A. ABSTRAKSI
Dengan semakin meningkatnya daya beli masyarakat Indonesia dan sudah
tumbuhnya kesadaran masyarakat dalam perawatan wajah dan tubuh, maka untuk
mencapai kepuasan konsumen, perusahaan harus mengeluarkan produk yang
bermutu, sehingga disukai oleh konsumen.Dalam menjalankan usahanya perusahaan
hendaknya selalu berorientasi pada kepuasan konsumen, perbaikan mutu secara
berkesinambungan dan terlibat dalam semua proses. Prinsip ini dikenal dengan nama
TQM (Total Quality Management). Dalam penerapan TQM tidak lepas dari standar
mutu produk. Mutu produk itu sendiri ada standarisasinya untuk memudahkan kita
dalam mengukur mutu dari standar yang berbeda-beda. Salah satu instrument
pengukuran standar mutu yang digunakan dalam pabrikasi adalah ISO 9002
Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis mengambil sampel salah satu
perusahaan terbesar di Indonesia, yaitu PT Mustika Ratu yang sudah menerapkan
TQM (Total Quality Management) yang berhubungan dengan ISO 9002, untuk
dijadikan studi kasus dalam menilai produktivitas perusahaan dengan menghitung
QPR (Quality Product Ratio). Perbedaan dapat dilihat dari sebelum penerapan TQM
dan setelah penerapan TQM, dengan indikasi meningkatnya produksi, berkurangnya
produk cacat, dan berkurangnya pengerjaan ulang akibat cacat produksi.
B. LATAR BELAKANG
Indonesia sebentar lagi akan ikut serta dalam perdagangan bebas AFTA (Asia
Free Trade Agreement) pada tahun 2012 yang diharapkan dapat meningkatkan
pesaingan di pasar domestik dan internasional. Jika kita ingin menjadi pemenang
dalam persaingan bebas ini, maka kita harus memberikan produk-produk yang
bermutu baik, bebas cacat, sesuai dengan selera konsumen, harganya murah,
penyerahannya tepat waktu, aman digunakan, bersahabat dengan lingkungan, serta
menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia. Produk dengan kriteria tersebut diataslah
yang dapat menguasai pasar, sedangkan jumlah dan jenis produk semakin
bertambah. Dengan demikian konsumen memiliki banyak pilihan untuk memenuhi
kebutuhannya dan hal ini akan mendorong para produsen untuk merebut pangsa
pasar.
D. METODOLOGI PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan pendekatan
studi kasus, yaitu dengan melakukan pembahasan atau permasalahan yang dihadapi
oleh PT Mustika Ratu dalam melakukan penerapan TQM.
Alasan menggunakan pendekatan ini adalah permasalahan yang diteliti adalah
kondisi yang terjadi di perusahaan, sehingga berguna bagi penulis untuk melihat
secara langsung bagaimana penerapan teori-teori yang ada di dalam kondisi nyata.
2. Variabel dan Pengukurannya
Variabel independen, yaitu variable yang tidak dapat dipengaruhi oleh variabel
lainnya, dalam hal ini adalah TQM yang dapat diukur melalui: customer focus,
process improvement dan total involvement. Sedangkan variable dependennya adalah
produktivitas yang dapat diukur melalui: Quality Prouctivity Ratio (QPR).
3. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa:
1. Wawancara langsung
2. Penlitian lapangan
3. Studi kepustakaan
E. HASIL PENELITIAN
1. PT Mustika Ratu mengalami peningkatan mutu produk berdasarkanpeningkatan
produksi dan penurunan produk cacat.
2. Melalui penerapan mutu TQM, maka mutu produk akan selalu
terjaga pada suatu standar tertentu. Hal ini dapat dilihat denganadanya sistem
pengawasan mutu yang baik. Dengan adanyadokumentasian setiap kegiatan, maka
tingkat kesalahan dapatdiperkecil. Jika terjadi kesalahan, maka dapat segera
diatasi sehingga tidak mengganggu proses produksi.
F. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan dengan
adanya penerapan TQM yang berkaitan dengan ISO 9002 adalah:
1. PT Mustika Ratu mengalami peningkatan mutu produk berdasarkan peningkatan
produksi dan penurunan produk cacat.
2. Melalui penerapan mutu TQM, maka mutu produk akan selalu terjaga pada suatu
standar tertentu. Hal ini dapat dilihat dengan adanya sistem pengawasan mutu yang
baik. Dengan adanya dokumentasian setiap kegiatan, maka tingkat kesalahan dapat
diperkecil. Jika terjadi kesalahan, maka dapat segera diatasi sehingga tidak
mengganggu proses produksi.
3. Dengan penerapan TQM ini dapat menekan biaya produksi dengan berkurangnya
produk cacat sehingga biaya pengerjaan ulang dapat ditekan.
4. Manfaat tidak langsung adalah dapat meningkatkan motivasi karyawan PT Mustika
Ratu. Hal inidisebabkan karena para karyawan dilibatkan secara langsung dalam
pegambilan keputusan untuk kemajuan perusahaan. Dengan terciptanya suasana
kerja yang baik, maka kinerja perusahaan akan berjalan dengan baik pula.
Sedangkan PT Mustika Ratu dalam penerapan TQM yang tidak terlepas dari ISO
9002 juga mengalami hambatan-hambatan yang harus segera diatasi. Hambatan-
hambatan tersebut adalah:
1. Biaya penerapan TQM yang sangat besar juga dirasakan oleh pihak manajemen PT
Mustika Ratu. Adapun biaya yang besar itu disebabkan karena adanya pelatihan-
pelatihan bagi para manajer dan terutama untuk merubah sistem manajemen PT
Mustika Ratu. Di sisi lain biaya yang besar tadi akan diimbangi oleh peningkatan
produktivitas, penurunan produk cacat, dan berpeluang untuk meraih konsumen
yang lebih banyak sehingga dapat mendukung peningkatan penjualan produk PT
Mustika Ratu karena mutunya selalu terjaga dengan baik.
2. Masalah program-program pelatihan penerapan TQM serta ISO 9002 yang hanya
diberikan kepada para manajer level menengah dan keatas. Dengan pertimbangan
atas mahalnya biaya program-program pelatihan jika seluruh karyawan
diikutsertakan.
G. KELEBIHAN JURNAL
1. Kelebihan dalam jurnal ini adalah kita dapat mengetahui metode apayang dipakai.
Sebuah jurnal bisa dikatakan kuat jika menggunakanmetode yang tepat.
2. Kata kata atau pemilihan diksi yang dipakai Penulis juga mudah dipahami dan
dimengerti.
H. KEKURANGAN JURNAL
1. Tidak terdapat flowchart pada bab 3, sehingga pembaca tidak dapatmengetahui
dengan jelas langkah-langah penelitian yang dilakukan.