Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH

DINAMIKA PENDUDUK ASIA

OLEH:

KELOMPOK 1

NURMULIA

ADELIA RACHMAN

NURANNISA

AHMAD AL QADRI

FAISAL FATRI ABDULLAH

MUH. RESKI R

MTS BONTOCINDE

TAHUN AJARAN 2021-2022


BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Benua Asia merupakan wilayah dengan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan

wilayah urban tercepat di dunia. Ketika setengah dari penduduk bumi saat ini tinggal di

area urban, sekitar 22 kota di dunia, sebagian besar di Asia, sudah berstatus menjadi

‘megalopolis’, dengan penduduk rata-rata 8 juta jiwa (Kamil, 2008).

Dinamika urbanisasi di Indonesia menunjukkan kecenderungan keberlanjutan

yang sama dengan bagian lain di dunia. Pada saat ini dan dalam kurun waktu dua dekade

mendatang, rata-rata pertumbuhan penduduk urban berada dalam kisaran antara 3,0-3,5%

per tahun atau 2-2,5 kali lebih cepat daripada pertumbuhan penduduk rata-rata nasional

(Setiadi, 2006). Hal ini sesuai dengan pernyataan G. Hardoy seperti dikutip Kirby, bahwa

urbanisasi merupakan respon logik dari pola dan peluang ekonomi di pusat kota yang

terjadi di seluruh dunia (Kirby, 1995).

Walaupun urbanisasi sering menimbulkan masalah, peningkatan jumlah penduduk

merupakan salah satu pemicu tumbuhnya peluang-peluang ekonomi yang pada gilirannya

akan memicu pergerakan masyarakat urban di pusat kota-kota besar seperti Jakarta.

Chapin dan Edward melihat bahwa terdapat hubungan yang erat antara pergerakan

masyarakat kota, infrastruktur, dan tren ekonomi kota terhadap perubahan struktur atau

morfologi ruang kota, baik yang terkait dengan aspek tata guna lahan maupun elemen

fisik urban (Chapin, 1985). Salah satu contohnya adalah kecenderungan penggunaan

lahan hunian untuk fungsi komersial.

Pertumbuhan ekonomi perkotaan bagi perkembangan tren kota, terlihat dari

munculnya fungsi komersial dimana ada peluang bisnis. Tren tersebut juga mendukung

percepatan tumbuh kembang peralihan fungsi dan perubahan fisik untuk menjawab

perubahan kebutuhan baru para warganya seperti kebutuhan tempat sosialisasi.

Di Indonesia, khususnya di kota Jakarta, setiap area hunian di pusat kota

dirancang berdasarkan aksesibilitas dan lokasi yang strategis. Kawasan hunian juga

diharuskan memiliki sarana penunjang. Tetapi dengan adanya pertumbuhan kota dan

perkembangan kegiatan masyarakat kota, keberadaan sarana penunjang pada kawasan

hunian seringkali mengalami perubahan. Perubahan yang paling sering terjadi yaitu

perubahan fungsi bangunan hunian menjadi komersial, khususnya tempat bersosialisasi seperti cafe, restoran, lounge, butik pakaian,

salon kecantikan dan distribution outlet.

Perubahan biasanya terjadi bukan hanya pada beberapa bangunan, tetapi meluas hampir

pada keseluruhan penggal jalan. Dengan berubahnya fungsi, keragaman kegiatan juga

akan meningkat sehingga memicu perubahan kapasitas, volume dan intensitas

penggunaan ruang kota.

Dalam pranata tata ruang kota, kegiatan komersial umumnya terkonsentrasi di

titik-titik yang menjadi pusat kegiatan atau di sepanjang jalur akses utama. Dalam tata

guna lahan dalam peta masterplan yang berlaku di Indonesia, kawasan ini ditandai

dengan warna merah. Sedangkan kawasan hunian ditunjukkan dengan warna kuning.
Namun dalam pengamatan terhadap peta pertumbuhan kota Jakarta, ada kecenderungan

bahwa dalam kurun waktu satu dekade ini, banyak area hunian di lokasi strategis yang

tumbuh dan berkembang menjadi area komersial. Yang unik, kegiatan komersial yang

ditawarkan umumnya dalam bentuk tempat sosialisasi dan aktualisasi gaya hidup

masyarakat urban yang ditandai oleh kehadiran cafe, restoran, Lounge, Coffee Club, butik

dan sebagainya.

