Anda di halaman 1dari 9

 Bab 267 Larangan Dari Melakukan Mengganggu.

Mengganggu disini bersifat umum yang dilakukan kepada orang lain baik secara ucapan atau
perbuatan dengan berbagai macam bentuk, hak ini merupakan hal yang dilarang dalam
agama.
Dalil yang pertama dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala “ dan orang-orang yang
menyakiti orang laki-laki dari yang beriman, dan dari kaum wanita yang beriman tanpa
alasan atau selain dari apa yang mereka lakukan, maka sungguh mereka memikul kedustaan
dan dosa yang nyata. “ Al Azhab 58
Dari ayat ini menunjukkan dengan sangat jelas bahwa mengganggu kaum muslimin dan
mu’minat adalah suatu keharaman.
Bila dilakukan tanpa hak yang dibenarkan di dalam agama , maka ini yang diharamkan.

Dalam An Nisa “ dan dua orang diantara kalian yang mendatanginya melakukan hubungan
liwath, maka sakitnya mereka berdua dan jika mereka bertaubat maka berpalinglah dari
mereka berdua" dalil dari menyakiti dengan alasan yang benar dari agama. Perkara ini
merupakan perbuatan di awal Islam, akan tetapi setelah itu nabi shallahu alaihi wa salam
bersabda “ siapa yang kalian dapati dia yang mengerjakan perbuatan nabi Nuh, maka
bunuhlah yang melakukannya dan yang dilakukan padanya, syaikhul Islam mengatakan
sepakat para sahabat nabi siapa yang mengerjakan perbuatan liwath maka hukumnya
dibunuh, hanya saja berbeda pendapat cara membunuhnya para sahabat diantaranya
dirajam sampai mati, dilemparkan dari tempat yang tinggi sampai mati, dibakar, dimana hal
ini merupakan perbuatan yang sangat diharamkan dalam agama.

Jika seseorang yang mengamalkan kebenaran dalam bergama dan ada seseorang yang
merasa tersakiti adanya, maka tidak termasuk

Dalil kedua dari hadis nabi Muhammad shallahu alaihi wa salam “ seorang muslim yang
sempurna keislamannya, adalah seorang muslim yang kaum muslimin lainnya selamat dari
lisannya dan tangannya, dan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang
dilarang oleh Allah subhanahu wa ta’ala darinya “.
Ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala ada dua, yakni :
1. Meninggalkan apa yang dilarang.
2. Melakukan apa yang diperintahkan.

Dan darinya ( Abdullah ) beliau berkata Rasulullah shallahu alaihi wa salam bersabda “
barangsiapa yang suka untuk dijauhkan dari neraka dan masuk kedalan surga maka
hendaklah kematiannya mendatangi dia sedangkan dia dalam keadaan beriman kepada
Allah dan hari akhir dan hendaklah dia datang kepada manusia seperti yang dia suka
manusia datang kepadanya”. H.R. Muslim

Firman Allah subhanahu wa ta’ala “Katakanlah sesungguhnya jika kalian lari dari kematian,
maka sungguh kematian itu akan mendatangi kalian”.

Bab. 269 Bab Larangan dari saling membenci

Dalil yang pertama, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman “ sesungguhnya orang-orang


beriman itu bersaudara" Al Hujurat 10. Dalam ayat ini Allah subhanahu wa ta’ala
menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman itu bersaudara dan dibawakan oleh penulis
didalam Bab ini karena ini adalah perkara yang bertentangan dengan makna ukhuwah
( saling mencintai, memaafkan, kasih sayang ) dan kelanjutan dari ayat adalah “ dan
damaikanlah dua orang saudara kalian yang bertikai, dan bertakwalah kalian kepada Allah
agar kalian dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta’ala “. Dan jika ada dua kelompok dari
kaum muslimin saling memerangi, maka damaikanlah diantara mereka berdua. Dari ayat ini
terdapat bantahan kepada kaum khawarij ( dosa besar merupakan kafir keluar dari Islam)
zhahir dari ayat ini adalah ketika kaum muslimin saling membunuh dan memerangi, tetapi
Allah subhanahu wa ta’ala masih menamakan mereka dengan kaum mu’minin. Dalam hadist
ketika dua orang muslim bertemu untuk saling membunuh maka yang membunuh dan di
bunuh sama-sama masuk ke dalam neraka ( zhahir dari ayat adalah ketika dua orang
muslim ).

