LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS DAN IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK
oleh:
kelompok 2 Offering I
Hafiz Clevanota*** (190332622472)
Integralita Cahyanti (190332622424)
Irma Putri Asri (190332622447)
Muhammad Sauki Zamzam*** (190332622406)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2021
A. Tujuan
Melalui percobaan ini, diharapkan mahasiswa:
1. Memiliki pemahaman tentang kelarutan asam amino dalam asam, basa, dan air.
2. Memiliki pemahaman tentang reaksi-reaksi asam amino terhadap reagen-reagen
tertentu.
3. Memiliki pemahaman tentang reaksi-reaksi protein terhadap reagen-reagen
tertentu.
B. Dasar Teori
Seperti ditunjukkan oleh namanya, asam amino merupakan senyawa organik
yang mengandung gugus asam (karboksil) dan gugus amino, sehingga asam amino
bersifat asam dan basa. Berdasarkan pengertian tersebut secara kimia jumlah asam
amino sangat banyak. Namun, jumlah asam amino yang terdapat di alam hanya sedikit.
Yang terdapat dalam protein hanya berjumlah 22 yang semuanya merupakan asam
amino-α.
Sifat asam amino tidak seperti senyawa organik dengan berat molekul rendah,
tetapi mirip dengan garam anorganik. Pada umumnya asam amino larut dalam air, tetapi
larut sangat sedikit atau tidak larut dalam pelarut organik. Titik leburnya lebih tinggi
bila dibandingkan dengan senyawa organik lain dengan berat molekul rendah. Sebagian
besar asam amino mempunyai titik lebur lebih besar dari 200℃.
Beberapa asam amino memiliki gugus yang terionisasi dalam gugus alkilnya.
Keberadaan gugus tersebut mempengaruhi sifat asam amino, misalnya apakah asam
amino tidak terikat dengan molekul lain dalam larutan ataukah terikat dengan molekul
lain seperti dalam protein.
Asam amino dapat digolongkan menjadi 7 golongan atas dasar struktur rantai
samping R. Golongan tersebut adalah:
1. Asam amino dengan rantai samping alifatik, misalnya glisin, alanin, valin, leusin,
dan isoleusin.
2. Asam amino dengan rantai samping yang mengandung gugus hidroksil, misalnya
serin, treonin, dan tirosin.
3. Asam amino dengan rantai samping yang mengandung sulifur, misalnya sistein dan
metionin.
4. Asam amino dengan rantai samping yang mengandung gugus asam atau amida,
misalnya asam aspartat, asparagin, asam glutamat, dan glutamin.
5. Asam amino dengan rantai samping yang mengandung gugus basa, misalnya
arginin, lisin, dan histidin.
6. Asam amino dengan rantai samping yang mengandung cincin aromatik, misalnya
fenil alanin, tirosin, dan triptofan.
7. Asam amino lain, misalnya prolin dan 4-hidroksiprolin.
Asam amino terdapat dalam molekul protein. Akan tetapi, ada juga asam amino
yang tidak terdapat dalam molekul protein, misalnya beta alanin, taurin, gamma amino
butirat, ornitin, dan sitrulin.
Asam amino memiliki beberapa sifat yang khas. Sifat-sifat tersebut di antaranya
adalah:
1. Kristal putih yang larut dalam asam dan alkali kuat.
2. Beberapa di antaranya mampunyai rasa manis, misalnya glisin, alanin, serin, dan
prolin; rasa tawar, misalnya triptofan dan leusin; dan rasa pahit, misalnya arginin.
3. Mempunyai atom C asimetris (kecuali glisin) sehingga mempunyai keaktifan optik.
4. Bersifat amfoter.
5. Pada pH isoelektrik, tidak bergerak dalam medan listrik.
Protein merupakan molekul besar (berat molekulnya dapat sampai beberapa
juta). Terdapat dalam seluruh sel tubuh. Protein tersusun atas kira-kira 20 macam asam
amino yang berikatan satu sama lain dengan ikatan peptida yang dibentuk antara gugus
karboksil asam amino dengan gugus amino dari asam amino berikutnya.
Protein pada umumnya diklasifikasikan atas daya larut dan komposisi kimianya.
Berdasarkan komposisi kimianya, protein dibagi atas:
1. Simple Protein
Merupakan protein yang hanya mengandung 1-alfa-asam amino atau
derivatnya. Beberapa contoh Simple Protein antara lain: albumin, globulin, glutein,
protamin, albuminoid, dan histon.