Perubahan fungsi bangunan banyak terjadi di Jakarta Selatan, seperti Kemang,

Tebet, Kebayoran Baru dan Pondok Indah. Pada masing-masing kawasan, perkembangan

keragaman fungsi dan kegiatan terlihat berbeda. Perubahan kawasan hunian Kemang dan

Kebayoran Baru menjadi deretan cafe, restoran dan toko-toko kecil dipicu oleh adanya

perkembangan gaya hidup masyarakat setempat. Berbeda dengan kawasan Kemang dan

Kebayoran Baru, kawasan hunian di Pondok Indah berubah fungsi menjadi bangunan

dengan fungsi campuran yang membentuk kelompok fungsi, seperti komplek rumah toko,

dan rumah kantor (Kompas, 2009). Begitu juga dengan kawasan Tebet. Dengan pemicu

yang beragam, perubahan fungsi yang terjadi di masing-masing jalan utama kawasan

Tebet akan berbeda-beda.

Keberadaan tempat sosialisasi yang berkembang di kota Jakarta sangat beragam,

dan beberapa telah mendapat perhatian dari pemerintah kota. Kawasan Kemang adalah

salah satu contoh kawasan di Jakarta yang mengalami proses ini. Dari sebuah kawasan

perumahan di pinggiran kota, kini Kemang sangat dikenal sebagai kawasan yang

menawarkan berbagai bentuk fasilitas gaya hidup di wilayah Selatan Jakarta.

Perubahan fungsi bangunan hunian menjadi non-hunian terutama kawasan

komersial mampu menghidupkan kota. Perubahan fungsi kawasan mampu menghidupkan kota dan menjanjikan peningkatan

ekonomi, namun di sisi lain, peningkatan fungsi

komersial di kawasan hunian akan memicu perubahan kapasitas, volume dan intensitas

penggunaan ruang kota yang pada gilirannya sering menimbulkan berbagai persoalan

kota.

1. 2. Rumusan masalah

Pada hakekatnya, walaupun saling menunjang dan saling membutuhkan, fungsi

hunian dan komersial merupakan dua fungsi yang sifatnya berbeda. Area hunian

membutuhkan kenyamanan dan privasi yang tinggi, sedangkan fungsi komersial

membutuhkan aksesibilitas tinggi dan sifatnya sangat terbuka (public). Dengan kondisi

tersebut, maka meningkatnya fungsi komersial pada area hunian tentu akan menimbulkan

konflik ruang dan mengganggu kenyamanan area hunian.

Perubahan fungsi hunian menjadi shopping street, seperti cafe, resto, coffee club,

lounge, tanpa diimbangi oleh kapasitas dan daya dukung lingkungan akan menimbulkan

masalah dan dapat mengakibatkan penurunan kualitas ruang kota.

Dengan mengambil studi kasus Tebet Utara Dalam, di lingkungan hunian

Tebet, maka pertanyaan yang saya ajukan dalam tesis ini adalah bagaimana

perubahan kawasan hunian menjadi kawasan non-hunian terkait dengan

perkembangan kawasan kota, serta bagaimana hubungannya terhadap kualitas

ruang kota.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENYEBAB PERUBAHAN PENDUDUK

Telah dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan dinamika penduduk adalah perubahan perubahan penduduk, terutama dalam

jumlah penduduk dan komposisi penduduk dari suatu daerah. Penyebab dari perubahan perubahan atau dinamika penduduk dari

suatu daerah dapat dibedakan menjadi sebab langsung dan sebab tidaklangsung.

1. Penyebab Langsung

Adalah penyebab yang secara langsung dapat menjadikan adanya perubahan - perubahan dalam hal jumlah penduduk dan komposisi

penduduk dari suatudaerah. Yang dapat dikatakan sebagai penyebab langsung dari dinamika penduduk suatu daerah adalah:

a. Kelahiran

b. Kematian

c. Perpindahan penduduk

Adanya suatu kelahiran bayi yang lebih besar dari angka kematian disuatudaerah berarti jumlah dan komposisi penduduk didaerah

tersebut akan mengalami perubahan.

