Nama Lengkap :
Nama Panggilan :
Tempat/Tanggal Lahir :
Alamat :
No. HP :
Hobi :
Riwayat Tarbawi :
No Nama Murabbi Tempat Tahun
Keahlian/Softskill :
No Nama Keahlian Tingkat Keahlian
rendah sedang ahli
Bila anda setuju dengan kontrak ini, maka kita lanjutkan perjalanan ini. Pahami isinya
lalu mantapkan diri untuk menandatangani kontrak dakwah ini.
Bismillahirrahmaanirrahim
Ya Allah… Sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini telah berpadu
berhimpun dalam naungan cintaMu
bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan
Kuatkanlah ikatannya
kekalkanlah cintanya
tunjukilah jalan-jalannya
terangilah dengan cahayamu
yang tiada pernah padam
Ya Rabbi bimbinglah kami
(……………………………………………………….)
Tanda tangan & Nama terang
Merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang
muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan dengan ikatan yang kuat itu
dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan
kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepadaAllah
sebagaimana firman-Nya yang artinya:
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi Allah Tuhan semesta alam
(QS 6:162).
Karena memiliki aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam
da’wahnyakepada para sahabat di Makkah, Rasulullah Saw mengutamakan pembinaan
aqidah, iman atau tauhid.
Merupakan salah satu perintah Rasul Saw yang penting, dalam satu haditsnya; beliau
menyatakan: ‘shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat´. Dari ungkapan ini
maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk
kepada sunnah Rasul Saw yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.
Atau akhlak yang mulia merupakan sikap dan prilaku yang harusdimiliki oleh setiap muslim,
baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan
akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di duniaapalagi di
akhirat.Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka
Rasulullah Saw ditutusuntuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan
kepada kita akhlaknya yang agungsehingga diabadikan oleh Allah di dalam Al-Qur’an, Allah
berfirman yang artinya:
(QS 68:4).
Merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang
muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal
dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakanamalan di dalam Islam
yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat atau kuat, apalagi perangdi jalan Allah dan
bentuk-bentuk perjuangan lainnya. Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat
perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada
pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagaisesuatu yang wajar bila hal
itu kadang-kadang terjadi, dan jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan
jasmani juga termasuk yang penting, maka Rasulullah Saw bersabda yang artinya:
“Mu’min yang kuat lebih aku cintai daripada mu’min yang lemah”
(HR. Muslim).
Merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang penting.Karena itu salah satu sifat Rasul
adalah
fatonah (cerdas) dan Al-Qur’an banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia
untuk berpikir, misalnya firman Allah yang artinya:
“Mereka bertanyakepadamu tentang, khamar dan judi. Katakanlah: ‘pada keduanya itu
terdapat dosa besar danbeberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar
dari manfaatnya´. Dan merekabertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah:
‘Yang lebih dari keperluan´. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu
supaya kamu berpikir”
(QS 2:219).
Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai
denganaktivitas berpikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan
keilmuan yang luas. Bisa kita bayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa
mendapatkan pertimbangan pemikiran secara matang terlebih dahulu. Oleh karena itu Allah
mempertanyakan kepada kita tentangtingkatan intelektualitas seseorang sebagaimana
firman-Nya yang artinya:
“Katakanlah: ‘samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?´,
sesungguhnya orang-orang yang berakal-lah yang dapat menerima pelajaran”
(QS 39:9).
Merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim, karena setiap
manusia memiliki kecenderungan pada yang baik danyang buruk. Melaksanakan
kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amatmenuntut adanya
kesungguhan dan kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalammelawan
hawa nafsu.Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan
tunduk pada ajaran Islam, Rasulullah Saw bersabda yang artinya:
“Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga iamenjadikan hawa nafsunya mengikuti apa
yang aku bawa (ajaran islam)”
(HR. Hakim).
Merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu itu sendiri mendapat perhatian
yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt banyak bersumpah di dalam
Al-Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri,wal laili dan
sebagainya. Allah Swt memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama , yakni
24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak
sedikit manusia yang rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yang menyatakan: ‘Lebih baik
kehilangan jam daripada kehilangan waktu´. Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu
dan tidak akan pernah kembali lagi. Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk
mengatur waktunya dengan baik, sehinggawaktu dapat berlalu dengan penggunaan yang
efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi Saw adalah
memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup
sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, senggang sebelumsibuk dan kaya
sebelum miskin. Janganlah kita terpedaya dengan 2 nikmat .
Termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur’an maupun sunnah.
Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun
muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik.Ketika suatu urusan ditangani
secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi
cinta kepadanya.Dengan kata lain, suatu urusan dikerjakan secara profesional, sehingga
apapun yang dikerjakannya, profesionalisme selalu mendapat perhatian darinya.
Bersungguh-sungguh, bersemangat dan berkorban, adanya kontinyuitas dan berbasih ilmu
pengetahuan merupakan diantara yang mendapat perhatian secara serius dalam menunaikan
tugas-tugasnya.
9. Qodirun Alal Kasbi (Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut
dengan mandiri)
Merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat
diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa
dilaksanakan mana kala seseorang memiliki kemandirian, terutama dari segi ekonomi. Tak
sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki
kemandirian dari segi ekonomi.Karena itu pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang
muslim boleh saja kaya raya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan haji dan
umroh, zakat, infaq, shadaqah, dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu
perintah mencari nafkah amat banyak didalam Al-Qur’an maupun hadits dan hal itu memiliki
keutamaan yang sangat tinggi.Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim
amat dituntut memiliki keahlian apasaja yang baik, agar dengan keahliannya itu menjadi
sebab baginya mendapat rizki dari Allah Swt,karena rizki yang telah Allah sediakan harus
diambil dan mengambilnya memerlukan skill atau ketrampilan.
Merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim.Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat
yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang di sekitarnya merasakan keberadaannya
karena bermanfaat besar. Maka jangan sampai seorangmuslim adanya tidak menggenapkan
dan tidak adanya tidak mengganjilkan. Ini berarti setiap muslimitu harus selalu berpikir,
mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dalam hal-hal
tertentu sehingga jangan sampai seorang muslim itu tidak bisa mengambil peran yang baik
dalam masyarakatnya. Dalam kaitan inilah, Rasulullah saw bersabda yang artinya:
Demikian secara umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits,
sesuatuyang perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-masing.
Mudah-mudahan dapat menjadi acuan dalam memperbaiki diri untuk menjadi mukmin sejati.
Kecintaan Allah dan Rasul-Nya. Amiin
Peran Pemuda
5. Faktor kekuatan aksi dan opini, yang akan efektif manakala : memiliki isu sentral “la
Ilaha Illa-Llah”, konsistensi misi, imunitas kepentingan perjuangan dimana proses
perjuangan dilandasi aqidah, fikrah dan manhaj, kesinambungan aksi dan opini yang
luas (mustamirah).
Rahasia kesuksesan kebangkitan Islam adalah manakala syarat-syarat tegaknya Islam di kali
pertamanya, bisa dipenuhi kembali. Salah satunya adalah tersedianya pera pemuda pejuang
yang yakin dengan Allah dan berjuang secara konsisten melalui petunjuk Allah.
1. Kader-kader islam dalam berbagai fungsi dan peran sosialnya : ilmuan, intelektual,
da’I, professional, pemimpin
2. Organisasi dakwah kampus yang solid dan berpengaruh
3. Berbagai media masa yang efektif dalam penyebarluasan opini, pemikiran, dan
kebudayaan Islam.
4. Iklim kehidupan kampus yang dinamis dan terbuka
5. Jaringan dakwah kampus yang luas dan efektif
Tujuan
Lambang Organisasi
Arti Lambang
1. Segitiga sama sisi merupakan simbol pondasi umat islam yang terdiri dari : Aqidah,
Syari’at dan Akhlaq.
2. Garis tepi segitiga rangkap tiga warna hitam berarti : Iman, Islam dan Ihsan
3. Logo FSLDKI berwarna hijau tua di tengah atas berarti bagian dari FSLDKI.
4. Di bawah logo FSLDKI terdapat kitab terbuka berwarna biru dengan pena diatasnya
berarti religius dan akademis.
