Anda di halaman 1dari 2

Nama : Aghnia Monika Lestari

NIM : 2108436
Kelas :B
Tugas : Analisis video berjudul
“Paradoks Kemakmuran &
Ruang Kebebasaan yang
Positif”
Pembicara : Prof. Dasim Budimansyah

ANALISIS VIDEO BERJUDUL

“Paradoks Kemakmuran & Ruang Kebebasaan yang Positif”

Dalam pembukaan video ini, Prof. Dasim Budimansyah sebagai pembicara


membuka materi dengan menyampaikan beberapa pertanyaan untuk direnungkan,
yaitu : mengapa setelah negara menjadikan Pancasila sebagai dasar sistem
kenegaraan, mengubah konsttitusi dan mengadopsi beragam instuitusi demokrasi
tetapi penyehatan tata kelola negara tidak kunjng terjadi? Mengapa setelah negara
mengeluarkan banyak uang untuk mengembangkan ekonomi tetapi kemakmuran
rakyat tak kunjung meningkat?

Dari sebuah buku ynag berjudul The Prosperity Paradoks (2019) kita
dapat kognisi baru dalam menangani masalah untuk kedua pertanyaan diatas.
Buku ini menyimpulkan bahwa perubahan tidak bisa mengandalkan faktor
pendorong dari negara, melainkan harus mengikuti faktor penarik dari dinamika
pasar dan pengalaman komunitas, tata kelola tidak bisa asal meniru model dari
luar tapi harus merefleksikan nilai budaya bangsa yang telah terbukti efektif.
Disamping itu juga kemakmuran tidak bisa mengandalkan program negara untuk
mengalokasikan sumber daya bagi kaum miskin, menjadi bangsa yang Makmur
berbeda dengan membangun bangsa yang kaya, sejumlah negara disebut kaya
karena mempunyai sumber daya alam yang melimpah namun kekayaan seperti itu
tidak berkelanjutan dan tidak bisa mendorong mobilitas. Uutuk menjadi negara
Makmur suatu perekonomian harus berkelanjutan untuk bisa menciptakan
mobilitas vertikal antargenerasi. Maka dari itu kemakmuran ditentukan oleh
usahawan dan innovator yang bisa mengembangkan inovasi teknologi, sehingga
usahanya dapat mentranfsormasi modal, pekerja ke dalam produk dan jasa yang
bermanfaat bagi banyak orang.

Berikut hasil cek di https://www.plagiarismchecker.co/ terbukti bahwa


tulisan diatas murni buatan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai