Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RESUME

PELAKSANAAN PPI DIMASA PANDEMI

OLEH :

CITRA PRAMUNINGTIYAS SANJAYA (20190320085)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2021
PELAKSANAAN PPI DIMASA PANDEMI

Corona virus Disease 19 (COVID-19) merupakan penyakit infeksi saluran pernafasan yang
disebabkan oleh virus corona jenis baru (SARS-CoV-2), yang mulai teridentifikasi pertama
kali di Wuhan-China Desember 2019. Sebagai upaya pengendalian terhadap penyebaran
SARS-COV-2 pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan pembatasan sosial termasuk
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor
21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan
Penanganan COVID-19.

Masyarakat juga dihimbau untuk tidak bepergian termasuk ke fasilitas kesehatan kecuali jika
sangat memerlukannya. pelaksanaannya peraturan tersebut diturunkan dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman PSBB.

WHO menentukan beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu negara :

 Epidemik terkontrol yang dibuktikan dengan tingkat penularan corona effective


reproduction number (RT) atau reproduksi efektif di suatu wilayah harus kurang dari
1 (RT <1) selama sekurang-kurangnya 14 hari.
 indikator kuncinya adalah jumlah kasus baru yang memerlukan rawat inap lebih kecil
dari perkiraan kapasitas maksimum Rumah Sakit dan tempat tidur ICU dari sistem
kesehatan yang ada
 Sistem surveilans kesehatan masyarakat mampu mengidentifikasi dan melakukan
pelacakan seluruh kasus

Masa adaptasi kebiasaan baru :

 suatu tatanan baru yang memungkinkan masyarakat hidup “berdampingan” dengan


COVID-19
 Pelayanan kesehatan sebagai sektor yang paling terdampak oleh situasi pandemik ini
juga harus bersiap untuk menghadapi adaptasi kebiasaan baru
 tetap merawat pasien COVID-19 namun di saat bersamaan juga memberikan
pelayanan kepada pasien umum dengan risiko penularan seminimal mungkin
Prinsip utama pengaturan Rumah Sakit pada masa adaptasi kebiasaan baru :

 Memberikan layanan pada pasien COVID-19 dan non COVID-19 dengan


menerapkan prosedur skrining, triase dan tata laksana kasus
 Melakukan antisipasi penularan terhadap tenaga kesehatan dan pengguna layanan
dengan penerapan prosedurPPI, K3 dan APD
 Menerapkan protokol pencegahan COVID-19
 Menyediakan fasilitas perawatan terutama ruang isolasi untuk pasien kasus COVID-
19.

Pelayanan :

1. ALUR PASIEN
2. SKRINING
 Skrining pada Pasien dan Pengunjung
 Skrining pada petugas Rumah Sakit
3. TRIASE

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DALAM MASA PANDEMI

1. Protocol bagi pasien


2. Protocol bagi petugas

RUANG LINGKUP PPI RS

1. Protokol PPI tentang Covid-19

•Tersedia APD bagi staf

•Staf dilatih menskrining dugaan Covid-19

•Tersedia ruang isolasi

•Isolasi airborne bertekanan negatif

•Menerapkan kewaspadaan isolasi (standar dan transmisi)

•Kewaspadaan airborne selama AGP

•Sarpras untuk kebersihan tangan


•Poster dan ilustrasi protokol kesehatan

2. Protokol pencegahan pergerakan pasien

•Staf dilatih panduan teknis PPI

•Kebijakan jarak antar tempat tidur RS

•Pembersihan dan desinfeksi permukaan lingkungan RS dan ambulans

•Infrastruktur dan protokol pengelolaan limbah

•catatan orang yang masuk ke ruang perawatan pasien COVID-19

•Pedoman dan ruangan pengelolaan jenazah

Protocol pencegahan dan pengendalian infeksi : dengan prosedur stndar untuk mengelola
covid-19 tersedia dan telah dilaksanakan serta semua staf rumah sakit telag disosialisasikan
tentang protocol tersebut yang harus mencakup mekanisme pemantauan berkala.

Alat pelindung diri yang memadai : (masker bedah dan medis, pespirator N95 atau FFP2,
sarung tangan, gaun pelindung dan pelindung mata) tersedia dan mudahh diakses oleh semua
staf rumah sakit yang ditunjuk untuk berinteraksi dengan kasus covid-19.

Staf dilatih : untuk mengenali dan menskrining semua kasus degaan covid-19 pada titik
kontak mereka dengan rumah sakit, dan pemeriksaan ini mencakup semua pasien,
pengunjung, dan staf rumah sakit.

Ruang isolasi : tersedia untuk pasirn suspect, probable, dan konfirmasi dengan
petunjuk/tanda yang jelas, perlengkapan yang memadai dan ventilasi yang cukup.

Kewaspadaan transmisi airbone : disiapkan dengan menggunakan ruang betrekanan


negative dengan setidaknya 12 pergantian udara/jam dan arah aliran udara terkendali saat
menggunakan ventilasi mekanis.

Kewaspadaan standar dan kewaspadaan transmisi : diterapkan untuk manajemen kasus


dan untuk menerima dan menstransfer pasien suspek, probable maupun confirm covid-19

Kewaspadaan transmisi airbone selama prosedur yang menimbulkan aerosol : untuk


covid-19, seperti intubasi trakea, ventilasi noon-invasif, trakostomi, resusitasi
kardiopulmoner, ventilasi manual sebelum intubasi, bronskopi, pengambilan sampel aspirasi
dan otopsi.

Sarana dan prasana : untuk penerapan kebersihan tangan pada area masuk rumah sakit
seperti tempat cuci tangan dengan air mengalir/handsanitizer, tempat sampah tertutup pada
lokasi-lokasi strategis.

Tersedia media edukasi seperti poster protocol Kesehatan dan ilustrasi : di dalam rumah
sakit dan di lokasi strategis di sekitar rumah sakit, termasuk informasi tentang mencuci
tangan, etika pernapasan dan jaga jarak.

Panduan teknis pencegahan dan pengendalian infeksi : staf rumah sakit diberikan edukasi
dan sosialisasi baik secara langsung maupun online tentang teknis pencegahan dan
pengendalian infeksi, terutama tentang kebersihan tangan, kebersihan pernapasan, etika
batuk, jarak sosial dan penggunaan alat pelindung.

Kebijakan tersedia dan telah diterapkan : memastikan semua tempat tidur rumah sakit
ditempatkan dengan jarak minimal 1 meter

Bersihkan permukaan rumah sakit dan ambulans : didisinfeksi sesuai dengan pedoman
pencegahan pengendalian infeksi.

Pengelolaan limbah : rumah sakit memiliki infrastruktur dan protocol untuk pengelolaan
limbah termasuk pengelolaan limbah biologis dan klinis.

Data orang yang masuk keruangan perawatan pasien covid-19 : data yang tercatat seperti
nama, alamat rumah, alamat email, nomor ponsel.

Mengelola jenazah : tersedia ruangan yabg cukup dan pedoman untuk mengelola jenazah
orang yang meninggal karena covid-19 termasuk pedoman untuk menyediakan pemakaman
yang aman dan bermartabat.
JURNAL

Jurnal ARSI/Oktober 2017 “Analisis Penerapan Program Pencegahan dan Pengendalian


Infeksi di Ruang Rawat Inap RSUD Tebet Tahun 2017” oleh Tetyana Madjid1 , Adik
Wibowo2 1Program Pasca Sarjana Kajian Administrasi Rumah Sakit Indonesia Departemen
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Indonesia.

EBN :

Sebanyak 77 % tindakan PPI di RSUD Tebet sudah dilakukan sesuai SOP rumah sakit.
RSUD Tebet memiliki peluang yang cukup besar untuk meningkatkan upaya PPI di rumah
sakit. Potensi ketersediaan sumber daya manusia yang masih terbilang muda, lama kerja yang
masih berpotensi untuk semakin meningkat, keseragaman tingkat pendidikan D3 keperawatan
dan belum diikutinya pelatihan PPI merupakan celah sekaligus potensi yang dapat
dimanfaatkan oleh RSUD Tebet. RSUD Tebet sudah memiliki kebijakan rumah sakit yang
baik, yang ditunjukkan dengan adanya struktur organisasi komite PPI yang sudah melibatkan
unit –unit lainnya dan tersediannya SOP yang mendukung pelaksanaan program PPI. Akan
tetapi struktur komite belum mengacu pada kebijakan Kementerian Kesehatan dan peran
komite PPI dirasakan belum maksimal, salah satunya adalah peran pengawasan dari komite
medik melalui IPCN.

Ketersediaan sarana dan prasarana yang menunjang tindakan pemasangan infus, mengganti
perban, menyuntik dan penanganan limbah sudah baik. Di RSUD Tebet sudah dilakukan
pelaporan kejadian HAIs oleh perawat IPCLN dan IPCN yang prosesnya dimulai dari
pengumpulan data, analisa, evaluasi hingga pelaporan. Hasil uji bivariat menunjukkan
terdapat hubungan yang bermakna antara lama kerja perawat, kebijakan dan pelaporan
kejadian infeksi (HAIs) perawatdengan tindakan PPI. Variabel yang paling besar dan paling
kuat pengaruhnya terhadap tindakan PPI meliputi tindakan mengganti perban, memasang
infus, menyuntik dan penanganan limbah medis paska tindakanadalah pelaporan kejadian
infeksi (HAIs).

Anda mungkin juga menyukai