Tim Penyusun
RS Emma Mojokerto
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Tujuan umum disusunnya panduan teknis ini adalah sebagai acuan bagi pemilik dan pengelola
Rumah Sakit dalam menyesuaikan kembali layanan Rumah Sakit dalam masa adaptasi kebiasaan
baru pandemik COVID-19 yang harus diterapkan agar layanan dapat diberikan dengan aman.
Penyelenggara (Pemilik dan Pengelola) Rumah Sakit dalam mempersiapkan manejemen layanan
yang sesuai standar protokol kesehatan nasional dan mendukung produktivitas kerja namun tetap
memprioritaskan kesehatan dan keselamatan dengan pencegahan dan pengendalian transmisi
COVID-19 sehingga dapat memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan Rumah Sakit dan sumber daya manusia di Rumah Sakit. Panduan Teknis ini dibuat
sebagai acuan bagi : Tim PPI di Rumah Sakit dalam meningkatkan mutu layanan Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di masa adaptasi kebiasaan baru pandemik COVID-19. Pemberi
layanan kesehatan di Rumah Sakit dalam melakukan layanan kepada masyarakat sesuai dengan
standar protokol kesehatan nasional agar pemberi layanan terjamin keselamatannya. Pasien,
petugas dan pengunjung rumah sakit yang membutuhkan layanan dan kepentingan lainnya di
Rumah Sakit agar dapat mengikuti protokol kesehatan yang berlaku di Rumah Sakit untuk
meminimalisir terpapar COVID-19.
1.3 SASARAN
Sasaran dari Panduan Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru adalah semua pasien, pengunjung ,
keluarga dan staf RS Emma Mojokerto
Pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu di Rumah Sakit telah menjadi harapan dan tujuan
utama dari masyarakat/pasien, petugas kesehatan, pengelola dan pemilik Rumah Sakit serta
regulator. Bahkan di masa pandemik COVID-19 ini pun pelayanan kesehatan tetap dapat
dijalankan dengan mengutamakan keselamatan pasien dan tenaga kesehatan yang bertugas.
Pelayanan kesehatan di masa adaptasi kebiasaan baru akan sangat berbeda dengan keadaan
sebelum COVID-19. Rumah Sakit perlu menyiapkan prosedur keamanan yang lebih ketat
dimana Protokol PPI diikuti sesuai standar. Prosedur penerimaan pasien juga akan mengalami
perubahan termasuk penggunaan masker secara universal, prosedur skrining yang lebih ketat,
pengaturan jadwal kunjungan, dan pembatasan pengunjung/ pendamping pasien bahkan
pemisahan pelayanan untuk pasien COVID-19 dan non COVID-19.
Prinsip utama pengaturan Rumah Sakit pada masa adaptasi kebiasaan baru untuk menyesuaikan
layanan rutinnya adalah:
• Memberikan layanan pada pasien COVID-19 dan non COVID-19 dengan menerapkan prosedur
skrining, triase dan tata laksana kasus.
• Melakukan antisipasi penularan terhadap tenaga kesehatan dan pengguna layanan dengan
penerapan prosedur Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di unit kerja dan pemenuhan Alat Pelindung Diri (APD).
• Menerapkan protokol pencegahan COVID-19 yaitu: harus mengenakan masker bagi petugas,
pengunjung dan pasien, menjaga jarak antar orang >1m dan rajin mencuci tangan dengan sabun
dan air mengalir selama 40 s/d 60 detik atau dengan hand sanitizer selama 20 s/d 30 detik.
• Menyediakan fasilitas perawatan terutama ruang isolasi untuk pasien kasus COVID-19.
• Membuat pembagian dan pengaturan zona risiko COVID-19 dan pembatasan akses masuk di
Rumah Sakit.
a. Sistem pendaftaran melalui telepon atau secara online untuk membatasi jumlah orang yang
berada di Rumah Sakit dalam waktu yang bersamaan. Pada aplikasi daftar online pasien juga
dapat diminta mengisi kajian mandiri COVID-19 untuk memudahkan dan mempersingkat proses
skrining ketika mengunjungi Rumah Sakit.
b. Layanan telemedicine untuk mengurangi jumlah orang yang berada di Rumah Sakit.
