Anda di halaman 1dari 75

1

IDENTIFIKASI PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI

TENTANG ANEMIA DI SMA

TAHUN 2021

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Pada

Program Studi Diploma III Politeknik Kesehatan Tanjung Karang Prodi

Kebidanan Metro

Disusun Oleh :

YESSY SAPUTRI
NIM : 1915471028

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D III
2021
1

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, dengan segala kerendahan hati penulis

memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, oleh karena berkat

limpahan Rahmat dan Ridho-Nya, penulis masih tetap memiliki

kemampuan dan kekuatan untuk menyelesaikan penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini

masih jauh dari sempurna, meski penulis telah berupaya semaksimal

mungkin untuk mengerahkan segala kemampuan dan potensi serta

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan-kekurangan

dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, oleh karena itu penulis

mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Metro, September 2021

Penulis
1
ABSTRAK

Identifikasi Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Anemia


Di SMA

Latar belakang : Anemia merupakan masalah kesehatan yang paling


sering di jumpai di negara-negara maju maupun berkembang. Meskipun
penyebab utama adalah kekurangan zat besi, namun anemia juga
merupakan masalah kurang gizi mikro yang cukup besar didunia dengan
prevalensil. Dampak anemia pada remaja putri yaitu pada masa
pertumbuhan mudah terinfeksi, kebugaran tubuh berkurang, semangat
belajar dan prestasi menurun, sehingga pada saat akan menjadi calon ibu
dengan keadaan berisiko tinggi
Tujuan penelitian : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang anemia di SMA.
Metode penelitian ini : Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA di Kota Metro Tahun 2021.
Jumlah sampel 71 0rang dari 283 populasi. Data yang di kumpulkan
adalah data primer dan sekunder.
Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian yang di peroleh yaitu Sikap remaja
putri tentang anemia kategori baik yaitu dari 71 responden (100%)
terdapat 58 responden (81,7%) yang memiliki sikap positif tentang anemia
dan 13 responden (18,3%) yang memiliki sikap negatif tentang anemia.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Anemia

Daftar Pustaka : 17 Literatur (1974 – 2014)


DAFTAR ISI

HALAMAN I
JUDUL.................................................................................
KATA V
PENGANTAR.............................................................................
ABSTRAK......................................................................................... viii
DAFTAR ix
ISI..........................................................................................
DAFTAR xi
TABEL...................................................................................
DAFTAR xii
GAMBAR................................................................................
DAFTAR Xii
LAMPIRAN............................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar 1
Belakang................................................................
5
B. Rumusan
5
masalah..........................................................
6
C. Tujuan
penelitian............................................................. 6
D. Manfaat
penelitian...........................................................
E. Keaslian
Penelitian..........................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teiaah 8
Pustaka................................................................
8
1. Tinjauan Umum Tentang
1
Pengetahuan.....................
1
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
1
Pengetahuan....
2
B. Tinjauan Umum Tentang
1
Sikap.......................................
5
C. Tinjauan Umum Tenyang Remaja
1
Putri..........................
8
D. Tinjauan Umum Tentang
2
anemia....................................
6
E. Landasan
2
Konsep...........................................................
8
F. Kerangka
Konsep............................................................
BAB METODE PENELITIAN
III
A. Jenis 2
penelitian............................................................... 9
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................... 2
C. Populasi dan 9
Sampel...................................................... 2
D. Variabel 9
Penelitian.......................................................... 3
0

ix
2

E. Definisi Operasional........... ............................................ 3


0
F. Instrumen Penelitian....................................................... 3
1
G. Jenis dan Cara Pengumpulan Data................................. 3
2
H. Pengolahan Data dan Analisis Data................................ 3
3
I. Penyajian data................................................................ 3
4
BAB PEMBAHASAN
IV
A. Data Penelitian............................................................... 3
6
B. Pembahasan.................................................................. 3
9
1. Pengetahuan.................................................................. 3
9
2. Sikap.............................................................................. 4
3
BAB Kesimpulan
V
A. Kesimpulan................................................................... 4
6
B. Saran............................................................................ 4
6
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
xi
1
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Anemia yang lebih dikenal masyarakat sebagai penyakit

kurang darah merupakan berkurangnya hingga dibawah normal sel

darah merah matang yang membawa oksigen keseluruh jaringan yang

dijalankan oleh protein yang disebut hemoglobin (Hb) dengan level

normal antara 11,5 – 16,5 gr/dL untuk perempuan dan 12,5 – 18,5

gr/dL untuk laki – laki (Suryoprajogo, 2009). Salah satu masalah gizi

remaja yang berkaitan AKI adalah anemi defisiensi besi. Jenis

defisiensi besi merupakan jenis kasus anemi yang paling sering

dijumpai (Suryoprajogo, 2009).

Anemia merupakan masalah kesehatan yang paling sering di

jumpai di negara-negara maju maupun berkembang. Meskipun

penyebab utama adalah kekurangan zat besi, namun anemia juga

merupakan masalah kurang gizi mikro yang cukup besar didunia

dengan prevalensi 40% (WHO, 2008). Anemia pada umumnya banyak

terjadi di Negara berkembang (developing countries) dan pada

kelompok sosial – ekonomi rendah (Siahaan, 2012).

Remaja merupakan individu baik perempuan yang berada pada

masa atau usia antara anak – anak dan dewasa. Batasan usia ini

menurut World Health Organization (WHO) adalah usia 10– 19 tahun,

yang ditandai dengan perubahan fisik dan mental. Pada masa ini

terjadi pertumbuhan yang sangat pesat (Adolescence Growth Spurt),

1
2

sehingga mereka memerlukan zat-zat gizi yang relatif besar

jumlahnya (Sediaoetomo, 2009). Dalam hal ini remaja putri

memerlukan perhatian khusus dalam hal kesehatan, karena pada

masa ini merupakan masa tumbuh kembang dan persiapan untuk

menjadi seorang ibu. Kebutuhan zat besi pada remaja putri meningkat

dengan adanya pertumbuhan dan datangnya menstruasi, sehingga

pada remaja putri sangat rentan sekali terjadi anemia.

Angka kejadian anemia remaja putri di Indonesia terjadi

penurunan. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga

(SKRT) tahun 2004 menyatakan bahwa prevalensi anemia defisiensi

tertinggi terdapat pada remaja putri usia 10-18 tahun sebesar 57,1%,

dibandingkan pada ibu hamil 50,5%, ibu nifas 45,1%, dan balita

40,5%. Data Riskesdas 2016 juga menunjukkan secara nasional

prevalensi anemia pada wanita perempuan dewasa (≥15 tahun)

ditemukan kejadian anemia sebesar 19,7 % dan hasil Riskesdas 2013

ditemukan proporsi anemia pada remaja (15-24 tahun) sebesar

18,4%. Prevalensi anemia dianggap menjadi masalah kesehatan jika

> 15%. Berarti hal ini masih menunjukkan bahwa kejadian anemia

pada remaja putri masih tinggi walaupun sudah terjadi penurunan

(Badan Litbangkes Depkes RI, 2013).

Dampak anemia pada remaja putri yaitu pada masa

pertumbuhan mudah terinfeksi, kebugaran tubuh berkurang, semangat

belajar dan prestasi menurun, sehingga pada saat akan menjadi calon

ibu dengan keadaan berisiko tinggi (Fransis, 2008). Pada remaja putri
juga memiliki banyak dampak lain, diantaranya: menurunkan

kemampuan dan konsentrasi belajar, mengganggu pertumbuhan

sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal, menurunkan

kemampuan fisik olahragawati dan mengakibatkan muka pucat (Martini

2015). Di samping itu hasil penelitian pada wanita usia 15-49 tahun di

Bangladesh menunjukkan bahwa ketersedian besi dalam tubuh, tinggi

badan, dan konsumsi tablet besi mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kadar hemoglobin (Bhargava dkk., 2015).

Masalah anemia pada remaja putri disebabkan karena

kurangnya pemgetahuan, sikap dan keterampilan remaja akibat

kurangnya penyampaian informasi, kurang kepedulian orang tua,

masyarakat dan pemerintah terhadap kesehatan remaja serta belum

optimalmya pelayanan kesehatan. SMA Metro, merupakan sekolah

yang letaknya dikota Metro. Dari Studi Pendahuluan yang dilakukan

pada Remaja Putri Kelas X dan Kelas XI SMA, jumlah murid Remaja

Putri untuk kelas X berjumlah 164 sedangkan kelas XI jumlah murid

berjumlah

119. Dari semua siswi remaja putri kelas X dan kelas XI, setelah

dilakukan pada 25 orang Remaja Putri ditemukan 14 di antaranya

belum mengerti dan mengetahui tentang Anemia pada remaja putri di

SMA Kota Metro.

Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan

menderita anemia. Karena pada masa itu mereka juga mengalami

menstruasi, lebih-lebih pengetahuan mereka yang kurang akan


anemia. Pada saat remaja putri mengalami menstruasi yang pertama

kali membutuhkan lebih banyak besi untuk menggantikan kehilangan

akibat menstruasi tersebut. Jumlah kehilangan besi selama satu siklus

menstruasi (sekitar 28 hari) kira-kira 0,56 mg per hari. Jumlah tersebut

ditambah dengan kehilangan basal sebesar 0,8 mg per hari. Sehingga

jumlah total besi yang hilang sebesar 1,36 mg per hari (Suryani dkk .,

2015).

Remaja putri pada umumnya memiliki karakteristik kebiasaan

makan tidak sehat. Antara lain kebiasaan tidak makan pagi, malas

minum air putih, diet tidak sehat karena ingin langsing (mengabaikan

sumber protein, karbohidrat, vitamin dan mineral), kebiasaan ngemil

makanan rendah gizi dan makan makanan siap saji. Sehingga remaja

tidak mampu memenuhi keanekaragaman zat makanan yang

dibutuhkan oleh tubuhnya untuk proses sintesis pembentukan

hemoglobin (Hb). Bila hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama

akan menyebabkan kadar Hb terus berkurang dan .menimbulkan

anemia (Suryani dkk, 2015).

Akibat jangka panjang anemia defisiensi besi ini pada remaja

puteri adalah apabila remaja puteri nantinya hamil, maka ia tidak akan

mampu memenuhi zat-zat gizi bagi dirinya dan juga janin dalam

kandungannya serta pada masa kehamilannya anemia ini dapat

meningkatkan frekuensi komplikasi, resiko kematian maternal, angka

prematuritas, BBLR, dan angka kematian perinatal (Hayati, 2010).

Sehingga untuk mencegah kejadian anemia defisiensi besi, maka


remaja puteri perlu dibekali dengan pengetahuan tentang anemia

defisiensi besi itu sendiri (Dharmadi, dkk, 2011).

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul Identifikasi Pengetahuan dan Sikap

Remaja Putri Tentang Anemia di SMA Metro Tahun 2021.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan penelitian ini

adalah “ Bagaimanakah Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang

anemia di SMA Kota Metro Tahun 2021?

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengetahuan dan

Sikap Remaja Putri Tentang anemia di SMA Kota Metro Tahun

2021

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang anemia

di SMA Kota Metro

b. Untuk mengetahui sikap remaja putri tentang anemia di SMA

Kota Metro

c. Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap remaja putri

tentang anemia di SMA Kota Metro.


D. Manfaat penelitian

1. Bagi peneliti

Penelitian sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Pendidikan Program Studi Diploma III Politeknik Kesehatan

Tanjung Karang ini merupakan pengalaman yang sangat berharga

dalam menambah wawasan dan pengetahuan khususnya

Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Anemia

2. Masyarakat (Remaja)
Penelitian ini dapat memotivasi masyarakat khususnya remaja

untuk menambah pengetahuan tentang pengetahuan dan sikap

remaja putri tentang anemia, serta mengerti bagaimana sikap yang

tepat untuk mencegah terjadinya anemia pada remaja putri. .

3. Manfaat bagi institusi pendidikan

Dapat dijadikan sebagai referensi tambahan yang dapat digunakan

sebagai sumber bacaan bagi mahasiswa yang dapat menambah

peningkatan wawasan dan keilmuwan terutama mengenai

metodologi penelitian.
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

a. Definisi pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini

setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Menurut pendekatan kontruktivistis, pengetahuan bukanlah fakta

dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai

konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman,

maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang

sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggal

menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan

yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami

reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru.

Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang

ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal.

Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal

budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang

belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya ( Notoatmodjo,

2010).

8
9

b. Tingkat dan Pengukuran Pengetahuan

Domain dalam tindakan seseorang sangat

ditentukan oleh pengetahuan yang dimiliki. Tingkatan

pengetahuan menurut Notoatmodjo (2010) membagi

pengetahuan dalam 6 tingkatan yaitu:

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya atau rangsangan yang telah

diterima.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui,

dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara

benar.

3) Menerapkan (application)

Aplikasi penggunaan hukum-hukum atau rumus, metode,

prinsip dan lain sebagainya dalam konteks atau situasi

yang lain.

4) Analysis (analisa)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi

atau objek ke dalam komponen, tetapi masih di dalam

suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu

sama lain. Seseorang mampu mengenali kesalahan-

kesalahan logis, menunjukkan kontradiksi atau


membedakan di antara fakta, pendapat, hipotesis, asumsi

dan simpulan serta mampu menggambarkan hubungan

antar ide.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru dan koheren. Manusia mampu

menyusun formulasi.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi atau objek dan

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri

atau dengan ketentuan yang sudah ada sehingga, mampu

menyatakan alasan untuk pertimbangan tersebut.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi

yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden.

Notoatmodjo (2010), pengukuran hasil pengetahuan ketiga

domain ini selanjutnya oleh para ahli diukur dari:

1. Pengetahuan terhadap materi yang diberikan (knowledge)

2. Sikap atau tanggapan terhadap materi yang diberikan

(attitude)

3. Praktik atau tindakan yang dilakukan sehubungan dengan

materi yang diberikan (practice).


2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Berdasarkan Teori Soekamto (2005) ada beberapa


faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu:
a) Tingkat pengetahuan

Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan

agar terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.

Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka akan

mengakibatkan semakin baik kesadaran dasar akan

pentingnya ilmu pengetahuan. Hal ini dapat memacu

seseorang untuk bersikap aktif dalam meningkatakan

pengetahuan.

b) Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih

banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas,

melalui media elektronika maupun media cetak.

c) Budaya

Tingkah laku manusia atau sekelompok manusia dalam

memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.

d) Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialami oleh seseorang akan

menambah pengetahuan sesuatu yang bersifat informal.

e) Sosial ekonomi

Tingkat kemampuan seseorang yang memenuhi kebutuhan

hidup semakin tinggi tingkat sosial ekonomi akan mendapat


tingkat pengetahuan dengan semakin luasnya mendapat

informasi

B. Tinjauan Umum Tentang Sikap

1. Definisi sikap

Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu

stimulus atau objek, baik yang bersifat intern maupun ekstern

sehingga manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi

hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari sikap yang tertutup

tersebut. Sikap secara realitas menunjukkan adanya kesesuaian

respons terhadap stimulus tertentu. Tingkatan sikap adalah

menerima, merespons, menghargai dan bertanggung jawab

(Notoatmodjo, 2003).

Dalam bagian lain Allport (1954) yang dikutip

menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok.

a) Kepercayaan (keyakinan),ide,konsep,terhadap suatu objek

b) Kehidupan emosional dan evaluasi terhadap suatu objek.

c) Kecendrungan untuk bertindak.

2. Komponen Sikap

Baron dan Byrne juga Myers dan Gerungan menyatakan

bahwa ada 3 komponen yang membentuk sikap yaitu :

a. Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen

yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan

yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang

mempersepsi terhadap sikap.


b. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen

yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang

terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang

positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang

negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif

dan negatif.

c. Komponen Konatif (komponen perilaku, atau action

component), yaitu komponen yang berhubungan dengan

kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen

ini menunjukkan intensitas sikap yaitu menunjukkan besar

kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku

seseorang terhadap objek sikap (Wawan. A & Dewi. M

,2011).

3. Sikap memiliki beberapa tingkatan yaitu:

a) Menerima (receiving)

Menerima adalah mau dan memperhatikan stimulus yang

diberikan.

b) Merespons (responding)

Merespon adalah memberikan jawaban jika ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

c) Menghargai (valuing)

Menghargai adalah mengajak orang lain untuk mengerjakan

atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu

masalah.
d) Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah

dipilihnya dengan segala resikonya.

4. Sifat Sikap

Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif

a. Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati,

menyenangi, mengharapkan obyek tertentu.

b. Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi,

menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu.