Dalil yang kedua dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala “ wahai orang-orang yang beriman
siapa dari kalian murtad dari agamanya, maka Allah akan menggantikan mereka dengan
kaum yang lain, yang kaum tersebut Allah cinta kepada mereka dan Mereka pun cinta
kepada Allah subhanahu wa ta’ala, mereka itu merendah, tawaddhu, pemaaf, kasing sayang,
dan sebaliknya mereka itu memiliki sifat Izzah, kuat dan keras kepada orang kafir, dan
mereka berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa, dan mereka tidak takut dalam
menjalankan perintah Allah dari celaan dan caci maki orang yang mencela mereka“ Al
Maidah 54, makna keimanan merupakan kesyukuran nikmat keimanan adalah nikmat yang
sangat agung yang tidak diberikan kepada semua makhluk, tetapi hanya orang-orang yang
dipilih oleh Allah subhanahu wa ta’ala, makna yang kedua keimanan kepada Allah
subhanahu wa ta’ala memiliki konsekuensi yang menunjukkan untuk melakukan apa yang
diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah subhanahu wa ta’ala, Ibnu
Mas'ud jika ada yang yang memanggil kaum muslimin, maka dengarkan baik-baik, karena ini
merupakan perintah atau larangan sehingga konsekuensi harus dilakukan sebagai bentuk
keimanan.

Dalil ketiga Allah subhanahu wa ta’ala berfirman “ Muhammad adalah utusan Allah
subhanahu wa ta’ala, dan orang-orang yang bersamanya, mereka itu keras dan tegas
terhadap orang kafir, tetapi mereka saling merahmati kepada sesama kaum muslimin “

Dalil keempat dari hadist Rasulullah shallahu alaihi wa salam diriwayatkan oleh Anas ibn
Malik sesungguhnya nabi shallahu alaihi wa salam bersabda “ janganlah kalian saling
membenci, dan janganlah kalian saling hasil, dan janganlah kalian saling membelakangi, dan
janganlah kalian memutuskan, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara, dan
tidak halal bagi kalian untuk menghajr saudaranya sesama kaum muslimin lebih dari tiga
hari" muttafaqun alaihi.

Rasulullah shallahu alaihi wa salam melarang dari 4 perkara:

1. Jangan saling membenci antara satu dengan lainnya, hendaknya dia berupaya untuk
memberikan maaf kepada saudaranya. Dalam hadist “ dan tidaklah Allah menambahkan
sifat pemaaf dari hambanya, melainkan demi kebaikan dirinya".
2. Dan jangan kalian saling hasad, saling mendengki ( menginginkan kenikmatan yang ada
pada saudaranya hilang dari saudaranya ),
3. Dan jangan kalian saling membelakangi, baik karena kebencian maupun tanpa
kebencian, contoh dalam majelis, dalam Al Quran dijelaskan sifatnya para ahli surga
didalam surga akan saling berhadap-hadapan,
4. Dan janganlah akalian saling memutuskan, memutuskan hubungan silaturahimm, maka
jadilah kalian hamba-hamba Allah subhanahu wa ta’ala bersaudara. Dan tidak halal bagi
saudaranya untuk menghajar saudaranya lebih dari tiga hari lamanya. Diharamkan
selama tiga hari untuk, hal ini dalam perkara dunia saja.
Dalil kelima Rasulullah shallahu alaihi wa, Abu Hurairah beliau bersabda " pintu-pintu
surga dibuka pada hari senin san kamis , maka akan diampuni untuk setiap hamba yang
tidak berbuat kesyirikan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, kecuali seseorang yang
antara dia dan saudaranya terdapat permusuhan dan kebencian.

Bab 270. Tentang haramnya hasad

Yang dimaksud dengan hasad atau dengki adalah berangan-angan hilangnya nikmat dari pemiliknya,
apakah itu nikmat berkaitan dengan agama atau nikmat yang berkaitan dengan dunia, maka perkara
ini diharamkan dan termasuk dari dosa besar dan merupakan sifat dari sifat-sifat orang yahudi,
sebagaimana yang disebutkan dalam surah Al Baqarah 109 “ Banyak dari kalangan yahudi yang
berkeinginan untuk mengembalikan kalian ke dalam kekafiran setelah beriman, karena hasad yang
ada pada diri-diri mereka”. Dan juga dalam firman Allah “ ataukah mereka hasad kepada manusia,
atau kepada nabi shallahu alaihi wa salam atas keutamaan yang Allah subhanahu wa ta’ala berikan
kepadanya, maka sungguh kami telah berikan kepada keluarga Ibrahim sebuah kitab dan kerajaan
yang besar". Kejelekan hasad yang lain darinya bahwa orang seperti ini telah menolak takdir Allah
subhanahu wa ta’ala, dan hasad itu merupakan bara api yang ada didalam hati, oleh karena itu
setiap kali melihat orang lain mendapatkan nikmat maka hatinya semakin sakit. Hasad ini apabila ada
pada diri seseorang bisa mengantarkan kepada kejelekan yang lain, permusuhan, dan bahkan tidak
jarang menjadikan pertumbuhan darah, dan hasad itu adalah sesuatu seseorang tidak bisa menjaga
dirinya dari hasad karena itu adalah makar-makar syaitan dan ini terjadi pada seluruh keadaan.

Imam Yahya Al Zuhri hasad kepada Imam Bukhari.

Dan demikian pula dalam perkara dunia, seperti perdagangan, perkantoran, dan yang lainnya.

Hasad itu tidak akan bisa menolak sesuatu yang telah ditakdirkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Rasulullah shallah alaihi wa salam bersabda “ dan ketahuilah sesungguhnya ummat ini kalau
seandainya mereka berkumpul dan melakukan sesuatu yang memudharatkan kamu, kalau Allah
tidak takdirkan hal tersebut maka hal itu tidak akan pernah terjadi".

Hasad merusak persaudaraan kaum muslimin, maka oleh karena itu hasad adalah hal sangat
diharamkankan dan termasuk dosa-dosa yang besar.

Dan didalam bab ini hadist Anas bin Malik “ janganlah kalian saling hasad, saling mendengki”.

Dari Abu Hurairah Rasulullah shallahu alaihi wa salam bersabda “ hati-hati kalian dari hasad karena
sesungguhnya hasad itu akan membakar kebaikan-kebaikan sebagaimana api membakar kayu,
tanaman, tumbuhan" H.R. Abu Dawud, hadist ini di dhoifkan oleh Syeikh Al Bani.

Bab 271. Larangan dari tajassus dan mendengarkan pembicaraan orang-orang yang dia tidak senang
pembicaraannya didengarkan.

Tajassus adalah memata-matai saudaranya untuk dia agar bisa melihat aibnya, kekurangannya
apakah hal tersebut dilakukan secara langsung atau dia melakukannya dengan menggunakan alat-
alat yang digunakan untuk merekam suara dan itu adalah perkara yang diharamkan. Dalam firman
Allah subhanahu wa ta’ala “ hai orang-orang yang beriman, jauhkanlah kalian dari berprasangka dan
janganlah kalian melakukan tajassus”.
Dan Allah subhanahu wa ta’ala berfirman “ dan orang-orang yang menyakiti kaum mukminin laki-laki
dan perempuan tanpa dosa yang mereka lakukan sungguh mereka telah menyandang kedustaan dan
dosa yang besar". Tajassus ini juga bisa disebabkan karena hasad, dimana perbuatan tajassus ini
bertolak belakang dengan ayat Allah “ sesungguhnya semua kaum muslimin itu bersaudara “. Dan
dalam sabda Rasulullah shallahu alaihi wa salam “ wahai orang-orang yangvtelah beriman dengan
lisannya, namun keimanan itu belum masuk kedalam hatinya, janganlah kalian menyakiti kaum
muslimin, karena barangsiapa yang mencari aib saudaranya, maka Allah akan dibongkar aib dan
kekurangannya di tengah-tengah kaum muslimin, dan barang siapa yang menutupi kekurangan
saudaranya, maka Allah akan menutupi aibnya".

Hadist Rasulullah shallahu alaihi wa salam “ hati-hati kalian dari berburu sangka, dan jangan kalian
melakukan tajassus". H.R. Muslim

Dari muawiyah “ sesungguhnya kamu jika kamu mengikuti atau mencari-cari aib kaum muslimin,
maka kamu telah merusak mereka” .

Dari Ibnu Mas’ud “ ini adalah orang yang jenggotnya mengalir khomar, dan dijawab beliau
sesungguhnya kami dilarang untuk melakukan tajassus".

