Anda di halaman 1dari 17

PAPER APLIKASI PERPAJAKAN

“Contoh Kasus E-SPT PPN”

Disusun oleh:

1. Yuliantoro 2019017046
2. Maria Magdalena 2019017083
3. Adolof Sairo Ngongo 2019017095
4. Sance Efrasia Nelia 2019017099
5. Rachel Luturnas 2019017112
6. Ika Susanti 2019017127
7. Feby Al Ghafur 2019017134
8. Riski Adi Wibowo 2019017141
9. Maya Nofitasari 2019017145
10. Vinka Rahmawati 2019017158
11. Hana Meleniawati 2019017203
12. Rifah Ayu Wafiroh 2019017223
13. Roban 2019017228

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2021
PENDAHULUAN

Apa itu SPT Masa PPN?

SPT Masa PPN merupakan formulir laporan Pajak Pertambahan Nilai yang harus diisi
dan dilaporkan oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) di Indonesia, dan biasanya disampaikan
setiap bulannya (laporan bulanan). SPT Masa PPN merupakan sebuah form yang digunakan
oleh Wajib Pajak Badan untuk melaporkan penghitungan jumlah pajak baik untuk
melapor Pajak Pertambahan Nilai (PPN) maupun Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM)
yang terhutang. Fungsi dari SPT Masa PPN selain untuk melaporkan pembayaran atau
pelunasan pajak, namun juga dapat digunakan untuk melaporkan harta dan kewajiban
serta penyetoran pajak dari pemotong atau pemungut.

Kewajiban Melapor SPT Masa PPN

SPT Masa PPN harus dilapor setiap bulannya, walaupun tidak ada perubahan neraca,
atau nilai Rupiah pada masa pajak terkait nihil (0). Jatuh tempo pelaporan adalah pada hari
terakhir (tanggal 30 atau 31) bulan berikutnya setelah akhir masa pajak yang bersangkutan.
Kecuali di bawah kondisi tertentu seperti yang dijelaskan pada Peraturan Menteri Keuangan
PER-80/PMK.03/2010, maka tanggal jatuh tempo bukanlah pada akhir bulan berikut setelah
akhir masa pajak yang bersangkutan. Gagal melaporkan akan berakibat denda sebesar Rp
500.000,00 (UU KUP Pasal 7 ayat 1).

Ketentuan Pelaporan SPT Masa PPN

1. SPT Masa PPN harus dilaporkan setiap bulannya, kendati tidak ada perubahan neraca,
atau nilai Rupiah pada masa pajak terkait nihil (0).
2. Jatuh tempo pelaporan adalah pada hari terakhir (tanggal 30 atau 31) bulan berikutnya
setelah akhir masa pajak yang bersangkutan.

Kecuali dalam kondisi tertentu seperti yang tertuang pada Peraturan Menteri Keuangan PER-
80/PMK.03/2010, maka tanggal jatuh tempo bukanlah pada akhir bulan berikutnya setelah
akhir masa pajak yang bersangkutan.

Dalam UU KUP Pasal 7 ayat 1 disebutkan bahwa gagal melaporkan akan berakibat denda
sebesar Rp500.000.
Form Induk dan Lampiran SPT Masa PPN

Formulir yang kini digunakan adalah SPT Masa PPN 1111, yang terdiri dari 1 form
induk dan 6 form lampiran. SPT Masa PPN tersebut bisa didapatkan di aplikasi OnlinePajak.
Formulir yang kini digunakan adalah SPT Masa PPN 1111. Berdasarkan pemaparan diatas
dapat disimpulkan bahwa SPT Masa PPN merupakan sebuah form yang digunakan
oleh Wajib Pajak Badan untuk melaporkan penghitungan jumlah pajak baik untuk melapor
PPN maupun Pajak Penjualan Barang Mewah yang terhutang. Fungsi SPT Masa PPN selain
untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak, namun juga dapat digunakan untuk
melaporkan harta dan kewajiban serta penyetoran pajak dari pemotong atau pemungut. SPT
Masa PPN harus dilapor setiap bulannya. Jatuh tempo pelaporan adalah pada hari terakhir
(tanggal 30 atau 31) bulan berikutnya setelah akhir masa pajak yang bersangkutan. Jika tak
melapor, dikenakan denda sebesar Rp 500 ribu (UU KUP Pasal 7 ayat 1).