5. Factor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Faktor- faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap

obyek sikap antara lain :

a. Pengalaman Pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman

pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu,

sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman

pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor

emosional.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap

yang konformis atau searah dengan sikap orang yang

dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi

oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk


menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting

tersebut.

c. Pengaruh Kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis

pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah.Kebudayaan

telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena

kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-

individu masyarakat asuhannya.

d. Media Massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media

komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual

disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh

sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh sikap

konsumennya.

e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan

lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan

tidaklah mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep

tersebut mempengaruhi sikap.

f. Faktor Emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan

yangdidasari emosi yang berfungsi sebagai semacam

penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme

pertahanan ego (Wawan,A dan Dewi,M.,2011)


C. Tinjauan Umum Tentang Konsep Remaja Putri

1. Definisi Konsep Remaja Putri

Remaja atau “adolescence” (Inggris), berasal dari bahasa

latin “adolescere” yang berarti tumbuh ke arah kematangan. Baik

kematangan fisik, sosial maupun psikologis.

Masa remaja didefinisikan sebagai proses terjadinya

peralihan secara bertahap seseorang dari masa kanak-kanak

menuju masa dewasa. Permulaanya ditandai dengan perubahan

biokimia dan fisiologis pubertas, berakhirnya kurang pasti,

bervariasi antara pertengahan belasan tahun dan pertengahan

20-an. Karena alasan yang tidak semuanya jelas tetapi diduga

berkaitan dengan status kesehatan yang meningkat secara

umum dan gizi secara khusus, permulaan masa remaja secara

bertahap menjadi lebih dini (George dan John, 2008)

Saat ini populasi remaja di dunia telah mencapai 1.200

juta jiwa atau sekitar 19 persen dari total populasi dunia (WHO,

2001). WHO menyebutkan bahwa masalah gizi pada remaja

masih terabaikan karena masih banyaknya faktor yang belum

diketahui (Departemen Gizi dan Kesehatn Masyarakat FKM UI,

2009)

Kusmiran (2015), mengungkapkan bahwa masa remaja

merupakan masa peralihan dari masa anak-anak kemasa

dewasa yang meliputi semua perkembangan yang di alami

sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Pembagian


Perkembangan Masa Remaja Menurut Mansur (2014), masa

remaja menjadi tiga bagian, yaitu :

a) Masa remaja awal atau dini (early adolescence), adalah anak

Yang telah mencapai usia 11 sampai 13 tahun

b) Masa remaja pertengahan (middle adolenscence), adalah

anak Yang telah mencapai usia 14 sampai 16 tahun.

c) Masa remaja lanjut (late adolenscence), adalah anak yang

telah Mencapai usia 17 sampai 20 tahun.

Masa remaja awal ditandai dengan peningkatan cepat

pertumbuhan dan pematangan fisik. Masa remaja menengah

ditandai dengan hampir lengkapnya pertumbuhan pubertas,

timbulnya keterampilan-keterampilan berpikir yang baru,

peningkatan pengenalan terhadap datangnya masa dewasa, dan

keinginan untuk memapankan jarak emosional dan psikologis

dengan orangtua.Masa remaja akhir ditandai dengan persiapan

untuk peran sebagai orang dewasa, termasuk klarifikasi tujuan

pekerjaan dan internalisasi suatu sistem nilai pribadi (Dhamayanti,

2011).

Berdasarkan Teori (Mansur 2014), perubahan fisik remaja

berhubungan dengan karateristik fisik remaja, perubahan

hormonal remaja, tanda kematangan seksual dan reaksi terhadap

menarche. Menarhce merupakan tanda-tanda dari kematangan

fungsi seksual pada wanita


a. Karateristik Perubahan Fisik Remaja Putri

Perubahan fisik remaja yaitu terjadinya perubahan

secara biologi yang ditandai dengan kematangan organ seks

primer dan sekunder, remaja wanita memiliki kematangan

organ-organ seks yang ditandai dengan berkembangnya

rahim, vagina dan ovarium (indung telur). kondisi tersebut

dipengaruhi oleh kematangan hormon seksual, seperti :

1) Pertumbuhan payudara, terjadi pada anak yang telah

mencapai usia 7 sampai 13 tahun.

2) Pertumbuhan rambut kemaluan, terjadi pada anak yang

telah mencapai usia 7 sampai 14 tahun.

3) Pertumbuhan badan atau tubuh, terjadi pada anak yang

telah mencapai usia 9,5 sampai 14,5 tahun.

4) Menarche, pada anak yang telah berusia 10 sampai 16,5

tahun.

5) Pertumbuhan bulu ketiak, terjadi pada 1 sampai 2 tahun

setelah tumbuhnya rambut pubis (pubic hair).

b. Karateristik Perubahan Hormonal Remaja

Perubahan hormonal merupakan awal dari masa

puberitas remaja yang terjadi sekitar usia 11 sampai 12 tahun.

Pengaruh hormonal perkembangan organ-organ tubuh remaja

wanita, yaitu, menambah lemak tubuh, memperkuat

kematangan organ tubuh dan memperbesar payudara

(Mansur, 2009).
D. Tinjauan Umum Tentang Anemia

1. Pengertian Anemia

Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin yang

lebih rendah dari normal. Anemia bisa juga berarti suatu kondisi

ketika terdapat defisiensi ukuran/jumlah eritrosit atau kandungan

hemoglobin. Semakin rendah kadar hemoglobin maka anemia

yang diderita semakin berat.

Berikut batasan anemia menurut Departemen Kesehatan


: Tabel 1. Batasan Anemia
Kelompok Batas Normal
Anak balita 11 gram%
Anak usi sekolah 12 gram%
Wanita dewasa 12 gram%
Laki-laki dewasa 13 gram%
Ibu hamil 11 gram%
Ibu menyusui >3 bulan 12 gram%
Sumber: Wijayanti, 2011.

Anemia dikenal sebagai kekurangan darah. Hal ini dikarenakan :

1. Berkurangnya konsentrasi hemoglobin

2. Turunnya hematokrit

3. Jumlah sel darah merah kurang (Faisal Yatim, 2003)

Sedangkan menurut Arisman MB (2004) anemia gizi

adalah keadaan dimana kadar hemoglobin, hematokrit, dan sel

darah merah lebih rendah dari normal, sebagai akibat dari

defisiensi salah satu atau beberapa unsure makanan yang

esensial yang dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut.

Anemia pada wanita hamil didefinisikan sebagai

konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 11 gram % selama


kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah

pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali

menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita

sehat yang memiliki cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas

alasan tersebut, Centers for disease control (1990)

mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11

g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl

pada trimester kedua (Suheimi, 2007).

Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia

defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein

dari makanan, adanya gangguan absorbsi diusus, perdarahan

akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti

pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan

dari penyakit.

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan

oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat

besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan

gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum

(Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun, kapasitas ikat

besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan

cadangan besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain

sangat kurang atau tidak ada sama sekali.

2. Klasifikasi Anemia
Menurut Wijayanti (2011) Secara morfologis, anemia dapat

diklasifikasikan menurut ukuran sel dan hemoglobin yang

dikandung seperti berikut:

a) Mikrositik

Mengecilnya ukuran sel darah merah merupakan

salah satu tanda anemia mikrositik. Penyebabnya adalah

defisiensi besi, gangguan sintesis globin, porfirin dan heme,

serta gangguan metabolism besi lainnya.

b) Normositik

Pada anemia normositik ukuran sel darah merah tidak

berubah. Penyebabnya adalah kehilingan darah yang parah,

meningkatnya volume plasma secara berlebihan, penyakit-

penyakit hemolitik, gangguan endokrin ginjal dan hati.