Bab. 272 Larangan dari berburuk sangka terhadap kaum muslimin tanpa darurat

Dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala “ wahai orang-orang yang beriman carilah oleh kalian
banyak dari prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa. Dalam ayat
ini Allah melarang dari kebanyakan prasangka, dan disini disebutkan jauhilah pada kalian, maka
lafadz ini menunjukkan makna yang lebih dibandingkan dengan kata tinggalkanlah oleh kalian ,
karena ketika seseorang meninggalkan sesuatu, bisa saja dia dekat maka bisa saja dilaksanakan,
tetapi menggunakan kata jauhilah, agar supaya tidak ingin dekat perbuatan itu.

Dan dari hadist Rasulullah shallahu alaihi wa salam bersabda “ hati-hati kalian dari prasangka, karena
prasangka itu adalah sedusta-dusta perkataan".

Bab. 273 Larangan menghina dan merendahkan terhadap kaum muslimin

Dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala “ wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum
menghina kaum yang lainnya,” baik jumlahnya banyak maupun sendiri, karena bisa jadi mereka itu
lebih baik dari orang-orang yang mengolok-olok mereka, karena kemuliaan itu diukur dengan
ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Dan janganlah kallian mencela diri-diri kalian, artinya seorang muslim dengan muslim yang lainnya
bagai satu diri dan jasad, seperti satu bangunan,.Dan jangan kalian saling memanggil dengan gelar-
gelar yang tidak baik, yang merendahkan, yang menghinakan. Dan sejelek-jelek panggilan setelah
panggilan keimanan, adalah panggilan kefasikan. Dan Allah subhanahu wa ta’ala berfirman “ Wail
adalah kalimat ancaman, Celakalah setiap pencela, apakah celaan ya dalam bentuk ucapan atau
dengan perbuatan ( Al Humazah orang yang mencela dengan perkataan), termasuk menggunakan
kata-kata yang tidak dimengerti. Beliau bersabda” saya adalah orang yang paling bertakwa diantara
kalian, dan orang yang paling takut kepada Allah.

Hadist, dan dari Abu Hurairah radhiallahu anhum “ cukuplah seseorang itu dari kejelekan, ketika dia
merendahkan saudaranya yang seiman, “

Dari Ibnu Mas’ud bahwasanya Rasulullah shallahu alaihi wa salam bersabda “ tidak akan masuk
kedalam surga, siapa saja apabila didalam hatinya terdapat seberat zharra, dari kesombongan, maka
dia tidak akan masuk kedalam surga".
Berkata seorang lelaki, sesungguhnya seseorang itu dia senang menggunakan pakaian, sendal yang
bagus, dan nabi mengatakan sesungguhnya itu adalah keindahan, dan Allah subhanahu wa ta’ala
mencintai keindahan).

Kemudian nabi menjelaskan tentang kesombongan, adalah tidak mau menerima kebenaran, dan
merendahkan manusia.

Rasulullah shallahu alaihi wa salam ada seseorang lelaki yang berkata kepada temannya, demi Allah,
Allah tidak akan menggampuni kamu!. Dan dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala “ siapakah yang
bersumpah atasku, dan tidak akan mengampuninya, sesungguhnya saya telah mengampuninya, dan
menghapuskan seluruh amal-amalanmu.

Mudhof itu menjadikan dia bermakna umum.

Bab. Larangan dari menampakkan mencela disebabkan karena dosa dan perbuatan yang terjadi
pada seseorang atau semisal dengannya terhadap seorang muslim.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara. Dan
dalam firman Allah “ sesungguhnya orang-orang yang senang tersebarnya kejelekan pada orang-
orang yang beriman bagi mereka azab yang pedih didunia dan di akhirat”. Dan dari Abu Abdillah
berkata Rasulullah shallahu alaihi wa salam “ janganlah kamu menampakkan kesenangan terhadap
saudaramu, maka Allah akan merahmatinya dan menguji kamu dengan menampakkan kepadamu
perbuatan yang serupa ”.

Barangsiapa yang menghinakan saudaranya disebabkan perbuatan dosa yang dilakukan, maka dia
akan meninggal sampai melakukan yang sama. Dan dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda “ seorang
muslim itu bagi muslim yang lain adalah haram".

Bab. Haramnya mencela seseorang disebabkan karena nasabnya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman “ sedang orang-orang yang menyakiti kaum muslimin, tanpa
ada alasan yang diperbolehkan dalam agama, sungguh mereka memikul kedustaan dan dosa yang
besar.