2. Conjugated Protein
Merupakan protein yang bergabung dengan zat yang bukan protein. Zat yang
bukan protein ini disebut gugus prostetik. Beberapa contoh Conjugated Protein
antara lain: nukleoprotein, glikoprotein, fosfoprotein, lipoprotein, dan
metalloprotein.
Protein merupakan polimer asam amino. Dalam protein suatu asam amino
berikatan dengan asam amino lain melalui ikatan peptida (-CO-NH-) yang terbentuk
melalui kondensasi gugus karboksil asam amino pertama dengan gugus α-amino dalam
asam amino yang lain. Karena asam amino mempunyai gugus alkil yang bisa
mengandung gugus yang terionisasi, sifat protein ditentukan oleh gugus-gugus tersebut.
Asam amino dan protein secara umum mempunyai sifat-sifat fisik yang sama.
Dari keseluruhan asam amino yang terdapat di alam hanya 20 asam amino yang bisa
dijumpai pada protein. Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus
pada tiap molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil yang digambarkan
sebagai strukturion dipolar. Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino
menunjukkan sifat-sifat spesifiknya. Karena asam amino mengandung kedua gugus
tersebut, senyawa ini akan memberikan reaksi kimia yang mencirikan gugus-gugusnya.
Sebagai contoh adalah reaksi asetilasi dan esterifikasi (Girindra, 1993).
D. Prosedur Percobaan
1. Sifat Umum Asam Amino
a. Kelarutan Asam Amino
Larutan Glisisn, Asam glutamat, anlanin
c. Reaksi Xanthoprotein
Larutan Glisisn, Tirosin, Triptofan, fenailin dan fenol
d. Reaksi Millon
larutan glisin, tirosin, dan fenilalanin.
g. Uji Nitroprusida
larutan sistein, sistin, dan metionin
h. Reaksi Sakaguchi
larutan arginin (1 g/L) dan glisin (1 g/L).
Hasil
b. Denaturasi oleh Panas, Asam, dan Basa
Larutan Albumin, Kasein, Gelatin, dan Putih Telur (5 g/L)
- Diambil 12 tabung reaksi (bersih).
- Dimasukkan pada 3 tabung reaksi I dua mL larutan albumin (5 g/L).
- Ditambahkan pada masing-masing tabung reaksi ke-1 0,5 mL larutan HCl
1,0 M, tabung reaksi ke-2 0,5 mL larutan NaOH 1,0 M, dan tabung reaksi
ke-3 0,5 mL air.
- Dimasukkan pada 3 tabung reaksi II dua mL larutan kasein (5 g/L).
- Ditambahkan pada masing-masing tabung reaksi ke-1 0,5 mL larutan 1,0 M,
tabung reaksi ke-2 0,5 mL larutan NaOH 1,0 M, dan tabung ke-3 0,5 mL
air.
- Dimasukkan pada 3 tabung reaksi III 2 mL larutan gelatin (5 g/L).
- Ditambahkan pada masing-masing tabung reaksi ke-1 0,5 mL larutan HCl
1,0 M, tabung reaksi ke-2 0,5 mL larutan NaOH 1,0 M, dan tabung reaksi
ke-3 0,5 mL air.
- Dimasukkan pada 3 tabung reaksi IV 2 mL larutan putih telur (5 g/L).
- Ditambahkan pada masing-masing tabung reaksi ke-1 0,5 mL larutan HCl
1,0 M, tabung reaksi ke-2 0,5 mL larutan NaOH 1,0 M, dan tabung reaksi
ke-3 0,5 mL air.
- Dimasukkan 12 tabung reaksi tersebut dalam penangas air mendidih selama
10 menit.
- Didinginkan sampai mencapai temperature kamar. Kemudian netralkan.
- Dicatat hasilnya.
- Diambil 4 tabung reaksi (bersih).
- Dimasukkan pada masing-masing tabung 2 mL larutan albumin, kasein,
gelatin, dan putih telur (5 g/L).
- Ditambahkan tetes demi tetes (sampai 2 mL) larutan asam nitrat pekat
melalui dinding tabung reaksi (jangan dikocok), sehingga terbentuk 2
lapisan.
- Dikocok dengan hati-hati.
- Dicatat hasil yang diperoleh.
Hasil
c. Pengendapan oleh Logam Berat
Larutan Albumin, Kasein, Gelatin, dan Putih Telur (5 g/L)
- Diambil 12 tabung reaksi (bersih).
- Dimasukkan pada 3 tabung reaksi I dua mL larutan albumin (5 g/L).
- Ditambahkan pada masing-masing tabung 3–5 tetes larutan CuSO4 0,1 M,
Pb-asetat 0,1 M, dan merkuri nitrat 0,1 M.