Bentuk SPT Masa PPN 1111

Pasal 3A Ayat (3) Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 243/PMK.03/2014


disebutkan pelaporan SPT Masa PPN harus menggunakan dokumen elektronik melalui e-
Filing. Namun seperti diketahui, per 1 Oktober 2020 DJP telah mewajibkan seluruh PKP
yang menggunakan aplikasi e-Faktur Client Desktop untuk memperbarui versi terbaru yakni
e-Faktur 3.0. SPT Masa PPN sekarang disebut pula dengan SPT Masa PPN 1111, yang terdiri
dari 1 form induk dan 6 form lampiran seperti berikut:

1. Formulir 1111 AB: formulir Rekapitulasi Penyerahan dan Perolehan (D.1.2.32.07).


2. Formulir 1111 A1: formulir Daftar Ekspor BKP Berwujud, BKP Tidak Berwujud
dan/atau JKP (D.1.2.32.08).
3. Formulir 1111 A2: formulir Daftar Pajak Keluaran atas Penyerahan Dalam Negeri
dengan Faktur Pajak (D.1.2.32.09).
4. Formulir 1111 B1: formulir Daftar Pajak Masukan yang Dapat Dikreditkan atas
Impor BKP dan Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/JKP dari Luar Daerah Pabean
(D.1.2.32.10).
5. Formulir 1111 B2: formulir Daftar Pajak Masukan yang Dapat Dikreditkan atas
Perolehan BKP/JKP Dalam Negeri (D.1.2.32.11).
6. Formulir 1111 B3: formulir Daftar Pajak Masukan yang Tidak Dikreditkan atau yang
Mendapat Fasilitas (D.1.2.32.12).
SPT Masa PPN 1111 ini wajib digunakan oleh setiap PKP, selain PKP yang menggunakan
pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan, untuk pelaporan SPT Masa PPN mulai
Masa Pajak Januari 2011. Adapun contoh SPT Masa PPN 1111 seperti berikut:
CONTOH KASUS E-SPT PPN
Contoh Kasus 1:
 PT SONY SEJAHTERA adalah perusahaan yang didirikan pada tanggal 1 Maret
2005 dengan NPWP 01.333.444.5.091.000 dan sejak tanggal 1 Januari 2005
dikukuhkan sebagai PKP. Saat ini PT SONY SEJAHTERA bergerak di bidang
industri dan perdagangan dengan Nomor KLU 60052.
• Produk yang dihasilkan oleh PT SONY SEJAHTERA adalah Televisi dengan merk
"SS". Semua bagian Televisi dibuat oleh unit-unit usaha PT SONY SEJAHTERA ,
sedangkan bahan bakunya diperoleh dari diimpor atau pembelian dalam negeri.
• PT SONY SEJAHTERA mempunyai tempat kedudukan di Jl. Malambong No 15
Bandung dengan nomor telepon (022) 99885600.

Dari catatan yang dimiliki oleh PT SONY SEJAHTERA selama bulan Januari 2011 diketahui
hal - hal sebagai berikut :
Penyelesaian :
1. Membuat Daftar Ekspor BKP Berwujud, BKP Tidak Berwujud, Dan/Atau JKP
2. Membuat Daftar Pajak Keluaran Atas Penyerahan Dalam Negeri Dengan Faktur Pajak

3. Mencatat Daftar Pajak Masukan Yang Dapat Dikreditkan Atas Impor BKP Dan
Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud Dari Luar Daerah Pabean

4. Mencatat Daftar Pajak Masukan Yang Dapat Dikreditkan Atas Perolehan BKP/JKP
Dalam Negeri
5. Mengisi Rekapitulasi Penyerahan Dan Perolehan

6. Mengisi SPT Masa PPN


Contoh Kasus 2 :

 PT. SINCHAN adalah perusahaan yang didirikan pada Tanggal 11 Januari 2016
dengan NPWP 99.999.999.9-999.000. dan sejak tanggal 01 Januari 2017 Dikukuhkan
sebagai PKP. Saat ini PT. SINCHAN bergerak dibidang Industri dan perdagangan
dengan Nomor KLU 60052.
 Produk yang dihasilkan oleh PT. SINCHAN adalah Televisi dengan merk Sinchan
Sony (SS). Semua bagian (spare part) Televisi dibuat oleh unit-unit usaha PT.
SINCHAN, sedangkan bahan bakunya diperoleh dari diimpor atau pembelian dalam
negeri.
 Direktur PT. SINCHAN bernama VALENTINA ROSSA (NPWP : 00.000.800.3-
001.000.
 PT. SINCHAN mempunyai tempat kedudukan di Jl. Pahlawan Bertopeng Blok
Matahari No. 11 Kioto RT.001 RW.014 Jakarta dengan Nomor telepon/Fax. (021)
2810810 DAN HP 081932810810 Kode Pos : 50000 alamat email :
ptsinchan@gmail.com
 Nomor Seri Faktur Pajak dari DJP dimulai dari 000-20.00000001 sd 000-
20.00000075

Dari catatan yang dimiliki oleh PT SINCHAN selama bulan Januari 2016 diketahui hal - hal
sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai