NIM : B1B120295
A. PENGERTIAN MANUSIA.
Manusia dalam bahasa Arab disebut dengan “insan” yang artinya ramah, mesra dan
berpuas hati. Ketiga arti ini merupakan sifat dasar yang dimiliki oleh manusia.
Ada pendapat yang menghubungkan kata “insan” dengan kata “an-nisyan” yang berarti
pelupa. Pendapat ini mengacu pada fitrah manusia yang memang sering lupa dan salah.
Menurut El-Alaqqad, manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab, yang diciptakan
dengan sifat-sifat ke-Tuhan-an, sehingga dapat memenuhi 3 hal :
1. Manusia itu betapapun hebatnya, tetap sebagai makhluk, sesuatu yang
diciptakan dan ditentukan, bukan pencipta dan penentu sesuatu.
2. Segala perbuatan yang telah dilakukan oleh manusia harus
dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. di akhirat, oleh karena itu
manusia harus memikirkan dengan sebaik-baiknya sebelum melakukan sesuatu
perbuatan.
3. Pada diri manusia ada sifat-sifat ke-Tuhan-an, berupa segala sifat yang baik yang
harus dikembangkan dan diwujudkan dalam bentuk perbuatan dan perilaku.
Apabila manusia dapat mengembangkan dan mewujudkan sifat-sifat tersebut,
maka ia akan mendapatkan kebahagiaan hidup.
Dari penjelasan di atas, diketahui bahwa manusia adalah makhluk yang penuh dengan
kekurangan-kekurangan. Namun dibalik kekurangannya, Allah SWT. memberikan
kelebihan yang menjadikannya sebagai makhluk yang mulia. Kelebihan-kelebihan
tersebut adalah :
Manusia diberikan hidayah oleh Allah SWT yang sangat lengkap, yakni :
- Hidayah ath-Thabi’iyyah ( petunjuk insting / naluri )
- Hidayah al-Hissiyah ( petunjuk panca indera )
- Hidayah al-Aqliyah ( petunjuk akal )
- Hidayah ad-Din ( petunjuk agama )
Manusia dikaruniai oleh Allah SWT. bentuk yang paling baik. ( Surah at-Tin (95) : 4 )
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .
Manusia diberikan rezki oleh Allah SWT. dengan rezki yang baik-baik. ( Surah al-
Mu’min (40) : 64 )
D. ASAL-USUL MANUSIA
Jumhur ulama berpendapat bahwa manusia yang mendiami bumi ini berasal dari satu
keturunan, yaitu Nabi Adam dan Hawa. ( Surah an-Nisa (4) : 1 )
“Nafsin wahidah” berarti diri yang satu ( Adam ) dan kata “zaujaha” berarti isterinya ( Hawa ).
F. HAKEKAT MANUSIA
Menurut pandangan Islam, manusia itu merupakan perkaitan antara badan dan ruh.
Badan dan ruh masing-masing merupakan substansi yang berdiri sendiri, tidak
tergantung adanya oleh yang lain.
Ruh yang berasal dari Allah itulah yang menjadikan hakekat manusia, dan inilah yang
membedakan manusia dengan hewan. Jasad manusia yang berasal dari ruh untuk
menjalani kehidupan material, alam material bersifat sekunder dan ruh adalah yang
primer. Karena ruh tanpa jasad yang material tidak dapat dinamakan manusia.
Hubungan antara ruh dan jasad adalah hubungan penciptaan, bukan hubungan kausal,
adanya ruh dan jasad manusia, bergantung pada iradah Allah untuk menciptakannya.
G. KEBUTUHAN HIDUP MANUSIA
Kebutuhan hidup yang dianggap paling pokok pada manusia yaitu : Kebutuhan biologis,
Kebutuhan psikis, Kebutuhan social, Kebutuhan paedagogis ( intelektual ), dan
Kebutuhan agama ( spiritual ).
Di sini, ajaran Islam mengatur bagaimana tata cara beribadah kepada Allah.
1. Hubungan manusia dengan manusia Agama Islam memiliki konsep-konsep dasar
mengenai kekeluargaan, kemasyarakatan, kenegaraan, perekonomian dan lain-lain.
Konsep dasar tersebut memberikan gamabaran tentang ajaran yang berkenaan
dengan: hubungan manusia dengan manusia atau disebut pula sebagai ajaran
kemasyarakatan. Seluruh konsep kemasyaraktan yang ada bertumpu pada satu nilai,
yaitu saling menolong antara sesama manusia
2. Hubungan manusia dengan makhluk lainnya/lingkungannya “Tidakkah kamu
perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan
hak?” (QS. Ibrahim; 19) Seluruh benda-benda yang diciptakan oleh Allah yang ada di
alam ini mengandung manfaat bagi manusia. Alam raya ini berwujud tidak terjadi
begitu saja, akan tetapi diciptak oleh Allah dengan sengaja dan dengan hak.