- Diamati apa yang terjadi? Apa yang terjadi jika ion logam berat (Cu2+, Pb2+,
dan Hg2+) ditambahkan berlebih!
- Dimasukkan pada 3 tabung reaksi II dua mL larutan kasein (5 g/L).
- Ditambahkan pada masing-masing tabung 3–5 tetes larutan CuSO4 0,1 M,
Pb-asetat 0,1 M, dan merkuri nitrat 0,1 M.
- Diamati apa yang terjadi? Apa yang terjadi jika ion logam berat (Cu2+, Pb2+,
dan Hg2+) ditambahkan berlebih!
- Dimasukkan pada 3 tabung reaksi III dua mL larutan gelatin (5 g/L).
- Ditambahkan pada masing-masing tabung 3–5 tetes larutan CuSO4 0,1 M,
Pb-asetat 0,1 M, dan merkuri nitrat 0,1 M.
- Diamati apa yang terjadi? Apa yang terjadi jika ion logam berat (Cu2+, Pb2+,
dan Hg2+) ditambahkan berlebih!
- Dimasukkan pada 3 tabung reaksi IV dua mL larutan putih telur (5 g/L).
- Ditambahkan pada masing-masing tabung 3–5 tetes larutan CuSO4 0,1 M,
Pb-asetat 0,1 M, dan merkuri nitrat 0,1 M.
- Diamati apa yang terjadi? Apa yang terjadi jika ion logam berat (Cu2+, Pb2+,
dan Hg2+) ditambahkan berlebih!
Hasil
d. Pengendapan oleh Reagen Asam
Larutan Albumin, Kasein, Gelatin, dan Putih Telur (5 g/L)
- Diambil 16 tabung reaksi (bersih).
- Dimasukkan pada 4 tabung reaksi I dua mL larutan albumin (5 g/L).
- Ditambahkan pada masing-masing tabung 3–5 tetes larutan asam
sulfosalisilat 20%, asam pikrat 20%, asam trikloro asetat 10%, dan asam
tannat 10%.
- Diamati apa yang terjadi.
- Dimasukkan pada 4 tabung reaksi II dua mL larutan kasein (5 g/L).
- Ditambahkan pada masing-masing tabung 3–5 tetes larutan asam
sulfosalisilat 20%, asam pikrat 20%, asam trikloro asetat 10%, dan asam
tannat 10%.
- Diamati apa yang terjadi.
- Dimasukkan pada 4 tabung reaksi III dua mL larutan gelatin (5 g/L).
- Ditambahkan pada masing-masing tabung 3–5 tetes larutan asam
sulfosalisilat 20%, asam pikrat 20%, asam trikloro asetat 10%, dan asam
tannat 10%.
- Diamati apa yang terjadi.
- Dimasukkan pada 4 tabung reaksi IV dua mL larutan putih telur (5 g/L).
- Ditambahkan pada masing-masing tabung 3–5 tetes larutan asam
sulfosalisilat 20%, asam pikrat 20%, asam trikloro asetat 10%, dan asam
tannat 10%.
- Diamati apa yang terjadi.
- Ditambahkan perlahan 3–5 tetes larutan NaOH encer pada semua tabung
reaksi.
- Diamati apa yang terjadi bila pH dinaikkan.
Hasil
c. Reaksi Xanthoprotein
No Perlakuan Hasil Pengamatan
Glisin Tirosin Triptofan Fenilalanin Fenol
1 Masukkan Tidak Terbentuk Terbentuk Terbentuk Terbentuk
0,5 mL terbentuk lapisan lapisan lapisan larutan
larutan asam lapisan berwarna berwarna berwarna berwarna
itrat pekat. berwarna kekuningan kekuningan kekuningan kekuningan
Dinginkan. kuning
d. Reaksi Millon
No Perlakuan Hasil Pengamatan
Glisin Tirosin Fenilalanin
1 Tambahkan 3-5 tetes reagen Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
Millon dan panaskan dalam perubahan warna perubahan perubahan
penangas air mendidih warna warna
selama 10 menit. Dinginkan
sampai suhu kamar.
f. Uji Pauli
No Perlakuan Hasil Pengamatan
Glisin Tirosin Triptofan Histidine
1 Ditambah 1,0 mL Tidak Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak
larutan asam terjadi perubahan perubahan terjadi
sulfanilat. perubahan perubahan
2 Ditambah 1,0 mL Tidak Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak
natrium nitrit (50 terjadi perubahan perubahan terjadi
g/L) dan 3-5 tetes perubahan perubahan
larutan HCl 1,0 M.
Dibiarkan dalam
penangas es selama
3 menit.