Menurut Faisal Yatim (2003) anemia tidak hanya dikenal

sebagai kurang darah. Perlu diketahui bahwa ada bermacam-

macam anemia, yakni :

1. Anemia kurang zat besi (Fe)

2. Anemia karena perdarahan

3. Anemia kronis

4. Anemia karena gangguan penyerapan zat besi (Anemia

dispagia sideropenik)

5. Anemia karena kurang Fe selama kehamilan

6. Anemia karena infeksi parasit

7. Anemia sel besar (megalobastik)


8. Anemia pernisiosa karena gangguan penyerapan vitamin B12

akibat kekurangan asam lambung (anhydria)

9. Anemia sejak lahir (kelainan penyerapan vitamin B12 sejak

lahir)

10. Anemia karena infeksi cacing dipilobotrium (juga terganggu

penyerapan vitamin B12)

11. Anemia karena gangguan penyerapan vitamin B12 karen


23

12. Anemia karena gangguan penyerapan vitamin B12 karena

beberapa kelainan seperti operasi pemotongan usus halus atau

akibat diare kronis (chronic tropical sprue)

13. Anemia skorbut (kekurangan vitamin C)

14. Anemia sel besar dalam kehamilan (megalobastic anemia of

pregnancy)

15. Anemia asam orotik (karena kekurangan enzim asam orotidilik

dekarboksilase, hingga tubuh tidak mampu mengubah asam

orotik menjadi orotidilik hingga asam orotik dikeluarkan melalui

air seni)

16. Anemia sel besar akibat mengkonsumsi obat anti kejang.

3. Penyebab Anemia

Zat gizi yang paling berperan dalam proses terjadinya

anemia gizi adalah besi. Defisiensi besi adalah penyebab utama

anemia gizi dibanding defisiensi zat gizi lain seperti asam folat,

vitamin B12, protein, dan vitamin lainnya. Menurut Wijayanti (2011)

secara umum, faktor utama yang menyebabkan anemia gizi

sebagai berikut :

a. Banyak Kehilangan Darah

Pendarahan menyebabkan tubuh kehilangan banyak sel

darah merah. Pendarahan dapat terjadi secara mendadak dan

dalam jumlah banyak seperti pada kecelakaan yang disebut

pendarahan eksternal. Sedangkan pendarahan kronis terjadi


secara terus menerus dalam jumlah sedikit demi sedikit yang

disebabkan oleh kanker saluran pencernaan, wasir, atau peptik

ulser. Investasi cacing tambang juga dapat menyebabkan banyak

darah keluar. Selain itu, pada gadis remaja dan wanita dewasa,

kehilangan darah dalam jumlah banyak dapat terjadi akibat

menstruasi. hemoroid interna dan eksterna. Hemoroid eksterna

sangat mudah diketahui karena hemoroid jenis ini akan menonjol

keluar. Sedangkan hemoroid interna dibagi menjadi 4 derajat

untuk menilai tingkat keparahannya, yaitu : Grade 1, terjadi

perdarahan tetapi tidak ada tonjolan rektum. Grade 2, terjadi

tonjolan rektum tetapi bisa masuk kembali dengan sendirinya.

Grade 3, terjadi tonjolan rektum tetapi bisa masuk kembali dengan

bantuan tangan. Grade 4, terjadi tonjolan rektum disertai dengan

bekuan darah dan tonjolan ini menutupi muara anus.

Sedangkan untuk hemoroid eksternal, gejalanya tidak separah

hemoroid internal terutama masalah nyeri dan perdarahan.

b. Rusaknya Sel Darah Merah

Perusakan sel darah merah dapat berlangsung di

dalam pembuluh darah akibat penyakit malaria atau

thalasemia. Meskipun sel darah merah telah rusak, zat besi

yang berada di dalamnya tidak ikut rusak tetapi asam folat yang

berada di dalam sel darah merah ikut rusak sehingga harus

dibuat lagi. Oleh sebab itu pada pengobatan anemia hemolitik


lebih diperlukan penambahan asam folat daripada pemberian

zat besi.

c. Kurangnya Produksi Sel Darah Merah

Pembuatan sel darah merah baru akan terganggu

apabila zat gizi yang diperlukan tidak mencukupi.

Terganggunya produksi sel darah merah bisa disebabkan

makanan yang dikonsumsi kurang mengandung zat gizi,

terutama zat gizi penting seperti, besi, asam folat, vitamin B12,

protein dan vitamin C. selain itu, jga dapat disebabkan oleh

tidak berfungsinya pencernaan dengan baik atau kelainan

lambung sehingga zat-zat gizi penting tidak dapat diserap dan

terbuang bersama kotoran.

Peradangan mukosa lambung atau gastritis disebabkan

oleh kebiasaan minum alkohol, alergi terhadap makanan

tertentu, keracunan makanan, virus, obat-obatan, stress, dan

kebiasaan makan tidak teratur (Djoko, 2007). Peradangan dari

gastritis dapat ahnya superfisial dan oleh karena itu tidak begitu

berbahaya, atau dapat menembus secara dalam ke dalam

mukosa lambung dan pada kasus-kasus yang berlangsung

lama menyebabkan atrofi mukosa lambung yang hamper

lengkap.

Atrofi lambung pada banyak orang dengan gastritis

kronis, mukosa secara bertahap menjadi atrofi sampai sedikit


atau tidak ada aktivitas kelenjar lambung yang tersisa.

Kehilangan sekresi lambung pada atrofi lambung menimbulkan

aklohidria dan kadang-kadang anemia pernisiosa

4. Tanda dan Gejala Anemia

Gejala dan tanda-tanda anemia merupakan respons atas

kompensasi jantung dan pernapasan berdasarkan berat dan

lamanya jaringan mengalami kekurangan oksigen. Bebrapa tanda

dan gejal anemia yaitu, penderita mengeluh lemah, sakit kepala,

telinga mendenging, penglihatan berkunang-kunang, merasa cepat

letih, mudah tersinggung, gangguan saluran cerna, sesak nafas,

nadi lemah dan cepat, hipotensi ortostatik (Faisal Yatim, 2003).

5. Akibat Anemia

Kekurangan zat besi menyebabkan terjadinya anemia, yaitu

kadar Hb berada di bawah normal. Anemia pada ibu hamil dapat

menyebabkan pendarahan pada saat melahirkan dan gangguan

pertumbuhan janin. Sementara pada anak sekolah dan pekerja

akan menyebabkan menurunnya prestasi (Rizqie Auliana, 2001).

Kekurangan besi dapat menurunkan ketahanan tubuh

menghadapi penyakit infeksi. Anemia gizi besi yang terjadi pada

anak-anak, baik balita maupun usia sekolah, akan mengganggu

pertumbuhan dan perkembangannya. Anak menjadi lemah karena

sering terkena infeksi akibat pertahanan tubuhnya menurun. Dalam

kegiatan sehari-hari anak menjadi tidak aktif, malas, cepat lelah,


dan di sekolah sulit berkonsentrasi dalam belajar, serta cepa

mengantuk. Akibat lanjutnya akan mempengaruhi kecerdasan dan

daya tangkap anak.

E. Landasan Teori

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tau

seseorang terhadap obyek melalui indra yang di milikinya (mata,

hidung, telinga dan sebagainya. Pengetahuan seseorang terhadap

obyek mempunyai tingkat yang berbeda-beda. (Nototadmodjo, 2015)

Menurut Notoatmodjo (2015) bahwa pengukuran pengetahuan

dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi

materi yang ingin diukur dari subyek peneliti atau responden.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut

Notoatmodjo (2015), adalah : Sosial ekonomi, kultur (Budaya dan

agama), pendidikan, dan pengalaman.

Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu

stimulus atau objek, baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga

manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat

ditafsirkan terlebih dahulu dari sikap yang tertutup tersebut. Sikap

secara realitas menunjukkan adanya kesesuaian respons terhadap

stimulus tertentu. Tingkatan sikap adalah menerima, merespons,

menghargai dan bertanggung jawab (Notoatmodjo, 2014).


Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih

tesrtutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2015).

Bentuk-Bentuk Sikap Sikap seseorang terbagi menjadi 2 bentuk yaitu:

a. Sikap positif

Sikap poositif adalah perwujudan nyata dari suasana jiwa yang yang

terutama memperhatikan hal-hal yang positif. Ini adalah suasana jiwa

yang lebih mengutamakan kegiatan kreatif dari pada kegiatan yang

menjemukan, kegembiraan dari pada kesedihan, harapan dari pada

keputusasaan.

b. Sikap Negatif

Sikap negatif harus dihindari, karena hal ini mengarahkan seseorang

pada kesulitan diri dan kegagalan.

Remaja putri cenderung bersikap acuh tak acuh menanggapi

fenomena anemia yang makin marak terjadi di kalangan remaja,

khususnya di pedesaan. Hal ini dikarenakan pengetahuan yang

kurang tentang resiko-resiko yang bisa ditimbulkan akibat anemia.


F. Kerangka Konsep

Pengetahuan

anemia

Sik
ap

Gambar 1. Skema kerangka konsep

Keterangan :

Variabel Bebas (Independent) : Pengetahuan dan sikap

Variabel terikat ( Dependent) : Identivikasi

pengetahuan

remaja putri tentang anemia


30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif

adalah jenis penelitian yang mendeskripsikan variabel sesuai dengan

tujuan penelitian tentang sesuatu keadaan secara objektif

(Notoatmodjo, 2015).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Kota Metro.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Bulan September Tahun 2021.