5. Di bawah segi tiga berwarna hijau bertuliskan LDK MKMI berarti nama lembaga.
Proses pembinaan anggota LDK MKMI dilakukan dalam SGD (Small Group
Disscusion ) atau yang biasa dikenal Halaqoh anggota. Setiap mahasiswa muslim UTM yang
mendaftarkan dirinya untuk bergabung dengan lembaga dakwah ini wajib menempuh SGD.
Dalam SGD ini, anggota akan dibagi menjadi beberapa kelompok (5 – 12 orang) yang
masing – masing kelompok akan dibina oleh seorang moderator (murabbi/iah) yang telah
memenuhi memenuhi kriteria sebagai kader Purna. Fase - fase pembinaan anggota, antara
lain:
1. Taklim
Pada fase ini pembinaan ditekankan pada penyesuaian diri anggota baru LDK
MKMI pada lingkungan dakwah. Fase ini wajib dilalui semua mahasiswa yang
mendaftarkan diri sebagai anggota LDK MKMI. Status anggota pada tahap ini adalah
sebagai anggota Mula. Hak anggota mula adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan perlakuan yang sama dalam hal membela diri,
mengeluarkan dan mengajukan pendapat serta mengikuti kegiatan.
2. Mempunyai hak untuk memilih calon Ketua Umum.
2. Pembinaan diniyah
Pada fase diniyah ini, pembinaan lebih difokuskan pada penguatan ruhiyah
anggota LDK MKMI. Setelah menempuh fase ini, anggota LDK MKMI diharapkan
memiliki pemahaman agama Islam secara syamil dan mutakamil (yang lurus dan
menyeluruh). Fase pembinaan diniyah ini, dimulai setelah anggota melewati fase
Taklim (semester 2-3). Status anggota pada tahap ini adalah sebagai anggota Muda 1.
Hak anggota muda 1 adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan perlakuan yang sama dalam hal membela diri, mengeluarkan
dan mengajukan pendapat serta mengikuti kegiatan.
2. Mempunyai hak untuk memilih calon Ketua Umum.
3. Berhak menjadi anggota staf magang di departemen organisasi .
2. Mempunyai hak untuk memilih dan mengajukan diri sebagai calon Ketua Umum.
3. Berhak menjadi pelaksana atau SC kegiatan organisasi.
4. Mempunyai hak untuk menjadi kepala departemen dan pengurus inti organisasi.
Proses pembinaan anggota LDK MKMI dilakukan dalam SGD (Small Group
Disscusion ) atau yang biasa dikenal Halaqoh anggota. Setiap mahasiswa muslim UTM yang
mendaftarkan dirinya untuk bergabung dengan lembaga dakwah ini wajib menempuh SGD.
Dalam SGD ini, anggota akan dibagi menjadi beberapa kelompok (5 – 12 orang) yang
masing – masing kelompok akan dibina oleh seorang moderator (murabbi/iah) yang telah
memenuhi memenuhi kriteria sebagai kader Madya. Fase - fase pembinaan anggota, antara
lain:
1. Pra Diklat
Pada tahap ini seluruh mahasiswa yang mendaftar sebagai anggota baru LDK MKMI
akan mendapatkan beberapa penugasan sebagai syarat menikuti diklat anggota 1.
2. Muslim Basic Training (MBT)
Muslim Basic Training (MBT) merupakan diklat pertama yang diikuti oleh
mahasiswa baru yang telah lulus dalam penugasan pra diklat. Mahasiswa yang lulus
dalam MBT ini diakui sebagai anggota LDK MKMI
3. Muslim Leadership Camp (MLC)
Muslim Leadership Camp (MLC) merupakan diklat kedua yang harus diikuti oleh
anggota sebagai syarat untuk menjadi pengurus LDK MKMI.
4. Managerial and Leadership Training (MLT)
Merupakan diklat yang harus diikuti anggota sebagai syarat untuk menjadi pengurus
inti organisasi.
Alur perjenjangan anggota LDK MKMI di mulai ketika mahasiswa muslim UTM
diterima sebagai anggota mula LDK MKMI. Anggota dapat melakukan kenaikan jenjang
keanggotaan setelah memenuhi muwashafat (kriteria) yang telah ditentukan dan mengikuti
Ujian Kenaikan Jenjang Anggota (UKJA).
Proses Pembinaan
A. Pelaksana
Pelaksana dalam pembinaan LDK MKMI adalah sebagai berikut:
B. Bidang Studi
Menyusul
Prioritas bidang studi untuk masing-masing tingkatan:
1. Mula : Al-Qur’an, Aqidah, Tazkiyah, Kisah Sahabat, dan pengetahuan Islam.
2. Muda : Fiqh Dakwah, Al Qur’an, Tazkiyah, Aqidah, dan Hadits.
1. SGD (Small Group Discussion), adalah sarana yang dilaksanakan secara rutin
pekanan yang digunakan untuk menyampaikan materi oleh semua moderator
untuk mencapai tujuan pembinaan.
2. Penugasan, adalah sarana untuk melatih anggota pembinaan secara perseorangan
dalam proses belajar mandiri diluar sarana lain yang melibatkan kelompok.
3. Mabit (malam bina ukhuwah – untuk anggota putra) dan manaukh (malam bina
ukhuwah – untuk anggota putri), adalah sarana yang dilaksanakan secara rutin
bulanan dengan menginap di masjid atau kontrakan, untuk menyampaikan materi
bidang aspek moral spiritual dan pengenalan serta pembiasaan aktivitas harian
yang harus dilakukan oleh anggota.
4. Kajian keilmuan, adalah sarana yang dilaksanakan rutin bulanan untuk
memberikan wawasan ilmiah bagi anggota dengan pemateri dengan keahlian yang
spesifik yang tidak dimiliki oleh moderator.
5. Pelatihan, sarana yang digunakan untuk menyampaikan materi khusus diluar
sarana rutin lain untuk tujuan peningkatan skill dan wawasan anggota. Contoh
pelatihan leadership, pelatihan manajemen organisasi, dll
6. Kultum, adalah sarana untuk melatih anggota dalam menyampaikan sebuah
materi.
D. Standar Capaian Anggota
Standar Capaian Anggota (SCA) adalah kriteria yang harus dimiliki anggota selama
masa pembinaan berdasarkan jenjang keanggotaannya.
1. Mula
a. Kriteria peserta
1. Memiliki kecenderungan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
2. Simpati terhadap persoalan kemanusiaan dan keislaman.
3. Telah mengenal dan terbiasa melaksanakan ibadah-ibadah wajib
b. SCA Mula
NO SCA Indikator
Beberapa maraji’ untuk referensi Pembinaan dan bahan buku wajib baca kader:
1. Anggota Mula
2. Anggota Muda
3. Anggota Madya
Keakhwatan
1) Keakhwatan 1 s/d 4 : Cahyadi Takaryawan dkk
2) Fikih Wanita : Syeikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah
3) Bagaimana cara Nabi Mendidik Anak : Ir. Muhammad Ibnu Abdul Hafidz Suwaid
4) Kado Pernikahan untuk istriku : Faudzil Adzim
5) Barakallahu Laka : Salim A. Fillah
6) Di Jalan Dakwah Aku Menikah : Cahyadi Takaryawan
7) The Perfect Muslimah : Ach Rifa’I Rif’an
8) Agar Bidadari Cemburu Padamu : Salim A. Fillah
*) ditambah referensi lain yang shahih & menunjang tsaqofah anggota LDK MKMI.
1. Anggota Mula
a. Membaca Al Quran dengan tartil ke Mentor
b. Menulis Al Quran
c. Menghafal Al Quran juz 30 surat At Tin – An Naas
d. Presensi >= 75% pada kegiatan mabit
e. Presensi >= 75% pada kegiatan Kajian Keilmuan
f. Presensi >= 75% pada kegiatan Pembinaan (SGD)
g. Telah membaca minimal 5 buku wajib anggota mula
h. Ip >= 3.00
i. Memiliki Karya Tulis
j. Terlibat dalam kepanitiaan LDK MKMI
2. Anggota Muda
k. Membaca Al Quran dengan tartil ke dosen PAI atau Pembina LDK
l. Menulis Al Quran
m. Menghafal Al Quran juz 30 surat (An Naba – An Naas)
n. Presensi >= 75% pada kegiatan mabit
o. Presensi >= 75% pada kegiatan Kajian Keilmuan
p. Presensi >= 75% pada kegiatan Pembinaan (SGD)
q. Telah membaca minimal 10 buku wajib anggota muda.
r. Ip >= 3.25