Contohnya :

Pada tahun 1979, kecamatan Pandan Arum jumlah penduduk wanitanya15.000 orang, dan laki-laki 10.000 orang. Sehingga jumlah

penduduk dikecamatanPandan Arum berujumlah 25.000 orang kemudian pada tahun 1980 di kecamatantersebut terjadi kelahiran

1.000 bayi wanita, ini berarti pada tahun 1980, jumlah penduduk dikecamatan pandan arum sudah berjumlah 26.000 orang dan

komposisi penduduk juga berubah dimana jumlah penduduk wanitanya lebih banyak lagi, dan penduduk yang berusia muda

bertambah jumlahnya

Dari gambar dimuka, jelas bahwa kelahiran dapat menjadikan perubahan jumlah dan komposisi penduduk suatu daerah, atau dengan

kata lain kelahiran secaralangsung menambah jumlah penduduk dan dapat merubah komposisi penduduk

suatudaerah.Adanya kematian atau orang yang meninggal dunia dari penduduk suatudaerah juga dapat menjadikan perubahan

penduduk daerah tersebut. Adanya kematian berarti secara langsung mengurangi jumlah penduduk yang ada dan menjadikan pula

perubahan komposisi penduduk daerah tersebut.


Demikian juga dengan adanya migrasi atau perpindahan penduduk, makasecara langsung dapat mengurangi jumlah penduduk dan

dapat pula menambah jumlah penduduk serta merubah komposisi penduduk suatu daerah. Mengurangi bagidaerah yang

ditinggalkan dan menambah bagi daerah yang didatangi.

Contohnya:

pak Ali penduduk kecamatan”A” kemudian pindah ke kecamatan “B”,

perpindahan pak Ali tersebut secara langsung akan mengurangi jumlah penduduk

kecamatan “A” yang ditinggalkan oleh pak Ali, dan akan menambah jumlah penduduk kecamatan “B” yang didatangi Pak Ali

2. Penyebab Tidak Langsung

Adalah penyebab yang secara tidak langsung dapat menjadikan perubahan perubahan atau dinamika penduduk.Termasuk dalam

penyebab tidak langsung ini antara lain :

a. Keadaan Sosial :

Darii penduduk secara tidak langsung akan mempengaruhiterhadap dinamika penduduk dari suatu daerah .

b. Keadaan budaya :

Secara tidak langsung dapat menyebabkan terjadinya perubahan perubahan atau dinamika penduduk, hal ini ditunjukan

denganadanya kebiasaan atau pandangan masyarakat yang menyatakan banyk anak banyak rezeki, mangan ora mangan waton

kumpul, setiap anak membawarezeki sendiri sendiri dan sebagainya.

c. Keadaan ekonomi :

Secara tidak langsung akan berpengaruh pula terhadapdinamika penduduk suatu daerah, hal ini dapat dijelaskan sebagai

berikut.padadaerah daerah yang keadaan ekonominya masih rendah atau lemah makacenderum didaerah tersebut banayk kematian

atau angka kematiannya tinggi

B.KEADAAN PERUBAHAN JUMLAH PENDUDUK

Apabila kita ingin mengetahui keadaan dinemika penduduk suatu daerah,dapat diketahui dari keadaan jumlah penduduk didaerah

tersebut dari tahun ke tahun.Keadaan jumlah penduduk dunia pada umumnya dan diindonesia pada khusus nya,dari masa-masa

yang telah lalu dan sampai saat ini dan diperkirakan jumlah penduduk untuk masa yang akan datang, akan dijelaskan pada uraian

berikut. Sepertikita ketahui bersama bahwa dunia ini pada mulanya hanya dihuni oleh dua orang saja,yaitu seorang laki laki dan

seorang wanita. Dari kedua orang tersebut berkembang beranak pinak menjadi beribu ribu bahkan berjuta juta orang, sehingga dunia

inimenjadi penuh dan sesak oleh penduduk.Pada tahun 1 M, penduduk dunia diperkirakan sudah mencapai 250 juta,selanjutnya

pada tahun 1650 penduduk dunia berjumlah 500 juta. Kemudian 180tahun lagi, yaitu pada tahun 1830 jumlah penduduknya menjadi