Bentuk kekafiran salah satunya adalah menghina seseorang karena nasabnya dan meratapi mayit.

Bab. Larangan dari curang, menipu,

Allah berfirman “ dan orang-orang yang menyakiti kaum muslimin, tanpa ada alasan dari agama,
sungguh mereka memikul kedustaan dan dosa yang besar". Dan dari Abu Hurairah, Rasulullah
bersabda “ barangsiapa siapa yang membawa senjata atas kami, maka dia bukan termasuk dari kami,
dan barangsiapa yang curang, bukan termasuk dari golongan kami. Dan didalam riwayat yang lain,
bahwasanya nabi shallahu alaihi wa salam melewati satu tumpukan makanan, dan beliau
memasukkan tangannya kedalam makanan tersebut dan menyentuh bagian basah didalamnya,
kemudian beliau bertanya, apa ini? . Dan juga darinya, rasulullah bersabda “ janganlah kalian saling
mengatakan tanajus ( menambah harga barang bukan untuk membelinya, tetapi untuk menipu
orang lain". Dan juga darinya, Rasulullah bersabda dari seseorang yang berkata kepada nabi
bahwasanya dia curang dalam jual beli.

Bab. Tentang haramnya qodar berkhianat

Membatalkan janji atau akad, berkata Allah subhanahu wa ta’ala “ hai orang-orang yang beriman
penuhilah akad-akad, ( meliputi seluruh bentuk akad ) akad yang harus dilakukan maupun yang tidak
dilakukan)). Menunjukkan haramnya untuk berkhianat terhadap akad.
Dalam jual beli seperti seseorang menjual rumah antara si A dan si B menyebutkan akan di awal jual
beli tersebut contoh si A meninggali rumah tersebut 1 tahun kemudian si B boleh menempati rumah
tersebut. Atau persyaratan datang dari pihak yang lain dan pembeli setuju dengan syarat tersebut.

Kaum muslim itu berada diatas syarat-syaratnya ( selama syarat tidaklah bertentangan dengan
syariat)

Dalil kedua, Allah berfirman “ dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu akan ditanya kelak pada
hari kiamat”.

Hadist pertama, dari Abdullah bin Ash huruf wau di baca Amr jika tidak ada di baca umar, bahwa
rasulullah shallahu alaihi wa salam bersabda ada empat sifat siapa yang empat sifat ini pada dirinya,
maka dia adalah munafik murni, dan barangsiapa pada dirinya satu sifat dari sifat-sifat tersebut
maka pada dirinya terdapat satu sifat kemunafikan, dan bisa hilang ketika dia meninggalkan sifat
tersebut. Apabila diberikan amanah maka dia menghianatinya, dan apabila dia berbicara maka dia
berdusta, dan apabila dia berjanji makandia menghiantinya, dan aobila dia bertikai maka dia akan
fajir curang.

Tidak ada yang takut dari sifat kemunafikan bahwa dia adalah seorang muslim,

Nifak akbar, seseorang menampakkan keislaman dan menyembunyikan kekafiran pada dirinya.
Sesungguhnya orang-orang munafik itu tempatnya mereka ada di dasar neraka...

Nifak asghar, nifas amali yang berkaitan dengan amalan, dalam hadist disebutkan 4 sifat.

Dari ibnu mas’ud dari kuffah, dari ibn Umar, dari Anas ibn Malik mereka berkata, nabi bersabda
setiap orang yang melakukan penghianatan pada hari kiamat, mereka membawa bendera pada hari
kiamat.

Abdullah ibn Umar

Abdullah ibn Abbas

Abdullah ibn Amr ibn Ash

Dari Abu Zaid Al Khudri, nabi bersabda setip orang yang melakukan qodar memiliki bendera dari
bawah tempat duduknya pada hari kiamat, maka bendera itu diangkat untuknya sesuai kadar
penghianatannya, ketahuilah tidak ada orang yang lebih besar qodarnya dari pemimpin umum”.

Ada dua makna :

1. Kalau penguasa yang melakukan penghianatan bahayanya akan semakin besar,


2. Karena penguasa itu punya kekuatan dan kekuasaan yang tidak perlu dia melakukan qodar,
maka dosanya semakin besar.

Ada tiga orang yang Allah tidak akan berbicara kepadanya, salah satunya adalah orang yang tua
kemudian berzina.

