Anda di halaman 1dari 5

LANGKAH-LANGKAH MENGUATKAN TAUHID KEPADA ALLAH SWT

Tauhidullah atau mengesakan Allah dalam segala hal, baik dengan hati, lisan (ucapan),

maupun amal perbuatan sehari-hari adalah merupakan inti utama ajaran Islam. Karena,

hal itu menjadi inti utama ajaran para Rasul Allah, sejak dari rasul pertama sampai

terakhir. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT QS Al-Anbiya: 25, ''Dan Kami tidak

mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya:

'Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu

sekalian akan Aku'.''

Tauhidullah ini harus termanifestasikan melalui keinginan yang kuat untuk membangun

persaudaraan dan menebarkan cita-cita ukhuwah Islamiyyah dalam bingkai wihdatul

ummah (kesatuan umat). Sebab, harus disadari bahwa hanya dengan kedua pilar inilah

(tauhidullah dan wihdatul ummah), umat Islam tidak akan pernah mendapatkan

kehinaan dan kemiskinan kapan dan di manapun berada. Allah SWT berfirman dalam

QS Ali Imran: 112, ''Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika

mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia ....''

Semua praktik ibadah dalam syariat Islam selalu mencerminkan kedua hal ini. Shalat,

sebagai contoh, diawali dengan takbiratul ihram yang bermakna meyakini bahwa tidak

ada yang mahabesar kecuali hanya Allah SWT, dan karena itu tidaklah pantas

beribadah, ruku, dan sujud kecuali hanya kepada-Nya. Diakhiri dengan salam ke kanan

dan kiri yang bermakna menebarkan salam kedamaian bagi semua umat. Karena itu,
orang yang shalatnya khusyuk akan semakin rendah hati pada Allah SWT dan semakin

mencintai sesama umat yang rukuk dan sujud bersama-sama.

Ibadah puasa yang wajib dilakukan selama bulan Ramadhan maupun puasa sunah

lainnya, mencerminkan keikhlasan yang sungguh-sungguh untuk selalu diawasi oleh

Allah SWT dalam segala tindakan dan perbuatan. Implementasinya, orang yang

berpuasa dengan penuh kesungguhan akan menjadi orang yang jujur dalam hidupnya

dan memberikan kebaikan kepada sesamanya.

Bahkan, di akhir bulan Ramadhan, kaum Muslimin diperintahkan untuk membayar zakat

fitrah sebagai simbol kepedulian dan perhatian yang penuh terhadap kelompok fakir

miskin. Demikian pula ibadah zakat maal lainnya penuh dengan simbolisasi kecintaan

kepada sesama umat manusia dan terutama kepada kelompok dhuafa yang sedang

mengalami kesulitan dan masalah dalam hidupnya.

Praktik ibadah haji yang merupakan rukun Islam terakhir, yang diawali dengan

berpakaian ihram dan diakhiri dengan tahallul, semuanya menggambarkan kecintaan

kepada Allah SWT dan kerinduan untuk membangun kesatuan umat dari manapun

jamaah haji itu berasal. Predikat haji mabrur, seperti kata para ulama, adalah orang

yang kecintaannya kepada Allah SWT menjadi bertambah kokoh dan kedekatan

kepada sesama manusia semakin kuat.

Karena itu, penguatan tauhidullah harus disertai dengan penguatan wihdatul ummah,

yaitu umat yang menyatu dalam keyakinan, keimanan, dan ibadah kepada Allah SWT,

serta memberikan kemanfaatan pada sesama manusia. Wa Allahu a’lam.


Iman seorang Muslim dapat bertambah dan berkurang. Faktor penyebab bertambahnya

iman di antaranya adalah ketaatan, begitu juga faktor menurunnya iman tak lain dan tak

bukan adalah kemaksiatan. Maka dari itu kita diperintahkan untuk terus melakukan

amalan-amalan yang dapat menumbuhkan keimanan dan juga sebaliknya.

Sebagaimana dikatakan Ibnu Ruslan dalam matan Zubad Ibn Ruslan (Beirut: Daru

Makrifat) halaman 5-6 “Maka jadilah kamu bertambah dalam keimanan # dan memiliki

pembaharuan dalam kejernihan hati Dengan memperbanyak salat, ketaatan # dan

meninggalkan sesuatu yang menyebabkan syahwat Maka nafsu syahwat dan dosa #

keduanya adalah faktor yang menyebabkan kerasnya hati Untuk memperkuat dan

menambah keimanan kita kepada Allah, Imam Al-Haddad menerangkan dalam kitab

Risalatul Muawanah lir Râghibîn minal Mu’minîn fî Sulûk Tharîqah al-Âkhirah

(Singapura dan Jeddah: Al-Haramain) halaman 15, bahwa beberapa perkara yang

dapat menambahkan keimanan serta memperkuatnya. Di dalam kitab itu disebutkan

tiga kiat untuk menuju hal tersebut. Pertama, mendengarkan ayat al-Qur’an dan hadits

yang di dalamnya disebutkan perihal janji Allah subhanahu wata’ala, ancaman-Nya,

perkara-perkara akhirat, kisah-kisah nabi, mukjizat, serta hukuman bagi mereka yang

menentang para nabi. Begitu juga mendengarkan kezuhudan salafussalihin di

kehidupan dunia, begitu juga kecintaan mereka kepada akhirat dan pula mendengarkan

ayat-ayat sam’iyyat. Salah satu contoh ayat yang menerangkan tentang janji Allah yaitu:

“ Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan

keperluannya.” (QS at-Thalaq: 3) Kedua, melihat kebesaran langit dan bumi dan

segala sesuatu yang menakjubkan dan keindahan yang diciptakan di langit dan bumi.

Salah satu contoh ayat yang menunjukan keagungan Allah di antaranya disebutkan
dalam surat As-Sajdah ayat  4: Artinya: “Allah-lah yang telah menciptakan langit

dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya dalam waktu enam hari,

kemudian dia bersemayam di atas Arsy. Kamu semua tidak memiliki seorang

penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Lalu, apakah kamu tidak

memperhatikannya?” (Q.S. Al-Sajdah [32]: 4). Dengan membaca dan merenungkan

ayat diatas kita dapat melihat kebesaran Allah subhanahu wata’ala, bahwasannya Allah

adalah pencipta seluruh alam yang besar ini, bahwasannya kita ini sangat kecil

dibanding alam besar yang penciptanya adalah Allah, lantas masihkah belum tumbuh

rasa ketawaan kita kepadaNya? Ketiga, melaksanakan amal saleh secara teratur, juga

menjaga dirinya supaya tidak tergelincir kepada kemaksiatan dan keburukan. Beliau

juga menjelaskan bahwa iman itu dengan perkataan dan amal, bertambah sebab

melakukan ketaatan dan menurun sebab melakukan kemaksiatan. (Amin Nur Hakim)
TUGAS AL-QUR’AN HADITS

LANGKAH-LANGKAH MENGUATKAN TAUHID

KEPADA ALLAH SWT

OLEH

KETUA : AHMAD AL-QADRI

ANGGOTA : 1. NUR FITRAH RAMADHANI

2. JELITA CAHYANI

3. SITI AINUN

4. MUH.JIBRAN ZIDAN

5. SYAHRUN MUBARAK

6. FAISAL FATRI ABDULLAH

7. MUH. RESKY R.

2019 / 2020

Anda mungkin juga menyukai