• Mengembangkan sistem “drug dispencing” dimana pasien yang telah menerima layanan
telemedicine tidak perlu datang ke Rumah Sakit hanya untuk mengambil obat. Rumah Sakit
dapat mengembangkan layanan pengantaran obat atau bekerjasama dengan penyedia jasa lain
untuk mengantarkan obat kepada pasien. Dalam penerapan layanan antar obat harus
memperhatikan prosedur pelayanan farmasi di Rumah Sakit
Pasien masuk ke Rumah Sakit melalui pintu utama yakni dapat melalui IGD atau melalui area
rawat jalan. Proses masuknya pasien melalui pintu utama tersebut dapat melalui tiga cara yaitu :
a. Langsung ke Rumah Sakit (atas permintaan pasien sendiri dan tanpa perjanjian). Pasien yang
masuk ke Rumah Sakit melalui mekanisme ini harus melalui proses skrining. Bila dari hasil
skrining dicurigai COVID-19 maka pasien diarahkan menuju triase IGD atau rawat jalan khusus
COVID-19. Sebaliknya bila dari skrining tidak dicurigai COVID-19 maka pasien diarahkan
menuju triase IGD atau rawat jalan non COVID-19 sesuai kebutuhan pasien
b. Melalui rujukan (dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) atau (Fasilitas Kesehatan
Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) ). 1. Rujukan pasien suspek atau konfirmasi COVID-19 tidak
perlu dilakukan skrining dan langsung diarahkan ke triase COVID-19. 2. Rujukan pasien kasus
non COVID-19 yang dengan hasil pemeriksaan COVID-19 negatif atau yang belum dilakukan
pemeriksaan COVID-19 tetap harus melewati proses skrining.
c. Melalui registrasi online. Pasien yang masuk ke Rumah Sakit melalui registrasi online
diharuskan mengisi kajian mandiri terkait COVID-19, bila terindikasi gejala COVID-19
langsung diarahkan ke triase rawat jalan COVID-19. Sedangkan pasien dengan hasil assessment
tidak terkait COVID-19 tetap melalui proses skrining (Isian kajian mandiri terlampir).
2.1.2 SKRINING
• Skrining merupakan proses penapisan pasien di mana seorang individu dievaluasi dan disaring
menggunakan kriteria gejala dan riwayat epidemiologis, untuk menentukan pasien tersebut
masuk ke dalam kategori dicurigai COVID-19 atau bukan.
• Tujuan skrining :
Mengurangi pajanan untuk pasien lain, pengunjung dan petugas Rumah Sakit.
Memastikan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) digunakan sesuai pedoman penggunaan
APD.
• Skrining dilakukan pada semua orang yang mengunjungi Rumah Sakit (pasien, petugas Rumah
Sakit atau pengunjung Rumah Sakit lainnya)
• Seseorang suspek COVID-19 bila dari hasil penilaian cepat didapatkan memenuhi
minimal satu kriteria riwayat epidemiologis dan/atau gejala klinis
2.1.3 TRIASE
• Pada prinsipnya proses triase adalah untuk mengidentifikasi pasien yang memerlukan
intervensi medis segera, pasien yang dapat menunggu, atau pasien yang mungkin perlu
dirujuk ke fasilitas kesehatan tertentu berdasarkan kondisi klinis pasien.
• Triase dilakukan di pintu masuk pasien yaitu di IGD dan rawat jalan.
• Tindakan yang dilakukan pada triase IGD khusus COVID-19 selain untuk penanganan
kegawatdaruratan pasien adalah untuk menentukan derajat infeksi COVID-19 yang
dideritanya, melalui anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan
penunjang pasien, sesuai Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19.
• Tindakan triase rawat jalan khusus COVID-19 dilakukan untuk menentukan derajat
infeksi COVID-19 yang dideritanya, melalui anamnesis lengkap dan pemeriksaan fisik
maupun pemeriksaan penunjang pasien, sesuai tata laksana manejemen klinis pasien
COVID-19 sesuai Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19
a. Zona Covid 19
b. Zona Non Covid 19
1. Zona COVID-19
Merupakan area/ruangan yang tingkat risiko terjadinya penularan COVID-19 tinggi
karena berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan pelayanan pasien
COVID-19. Zona ini diperuntukan bagi pasien kontak erat, suspek, probable dan
konfirmasi COVID-19. Yang termasuk dalam zona COVID-19 meliputi:
• Area pelayanan : area rawat jalan khusus COVID-19, area IGD khusus COVID-19, area
rawat inap khusus COVID-19, area ruang isolasi khusus COVID-19 (tekanan negatif /
ventilasi normal), area ruang rawat intensif (ICU/HCU) khusus COVID-19, area ruang
bersalin khusus COVID-19, area Ruang Operasi khusus COVID-19.