3 Ditambah 2 mL Tidak Terjadi Tidak terjadi Terjadi
larutan natrium terjadi perubahan perubahan perubahan
karbonat (10 g/L) perubahan warna larutan warna dan warna
sampai larutan warna dan menjadi tidak larutan
bersifat basa tidak merah dan terbentuk menjadi
terbentuk terbentuk padatan. merah dan
padatan. padatan terbentuk
hitam padatan
hitam
g. Uji Nitroprusida
No Perlakuan Hasil pengamatan
Sistein Sistin Metionin
1 Ditambah 0,5 mL larutan Terjadi Terjadi Tidak terjadi
natrium nitroprusida (20 perubahan perubahan perubahan warna
g/L) baru. warna menjadi warna menjadi
sedikit merah sedikit merah
muda. muda.
2 Ditambah 0,5 mL larutan Terjadi Terjadi Tidak terjadi
ammonium hidroksida. perubahan perubahan perubahan warna
warna menjadi warna menjadi
merah muda merah muda
pekat pekat
h. Reaksi Sakaguchi
No Perlakuan Hasil Pengamatan
Arginin Glisin
1 Ditambah 1,0 mL larutan Tidak terjadi perubahan Tidak terjadi perubahan
natrium hidroksida 10 M. warna warna
2 Ditambah 2-3 tetes larutan Warna larutan berubah Warna larutan berubah
alfa naftol dalam alkohol (1 menjadi kekuningan. menjadi kekuningan.
g/L).
3 Ditambahkan 4-5 tetes air Warna berubah menjadi Tidak terjadi perubahan
brom. coklat kemerahan warna
Hasil Pengamatan
Larutan Larutan Larutan Larutan
No Perlakuan
Albumin Kasein Gelatin Putih Telur
(2 g/L) (2 g/L) (2 g/L) (2 g/L)
Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
Penambahan
perubahan, perubahan, perubahan, perubahan,
1 larutan CuSO4
sampel tidak sampel tidak sampel tidak sampel tidak
(10 g/L)
berwarna berwarna berwarna berwarna
Sampel Sampel Sampel Sampel
Penambahan
berubah berubah berubah berubah warna
2 larutan
warna warna warna menjadi ungu
NaOH 10 M
menjadi ungu menjadi ungu menjadi biru
Hasil Pengamatan
Larutan Larutan Larutan Larutan
No Perlakuan
Albumin Kasein Gelatin Putih Telur
(5 g/L) (5 g/L) (5 g/L) (5 g/L)
Terbentuk Terbentuk
dua lapisan Terbentuk gumpalan
Penambahan
(atas keruh gumpalan Larutan tidak berwarna
1 Asam Nitrat
dan bawah berwarna berwarna kuning
Pekat
tidak kuning
berwarna)
c. Pengendapan oleh Logam Berat
c. Reaksi Xanthoprotein
Uji xanthoprotein digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino
tirosin, fenilalanin, dan triptofan dalam protein. Inti benzen yang terdapat di
dalam molekul tirosin, fenilalanin, dan triptofan akan ter-nitrasi dengan
penambahan HNO3. Senyawa nitro yang terbentuk berwarna kuning dan dalam
lingkungan alkalis akan terionisasi dengan bebas dan warnanya menjadi lebih
tua atau berubah menjadi jingga.
Larutan tersebut menghasilkan larutan berwarna jingga setelah
dilakukan penambahan laritan NaOh hingga bersifat sangat basah
d. Reaksi Millon
Uji millon umumnya digunakan untuk menunjukkan adanya asam
amino tirosin pada suatu zat. Uji millon bekerja terhadap derivat-derivat
monofenol seperti tirosin. Pereaksi yang digunakan merupakan larutan merkuri
(Hg) dalam asam nitrat (HNO3). Tirosin akan ter-nitrasi oleh asam nitrat
sehingga memperoleh penambahan gugus N=O, gugus tersebut secara
reversibel (bolak-balik) dapat berubah menjadi N-OH (hidroksifenil). Merkuri
dalam pereaksi millon akan bereaksi dengan gugus hidroksifenil dari tirosin
membentuk warna merah.
Pada ketiga larutan (glisin, tirosin, dan fenilalanin) setelah ditambahkan
larutan 3-5 tetes reagen dan dipanaskan, larutan tetap tidak berwarna.
