Anda di halaman 1dari 8

NAMA : LAILA REZKI SEPTRIA NINGRUM

NO. BP : 1911012028

TUGAS FARMAKOGNOSI

1. Jelaskan dengan bagan kerja cara penentuan kadar golongan kimia (minyak
atsiri, steroid, tannin, flavonoid, triterpenoid, alkaloid, dan antraquinon

a. Minyak Atsiri
- Metode Destilasi Stahl
Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

Simplisia yang digunakan dipotong-potong terlebih dahulu

Simplisia ditimbang

Simplisia dimasukkan ke dalam labu Stahl

Simplisia dicampurkan dengan sejumlah tertentu air hingga seluruh simplisia


dalam labu terendam atau 2/3 dari volume labu terendam.

Rangkaian alat destilasi Stahl dipasang alat pemanas yang berada dibawah labu
Stahl (mantel heater) dinyalakan dan diatur suhunya

Destilasi dilakukan selama 3 jam

Larutan sampel (simplisia dengan air) akan mendidih dan menghasilkan uap air,
yang di dalamnya juga berisi minyak atsiri, karena dengan pemanasan
kepolaran air akan berkurang sehingga bisa melarutkan minyak atsiri yang
bersifat non polar

Kemudian uap air akan menuju kondensor


Uap akan kembali wujudnya menjadi cairan.

Pada pendinginan, minyak atsiri akan terkondensasi dan terpisah dari airnya

Destilasi dihentikan hingga destilasi berjalan lambat tapi teratur.

Hitung kadar dengan rumus :

volume minyak atsiri


Kadar minyak atsiri total (% v/b) = ×100 %
berat serbuk kering

b. Penetapan kadar steroid


Sebanyak 1 gram ekstrak direfluks dengan 50 mL petroleum eter pada suhu 60-
80°C selama 30 menit

Setelah dingin larutan petroleum eter dibuang dan residu yang tertinggal
dilarutkan dalam 50 mL etil asetat

Larutan dipindahkan ke corong pisah kemudian dipisahkan larutan etil asetat.

Residu yang tertinggal dilarutkan dengan n-butanol sebanyak 3 (tiga) kali


masing-masing dengan 50 mL

Seluruh larutan tersebut dicampur dan diuapkan dengan rotary evaporator


dengan suhu 60-70ºC

Sisa penguapan dilarutkan dengan metanol 10 ml kemudian larutan ini


diteteskan ke dalam 50 mL dietil eter sambil diaduk

Endapan yang terbentuk dalam campuran dituang pada kertas saring yang telah
diketahui bobotnya

Kertas saring dikeringkan kemudian ditimbang sampai bobot tetap


Selisih bobot kertas saring sebelum dan sesudah penyaringan ditetapkan
sebagai bobot saponin dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali

Kadar dapat dihitung dengan :

X 2−X 1
% kadar = ×100%
A

X1 = bobot kertas saring (g)


X2= bobot kertas saring + endapan saponin (g)
A = bobot ekstrak sampel

c. Penetapan kadar tannin


Timbang 2 gram sampel kedalam labu didih 500 ml

Tambahkan dengan 350 ml akuades

Refluks selama 3 jam

Dinginkan sampel dan pindahkan secara kuantitatif kedalam labu ukur 500 ml

Saring sampel dan ambil filtrate sebanyak 2 ml untuk dimasukkan ke dalam


labu ukur 100 ml

Tambahkan 2 ml pereaksi Folin Denis dan 5 ml Na2CO3 jenuh

Biarkan selama 40 menit dan ukur absorbansinya pada panjang gelombang 725
nm.

Tambahkan 100 gram Natrium tungstat (Na2WO4), 20 gram asam


phospomolibdat dan 50 ml asam phospat 85% kedalam 750 ml akuades

Kemudian di refluks selama 3 jam


Dinginkan dan tambahkan akuades sampai 1 liter.

Tambahkan 3 gram Na2CO3 anhidrat kedalam 100 ml akuades pada suhu 70-
80

Kemudian aduk sampai larut

Dinginkan semalam

Larutkan 100 mg asam tanat dengan 100 ml akuades

Kocoksetiap akan melakukan running pada UV-Vis.

Tambahkan 2 ml pereaks Folin Denis kedalam labu ukur 100 ml yang telah
diisi 50-70 ml akuades

Pipet sebanyak 0,3 : 0,6 : 0,9 ; 1,2 dan 1,5 ml larutan standar asam tanat

Kemudian tambahkan 5 ml larutan Na2CO3 jenuh kedalam masing-masing


labu dan menempatkannya hingga 100 ml dengan akuades.

Biarkan selama 40 menit

Ukur absorbansinya pada panjang gelombang 725 nm

Buat kurva standarnya.

d. Penetapan kadar flavonoid


Ekstrak sampel sebanyak 200 mg dimasukan dalam labu ukur 100 ml

Ekstrak digenapkan dengan akuades sampai batas atas labu takar


Ambil 5 ml dari stok larutan yang dibuat diatas dengan pipet masukan ke dalam
labu takar 10 ml

Kemudian tambahkan 500 μl reagent Folin Cialcoteu, dikocok selama 1 menit

Sebelum menit ke delapan ditambahkan 4 ml natrium karbonat (Na2CO3) 10%


dan dikocok selama 1 menit

Kemudian digenapkan dengan akuades sampai batas volume labu takar

Deret standar dibuat dengan konsentrasi 0 ppm, 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm
dan 5 ppm dari standar induk asam tanat 100 ppm

Ukur absorbansinya pada panjang gelombang 725 nm menggunakan UV-Vis.