Dari Abu Hurairah, dari nabi shallahu alaihi wa salam bersabda Allah subhanahu wa ta’ala berfirman
ada tiga orang saya adalah lawannya pada hari kiamat, seseorang yang berjanji dengan nama Allah
lalu dia mengingkari janjinya, seseorang yang menjual orang yang merdeka dan dia memakan hasil
jual belinya, seseorang yang mempekerjakan seseorang dan dijanjikan upah tertentu dan telah
diselesaikan pekerjaannya, tetapi dia tidak membayar upahnya.

Bab. Tentang larangan dari berbisik-bisik dua orang, tanpa mengikutkan ketiganya.
Dalil pertama, Allah berfirman “ sesungguhnya berbisik-bisik itu dari syaitan “ dalam ayat ini
dijelaskan bahwa berbisik-bisik itu dari syaitan, dan sesuatu yang berasal dari syaitan itu tidak baik “
dan barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, karena syaitan itu hanya memerintahkan
ke perkara keji dan mungkar. Dalam Al Quran, Allah menyebutkan dari syaitan, sebab syaitan
menyebabkan untuk membuat orang-orang beriman bersedih.... agar orang-orang beriman itu
bersedih, namun syaitan itu tidak mampu membahayakan mereka sedikitpun, kecuali hanya izin
Allah. Allah berfirman sekali tidak orang yahudi dan nashara tidak akan pernah risho kepada kalian,
sampai kalian mengikuti agama mereka”.

Persaudaraan kaum muslimin itu dibangun diatas keimanan dan ketaqwaan, orang-orang yang
bersaudara di dunia akan saling bermusuhan di akhirat, kecuali orang yang bertakwa.

Dari ibnu umar ( Abdullah bin Umar), sesungguhnya nabi bersabda “ apabila mereka bertiga maka
janganlah dua orang dari mereka berbisik-bisik, tanpa mengikutkan yang ketiganya" larangan disini
menunjukkan haramnya hal tersebut, dan dari riwayat Abu Dawud, saya bertanya kepada ibnu umar
( murid ibnu umar ) bagaimana kalau berempat? Maka itu tidak membahayakan kamu...

Dan diriwayatkan oleh Imam Malik didalam Al Muwattho, dari Abdullah ibn Dinar , saya berada
disisi pintu Khalid ibnu Abbah yang berada dipasarkan, maka datanglah seorang laki ingin berisik
dengan ibnu umar, dan tidak ada seorangpun disisnya, maka Ibnu Umar memanggil laki-laki yang lain
sampai kami pun jumlahnya 4 orang, dan ibnu umar berkata kepada saya dan laki-laki yang ketiga,
mundur kalian sedikit, kenapa karena saya telah mendengar rasulullah bersabda kepadaku “
janganlah dua orang berbisik tanpa mengikutkan laki-laki yang ketiganya". Cara yang kedua, dia
bertiga dan dia minta izin dengan fulan untuk berbicara kepada berdua dengan laki-laki.

Dan dari Ibnu bin Mas’ud, rasulullah bersabda “apabila kalian bertiga, maka janganlah dua orang
diantara kalian berisik-bisik, tanpa mengikutkannya kepada khalayak yang ramai.....

Bab. 282 Tentang larangan dari menyiksa budak, binatang, wanita, dan anak-anak tanpa sebab
secara syari, penyiksaan yang melebihi batas adab.

Dalil pertama, Allah berfirman “ dan kepada kedua orangtua hendaklah berbuat baik, baik ucapan
atau perbuatan “ dan kepada karib kerabat dari jalur ibu atau jalur ayah untuk berbuat baik, dan
lebih didahulukan dari yang bukan karib kerabat, dan kepada anak-anak yatim yang masih kecil yang
ditinggalkan oleh ayahnya ( tidak ada yatim setelah bermimpi ) , kepada orang miskin, kepada
tetangga dekat dan jauh, dan kepada istri ( ada juga pendapat yang mengatakan teman dalam
safar ), ibnu sabil ( terutama yang kehabisan bekal dalam safar), Dan apa yang dimiliki dari apa yang
kalian kuasai untuk berbuat baik kepadanya, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
sombong dan membanggakan diri".

Dalil kedua, dan dari ibnu umar ( Abdullah ibn Umar) sesungguhnya Rasulullah shallahu alaihi wa
salam bersabda “ seorang wanita disiksa, diadzab disebabkan karena seekor kucing yang dikurung,
sampai kucing itu mati, sehingga wanita tersebut masuk dineraka disebabkan kucing, dia tidak
memberikan makan dan minum dan tidak pula dilepaskan agar kucing tersebut mencari makan dari
binatang-binatang tanah". Masuk didalamnya orang yang memasang jerat, maka hendaknya untuk
senantiasa untuk di cek, untuk menghindari binatang tersebut mati karena kehausan dan kelaparan.

Pemahaman kebalikan dari hadist, kalau seandainya ada seseorang yang memelihara burung
didalam sangkar dengan memberikan makan dan minum, maka hukumnya boleh.

Orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia segala sesuatu memohonkan ampunan
untuknya, bahkan semut yang ada didalam tanah dan ikan yang ada didalam lautan.
Menunjukkan pentingnya ilmu agama, dengan mengetahui syariat dan larangan dan dengan ilmu
tersebut akan menjaganya dari melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Sesungguhnya yang takut kepada Allah dari hamba-hambanya, mereka itulah para ulama.

Dalil ketiga, dan darinya bahwasanya beliau pernah melewati anak muda dari suku quraisy, mereka
meletakkan burung dan mereka melempar buruk tersebut dengan panah dan tombak mereka, maka
ibnu umar melihat dan mereka melihat mereka terpencar, semoga Allah melaknat orang yang
melakukan perbuatan ini, sesungguhnya Rasulullah shallahu alaihi wa salam melaknat orang yang
menjadikan sesuatu yang mempunyai ruh sebagai sasaran untuk melatih ketangkasan panah dan
tombak.

Didalam hadist ini menunjukkan mereka sahabat nabi melakukan amar ma'ruf nahi munkar, juga
mengajari manusia untuk mengikuti dan mencontoh Rasulullah shallahu alaihi wa salam.

Dalil keempat, dari Anas bin Malik beliau berkata Rasulullah shallahu alaihi wa salam melarang
untuk mengurung binatang untuk dibunuh.

Dalil kelima, dan darinya ( Abdullah bin Abbas) Rasulullah shallahu alaihi wa salam lewat didepannya
seekor keledai yang telah diberi tanda di wajahnya, maka beliau bersabda “ laknat Allah orang yang
telah memberi tanda diwajah keledai ini” hadist ini menunjukkan tentang haramnya memberi tanda
pada wajah binatang. Syeikh ustaimin mengatakan bahwa memberikan tanda diwajah hewan
hukumnya adalah haram dan termasuk dosa yang besar, Karena nabi melaknat orang yang
melakukan perbuatan ini, dan didalam riwayat imam muslim disebutkan bahwa nabi melarang
memukul pada wajah, dan demikian pula memberikan tanda pada wajah, didalam hadist adanya
tambahan hukum yakni larangan dari memukul wajah, bahkan disaat peperangan pun seseorang
untuk menghindari memukul pada wajah, dan dalam hadist lain apabila kalian ingin memukul maka
hindarilah memukul wajah.

Bab. 283 Tentang haramnya menyiksa dengan api pada seluruh jenis hewan sampai semut juga dan
semisalnya dari binatang yang lainnya.

Dari Abu Hurairah beliau berkata, Rasulullah shallahu alaihi wa salam mengutus kami sebagian pada
suatu peperangan lalu beliau bersabda “ apabila kalian mendapatkan si fulan dan si fulan, maka
bakalan mereka dengan api, kemudian beliau bersabda “ ketika kami ingin berangkat “
sesungguhnya tadi saya memerintahkan kepada kalian untuk membakar si fulan dan si fulan,
sesungguhnya api itu tidak boleh untuk menyiksa kecuali pemiliknya api, tapi ketika kalian bertemu
mereka berdua maka bunuhlah mereka". Dalam hadist ini menunjukan tentang yang menghapus dan
yang dihapus ( disebutkan dalam satu hadist yang bersamaan ) .

Dalil kedua, dari Ibnu Mas’ud berkata dahulu kami bersama Rasulullah dalam perjalanan, dan beliau
pergi untuk urusan sesuatu dan kami melihat burung bersama 2 anaknya, dan kami mengambil
anaknya dan ibunya berteriak, dan rasulullah berkata siapa yang mengagetkan ibu burung ini, maka
kembalikan mereka pada ibu dan beliau melihat sarang semut yang telah dibakar kemudian beliau
bersabda sesungguhnya tidak boleh membakar hewan kecuali pemiliknya api “

Anda mungkin juga menyukai