008 2014
2 MTS Raden Paku 2014 2017
3 SMKS Raden Paku 2017 2020
4 Universitas Muhammadiyah Surabaya 2021 -

Surabaya, 9 September 2021

(Erycha Febyana Dila Puspita)

Anda mungkin juga menyukai