1. Jelaskan tentang Patient Centered Care? Mengapa rumah sakit perlu melakukan PCC? Apa
kendala yg mungkin terjadi dan bagaimana mengatasinya?
JAWABAN
Menurut The Institute of Medicine (IOM) patient centered care adalah suatu bentuk
pelayanan kesehatan yang menciptakan hubungan kerjasama yang baik diantara praktisi
kesehatan, pasien, dan keluarganya (jika diperlukan) untuk menjamin bahwa keputusan yang
dibuat menghormati keinginan pasien, kebutuhan pasien, pilihan pasien, menjamin pasien
mendapatkan pengetahuan serta mendukung pasien untuk mengambil keputusan dan
berpartisipasi dalam perawatan mereka sendiri.
Rumah Sakit perlu melakukan PCC karena ketidakakuratan informasi dapat menimbulkan
dampak yang serius pada pasien, hampir 70% kejadian sentinel yaitu kejadian yang
mengakibatkan kematian atau cidera yang serius di rumah sakit disebabkan karena buruknya
komunikasi. Patient Centered Care (PCC) adalah tujuan sekaligus alat yang digunakan untuk
meningkatkan hasil kesehatan.
Menurut Silow, S, et al (2006), walaupun sudah berhasil, organisasi tetap harus berkaca
pada hambatan -hambatan dalam mencapai PCC, antara lain:
1. Kesulitan dalam merekrut dan mempertahankan dokter.
2. Kurangnya mendefinisikan batasan untuk mencapai keberhasilan staf yang mungkin
kewalahan untukmenentukan kesepakatan dengan tenaga kesehatan lain, sosial, budaya dan
faktor ekonomi pasien.
3. Persyaratan perekrutan yang ketat dapat menimbulkan hambatan untuk memperoleh
tenagakesehatan dari lingkungan sekitar.
5. Kendala finansial
6. Kebiasaan lama dari staf yang tidak mau merubah paradigma lama sebagai penyedia layanan
/hubungan atau relasi dengan pasien dan budaya serta faktor sosial ekonomi.
Intervensi yang dilakukan Tim yang berbeda diciptakan yang berfokus pada bidang-bidang
berikut:
1. Komunikasi-Komunikasi
dianggap sebagai komponen intervensi utama. Oleh karena itu, papan komunikasi dibuat di
setiap departemen untuk membantu semua karyawan memahami apa yang terjadi di dalam
sistem dan apa yang perlu mereka lakukan untuk mencapai tujuan strategis mereka. Papan-
papan itu diperbarui setiap bulan.
2. Keterlibatan karyawan, kepemimpinan, dokter penghubung, dan tim pengalaman pasien
bertujuan untuk memberikan pengalaman ‘wow’ kepada pasien. Ini merupakan fokus
penting dari intervensi.
2. Pandemi Covid membuka wawasan para manajemen RS, bahwa design RS, pengendalian
infeksi dsb akan sangat berpengaruh terhadap mutu pelayanan serta keselamatan pasien
dan staf. Berikan gambaran singkat tentang kondisi RS tempat anda bekerja dan rencana
apa yang akan dilakukan untuk memastikan mutu layanan, keselamatan pasien dan staf
dapat terlaksana dengan baik.
JAWABAN
Pelayanan kesehatan pada masa pandemi COVID-19 akan sangat berbeda dengan keadaan
sebelum COVID-19. Rumah Sakit menyiapkan prosedur keamanan yang lebih ketat dimana Protokol
PPI diikuti sesuai standar. Prosedur penerimaan pasien juga akan mengalami perubahan termasuk
penggunaan masker secara universal, prosedur skrining yang lebih ketat, pengaturan jadwal
kunjungan, dan pembatasan pengunjung/pendamping pasien bahkan pemisahan pelayanan untuk
pasien COVID-19 dan non COVID-19.
Prinsip utama yang dipegang Rumah Sakit pada masa pandemi COVID-19 dalam hal
pelayanan adalah:
➢ Memberikan layanan pada pasien COVID-19 dan non COVID-19 dengan menerapkan
prosedur skrining, triase dan tata laksana kasus.
➢ Melakukan antisipasi penularan terhadap tenaga kesehatan dan pengguna layanan dengan
penerapan prosedur Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), penerapan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) di unit kerja dan pemenuhan Alat Pelindung Diri (APD).
➢ Menerapkan protokol pencegahan COVID-19 yaitu: harus mengenakan masker bagi
petugas, pengunjung dan pasien, menjaga jarak antar orang >1m dan rajin mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir selama 40 s/d 60 detik atau dengan hand sanitizer selama
20 s/d 30 detik.
➢ Menyediakan fasilitas perawatan terutama ruang isolasi untuk pasien kasus COVID-19.
➢ Terintegrasi dalam sistem penanganan COVID-19 di daerah masing-masing sehingga
terbentuk sistem pelacakan kasus, penerapan mekanisme rujukan yang efektif dan
pengawasan isolasi mandiri dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat.
➢ Melaksanakan kembali pelayanan yang tertunda selama masa pandemi COVID-19.
Untuk dapat memenuhi prinsip-prinsip pelayanan diatas maka Rumah Sakit melakukan:
1. Membuat pembagian dan pengaturan zona risiko COVID-19 dan pembatasan akses masuk
di Rumah Sakit.
2. Pemanfaatan teknologi informasi untuk inovasi layanan kesehatan seperti:
a. Sistem pendaftaran melalui telepon atau secara online untuk membatasi jumlah orang
yang berada di Rumah Sakit dalam waktu yang bersamaan. Pada aplikasi daftar online
pasien juga dapat diminta mengisi kajian mandiri COVID-19 untuk memudahkan dan
mempersingkat proses skrining ketika mengunjungi Rumah Sakit.
b. Layanan telemedicine untuk mengurangi jumlah orang yang berada di Rumah Sakit.
c. Rekam medik elektronik
d. Sistem pembayaran secara online / melalui uang elektronik
e. Mengembangkan sistem “drug dispencing” dimana pasien yang telah menerima
layanan telemedicine tidak perlu datang ke Rumah Sakit hanya untuk mengambil obat.
Rumah Sakit sudah mengembangkan layanan pengantaran obat dengan bekerjasama
dengan penyedia jasa lain untuk mengantarkan obat kepada pasien.