• Area penunjang : area laboratorium khusus COVID-19, area Radiologi khusus COVID-
19, area bagian gizi khusus COVID-19, area Kamar Jenazah, Area Pengolahan Limbah
Rumah Sakit. Bila memungkinkan pembagian kedua zona tersebut adalah dalam bentuk
ruangan terpisah. Apabila terkendala keterbatasan ketersediaan ruangan maka opsinya
adalah :
• Dalam satu instalasi yang perlu dipisahkan antara zona non COVID-19 dan zona
COVID-19 dapat dibatasi dengan pembatas sementara atau permanen yang ditandai
dengan penanda (sign) khusus yang jelas dan menganut sistem jalur satu arah.
• Bagi Rumah Sakit yang mempunyai jumlah SDM memadai dapat dibagi menjadi
petugas di Zona Pelayanan COVID-19 dan Non COVID-19. Bagi Rumah Sakit yang
tidak memiliki SDM yang cukup dapat membuat jadwal / pembagian jam shift layanan
maupun hari layanan antara layanan biasa maupun layanan khusus COVID-19.
• Bila ketersediaan ruangan tidak memungkinkan sama sekali untuk pemisahan zona,
maka untuk mengurangi risiko penyebaran COVID-19 dapat dilakukan dalam bentuk
pengaturan jadwal pelayanan, pembagian jam shift layanan ataupun hari layanan yang
diikuti dengan tindakan dekontaminasi dan sterilisasi baik ruangan maupun alat
kesehatan setelah pemberian pelayanan kepada pasien COVID-19 sesuai aturan yang
berlaku.
2. Zona Non COVID-19 Merupakan area/ruangan yang tingkat risiko terjadinya penularan
COVID-19 rendah karena tidak berhubungan langsung dengan pelayanan pasien COVID-
19.Yang termasuk dalam zona non COVID-19 meliputi:
• Area Administrasi: ruangan manejemen Rumah Sakit, ruang pertemuan, ruang
pendaftaran, gudang logistik, ruang rekam medik, administrasi dan lainnya.
• Area Pelayanan : area rawat jalan non COVID-19, area IGD non COVID-19, instalasi
rawat inap non COVID-19, area rawat intensif (ICU/HCU) non COVID-19, area ruang
bersalin non COVID-19, Ruang Operasi non COVID-19,
• Area penunjang : area laboratorium non COVID, area radiologi non COVID-19, area
bagian gizi non COVID-19, laundri, area farmasi dan layanan non COVID-19 lainnya
A. Area Rawat Jalan (RJ) Khusus COVID-19 Area IRJ khusus COVID menerima pasien
dari triase IRJ yaitu pasien dengan gejala COVID-19
Saat memasuki area ini:
• Petugas bagian registrasi yang akan mendaftarkan pasien.
• Seluruh konsultasi poliklinik untuk pasien dilakukan pemeriksaan di ruang konsultasi
IRJ risiko tinggi oleh Dokter.
• Selanjutnya pasien dilakukan pemeriksaan penunjang seperti swab, rontgen dan
labortorium lainnya sesuai indikasi dan protokol bagi pasien COVID-19.
• Bila pasien tidak perlu dirawat inap, pasien dapat dipulangkan dengan surat pengantar
ke Puskesmas jika dilakukan karantina atau isolasi mandiri.
• Bila pasien perlu rawat inap pasien diarahkan menuju instalasi rawat inap risiko tinggi.
Rekomendasi untuk fasilitas dan sarana prasarana:
• Fasilitas cuci tangan dengan air mengalir dan sabun / hand sanitizer tersedia di setiap
pintu masuk ruangan,
• Pengaturan jarak duduk > 1 m di ruang tunggu
• Sistem ventilasi dan sirkulasi udara yang baik,
• Pembatas fisik (barrier) pasien dan petugas (kaca /plastik)
• Pembatas / pemisah antar zona
• Pengunjung / pengantar dilarang masuk
• Ada tempat sampah beda warna sesuai jenis sampah.
• Area rawat jalan COVID-19 dapat dilengkapi dengan ruangan khusus / tersendiri untuk
pengambilan swab, pastikan ruangan tersebut mempunyai ventilasi yang baik.