Dilanjutkan dengan penambahan 5 tetes natrium nitrit, hanya larutan tirosin
yang menunjukkan uji positif dengan terdapatnya endapan berwarna merah
g. Uji Nitroprusida
Ada percobaan ini, yang meraksikan natrium nitropusida pada
larutan sistein, sistin, dan metionin ini memeberikan sedikit warna merah
muda. Warna ini terjadi karena antara natrium nitroprussida dalam asm
amino akan menghasilkan warna merah merah muda. Setelah larutan
dipanaskan dengan cara pemanasan langsung, pemanasan berfungsi untuk
mempercepat terjadinya reaksi. Kemudian ditambahkan ammonium
hidroksida warna larutan tersebut berubah menjadi warna merah muda pekat.
Gugus yang nampak adalah sulfuhidril. Pada larutan yang menggunakan
mmetionin, hasil akhirnya larutan tersebut tetap tidak berwarna
h. Reaksi Sakaguchi
Uji Sakaguchi adalah uji kimia yang digunakan untuk mendeteksi asam
amino arginin. Arginin memiliki kelompok-R propil (3 metil) dengan gugus
guanidin di ujungnya. Gugus guanidin merupakan atom C yang mengikat N2
dengan ikatan tunggal dan mengikat N dengan ikatan ganda. Gugus guanidin
akan bereaksi dalam uji sakaguchi. Dalam kondisi basa, alpha naphtol akan
bereaksi dengan gugus guanidin dalam arginin yang telah teroksidasi sodium
hipoklorit, menghasilkan senyawa berwarna merah.
Larutan arginin dan glisin ditambahkan dengan larutan natrium
hidroksida 10 M tetap tidak berwarna. Ditambahkan alpha naftol dalam alkohol,
keduanya menghasilkan warna kuning. Setelah itu ditambahkan dengan air
brom, arginin menghasilkan larutan berwarna merah dan glisin tidak berwarna
G. Kesimpulan
1. Sifat Umum Asam Amino
a. Kelarutan Asam Amino
Asam amino dari glisin, asam glutamate dan alanin larut dalam air,
larutan HCl dan larutan NaOH namun tidak larut dalam ethanol dan kloroform
b. Reaksi Ninhidrin
Uji Ninhidrin atau tes ninhidrin digunakan untuk menunjukkan adanya
asam amino dalam zat yang di uji dengan menunjukkan perubahan warna
larutan dari tidak berwarna menjadi warna ungu
c. Reaksi Xanthoprotein
Uji xanthoprotein digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino
tirosin, fenilalanin, dan triptofan dalam protein. Larutan yang mengandung
asam amino tersebut akan berubah warna menjadi warna jingga
d. Reaksi Millon
Uji millon umumnya digunakan untuk menunjukkan adanya asam
amino tirosin pada suatu zat. Uji positif ditunjukkan denhan terdapatnya
endapan berwarna merah
e. Uji Glioksilat untuk Triptofan (Hopkins-Cole)
Uji hopkins cole atau tes hopkins cole merupakan uji kimia yang
digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino triptofan. Uji positif
ditunjukkan dengan terdapatnya cincin berwarna ungu
f. Uji Pauli
Uji Pauly atau tes Pauly adalah uji kimia untuk mendeteksi asam amino
histidin dan tirosin. Tirosin dan hisditin dengan berubahnya warna larutan
menjadi warna merah dan terdapat endapan hitam
g. Uji Nitroprusida
Uji nitroprusside merupakan uji kimia yang digunakan untuk
mendeteksi adanya asam amino sistein. Gugus tiol (-SH) dalam sistein akan
bereaksi dengan sodium nitroprusside dalam keadaan amonia berlebih
membentuk senyawa berwarna merah.
h. Reaksi Sakaguchi
Uji Sakaguchi adalah uji kimia yang digunakan untuk mendeteksi asam amino
arginin. Aglisin menghasilkan larutan berwarna merah.
Dapat disimpulkan bahwa sampel glisin, asam glutamate, dan alanine dapat larut dalam
air, HCl, dan NaOH. Tidak larut dalam kloroform dan etanol.
H. Daftar Pusataka
[1]Lehninger, A.L., 1997, Dasar-dasar Biokimia Jilid 1, Erlangga, Jakarta
[4]Tim Kimia Organik. 2020. Petunujuk Praktikum Analisis dan Identifikasi Senyawa
Organik. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.
I. Lampiran-Lampiran
Semua lampiran diakses pada link video berikut
Amrita University. 2012. Qualytative Analysis of Amino Acids. Alamat Youtube :
https://youtu.be/wmhmAESv72E. Diakses pada 23 mei 2021
b. Reaksi Ninhidrin
c. Reaksi Xanthoprotein
-
d. Reaksi Millon
g. Uji Nitroprusida
h. Reaksi Sakaguchi