Anda di halaman 1dari 4

Oksigenasi

Pengertian oksigenasi :
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21% pada tekanan 1
atmosfer sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. (Kristina (2013) dalam
Saryono dan Widianti, 2010). Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen kedalam system
kimia dan fisika. Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel, sebagai hasilnya terbentuklah karbondioksida
,energy dan air. Penambahan karbondioksida yang melebihi batas normal pada tubuh akan
memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel (Adityana, Rosi (2012)
dalam Mubarak dan Chayatin, 2007).
Factor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi
a. Status Kesehatan
Pada orang sehat, sistem kardiovaskular dan sistem respirasi berfungsi dengan baik
sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh secara adekuat. Sebaliknya, orang
yang mempunyai penyakit jantung ataupun penyakit pernapasan dapat mengalami
kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh. Penyakit pada sistem
kardiovaskular berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh.
Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek
sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskular yang
mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa
oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas
tersebut ke dan dari sel. (Asmadi, 2008)

b. Lingkungan
Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan,
makin rendah PaO2 sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai
akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang
meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat. Sebagai respon terhadap
panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi sehingga darah akan mengalir ke kulit.
Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan
curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat.

c. Gaya Hidup
Kebiasaan merokok akan mempengaruhi status oksigenasi seseorang sebab merokok
dapat memperburuk penyakit arteri koroner dan pembuluh darah arteri. Nikotin yang
terkandung dalam rokok dapat menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer
dan pembuluh darah koroner. Akibatnya, suplai darah ke jaringan menurun.

d. Gangguan Oksigenasi
Permasalahan pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas dari adanya gangguan
sistem respirasi dan sistem kardiovaskular. Secara garis besar, gangguan respirasi
dikelompokkan menjadi tiga yaitu gangguan irama/ frekuensi pernapasan, insufisiensi
pernapasan dan hipoksia.

e. Analisa Gas Darah


Analisa Gas Darah (AGD) merupakan pemeriksaan penting penderita sakit kritis atau
seseorang yang mempunyai penyakit komplikasi untuk mengetahui atau mengevaluasi
pertukaran Oksigen Karbondioksida dan status asam-basa dalam darah arteri. Analisa
gas darah dilakukan untuk mengkaji gangguan keseimbangan asam-basa yang
disebabkan oleh gangguan pernapasan atau gangguan metabolik. Komponen dasarnya
mencakup pH, PaCO2, PaO2, SO2, HCO3, dan Base Excesses.

f. Usia
Perubahan yang terjadi karena penuaan yang mempengaruhi sistem pernapasan lansia
menjadi sangat penting jika sistem mengalami gangguan akibat perubahan seperti
emosional, pembedahan, anestesi atau prosedur lain. Peubahanperubahan tersebut
adalah dinding nada dan jalan napas menjadi lebih kaku dan kurang elastis, jumlah
batuk dan kerja silia berkurang, membrane mukosa menjadi lebih kering dan rapuh,
terjadi penurunan kekuatan otot dan daya tahan, keadekuatan ekspansi paru dapat
menurun, penurunan efisiensi sistem imun. Seiring dengan pertambahan umur,
kapasitas paru juga akan menurun. Kapasitas paru orang berumur 30 tahun ke 27 atas
ratarata 3.000 ml sampai 3.500 ml, dan pada orang yang berusia 50 tahunan kapasitas
paru kurang dari 3.000 ml.

g. Luas permukaan tubuh


Luas permukaan tubuh berkaitan erat dengan berat badan dan tinggi badan. Semakin
luas luas permukaan tubuh maka semakin banyak oksigen yang dibutuhkan oleh
tubuh.

h. Jenis kelamin
Kapasitas vital paru berpengaruh terhadap jenis kelamin seseorang. Volume dan
kapasitas paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25 % lebih kecil dari pada pria
(Guyton & Hall, 2008). Kapasitas paru pada pria lebih besar yaitu 4,8 L dibandingkan
pada wanita yaitu 3,1 L. Frekuensi pernapasan pada laki-laki lebih cepat dari pada
perempuan karena laki-laki membutuhkan banyak energi untuk beraktivitas, berarti
semakin banyak pula oksigen yang diambil dari udara hal ini terjadi karena lelaki
umumnya beraktivitas lebih banyak dari pada perempuan.

Gangguan oksigenasi

Gangguan Oksigenasi Gangguan pemenuhan oksigenasi yaitu kebutuhan oksigen dalam


tubuh tidak terpenuhi secara optimal yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor
fisiologi, perilaku, perkembangan, dan faktor lingkungan.
Faktor fisiologis : kehilangan cairan eksternal dan internal. Ex : (eks : pembedahan, muntah-
muntah, diare, diaresis) (in : hemoragik internal, luka bakar, asites).
Factor perilaku : merokok dan alcohol.
Factor lingkumgan : polusi udara, bakteri, virus, jamur.
Factor perkembangan : bayi premature
Gangguan kebutuhan oksigenasi pada diagnosis keperawatan terdapat 3 masalah keperawatan
yaitu gangguan pertukaran gas, pola napas tidak efektif, dan bersihan jalan napas tidak
efektif.
Gangguan pertukaran gas adalah keadaan ketika individu mengalami penurunan jalannya gas
(oksigen dan karbondioksida ) yang aktual antara alveoli paru-paru dan sistem vascular. Pola
nafas tidak efektif adalah keadaan ketika seorang individu mengalami kehilangan ventilasi
yang aktual atau potensial yang berhubungan dengan perubahan pola pernafasan. Sedangkan
bersihan jalan napas tidak efektif adalah suatu keadaan ketika seorang individu mengalami
suatu ancaman yang nyata atau potensial pada status pernafasan sehubungan dengan
ketidakmampuan untuk batuk efektif.
Pola napas tidak efektif

Manifestasi klinis pola napas tidak efektif :

Menurut PPNI (2016), data mayor untuk masalah pola napas tidak efektif yaitu :
a. Penggunaan otot bantu pernapasan
b. Fase ekspirasi yang memanjang
c. Pola napas abnormal
Adalah keadaan diamana terjadinya perubahan frekuensi napas, perubahan dalamnya
inspirasi, perubahan irama napas, rasio antara durasi inspirasi dengan durasi ekspirasi
(Djojodibroto, 2014).
1) Takipnea adalah bernapas dengan cepat dimana frekuensi napas pada bayi 0 sampai 12
bulan lebih dari 60x/menit (Donna L. Wong, 2003). Keadaan ini biasanya menunjukkan
adanya penurunan keteregangan paru atau rongga dada.
2) Bradipnea adalah penurunan frekuensi napas atau pernapasan yang melambat. Keadaan ini
ditemukan pada depresi pusat pernapasan.
3) Hiperventilasi merupakan cara tubuh dalam mengompensasi peningkatan jumlah oksigen
dalam paru-paru agar pernafasan lebih cepat dan dalam. Proses ini ditandai dengan adanya
peningkatan denyut nadi, nafas pendek, adanya nyeri dada, menurunnya konsentrasi CO2,
dan lain-lain. Keadaan demikian dapat disebabkan oleh adanya infeksi, keseimbangan asam
basa, atau gangguan psikologis. Hiperventilasi dapat menyebabkan hipokapnea, yaitu
berkurangnya CO2 tubuh di bawah batas normal, sehingga rangsangan terhadap pusat
pernafasan menurun.
4) Kussmaul merupakan pernapasan dengan panjang ekspirasi dan inspirasi sama, sehingga
pernapasan menjadi lambat dan dalam.
5) Cheyne-stokes merupakan pernapasan cepat dan dalam kemudian berangsur – angsur
dangkal dan diikuti periode apneu yang berulang secara teratur.
Menurut PPNI (2016), data minor untuk masalah pola napas tidak efektif yaitu : pernapasan
pursed-lip, pernapasan cuping hidung, diameter thoraks anterior–posterior meningkat,
ventilasi semenit menurun, kapasitas vital menurun, tekanan ekspirasi menurun, tekanan
inspirasi menurun dan ekskursi dada berubah.

Komplikasi :

Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan pola nafas tidak efektif menurut
Bararah & Jauhar (2013), adalah sebagai berikut :
a. Hipoksemia
Merupakan keadaan di mana terjadi penurunan konsentrasi oksigen dalam darah arteri
(PaO2) atau saturasi O2 arteri (SaO2) di bawah normal (normal PaO 85-100 mmHg,
SaO2 95%). Pada neonatus, PaO2 < 50 mmHg atau SaO2 < 88%. Pada dewasa, anak,
dan bayi, PaO2 < 60 mmHg atau SaO2 < 90%. Keadaan ini disebabkan oleh
gangguan ventilasi, perfusi, difusi, pirau (shunt), atau berada pada tempat yang
kurang oksigen. Pada keadaan hipoksemia, tubuh akan melakukan kompensasi
dengan cara meningkatkan pernapasan, meningkatkan stroke volume, vasodilatasi
pembuluh darah, dan peningkatan nadi. Tanda dan gejala hipoksemia di antaranya
sesak napas, frekuensi napas dapat mencapai 35 kali per menit, nadi cepat dan
dangkal serta sianosis.
b. Hipoksia
Merupakan keadaan kekurangan oksigen di jaringan atau tidak adekuatnya
pemenuhan kebutuhan oksigen seluler akibat defisiensi oksigen yang diinspirasi atau
meningkatnya penggunaan oksigen pada tingkat seluler. Hipoksia dapat terjadi setelah
4-6 menit ventilasi berhenti spontan. Penyebab lain hipoksia antara lain :
1) Menuruunya haemoglobin 5
2) Berkurangnya konsentrasi oksigen.
3) Ketidakmampuan jaringan mengikat oksigen.
4) Menurrunya perfusi jaringan seperti pada syok
5) Kerusakan atau gangguan ventilasi Tanda-tanda hipoksia di antaranya kelelahan,
kecemasan, menurunnya kemampuan konsentrasi. nadi meningkat, pernapasan cepat
dan dalam, sianosis, sesak napas, serta jari tabuh (clubbing fugu).
c. Gagal napas

Merupakan keadaan dimana terjadi kegagalan tubuh memenuhi kebutuhan karena


pasien kehilangan kemampuan ventilasi secara adekuat sehingga terjadi kegagalan
pertukaran gas karbondioksida dan oksigen. Gagal napas ditandai oleh adanya
peningkatan karbondioksida dan penurunan oksigen dalam darah secara signifikan.
Gagal napas disebabkan oleh gangguan system saraf pusat yang mengontrol
pernapasan, kelemahan neuromuskular, keracunan obat, gangguan metabolisme,
kelemahan otot pernapasan, dan obstruksi jalan napas.

D. Perubahan pola napas


Pada keadaan normal frekuensi pernapasan pada anak 20-30x/menit, anak usia
dibawah 2 tahun 25-32x/menit, bayi kurang dari 6 bulan 30-50x/menit, dengan irama
teratur serta inspirasi lebih panjang dari ekspirasi. Pernapasan normal disebut eupneu .
perubahan pola napas dapat berupa hal – hal sebagai berikut.
1) Dispneu, yaitu kesulitan bernapas.
2) Apneu, yaitu tidak bernapas atau berhenti bernapas.
3) Takipneu, pernapasan yang lebih cepat dari normal.
4) Bradipneu, pernapasan lebih lambat dari normal.
5) Kussmaul, pernapasan dengan panjang ekspirasi dan inspirasi sama, sehingga
pernapasan menjadi lambat dan dalam.
6) Cheyney-stokes, merupakan pernapasan cepat dan dalam kemudian berangsur –
angsur dangkal dan diikuti periode apneu yang berulang secara teratur.
7) Biot, adalah pernapasan dalam dan dangkal disertai masa apneu dengan periode
yang tidak teratur.

Anda mungkin juga menyukai