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Remaja Putri Kelas X dan XI

yang berada di SMA Kota Metro dengan jumlah siswa putri

sebanyak 283 orang pada tahun 2018.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah Remaja Putri Kelas X dan Kelas XI

sebanyak 71 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik Sistematis Sampling yaitu salah satu metode

penarikan sampel dengan menggunakan interval sampel dalam

30
31

melakukan pemilihan sampel. Jika subyek kurang dari 100 lebih

baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi, tetapi jika subyeknya lebih dari 100 diambil 10 – 15% atau

20-25%. Peneliti mengambil 25% dari jumlah populasi 175 orang

remaja putri, maka jumlah sampel yaitu:

n = 25% x jumlah populasi

n = 25 x 283
100

= 70,45,
100

=70,75 =71

Jadi jumlah sampel yang diambil yaitu 70,75 orang. (Arikunto 2006)

D. Variabel Penelitian

a. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel Terikat ( Dependent Variabel ) dalam penelitian ini adalah

tentang anemia.

b. Variabel Bebas ( Independent Variabel)

Variabel Bebas (Independent Variabel) dalam penelitian ini adalah

Pengetahuan dan sikap.

E. Definisi operasional

1. Pengetahuan tentang anemia

Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala

sesuatu yang diketahui oleh remeja putri tentang anemia, tujuan


pemberian obat pada remaja putri yaitu untuk mencegah dan

memberikan pertolongan.

2. Pengetahuan

pengetahuan adalah mengingat kembali (recall) sesuatu

yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau diketahui

mengenai sikp remaja putri tentang anemia.

Kriteria Objektifnya :

a. Baik : bila responden menjawab dengan benar >50%

b. Kurang : bila responden menjawab dengan kurang <

50% (Hidayat,A 2016)

3. Sikap

Sikap adalah bagaimana respon remaja mengenai anemia.

Sikap ini bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif,

kecenderungan tindakan adalah menyenangi mengharapkan obyek

tertentu, sedangkan dalam sikap negatif terdapat kecenderungan

untuk menjauhi, menghindari, tidak menyukai obyek tertentu dalam

hal ini makanan yang mengandung zat besi.

Kriteria Objektifnya :

a. Sikap positif : jika responden menjawab dengan benar >50%

b. Sikap negatif : jika responden menjawab dengan benar < 50%

(Hidayat,A 2016)

F. Instrument Penelitian
Adapaun Instrument dalam penelitian ini adalah pengukuran

pengetahuan dapat diukur melalui kemampuan responden menjawab


20 pertanyaan yang didapatkan dengan kuisioner dan di ukur

menggunakan skala Guttman dengan cara memberi tanda (√) pada

kolom yang tersedia, indikasi pengukuran sikap berdasarkan jawaban

responden yang terdiri atas benar (B) dan salah (S) terhadap

pertanyaan dalam kuisioner dengan sistem skoring sebagai berikut

Untuk pernyataan kalimat positif, benar (B) diberi skor 1 dan

salah (S) diberi skor 0. Dan untuk pertanyaan kalimat negatif dibalik

Benar (B) diberi skor 0 dan Salah (S) diberi skor 1. (Hidayat, A 2016)

Skala sikap pada sikap temaaja putri tentang anemia ini

berbentuk skala Likert, yaitu skala yang menilai sikap atau tingkah

laku yang diinginkan oleh para peneliti dengan cara mengajukan

pertanyaan kepada responden yang terdiri dari 19 pertanyaan didalam

kuisioner. Kemudian responden diminta memberikan pilihan jawaban

atau respons dalam skala ukur yang telah disediakan dengan cara

memberi tanda silang (√) pada kolom yang tersedia, Untuk pertanyaan

kalimat positif Sangat Setuju (SS) diberi skor 4, Setuju (S) diberi skor

3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS)

diberi skor (1). Dan untuk pertanyaan kalimat negatif dibalik, Sangat

Setuju (SS) diberi skor 1, Setuju (S) diberi skor 2, Tidak Setuju (TS)

diberi skor 3 dan Sangat Setuju (ST) diberi skor 4. ( Hidayat, A 2010).

G. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer
Pengumpulan data primer diambil langsung dari responden dengan
menggunakan kuisioner (daftar pertanyaan) dengan cara
wawancara dan observasi langsung dengan siswi remaja putri SMA
7 Kendari Kecamatan Mandonga Kota Kendari .
H. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil perlakuan diolah secara manual

dengan menggunakan kalkulator dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

a. Coding yaitu pemberian kode pada jawaban dengan

menggunakan angka, huruf sehingga lebih mudah dan

sederhana.

b. Entri yaitu mengolah data yang telah didapatkan secara

manual.

c. Editing yaitu mengoreksi kembali data sehingga tidak terjadi

kesalahan baik dalam penempatan maupun penjumlahan.

d. Tabulasi yaitu memasukkan data yang telah diolah secara

manual kedalam tabel.

2. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara manual

dengan menggunakan kalkulator, Kemudian hasilnya disajikan

dalam bentuk table frekuensi disertai penjelasan-penjelasan.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif

Sedangkan dalam pengolahan data maka digunakan rumus:


f
X= xK
n

Keterangan:

X = Presentase yang dicapai variabel

f = frekuensi variabel yang diteliti

n = jumlah sampel penelitian

K = Konstanta (100%)

(Arikunto, 2006)

I. Penyajian Data

Penyajian data pada penelitian ini yaitu dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi dan di narasikan secara deskriptif (memaparkan)

variabel yang diteliti.


36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


37

A. Penelitian
1. Umur Hasil
Distribusi responden berdasarkan umur remaja putri di SMA

Kota Metro dapat dilihat pada tabel berikut :


Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Remaja Putri
Di SMA Kota Metro
N Umur Jumlah Persentase
o (n) (%)
1 14 Tahun 4 5.6
2 15 Tahun 32 45.1
3 16 Tahun 35 49.3
Tot 71 100
al
Sumber : Data Primer Diolah Bulan September Tahun 2021

Berdasarkan tabel 1 diatas, tampak bahwa dari 71

responden (100%) terdapat 35 responden (49,3%) yang berumur

16 Tahun dan 15 responden (45,1%) serta 4 responden 5,6%) yang

berumur 14 tahun. Tabel diatas juga menunjukan bahwa dari 71

responden (100%) mayoritas responden berumur 16 tahun dengan

jumlah 35 responden (49,3%).

2. Kelas

Distribusi responden berdasarkan kelas remaja putri di

SMAN 7 Kota Kendari dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Kelas Remaja Putri


Di SMA Kota Metro
N Kelas Jumlah Persentase
o (n) (%)
1 Kelas 36 50.7
X
2 Kelas 35 49.3
XI
Tot 71 100
al
Sumber : Data Primer Diolah Bulan September Tahun 2021

Berdasarkan tabel 2 diatas, tampak bahwa dari 71

responden (100%) terdapat 36 responden (50,7%) yang berada

pada kelas X dan 35 responden (49,3%) yang berda pada kelas XI

Tabel diatas juga menunjukan bahwa dari 71 responden (100%)


mayoritas responden berada pada kelas X dengan jumlah 36

responden (50,7%).

3. Pengetahuan

Distribusi responden berdasarkan berdasarkan pengetahuan

remaja putri tentang perkawinan usia dini di SMA Kota Metro Tahun

2018 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan


Remaja Putri Tentang Anemia di SMA Kota Metro
Tahun 2021
N Pengetahu Jumlah Persentase
o an (n) (%)
1 Baik 51 71.8
2 Kurang 20 28.2
Tot 71 100
al
Sumber : Data Primer Diolah Bulan September Tahun 2021

Berdasarkan tabel 3 diatas, tampak bahwa dari 71

responden (100%) terdapat 51 responden (71,8%) yang memiliki

pengetahuan baik tentang anemi dan 20 responden (28,2%) yang

memiliki pengetahuan kurang tentang anemia. Tabel diatas juga

menunjukan bahwa dari 71 responden (100%) mayoritas

responden memiliki pengetahuan baik tentang anemia dengan

jumlah 51 responden (71,8%).

4. Sikap

Distribusi responden berdasarkan berdasarkan sikap remaja

putri tentang anemia di SMA Kota Metro Tahun 2021 dapat dilihat

pada tabel berikut :


Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Remaja
Putri Tentang Anemia Di SMA Kota Metro Tahun
2021
N Sikap Jumlah Persentase
o (n) (%)
1 Sikap Positif 58 81.7
2 Sikap Negatif 13 18.3
Tot 71 100.0
al
Sumber : Data Primer Diolah Bulan September Tahun 2021

Berdasarkan tabel 4 diatas, tampak bahwa dari 71

responden (100%) terdapat 58 responden (81,7%) yang memiliki

sikap Positif tentang anemia dan 13 responden (18,3%) yang

memiliki sikap negatif tentang anemia. Tabel diatas juga

menunjukan bahwa dari 71 responden (100%) mayoritas

responden memiliki sikap positif tentang anemia dengan jumlah 58

responden (81,7%).

B. Pembahasan

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini

setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Menurut pendekatan kontruktivistis, pengetahuan bukanlah fakta

dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai

konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman, maupun

lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada


dan tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya.

Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus

menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi

karena adanya pemahaman-pemahaman baru. Dalam pengertian

lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan

diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul

ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali

benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau

dirasakan sebelumnya ( Notoatmodjo, 2016).

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melali mata

dan telingga.pengetahuan merupakan keyakinan suatu objek yang

telah dibuktikan kebenarannya. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang (over behavior) semakin tinggi pendidikan atau

pengetahuan seseorang, makin tinggi kesadaranya untuk berperan

serta (Notoatmodjo, 2014 dalam Sembiring 2015).

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang

terhadap perkembangan orang menuju kearah cita-cita tertentu.

Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi, yaitu sebagai

suatu kegiatan yang sistematik terarah kepada terbentuknya

kepribadian (Hartono, 2014). Remaja putri yang berpendidikan

mengerti dan mengetahui tentang perlunya mengetahui dampak dan

bahaya serta kerugian dari Anemia dari pada remaja putri yang tidak
memiliki pengetahuan yang cukup. Tingkat pendidikan dapat

mempengaruhi rendahnya pengetahuan tentang Anemia yaitu

remaja putri yang tidak memiliki pengetahuan tentang Anemia.

Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa dari 71 responden

(100%), mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik

tentang anemia yaitu sebanyak 51 responden (71,8%) sedangkan

20 responden (28,2%) memiliki pengetahuan kurang tentang

anemia.

Hasil penelitian ini didapatkan juga bahwa banyaknya

responden yang memiliki pengetahuan baik tentang anemia yakni

sebagian besar siswa/responden suda memahami dan mengetahui

mengenai dampak, bahaya dan kerugian anemia. Pengetahuan dan

informasi mengenai dampak dan kerugian serta kerugian anemia

biasanya responden mendapatkanya lewat media masa yang sering

memberikan informasi mengenai bahaya dan kerugian anemia yakni

lewat media televisi, lewat internet, koran dan majalah serta media

masa lainya. Faktor lain responden memiliki pengetahan baik

tentang anbemia yakni faktor pengelaman yang terjadi di lingkunag

sekitar mereka yaitu banyak kejadian yang remaja putri yang masih

duduk dibangku sekolah yang kurang memperhatikan kesehatanya

dengan usia mudah yang disebabkan karena sibuk mengurusi

tugas-tugas sekolah yang tidak terkontrol yang mengantarkan

mereka kurang memperhatikan kesehatan mereka.


Dalam penelitian ini juga didapatkan bahwa adanya

siswa/responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang

anemia. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan responden

mengenai anemia. Selain itu penyebab lain responden memiliki

pengetahuan kurang tentang anemia yakni kurangnya tanggapan

dan respon siswa/responden mengenai informasi tentang bahaya

dan kerugian yang didapatkan bila menderita anemia di usia dini

hal ini dikarenakan siswa masih memiliki sifat yang kekanak-

kanakan dan masih polosnya responden sehingga responden

kurang mengetahui tentang anemia.

Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi pengetahuan dan

perilaku serta pemahaman remaja putri tentang anemia. Semakin

tinggi pendidkan seseorang maka semakin baik pengetahuan,

perilaku dan pemahaman remaja putri tentang anemia. Hal ini

terbukti dari hasil penelitian ini bahwa sebagian besar responden

memiliki pengetahuan yang baik tentang anemia yaitu dari 71

responden (100%) terdapat 51 responden (71,8%) yang memiliki

pengetahuan yang baik tentang anemia sedangkan 20 responden

(28,2%) memiliki pengetahuan kurang tentang Anemia.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Gauri Shrestha, 2015 menyimpulkan bahwa dari 84

responden, 75 responden memiliki pengetahuan yang baik tentang


anemia dini sedangkan 9 responden memiliki pengetahuan yang

kurang tentang anemia.

2. Sikap

Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu

stimulus atau objek, baik yang bersifat internal maupun eksternal

sehingga manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya

dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari sikap yang tertutup tersebut.

Sikap secara realitas menunjukkan adanya kesesuaian respons

terhadap stimulus tertentu. Tingkatan sikap adalah menerima,

merespons, menghargai dan bertanggung jawab (Notoatmodjo,

2003).

Sikap seseorang adalah komponen yang sangat penting

dalam perilaku kesehatanya yang kemudian diasumsikan bahwa

adanya hubungan langsung antara sikap dengan perilaku

seseorang, sikap positif seseorang terhadap kesehatan

kemungkinan tidak otomatis berdampak pada perilaku seseorang

menjadi positif, tetapi sikap yang negatif terhadap kesehatan hampir

pasti berdampak negatif terhadap perilakunya.

Newcom, salah seorang ahli psikologi dalam notoatmodjo

(2010) menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau

kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan

motif tertentu. Dengan kata lain sikap belum merupakan tindakan


(reaksi terbuka) tetapi merupakan predisposisi perilaku (reaksi

tertutup).

Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa dari 71 responden

(100%), mayoritas responden memiliki sikap positif tentang anemia

yaitu sebanyak 58 responden (81,7%) sedangkan 13 responden

(18,3%) memiliki sikap negatif tentang anemia.

Hasil penelitian ini didapatkan juga bahwa banyaknya

responden yang memiliki sikap positif tentang anemia yakni

responden suda memahami dan mengetahui tentang bahaya serta

kerugian yang didapatkan bila terjadi anemia dimana responden

mendapat informasi tentang anemia lewat media masa baik lewat

koran, majalah, lewatat televisi dan lewat internet serta media masa

lainya. Selain itu pembelajaran yang sering di sampaikan oleh orang

tua siswa/reponden yang sering mewanti-wanti siswa/responden

untuk menjaga dan pola hidup sehat sehingga tidak mengalami

kekurangan zat besi pada remaja putri yang akan menimbulkan

anemia.

Sikap seseorang sangat penting dalam perilaku

kesehatanya yang kemudian diasumsikan bahwa adanya hubungan

langsung antara sikap dengan perilaku seseorang remaja putri,

sikap positif seseorang terhadap kesehatan kemungkinan tidak

otomatis berdampak pada perilaku seseorang menjadi positif, tetapi

sikap yang negatif terhadap kesehatan hampir pasti berdampak


negatif terhadap perilakunya, oleh sebab itu dalam penelitian ini

didapatkan bahwa sikap remaja putri yang baik mendorong remaja

putri memgetahui tentang anemia sehingga remaja putri dapat

mengetahui dampak, bahaya dan kerugian dari anemia.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Hardawi, 2014 menyimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap

remaja sangat mempengaruhi kejadian anemia pada remaja usia

dini. Penelitian ini juga senada dengan penelitian Jusria, 2012

menyimpulkan bahwa sikap remaja putri memiliki pengaruh

terhadap kejadian anemia pada remaja puitri dengan Pvalue=0,000

dan a=0,05.
47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengetahuan remaja putri tentang anemia Di SMA Kota Metro

tahun 2021 kategori baik yaitu dari 71 responden (100%) terdapat

51 responden (71,8%) yang memiliki pengetahuan baik tentang

anemia dan 20 responden (28,2%) yang memiliki pengetahuan

kurang tentang anemia.

2. Sikap remaja putri tentang Anemia Di SMA Kota Metro tahun 2021

kategori baik yaitu dari 71 responden (100%) terdapat 58

responden (81,7%) yang memiliki sikap positif tentang Anemia dan

13 responden (18,3%) yang memiliki sikap negatif tentang Anemia.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta

kesimpulan maka , dapat dikemukaka saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi pihak sekolah SMA Kota Metro untuk selalu memberikan

informasi tentang dampak dan bahaya serta kerugian dari Anemia

pada setiap kegiatan apel pagi dan diharapkan kepada guru-guru

sebelum memulai proses pembelajaran di kelas agar selalu

memberikan masukan dan saran bagi siswa untuk selalu menjaga

pola hidup sehat yang berdampak pada Anemia dengan tujuan

47
48

untuk memberikan pengetahuan kepada siswa khususnya remaja

putri mengenai dampak dan bahaya serta kerugian dari Anemia.

2. Bagi peneliti selanjutnya agar mengembangkan penelitian yang

serupa agar dapat memperluas kajian dan temuan tentang

Anemia.
49

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2006. Metode Penelitian Sebagai Suatu Pendekatan Praktik

Badan Litbangkemenkes RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)


2013, [Online], Tersedia [http://labdata.litbang.kemenkes.go.id/] (9
Februari 2014)

Bhargava, A. dkk., 2015. Dietary Intakes and Socioeconomic Factors are


Associated with The Hemoglobin Concentration of Bangladesh
Women. Am J Clin Nutr, vol 131, p:758-764.

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2009, Gizi Dan
Kesehatan Masyarakat, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Dharmadi, M. dkk. 2011. Penyuluhan anemia Defisiensi Besi (ADB) pada


remaja puteri di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bangli. 03
Oktober 2011. http://www.communityhealthy.com/penyuluhan-
anemia-defisiensi-besi-pada-remaja-puteri-di-sma-Negeri1-
bangli.htm.

Djoko Pekik Irianto, 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan


Olahragawan, Yogyakarta: ANDI OFFSET.

Faisal Yatim, 2003, Talasemia, Leukemia, dan Anemia, Jakarta: Pustaka


Populer Obor.

Fransis, 2008. Dampak Anemia.Tersedia Online:


[http://fransis.wordpress.com] [10-06-2014]

George Pickett dan John J. Hanlon, 2008, Kesehatan Masyarakat,


Jakarta: EGC.

Hayati, R.,M 2010. Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Anemia
Defisiensi Besi dan Dampaknya terhadap Kesehatan Reproduksi di
MAL IAIN MEDAN Tahun 2009/2010. 20 September 2011.
http://www.repository.usu.ac.id .

Martini. 2015. Faktor - Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian


Anemia Pada Remaja Putri di Man 1 Metro. Jurnal Kesehatan
Metro Sai Wawai Volume VIII No. 1 Edisi Juni 2015 ISSN: 19779-
469X
Meliono, l. 2007, Pendidikan dan Pengetahuan, http://knowledge.com.
Diakses tanggal 5 Maret 2018.
Notoatmodjo, 2015, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Binapura
Aksara, Jakarta.

Notoatmodjo, 2014, Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi,


Binapura Aksara, Jakarta.

Rizqie Auliana, 2001, Gizi dan Pengelolaan Pangan, Yogyakarta: Adicita


Karya Nusa.

Sediaoetomo, (2009). Anemia Pada


Remaja Putri.(http://media.isnet.org/wika/anemi).
Diakses tanggal 23 Agustus 2018.

Siahaan, Nahsty Raptauli, 2012, Factor – Factor yang Berhubungan


Dengan Status Anemia Pada Remaja Putri di Wilayah Kota Depok
Tahun 2011. Tersedia Online:
[http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id] [16 Januari 2018]

Suryani, D., Riska, H., Rinsesti, J. 2015. Analisis Pola Makan dan
Anemia Gizi Besi pada Remaja Putri Kota Bengkulu. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas. Oktober 2015 - Maret 2016. Vol.
10, No. 1, Hal. 11-18.

Suryoprajogo,Nadine.(2009).Kupas Tuntas Kesehatan Remaja dari A-


Z.Yogyakarta:Diglosia Printika.

Suheimi, 2007, Anemia pada Kehamilan, http://gizinet.com. Diakses


tanggal 3 Maret 2018.

Wijayanti, Y. 2011. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia


pada Remaja Putri Siswa SMK An Nuroniyah Kemadu Kec.
Sulang kab. Rembang. Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Semarang.

WHO, 2008, Worldwide Prevalence of Anaemia 1993–2005. Tersedia


Online: [http://whqlibdoc.who.int] [3 Maret 2018].

WHO. 2001. Iron Deficiency Anemia: Assessment, Prevention, and


Control, A Guide For Programme Managers.Geneva.
51

A. Pengetahuan

1. Anemia adalah suatu kondiai dimana berkurangnya sel darah


merah dalam sirkulasi darah sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan darah dalam tubuh
a. Benar b. Salah
2. Anemia pada remaja putri sering terjadi pada saat mentrusi atau
bahkan setelah mestruasi disebabkan karena kurangnya
mengkonsumsi Sayur-sayuran, telur, daging, ikan, tempe, buah dan
susu adalah jenis makanan bergizi
a. Benar b. salah
2. Selain wanita hamil anemia juga sering terjadi pada anak-anak,
remaja dan orang dewasa
a. Benar b. Salah
3. Selain karena kurangnya konsumsi zat besi, anemia juga terjadi
karena adanya perdarahan
a. Benar b. Salah
53

4. Anemia pada remaja putri terjadi karena faktor keturunan


a. Benar b. Salah

5. Anemia juga disebabkan oleh penyakit infeksi yang kronis


a. Benar b. Salah
6. Tanda-tanda dari remaja putri yang anemia adalah pucat, keletihan
berat, atau berat badan menurun
a. Benar b. Salah
7. Kurang darah pada remaja putri akan berdampak negatif pada
kesehatan
a. Benar b. Salah
8. Untuk memenuhi kebutuhan zat besi dalam tubuh maka perlu
mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi
a. Benar b. Salah
9. Anemia hanya terjadi pada remaja putri dan ibu hamil
a. Benar b. Salah
10. Untuk mencegah kurang darah pada remaja putri pada saat
menstruasi harus mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi
a. Benar b. Salah
11. Remaja putri yang kekurangan gizi akan menyebabkan anemia
(kurang darah)
a. Benar b. Salah
12. Remaja putri yang menderita anemia (kurang darah) harus
mengkonsumsi tablet tambah darah selama hamil
a. Benar b. Salah
13. Jika seorang remaja putri menderita kurang darah (anemia) harus
memeriksakan kesehatanya secara teratur kepada dokter, bidan
atau petugas kesehatan terlatih.
a. Benar b. Salah
14. Remaja putri yang menderita kurang darah (anemia) sangat
dianjurkan untuk segera kepuskesmas terdekat, di klinik atau
dirumah sakit untuk mendapatkan transfusi
a. Benar b. Salah
15. Agar kesehatan remaja putri tetap terjaga pada saat menjelang
mestrusai, maka seorang remaja putri perlu mengkonsumsi
makanan yang sehat dan bergizi
a. Benar b. Salah
16. Kekurangan gizi pada remaja putri sangat berbahaya bagi
kesehatan bagi remaja putri itu sendiri
a. Benar b. Salah
17. Seorang remaja putri selain mengkonsumsi makanan yang bergizi
juga perlu mengkonsumsi vitamin untuk remaja putri
a. Benar b. Salah
18. Suatu kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya
haemoglobin disebut anemia
a. Benar b. Salah
19. Untuk menentukan kadar hemoglobin maka harus dilakukan
pemeriksaan darah
a. Benar b. Salah
20. Sayur-sayuran, telur, daging, ikan, tempe, buah dan susu adalah
jenis makanan bergizi yang dikonsumsi oleh remaja putri untuk
mencegah kurang darah (anemia)
a. Benar b. Salah
55

KUNCI JAWABAN

1. A
2. A
3. A
4. B
5. A
6. A
7. A
8. A
9. B
10. A
11. A
12. A
13. A
14. A
15. A
16. A
17. A
18. A
19. A
20. A
CUCI AYU Sika
1 X 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 Bai 3 3 4 3 1 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4
LESTARI 6 p
5 0 k
2 Posi
tif
Kur Sika
LISTIATIN 1 X 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 7 3 3 4 3 4 2 1 2 3 3 4 3 2 1 4 4 4 2 3
a 5 p
5
n 5 Posi
g tif
Sika
0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 Bai 4 2 4 4 3 2 1 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2
5 p
0 k
8 Posi
tif
Sika
0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 Bai 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 1 2 3 2 3 3 2 3
5 p
1 k
6 Posi
tif
Sika
1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 Bai 3 4 3 4 3 4 2 3 2 3 3 4 4 1 4 3 4 3 2
5 p
4 k
9 Posi
tif
Kur Sikap
1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 6 3 1 2 3 4 2 1 2 1 2 3 1 2 3 2 2 4 2 3
a 4 Nega
n 3 tif
g
Sika
0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 Bai 4 4 4 3 3 2 1 2 3 4 3 2 3 4 3 2 4 3 1
5 p
1 k
5 Posi
tif
0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 Bai 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 2 3 3 2 5
0 k 7 Sikap
62

