Anda di halaman 1dari 18

sikap

Sikap didefinisikan sebagai posisi yang


diambil dan dihayati seseorang terhadap
benda, masalah atau lembaga.

Sikap adalah sebuah reaksi evaluatif


(suatu penilaian) mengenai kesukaan dan
ketidaksukaan seseorang) terhadap
orang, peristiwa atau aspek lain dalam
lingkungannya. (Weber)
Sikap merupakan posisi yang tidak netral
mengenai suatu objek. Sikap akan selalu
positif (bagus, setuju) atau negatif (buruk,
menolak), tetapi tidak pernah netral. Dari
definisi di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa sikap memiliki ciri khas, yaitu:
1. Mempunyai objek tertentu (orang,
perilaku, konsep, situasi dan benda)
2. Mengandung penilaian (setuju-tidak
setuju, suka-tidak suka)
Sebagaian besar pakar berpendapat
bahwa sikap adalah sesuatu yang
dipelajari (bukan bawaan). Oleh karena
itu, sikap lebih dapat dibentuk,
dikembangkan, dipengaruhi atau
diubah. Sikap berbeda dari sifat (trait)
yang lebih merupakan bawaan dan sulit
diubah. Untuk itu mari kita lihat
perbedaan sikap dan sifat menurut
Ajzen (Sarwono, 1997).
MODEL-MODEL SIKAP

1. Model Satu Dimensi (One-Dimensional Model) Model ini


merupakan model yang paling sederhana dalam menjelaskan
sikap secara langsung, dalam arti suka atau tidak suka terhadap
objek tertentu. Sikap di sini sangat jelas, positif atau negatif
sehingga hal ini dapat menjelaskan anda memilih untuk tidak
menonton film tentang kekerasan karena anda memang tidak
menyukainya (anda memiliki sikap negatif tentang film
kekerasan) dan akibatnya, anda akan menghindari film yang
banyak menampilkan kekerasan.
2. Model Tiga Komponen (Three-Component Model) Model ini
menjelaskan sikap dalam jangkauan yang lebih luas
berdasarkan pengalaman psikologi. Di sini dijelaskan, sikap
menyangkut tiga dimensi, yaitu:

a) Pengalaman kognitif (seperti kepercayaan)


b) Pengalaman afektif (emosi)
c) Perilaku (pilihan dan tindakan).

Model ini menjelaskan sikap dalam jangkauan yang lebih luas


berdasarkan pengalaman psikologi. Di sini dijelaskan, sikap
menyangkut tiga dimensi, yaitu:
a) Pengalaman kognitif (seperti kepercayaan)
b) Pengalaman afektif (emosi)
c) Perilaku (pilihan dan tindakan).
Misalnya: Ketidaksukaan kita terhadap rokok berkembang menjadi tiga jenis informasi sebagai
berikut:

1) Pertama kita tahu dan percaya bahwa asap rokok memiliki efek yang tidak baik untuk
kesehatan. Dari kepercayaan itu, kita akan merasa tidak nyaman saat berada di antara orang-
orang yang merokok. Hal itu berakibat pada perilaku kita, misalnya langsung menghindar atau
pergi ketika tahu ada teman kita yang merokok.
2) Penilaian negatif yang kita miliki itu membawa konsekuensi lain. Pertama, kita akan memiliki
kepercayaan negatif tentang rokok. Kedua, kita akan mengalami emosi yang tidak
menyenangkan saat berada di antara perokok. Ketiga, saat kita tahu ada teman kita yang akan
merokok kita akan menghindarinya.
3) Perilaku menjadi konsekuensi dari sikap merupakan hal yang penting karena menunjukkan
bahwa sikap seseorang dapat memperkirakan seperti apa perilakunya di masa datang.
Misalnya saat ktia tahu bahwa kita memiliki sikap negatif tentang rokok, mereka tidak akan
merokok di sekitar kita.
ASPEK-ASPEK SIKAP
Ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap
terdiri dari tiga bagian (domain), yaitu: Kognitif,
Afektif dan Perilaku. Myers (1996) memberikan
istilah “ABC”. Ini kependekan dari “Affective
(Perasaan), Behavior (Perilaku) dan Cognitive
(Kesadaran).

Ketiga domain ini saling terkait erat sehingga


timbul teori bahwa jika kita dapat mengetahui
kognisi dan perasaan seseo
Jadi, sikap dapat meramalkan
perilaku. Namun, dalam banyak
kasus kita menemukan bahwa
sikap tidak selalu sesuai dengan
perilaku. Misalnya, seorang anak
yang sangat benci sekolah (sikap
negatif) tetap saja bersekolah terus
(bisa jadi karena dipaksa orang
tuanya, diancam guru, tidak tahu
lagi apa yang dilakukannya jika
tidak sekolah).
PENGUKURAN SIKAP

1. Skala Thurstone Dalam skala ini, seorang peneliti mengembangkan


serangkaian pertanyaan tentang sikap objek. Setiap pertanyaan
kemudian disusun ke dalam urutan secara numerik menurut skala
positif-negatif. Contoh pertanyaan:

“Urutkan skala sikap 1 sampai 10 tentang pembelian motor bebek matic”.