1000 juta, dan 100tahun kemudian pada 1930 penduduk didunia bertambah menjadi 2000 juta jiwa.Pada tahun 1970 penduduk

dunia sudah menjadi 3600 juta dan sampai saat inidiperkirakan jumlah mencapai lebih dari 4000 juta jiwa dan dapat diperkirakan

padatahun 2000 nanti penduduk di dunia sudah lebih dari 6000 juta jiwa. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada table 1 berikut :

Tabel 1

JUMLAH PENDUDUK DIDUNIA DARI TAHUN 1-2000

TAHUN JUMLAH PENDUDUK

TAHUN 1 MASEHI 250 JUTA

TAHUN 1650 500 JUTA

TAHUN 1850 1000 JUTA

TAHUN 1930 2000 JUTA


TAHUN 1970 3600 JUTA

TAHUN 1979 4438 JUTA

TAHUN 2000 6000 JUTA

Sumber : 1) Dr.N. Iskandar & Dr. Does Sampoerno.

2) 1979 World Population Estimates.

Dari uraian di atas ternyata bahwa penduduk dunia jumlahnya bertambah banyakdua kali lipat dalam waktu yang semakin

pendek.Pertama bertambah dua kali lipat dalam jangka waktu 1650 tahun, kemudian hanyadalam jangka waktu 180 tahun ,

selanjutnya hanya 100 tahun, bahkan kemudianhanya dalam 40 tahun saja penduduk dunia sudah berlipat ganda jumlahnya, hal ini

berarti di dunia sudah terjadi ledakan penduduk ( population exlotion).

Pada tahun 1979 penduduk dunia diperkirakan sekitar 4.438 juta jiwa dan hampir58% dari penduduk dunia atau 2.591,9 juta orang

berdiam di Benua Asia. Sedangkatdi Benua Amerika ada 14% atau 60,1 juta orang, di Eropa 17% atau 746,2 juta orang,di Afrika 10,5%

atau 469,5 juta orang, Australia dan Oceania 0,5 % dari penduduk dunia atau 22,4 juta orang.

Di dunia ini ada 10 negara yang mempunyai jumlah penduduk yang termasuk dalam golongan 10 besar dunia.

Tabel 2.

JUMLAH PENDUDUK 10 BESAR DI DUNIA

TAHUN 1979

NEGARA JUMLAH PENDUDUK

REPUBLIK RAKYAT CHINA 1.023,6 JUTA

INDIA 669,8 JUTA

UNI SOVNYET 263,8 JUTA

AMERIKA SERIKAT 226,1 JUTA

INDONESIA 148,1 JUTA

BRASILIA 124,4 JUTA

JEPANG 116,1 JUTA

BANGLADESH 88,1 JUTA

NIGERIA 83,4 JUTA

PAKISTAN 80,2 JUTA

Sumber : 1979, World Population Estimates

*) menurut sensus 1980, penduduk Indonesia sudah berjulah 147,3 juta.


Yang paling besar jumlah penduduknya adalah Negara RRC ( Republik RakyatChina) yang mempunyai penduduk sekitar 1.023,6

juta jiwa dan yang kedua Indiadengan jumlah penduduk 679,8 juta jiwa, sedangkan Negara Repuplik Indonesiamenempati urutan

kelima di dunia dengan jumlah penduduk sebesar 148,1 juta jiwa,untuk negara-negara lainnya yang termasuk besar dalam hal jumlah

penduduknyadapat dilihat pada tabel 2.

Mengenai keadaan perubahan jumlah penduduk di Indonesia Nampak juga bahwa penduduk Indonesia terus bertambah banyak.

Ternyata di Indonesia juga telah terjadiapa yang di sebut sebagai peledakan penduduk, hal ini terutama terjadi di pulau jawa.

Pada tahun 1880 dipwrkirakan jumlah pen duduk Indonesia ada 25,8 juta jiwa, dalamwaktu 25 tahun kemudian penduduk Indonesia

sudah berubah menjadi 37,4 juta jiwadan 25 tahun lagi yaitu pada tahun 1930 sudah menjadi dua kali lipat yaitu 60,7 juta jiwa.

Sampai pada tahun 1980 penduduk Indonesia sudah berjumlah 147,3 juta jiwa.Jumlah penduduk indoensia dari thun 1880 sampai

2000 dapat diliat pada table berikut.

TABEL 3

PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK INDOENSIA

TAHUN 1980-2000

TAHUN JUMLAH PENDUDUK

1880 25,8 JUTA

1905 37,4 JUTA

1930 60,7 JUTA

1961 97 JUTA

1971 119 JUTA

1976 125 JUTA

1980 147,3 JUTA

2000 221,6 JUTA


Dari jumlah penduduk Indonesia yang cukup banyak itu, sebagian besar atau kuranglebih 2/3 penduduk Indonesia ternyata menetap

di pulau jawa yang luasnya kuranglebih 7% dari luas selurus wilayah Indonesia. Dari table 4 dapat dilihat mengenai jumlah dan

kepadatan penduduk dipulau jawa dan pulau-pulau besar lainnya diIndonesia.

TABEL 4

JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK DI BERBAGAI PULAU DIINDONESIA

PULAU JUMLAH JUMLAH KEPADATAN

PENDUDUK PENDUDUK PENDUDUK

JUTA % (ORANG PER

KM2)

JAWA & 63,8 56,5

MADURA 119,23

SUMATERA 20,81 17,5 38

SELATAN

SULAWESI 8,54 7,2 37

IRIAN JAYA 0,92 0,8 2

PULAU PULAU 7,71 6,5 48

LAIN

KALIMANTAN 5,15 4,3 9

JUMLAH 119,23 100 59


C. KEADAAN PERUBAHAN PERTUMBUHAN PENDUDUK

Keadaan jumlah penduduk terus bertambah banyak dari tahun ke than baik di duniamaupun di Indonesia, hal ini tercermin dari

tingginya angka pertumbuhan penduduk.Angka pertumbuhan penduduk yang disebabkan karena kelahiran dan kematian bayi

disebut dengan ” Angka pertumbuhan penduduk alamiah “ disingkat APPA ataudalam bahasa inggrisnya disebut “ Crude Rate of

Natural Increase” disingkat CRNI

Adapun untuk mencari angka pertumbuhan penduduk alamiah dari suatu daerah atau negara, dapat dicari dengan menggunakan

rumus sebagai berikut

APPA = CBR - CDR

Keterangan:

APPA = Angka pertumbuhan penduduk ilmiah

CBR = Angka kelahiran

CDR = Angka kematian kasar


BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

(Sugiono, 1999). Menurut Sujana, populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran,

kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu mengenaisekumpulan obyek yang lengkap dan jelas.

Masalah kependudukan adalah masalah yang paling penting dalam pembangunan suatu negara karena dapat menghambat

pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan. Dengan persebaran penduduk yang lebih merata dimaksudkan untuk membantu

mengurangi berbagai beban sosial, ekonomi dan lingkungan yang ditimbulkan akibat tekanan kepadatan penduduk yang semakin

meningkat. Di samping itu persebaran penduduk yang lebih merata juga dimaksudkan untuk membuka dan mengembangkan wilayah

baru guna memperluas lapangan kerja dan memanfaatkan sumber daya alam sehingga lebih berhasil guna. Jumlah penduduk yang

lebih sedikit akan mempermudah pemerintah untuk meningkatkan derajat hidup, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat

Indonesia. Dengan demikian hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di wilayah yang berkepadatan

tinggi maupun di wilayah baru.

B.SARAN

Untuk mengurangi pemadatan penduduk dapat dilakukan dengan cara upaya-upaya yang dalam penanggulangan/penegndalian

ledakan penduduk.Dengan adanya cara penanggulangan terebut,maka untuk mengurangi ledakan penduduk dapat berkurang.

Anda mungkin juga menyukai