DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WABOROBO
Jl. Padat Karya No. ...Kel.Waborobo
b. Pasien Lama
1) Petugas menanyakan identitas pasien yang mau berobat
2) Petugas menanyakan Kartu Identitas Pasien (KTP,KK)
3) Petugas menanyakan kartu kontrol
4) Petugas menanyakan apakah pasien memiliki kartu keanggotaan BPJS
5) Petuga smenanyakan poli tujuan pasien
6) Petugas menulis nomor rekam medis dan poli tujuan di nomor antrian
7) Petugas mencatat kunjungan ulang pasien ke SIKDA GENERIK
8) Petugas mempersilahkan pasien menunggu di depan poli tujuan
9) Petugas mencari formulir rekam medis di tempat penyimpanan rekam medis.
10) Petugas meletakkan rekam medis kedalam rak sesuai poli.
3 Petugas memanggil nomor antrian pasien -Nama yang di panggil bukan nomer urutnya
-
4 Petugas memberikan salam kepada pasien -
III. Tujuan melakukan analisis FMEA:
IV. Identifikasi akibat jika terjadi failure mode untuk tiap-tiap failure mode:
VI. Lakukan penghitungan RPN (Risk Priority Number), dengan menggunakan matriks sebagai berikut:
Tahapan Failure Akibat S Kemungkinan O Upaya kendali D RPN
Proses Modes (Severty) sebab (Occurrence) yg sdh (Detectability) (Risk
dilakukan Priority
Number)
VII. Tetapkan thre shold untuk memilih failure mode yang akan diselesaikan dan, Tetapkan failure mode apa saja
yang akan diselesaikan (Gunakan Diagram Pareto)
VIII. Diskusikan dan rencanakan kegiatan/tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi failure modes tersebut,
Tetapkan penanggungjawab dan kapan akan dilakukan:
Tahapa Failur Akibat S Kemungkinan O Upaya D RP Kegiatan yang Penanggun Waktu
n e sebab kendali N direkomendasika g jawab
Proses Mode yg sdh n
s dilakukan
1. Memasang stick gula darah pada alatnya, memastikan sesuai dengan kode chipnya
2. Mensterilkan jari dengan kapas alkohol, kemudian mengambil darah kapiler dengan lancet
3. Darah yang pertama keluar dihapus dengan kapas kering, mengambil tetes darah berikutnya untuk pemeriksaan
dengan menempelkan darah pada pinggir stick secara otomatis darah akan terhisap dan akan terbaca
4. Menunggu beberapa detik
5. Membaca hasil yang muncul di alat
Nilai Normal
Gula darah sewaktu : <180 mg/dl
Gula darah puasa : 70-100 mg/dl
Gula Darah 2JPP : <140 mg/dl
2 Mensterilkan jari dengan kapas alkohol, kemudian Petugas tertusuk jarum lancets
mengambil darah kapiler dengan lancet
Petugas kena percikan darah pasien
3 Darah yang pertama keluar dihapus dengan kapas Darah tidak bisa terserap di stick
kering, mengambil tetes darah berikutnya untuk
Stick rusak
pemeriksaan dengan menempelkan darah pada pinggir stick
secara otomatis darah akan terhisap dan akan terbaca
4 Menunggu beberapa detik -
5 Membaca hasil yang muncul di alat Alat bisa terjadi eror
Nilai hasil dari pengukuran bisa tidak valid
Untuk mengkaji suatu presedur secara rinci dengan mengenali model – model adanya kesalahan atau kegagalan pada
suatu prosedur pengambilan darah GDS dengan stick, dan mencari penyebab masalah tersebut di unit Puskesmas
Waborobo
IV. Identifikasi akibat jika terjadi failure mode untuk tiap-tiap failure mode:
2 Mensterilkan jari dengan kapas Petugas tertusuk jarum lancets Petugas bisa tertular penyakit
alkohol, kemudian mengambil darah Petugas kena percikan darah pasien
kapiler dengan lancet
3 Darah yang pertama keluar dihapus Darah tidak bisa terserap di stick Tidak dapat terbaca nilai dari hasil
dengan kapas kering, mengambil tetes pengukuran GDS tersebut.
Stick rusak
darah berikutnya untuk pemeriksaan
Diagnosaa penunjang tidak dapat
dengan menempelkan darah pada
diditegakan
pinggir stick secara otomatis darah akan
terhisap dan akan terbaca
4 Membaca hasil yang muncul di alat Alat bisa terjadi eror Nilai dari hasil pemeriksaan tidak bisa
muncul / terbaca.
Nilai hasil dari pengukuran bisa tidak
valid
V. Identifikasi kemungkinan penyebab dari tiap failure mode, dan deskripsikan upaya-upaya yang sudah dilakukan (kalau ada)
Untuk mengatasi failure mode:
Tetapkan thre shold untuk memilih failure mode yang akan diselesaikan dan, tetapkan failure mode apa saja yang akan
diselesaikan. (Gunakan Diagram Pareto)
VIII. Diskusikan dan rencanakan kegiatan/tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi failure modes tersebut,
Tetapkan penanggung jawab dan kapan akan dilakukan:
V. Identifikasi kemungkinan penyebab dari tiap failure mode, dan deskripsikan upaya-upaya yang sudah dilakukan (kalau ada)
Untuk mengatasi failure mode:
7. Peracikan obat : Salah labeling - Cidera pada pasien - Petugas farmasi - Sosialisasi SOP
tidak teliti pelayanan obat
c. Penyiapan obat
- Petugas farmasi
d. Pelabelan obat
tidak patuh pada
SOP
8. Peracikan obat : Salah checking - Cidera pada pasien - Petugas tidak - Petugas
melakukan proses melakukan proses
checking checking kembali
c. Penyiapan obat
setelah pelebelan /
d. Pelabelan obat pemisahan etiket
obat
-Dilakukan
perbaikan SOP
9. Paska peracikan obat : Salah pemberian obat - Cidera pada pasien - Petugas tidak - Sosialisasi SOP
kepada pasien ( salah identifikasi ulang / pelayanan obat
e. Penyerahan obat ke
identitas ) cros cek identitas
pasien
ulang pasien
f. Pemberian informasi
- Pasien terlalu
banyak
- Jumlah petugas
farmasi kurang
- Petugas farmasi
kurang atau tidak
teliti
10 Paska peracikan obat : Salah pemberian - Pasien salah dalam - Petugas farmasi - Sosialisasi SOP
. informasi seputar obat proses penyimpanan tidak patuh pada pelayanan obat
e. Penyerahan obat ke
obat SOP
pasien
- Pasien salah dalam
f. Pemberian informasi
aturan minum
- Pasien kurang atau
tidak tahu efek
samping dari obat
tersebut
- Tidak didapat efek
terapi obat sesuai
obat yang di
harapkan
VI. Penghitungan RPN (Risk Priority Number), dengan menggunakan matriks sebagai berikut:
RPN
Tahapan Failure S O D (Risk
Akibat
Proses Modes (Severty) (Occurrence) (Detectability) Priority
Number)
Salah - Kesalahan pemberian
identitas obat
8 4 7 224
1 - Cidera pada pasien
karena kesalahan
obat
Resep - Kesalahan pemberian
tertukar obat
8 4 7 224
2 - Cidera pada pasien
karena kesalahan
obat
3 Pengisian - Kesalahan pemberian
data obat
7 7 1 49
kelengkapan
- Cidera pada pasien
resep tidak
karena kesalahan
lengkap
obat
2.Salah identitas
3.Resep tertukar
5.Salah labeling
6. Salah checking
VIII. PELAKSANAAN