Dimana poin 1 menunjukkan sikap yang amat negatif dan poin 10
menunjukkan sikap yang amat positif. Skala Thurstone disusun dengan
meminta responden untuk membaca daftar pertanyaan yang ada dan
memberikan tanda atau poin pada pertanyaan yang mereka setujui. Dari
situ, poinpoin yang telah mereka pilih akan dihitung dan dicari rata-
ratanya untuk memperoleh skor sikap seseorang.
2. Skala Likert
Skala ini lebih sering digunakan dari pada skala
Thurstone. Skala pengukuran Likert merupakan
skala pengukuran yang mengembangkan
pernyataan sikap. Responden kemudian
memilih satu angka dari skala setuju sampai
tidak setuju. Jumlah dari angka yang dipilih
menunjukkan sikap responden terhadap hal
yang dimaksud
3. Skala Semantik Differential Dasar teori dari skala ini adalah bahwa sikap orang
terhadap suatu objek dapat diketahui jika kita mengetahui konotasi (arti
psikologik) dari kata yang melambangkan objek sikap itu. Satu sikap tertentu bisa
memiliki makna atau kualitas evaluasi yang berbeda. Dalam teknik ini responden
diminta untuk mengurutkan satu objek sikap dalam beberapa skala yang
berbeda secara semantik.
Misalnya: responden memberikan nilai terhadap iklan rokok sebagai berikut:
TEORI PEMBENTUKAN SIKAP

1) Pendekatan Belajar (Learning


Approaches)
Sikap biasanya terbentuk lewat proses
pembelajaran, suatu proses di mana
pengalaman dan praktik menghasilkan
perilaku yang relatif sama atau tetap. Proses
pembelajaran ini secara umum
diidentifikasikan dalam pembentukan sikap
melalui hal berikut:
a) Asosiasi
b) Peneguhan
c) Belajar sosial
TEORI PEMBENTUKAN SIKAP

b) Peneguhan (Reinforcement)
Sikap bisa dipelajari dari pengalaman pribadi
karena ada konsekuensi-konsekuensi tertentu
yang bisa diambil dari sana. Misalnya, kita tahu
bahwa saat kita mengikuti mata kuliah
psikologi, kita amat menikmatinya sehingga
bisa memperoleh nilai tinggi. Dari hal ini dapat
dilihat bahwa ada semacam peneguhan dalam
mengembangkan sikap positif terhadap
psikologi. Peneguhan merupakan segala macam
konsekuensi dari pengalaman kita yang
nantinya bisa menghasilkan perilaku tertentu,
seperti kecenderungan untuk mengambil hal
yang disukai.
TEORI PEMBENTUKAN SIKAP

c) Belajar Sosial (Social Learning)


Proses belajar sosial (social learning) dari
Bandura (1977) menjelaskan bahwa beberapa
sikap yang dihasilkan bisa diperoleh dari hasil
asosiasi pasif atau pengaruh persuasif dari
orang-orang yang setuju atau sepihak dengan
kita. Biasanya manusia secara aktif mencari
informasi dan pengalaman yang menjadi dasar
untuk bersikap dan berperilaku. Bentuk
pendekatan belajar sosial yang paling umum
berhubungan pada proses pengamatan
terhadap konsekuensi dari perilaku orang lain
(vicarious learning) dan proses modeling, yaitu
proses belajar untuk meniru perilaku orang
TEORI PEMBENTUKAN SIKAP

2) Pendekatan Konsistensi Kognitif (Cognitive Consistency)


Teori-teori konsistensi kognitif berpangkal pada sebuah proposisi umum,
yaitu bahwa kognisi (pengetahuan, kesadaran) yang tidak sesuai dengan
kognisi-kognisi lain menimbulkan keadaan psikologik yang tidak
menyenangkan dan keadaan ini mendorong orang untuk bertingkah laku
agar tercapai konsistensi antar kognisi-kognisi tersebut, hal yang mana
menimbulkan rasa senang.

Keadaan inkonsistensi, misalnya terjadi apabila kita melihat seorang menteri


sedang makan di warteg. Menteri dan warteg adalah dua kognisi
(kesadaran) yang tidak saling berkaitan, bahkan mungkin bertolak belakang.
Apabila dua kognisi ini muncul sekaligus, maka timbul perasaan
inkonsistensi dalam diri kita, yang menyebabkan kita perlu melakukan
sesuatu agar timbul konsistensi yang menyenangkan dalam diri kita.
TEORI PEMBENTUKAN SIKAP

3) Pendekatan Motivasional Menurut


Weber, pendekatan motivasional disebut
juga pendekatan insentif, mengasumsikan
bahwa individu menilai untung rugi dalam
membuat respons tertentu, termasuk
memelihara dan mengekspresikan sikap
tertentu. Dua model yang termasuk dalam
pendekatan ini adalah
(a) Evaluations Models dan (b) Processing
Models

Anda mungkin juga menyukai