Positif

3 4 Sikap
ASRIANI 1 X 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 Bai 3 3 4 3 1 4 2 4 4 3 3 2 3 4 3 3 2
5 Positif
5 1 k 8
Sika
ANNISAH 1 X 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 Bai 4 3 4 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3
5 p
5 0 k
2 Posi
tif
Sika
ASNI 1 X 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 Bai 3 3 4 2 3 1 4 4 3 4 3 2 1 2 3 4 4 3 2
5 p
5 5 k
5 Posi
tif
EKA Sika
1 X 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 Bai 3 3 4 3 4 3 4 2 1 2 4 2 1 4 3 1 2 4 4
PUSPIT 5 p
5 0 k
A SARI 4 Posi
tif
Sika
INDRI YANI 1 X 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 Bai 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 2 3 3 2
5 p
5 0 k
7 Posi
tif
Sika
USMAYANT 1 X 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 Bai 4 2 1 3 2 2 2 1 4 1 2 3 2 2 1 2 3 2 1
4 p
I 5 1 k
0 Nega
tif
MEG Kur Sika
1 X 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 7 4 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 2 1 3 3 3 2
A a 5 p
5
WAHYU n 7 Posi
NI g tif
Kur Sika
NOVRIANI 1 X 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 6 4 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 2 2 1 1
a 4 p
5
n 2 Nega
g tif
Kur Sika
NURMITRIA 1 X 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 9 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 3
a 5 p
NI 4
n 8 Posi
g tif
Sika
RUNA 1 X 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 Bai 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 2 3 3 2
5 p
YANTI 5 0 k
7 Posi
tif
Kur Sika
SARPIANA 1 X 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 8 3 2 2 3 3 2 4 3 3 2 2 3 4 3 3 2 3 2 4
a 5 p
5
n 3 Posi
g tif
63

Kur Sika
SALHAHAN 1 X 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 8 2 4 4 4 3 3 2 3 2 3 4 2 4 3 2 2 3 2 3
a 5 p
5
n 5 Posi
g tif
Sikap
RITRAWATI 1 X 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 Bai 3 3 3 4 3 3 2 2 4 2 3 3 3 4 3 3 2 2 3
5 Positif
5 5 k
5
Kur Sika
NUR 1 X 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 7 3 2 3 3 3 1 3 4 2 2 4 3 4 2 3 3 2 3 3
a 5 p
FAIDAR 5
n 3 Posi
g tif
DEWI
SUSISTIAW 1 X 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 Bai 3 3 4 3 1 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 Sika
AT I 5 1 k 6 p
2 Posi
tif
DHEA Kur Sika
1 X 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 8 4 4 3 2 1 2 3 2 2 1 3 3 2 1 2 1 2 1 2
SARI a 4 p
6 I
MASA n 1 Nega
g tif
Sika
ERLIN 1 X 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 Bai 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 2 3 3 2
5 p
FARITA 6 I 2 k
7 Posi
tif
Sika
INDRIANI 1 X 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 Bai 4 4 3 4 4 2 3 4 3 4 1 2 2 2 4 3 3 3 4
5 p
6 I 1 k
6 Posi
tif
Kur Sika
JUMRIAS 1 X 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 8 3 3 4 3 4 2 1 2 3 3 4 3 2 1 4 4 4 2 3
a 5 p
6 I
n 5 Posi
g tif
RIFTAH Sika
1 X 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 Bai 4 2 4 4 3 2 1 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2
UL 5 p
6 I 0 k
JANNA 8 Posi
H tif
Sika
MUSLIAWA 1 X 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 Bai 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 2 3 3 2
5 p
TI 6 I 5 k
7 Posi
tif
Kur Sika
NUR 1 X 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 9 4 3 3 4 3 3 2 3 2 4 2 3 3 2 3 3 3 4 2
a 5 p
ANNISA 6 I
n 6 Posi
g tif
64

Sika
RISMA 1 X 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 Bai 3 4 3 4 3 4 2 3 2 3 3 4 4 1 4 3 4 3 2
5 p
6 I 2 k
9 Posi
tif
Sikap
FITEA RESKI 1 X 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 Bai 2 3 1 2 3 3 4 2 1 3 2 1 3 2 1 2 3 2 1
4 Negatif
6 I 1 k
1
Sika
SUCI FITRI S 1 X 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 Bai 3 2 3 3 3 1 3 4 2 2 4 3 4 2 3 3 2 3 3
5 p
6 I 0 k
3 Posi
tif
YUYE Sika
1 X 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 Bai 3 3 4 3 1 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4
ERIS 6 p
6 I 4 k
KA. S 2 Posi
tif
IKA Sika
1 X 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 Bai 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 2 3 3 2
ANGELY 5 p
6 I 5 k
ARI 7 Posi
tif
Sika
ECI 1 X 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 Bai 4 2 4 4 3 2 1 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2
5 p
RISNAWTI 6 I 0 k
8 Posi
tif
Sika
FITRIANI 1 X 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 Bai 2 2 2 1 2 2 3 4 2 1 3 2 1 4 2 1 3 2 1
4 p
6 I 1 k
0 Nega
tif
NUR Sika
1 X 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 Bai 4 4 3 2 4 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 1 4
WAHYU 6 p
6 I 2 k
NI 1 Posi
tif
Sika
NUR 1 X 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 Bai 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 2 1 3 3 3 2
5 p
FAEDAS 6 I 5 k
9 Posi
tif
Sika
HERTIANI 1 X 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 Bai 4 3 4 3 4 3 2 1 2 1 3 2 3 4 4 2 1 3 2
5 p
6 I 0 k
1 Posi
tif
Sika
RATNA 1 X 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 Bai 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 1 3 3 2 1 2
5 p
SARI 6 I 2 k
6 Posi
tif
RISKA 1 X 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 Bai 3 4 2 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 2 2 6
6 I 2 k 0 Sikap
65

ANANTI Negatif

3 2 Sikap
SITI 1 X 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 Bai 3 4 3 4 3 4 2 3 2 3 3 4 4 1 4 3 4
5 Positif
ROSIANA 6 I 3 k 9
Kur Sika
SUNANI 1 X 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 5 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 2 3 3 2
a 5 p
6 I
n 7 Posi
g tif
ANGGI Sika
1 X 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 Bai 3 2 3 3 3 1 3 4 2 2 4 3 4 2 3 3 2 3 3
T 5 p
6 I 1 k
PANGES 3 Posi
TU tif
Sika
ANI 1 X 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 Bai 3 3 4 3 1 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4
6 p
MUSYANI 6 I 1 k
2 Posi
tif
Sika
ERLIN 1 X 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 Bai 3 3 4 3 4 2 1 2 3 3 4 3 2 1 4 4 4 2 3
5 p
ERNITA 6 I 0 k
5 Posi
tif
Sika
ESTRI 1 X 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 Bai 4 2 4 4 3 2 1 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2
5 p
6 I 2 k
8 Posi
tif
Sika
JUSNIATIN 1 X 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 Bai 2 2 4 2 3 3 1 1 3 2 2 3 2 2 3 1 2 1 2
4 p
6 I 5 k
1 Nega
tif
MIT Sika
1 X 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 Bai 4 2 3 2 1 1 2 1 2 1 2 3 2 3 4 2 1 3 2
RA 4 p
6 I 2 k
NUR 1 Nega
UL tif
Sika
RESTIANI 1 X 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 Bai 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 2 3 3 2
5 p
6 I 0 k
7 Posi
tif
Sika
SUSIANTI 1 X 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 Bai 3 2 3 3 3 1 3 4 2 2 4 3 4 2 3 3 2 3 3
5 p
6 I 2 k
3 Posi
tif
Sika
MIDRY 1 X 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 Bai 3 3 4 3 1 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4
6 p
6 I 5 k
2 Posi
tif
66

Kur Sika
ASTRI SARI 1 X 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 8 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 3
a 5 p
6 I
n 8 Posi
g tif
Sikap
EKI 1 X 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 Bai 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 2 3 3 2
5 Positif
PRAWATI 6 I 1 k
7
INDAH Sika
1 X 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 Bai 3 2 2 3 3 2 4 3 3 2 2 3 4 3 3 2 3 2 4
PURNAMA 5 p
6 I 5 k
.S 3 Posi
tif
Sika
TRI EPRIDA 1 X 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 Bai 2 4 4 4 3 3 2 3 2 3 4 2 4 3 2 2 3 2 3
5 p
6 I 2 k
5 Posi
tif
MIKE Kur Sika
1 X 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 7 3 3 3 4 3 3 2 2 4 2 3 3 3 4 3 3 2 2 3
SULSUL a 5 p
6 I
FA n 5 Posi
g tif
67

Anda mungkin juga menyukai