Sila ke 2 Dalam
Berbangsa & Bernegara
Kelompok 2
V Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-
bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
V Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
V Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
BENTUK PENYIMPANGAN YANG TERJADI PADA SILA KEDUA :
1 ). Pembunuhan, Tindakan pembunuhan melanggar hak asasi manusia yaitu hak untuk hidup. Tidak seharusnya nyawa
manusia yang sangat berharga diambil begitu saja oleh suatu oknum karena adanya dendam pribadi atau masalah
sepele lainnya. Sila ke-2 Pancasila mengajarkan kita untuk memiliki sikap saling mencintai sesama manusia, tenggang
rasa, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
2) penganiyayaan, Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti bahwa kesadaran sikap dan perilaku
sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu
hal sebagaimana mestinya.
3) perbudakan era modern, Hal ini meliputi praktik perbudakan itu sendiri dan perdagangan manusia, pekerja paksa,
pekerja dipaksa untuk melunasi hutang dan perdagangan anak dibawah umur
4) perampokan, perilaku ini sering melibatkan penganiayayaan bahkan sampai ke pembunuhan, sehingga menyebabkan
jatuhnya korban.
Kurangnya Rasa Kemanusiaan dan Empati Masyarakat
Kisah Pilu dari Penolakan Jenazah
Perawat Corona di Semarang
FAKTOR EKSTERNAL
merupakan Penyebab ini murni berasal dari
FAKTOR INTERNAL luar individu yang melakukan perilaku
menyimpang, mulai dari Lingkungan social
maksudnya adalah penyebab terjadinya yang buruk, keluarga yang hancur, Pola asuh
perilaku meyimpang yang berasal dari seorang yang salah, menerima pendidikan yang salah
individu itu sendiri. Faktor itu mulai dari kaprah, dan rasa kesetiakawanan serta
seseorang yang mengalami gangguan pikiran pembuatan kesepakatan yang cenderung
(sakit jiwa), gangguan emosional, hingga negatif.
religiusitas yang rendah, dan kebutuhan hidup
yang tidak memadai sehingga memaksakan
untuk melakukan kejahatan
Solusi Menghadapi Penyimpangan pada
Pengimplemnetasian Sila Kedua