Persamaaan regresi :
y= a + bx x = (y-a)/b
x = absorbansi
b = slope
y = absorbansi standart
a = intersep (titik pertemuan x dan y)

e. Penetapan kadar triterpenoid


Sebanyak 1 gram ekstrak direfluks dengan 50 mL petroleum eter pada suhu 60-
80°C selama 30 menit

Setelah dingin larutan petroleum eter dibuang dan residu yang tertinggal
dilarutkan dalam 50 mL etil asetat

Larutan dipindahkan ke corong pisah kemudian dipisahkan larutan etil asetat.

Residu yang tertinggal dilarutkan dengan n-butanol sebanyak 3 (tiga) kali


masing-masing dengan 50 mL
Seluruh larutan tersebut dicampur dan diuapkan dengan rotary evaporator
dengan suhu 60-70ºC

Sisa penguapan dilarutkan dengan metanol 10 ml kemudian larutan ini


diteteskan ke dalam 50 mL dietil eter sambil diaduk

Endapan yang terbentuk dalam campuran dituang pada kertas saring yang telah
diketahui bobotnya

Kertas saring dikeringkan kemudian ditimbang sampai bobot tetap

Selisih bobot kertas saring sebelum dan sesudah penyaringan ditetapkan


sebagai bobot saponin dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali

Kadar dapat dihitung dengan :

X 2−X 1
% kadar = ×100%
A

X1 = bobot kertas saring (g)


X2= bobot kertas saring + endapan saponin (g)
A = bobot ekstrak sampel

f. Penetapan kadar alkaloid


Sampel yang berupa ekstrak kental ditimbang secara seksama sebanyak 2,5 g

dilarutkan dengan 50 mL larutan asam asetat 10% (dalam etanol)

Larutan dikocok dengan magnetic stirrer selama 4 jam

kemudian disaring

Filtrat kemudian dievaporasi kemudian ditetesi dengan ammonium hidroksida


hingga terjadi endapan alkaloid
Timbang dahulu kertas saring yang akan digunakan untuk menyaring endapan

Kemudian endapan disaring dan dicuci dengan menggunakan larutan ammonium


hidroksida 1%

Kertas saring yang mengandung endapan dikeringkan dalam oven pada suhu 600
C selama 30 menit

Setelah dingin, endapan ditimbang hingga didapatkan bobot yang konstan

Rendemen alkaloid ditetapkan dari presentasi bobot endapan alkaloid yang


diperoleh terhadap bobot penimbangan awal sampel

Pengujian diulang sebanyak 3 kali

Kadar alkaloid yang dihitung dengan :

X 2−X 1
% kadar = ×100%
A

X1 = bobot kertas saring (g)


X2= bobot kertas saring + endapan saponin (g)
A = bobot ekstrak etanol sampel
g. Penetapan kadar antraquinon
Timbang 0,1 g ekstrak kocok dengan 10 mi air panas selama 5 menit, saring
dalam keadaan panas, dinginkan filtrat, dan ekstraksi dengan 10 ml benzena.

Pisahkan lapisan benzena. Tambahkan pada lapisan air 10 ml larutan feri klorida
5% dan 5 mL asam klorida.

Panaskan campuran pada penangas air selama 10 menit dalam tabung refluks.
Dinginkan dan ekstraksi dengan 10 ml benzena. Uapkan cairan hingga habis
pada cawan porselen dengan pemanasan lemah.

Larutkan residu dalam 5 ml larutan kalium hidroksida 5% dalam metanol.


Ukur resapan pada 515 nm. Hitung kadar total antraquinon glikosida
berdasarkan kurva baku antraquinon pembanding

2. Jelaskan persyaratan metode yang dapat digunakan pada pengujian kadar


golongan senyawa tertentu dan kadar senyawa identitas
- Spesifisitas adalah metodeyang hanya mengukur zat tertentu saja secara
cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin ada
dalam matriks sampel. Spesifisitas ditentukan dengan membandingkan
hasil analisis sampel yang mengandung cemaran, hasil urai, senyawa
sejenis, senyawa asing lainnya atau pembawa plasebo dengan hasil
analisis sampel tanpa penambahan bahan-bahan tadi.
- Linearitas merupakan kemampuan suatu metode (pada rentang tertentu)
untuk mendapatkan hasil uji yang secara langsung proporsional dengan
konsentrasi (jumlah) analit di dalam sampel.
- Akurasi atau kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat
kedekatan hasil analis dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi
dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang
ditambahkan.
- Presisi atau keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat
kesesuaian antara hasil uji individal, diukur melalui penyebaran hasil
individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada
sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen.
- LOD (Limit of Detection) dan LOQ (Limit of Quantitation). LOD
adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi dan
masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blanko.
LOQ merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih
dapat memenuhi kriteria akurasi dan presisi.

Anda mungkin juga menyukai