1) Pertama kita tahu dan percaya bahwa asap rokok memiliki efek yang tidak baik untuk
kesehatan. Dari kepercayaan itu, kita akan merasa tidak nyaman saat berada di antara orang-
orang yang merokok. Hal itu berakibat pada perilaku kita, misalnya langsung menghindar atau
pergi ketika tahu ada teman kita yang merokok.
2) Penilaian negatif yang kita miliki itu membawa konsekuensi lain. Pertama, kita akan memiliki
kepercayaan negatif tentang rokok. Kedua, kita akan mengalami emosi yang tidak
menyenangkan saat berada di antara perokok. Ketiga, saat kita tahu ada teman kita yang akan
merokok kita akan menghindarinya.
3) Perilaku menjadi konsekuensi dari sikap merupakan hal yang penting karena menunjukkan
bahwa sikap seseorang dapat memperkirakan seperti apa perilakunya di masa datang.
Misalnya saat ktia tahu bahwa kita memiliki sikap negatif tentang rokok, mereka tidak akan
merokok di sekitar kita.
ASPEK-ASPEK SIKAP
Ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap
terdiri dari tiga bagian (domain), yaitu: Kognitif,
Afektif dan Perilaku. Myers (1996) memberikan
istilah “ABC”. Ini kependekan dari “Affective
(Perasaan), Behavior (Perilaku) dan Cognitive
(Kesadaran).
b) Peneguhan (Reinforcement)
Sikap bisa dipelajari dari pengalaman pribadi
karena ada konsekuensi-konsekuensi tertentu
yang bisa diambil dari sana. Misalnya, kita tahu
bahwa saat kita mengikuti mata kuliah
psikologi, kita amat menikmatinya sehingga
bisa memperoleh nilai tinggi. Dari hal ini dapat
dilihat bahwa ada semacam peneguhan dalam
mengembangkan sikap positif terhadap
psikologi. Peneguhan merupakan segala macam
konsekuensi dari pengalaman kita yang
nantinya bisa menghasilkan perilaku tertentu,
seperti kecenderungan untuk mengambil hal
yang disukai.
TEORI PEMBENTUKAN SIKAP