(DEPIK)
Pada tahun 2015 ada tiga keterampilan utama yang harus dimiliki lulusan pendidikan
tinggi versi pemberi kerja pada 2015 adalah complex problem solving, coordination with
others, dan people management. Akan tetapi, terjadi perubahan signifikan antara pada 2015
dan 2020 critical thinking yang sebelumnya urutan ke-10 menjadi urutan ke-2 pada 2020. Ini
artinya kemampuan berpikir kritis akan menjadi kompetensi penting lulusan. Selain itu, salah
satu keterampilan yang tidak ada pada tahun 2015 dan yang menjadi keterampilan penting 2020
adalah cognitive flexibility. Amin Abdullah (2017) mendefinisikan bahwa “Cognitive
Flexibility” sebagai kemampuan guna beradaptasi dengan proses kognitif dalam menghadapi
hal-hal baru dan lingkungan yang berubah-ubah. Keterampilan ini terkait dengan kemampuan
dalam berpikir dan bertindak cepat dalam menghadapi hal-hal atau persoalan baru yang belum
pernah ada.
Merdeka Belajar – Kampus Merdeka merupakan salah satu kebijakan dari Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem. Salah satu program dari kebijakan Merdeka
Belajar – Kampus Merdeka adalah Hak Belajar Tiga Semester di Luar Program Studi. Program
tersebut merupakan amanah dari berbagai regulasi/landasan hukum pendidikan tinggi dalam
rangka peningkatan mutu pembelajaran dan lulusan pendidikan tinggi. Peran para mahasiswa
di dalam uapaya mengampanyekan program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar di antaranya
sebagai student (pelaku pendidikan) maka harus mampu memanfaatkan semua fasilitas yang
telah disediakan oleh pihak kampus seperti perpustakaan dan laboratorium.
Salah satu permasalahan masyarakat yang ada di daerah Terdepan, Terluar, dan
Tertinggal (3T) merupakan kurangnya tenaga pendidik di sekolah-sekolah. Maka dari itu
program dari Kebijakan Kampus Merdeka yang diharapkan dapat menjadi solusi dari
permasalahan ini adalah kegiatan mahasiswa mengajar. Dimana kegiatan ini merupakan bagian
dari kebijakan Hak Belajar Tiga Semester di Luar Program Studi. Dengan adanya kampus
merdeka ini bukan hanya akan menghasilkan lulusan dibidang usaha, industri, dan
kemasyarakatan, tetapi juga akan menghasilkan lulusan lainnya yang sesuai dengan masa
depan dengan perubahan yang cepat.
Dalam rangka menyiapkan mahasiswa menghadapi perubahan sosial, budaya, dunia
kerja dan kemajuan teknologi yang pesat, kompetensi mahasiswa harus disiapkan untuk lebih
gayut dengan kebutuhan zaman. Ini selanjutnya tidak saja dengan dunia industri dan dunia
kerja tetapi juga dengan masa depan yang berubah dengan cepat. Perguruan Tinggi dituntut
untuk dapat merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa
dapat meraih capaian pembelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan
secara optimal dan selalu relevan.
Kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka diharapkan dapat menjadi jawaban atas
tuntutan tersebut. Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang
otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan
sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
Tujuan kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka, program “hak belajar tiga
semester di luar program studi” adalah untuk meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills
maupun hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman, menyiapkan lulusan
sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian. Ini juga merupakan
sebuah implementasi dari visi misi yang dimiliki oleh Presiden Joko Widodo guna menciptakan
adanya SDM yang lebih unggul. Sebagai salah satu Program Kampus Merdeka, Pertukaran
Mahasiswa Merdeka (PMM) adalah menyiapkan generasi penerus Indonesia yang harus belajar
dari satu sama lain untuk memperkuat persatuan bangsa.
Program-program experiential learning dengan jalur yang fleksibel diharapkan akan dapat
memfasilitasi mahasiswa mengembangkan potensinya sesuai dengan passion dan bakatnya.
Didalam melakukan pelaksanaan pembelajaran daring maka dapat memberikan sebuah
tantangan untuk tersendiri bagi pelaku pendidikan, seperti pendidik, peserta didik, institusi dan
bahkan memberikan tantangan bagi masyarakat luas seperti para orang tua. Maka didalam
pelaksanaannya pendidik juga harus mencari cara agar bagaimana tetap bisa menyampaikan
materi untuk pembelajaran dan nantinya dapat diterima secara mudah oleh peserta didik. Jadi
dengan begitu juga peserta didik maka harus dituntut agar dapat menyesuaikan diri mereka
dalam situasi dan kondisi seperti saat ini, maka salah satunya yaitu mengenai kesiapan mental.