C. Area Perawatan khusus COVID Area perawatan meliputi: ruang rawat inap (tekanan
negatif /natural air flow), kamar operasi, kamar bersalin, ruang rawat intensif, ruang
tindakan dan ruang lainnya. Area ini menerima pasien dari IRJ atau IGD dengan gejala
COVID-19. Petugas di area ini, hanya boleh masuk dan keluar melalui ruang ganti
(doning/doffing). Area ini dipisahkan dengan area non COVID-19 menggunakan
pembatas permanen atau sementara. Transfer obat, sample lab, dan makanan dilakukan
melalui loket khusus atau ruang penghubung. Pengantar/pengunjung tidak diperkenankan
memasuki area ini.
Bila pasien telah dinyatakan sembuh dan diperkenankan pulang:
• Pasien tidak diperkenankan membawa barang bawaan dari ruang isolasi yang
terkontaminasi.
• Saat pulang, pasien memakai pakaian yang bersih dan tidak terkontaminasi selama
perawatan. • Pakaian pasien yang terkontaminasi selama perawatan harus dikemas dalam
wadah tertutup dan untuk selanjutnya dicuci dengan deterjen pada saat sampai di rumah.
Rekomendasi untuk ruang perawatan:
• Sistem ventilasi dan sirkulasi udara yang baik
• Pengaturan jarak tempat tidur 1,5-1,8 m
• Batas pemisah antar zona
• Pengunjung / pengantar dilarang masuk
• Fasilitas cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir / hand sanitizer yang
tersedia di setiap pintu masuk ruangan
• Tempat sampah beda warna sesuai jenis sampah.
• Tempat pakaian kotor di dalam ruangan isolasi.
• Kamar mandi terpisah antara COVID-19 dengan non COVID-19.
• Memiliki pengaturan jalur dengan sistem satu arah
D. Laundri
• Laundri menerima linen infeksius maupun non infeksius. Untuk linen infeksius sebelum
diserahkan kebagian laundri, semua linen dimasukan kedalam wadah infeksius dan
tertutup ke bagian pencucian laundri dan pengemasan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku terkait penyelenggaraan pengawasan Linen (Laundri).
• Memiliki pemisah untuk bagian penerimaan linen kotor dan bersih
E. Area Kamar Jenazah Area ini merupakan tempat penyimpanan sementara atau tempat
pemulasaran jenazah. Penanganan jenazah probable maupun konfirmasi positif COVID-
19 dilakukan sesuai tatalaksana COVID-19. Masuk keluar petugas hanya melalui ruang
ganti (donning, doffing). Rekomendasi untuk kamar jenazah:
• Sistem ventilasi dan sirkulasi udara yang baik
• Pembersihan/cleaning rutin sesuai prosedur yang berlaku.
• Hanya keluarga inti maksimal 2 orang yang diijinkan masuk
• Fasilitas cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir/ hand sanitizer tersedia di
pintu masuk ruangan
• Tempat sampah beda warna sesuai jenis sampah. Bagi Rumah Sakit yang tidak
memiliki pelayanan pemulasaran jenazah dapat bekerja dengan Rumah Sakit yang
memiliki layanan tersebut.
Area pelayanan untuk pasien yang tidak mempunyai gejala COVID-19 atau tidak memiliki
riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19 yang meliputi area rawat jalan non COVID-19,
IGD non COVID-19, rawat inap non COVID-19 dan sarana penunjang serta fasilitas lainnya.
Kewaspadaan harus tetap dijaga dengan mewajibkan seluruh petugas mematuhi protokol
kesehatan yang berlaku.
Penggunaan APD pada zona ini, dapat mengikuti Petunjuk Teknis Penggunaan Alat
Perlindungan Diri dalam menghadapi COVID-19.
Lakukan pendaftaran/registrasi melalui telepon atau daring (bila tersedia fasilitas tersebut).
Mendatangi bagian pelayanan Rumah Sakit sesuai jadwal yang disepakati /perjanjian
Jaga jarak dengan pasien lain >1 m termasuk dalam menaiki tangga dan akses lift.
Laporkan kondisi atau gejala sakit yang diderita dengan sejujurnya kepada petugas.
Tidak keluar masuk ruangan agar tidak tertular /menularkan penyakit kepada pasien yang
lainnya.
Memastikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat dan jika sakit segera berobat ke fasyankes
Gunakan sarana transportasi paling aman dan jaga jarak dengan pasien lain
b. Di Rumah Sakit