1. Fungsi hukum sebagai a tool of social engineering memiliki tujuan untuk
menciptakan perubahan-perubahan dalam masyarakat menuju kemajuan yang terencana, atau dalam kata lain fungsi ini bertujuan untuk menata kembali kehidupan masyarakat sesuai dengan tujuan pembangunan bangsa. Kehidupan masyarakat selalu bergerak untuk melakukan perubahan yang pesat, baik pengaruh dari luar maupun yang terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan. Maka dari itu, pembuat hukum dituntut untuk mengikuti perkembangan masyarakat dalam membentuk hukum. Berdasarkan hal tersebut, kebutuhan masyarakat menuntut bagaimana hukum berfungsi semula hanya mengontrol tingkah laku, dapat mengalami pergeseran dalam fungsinya yang aktif. Dengan kata lain, hukum berfungsi melakukan perubahan terencana dalam kehidupan sosial masyarakat agar hukum tidak lagi mengejar suatu peristiwa yang seharusnya diatur. Kaitannya dengan kasus nenek Minah adalah hukum selalu bergerak untuk melakukan perubahan yang pesat, dan pembuat hukum dituntut untuk mengikuti perkembangan masyarakat dalam membentuk hukum. Ketika pemahaman masyarakat tentang hak milik telah berkembang, maka diciptakanlah hukum yang akan memberikan sanksi ketika hak milik tersebut dilanggar oleh pihak lain. Kaitan selanjutnya adalah hukum berfungsi semula hanya mengontrol tingkah laku, dapat mengalami pergeseran dalam fungsinya yang aktif, yaitu untuk mengarahkan masyarakat untuk melakukan tindakan yang dianggap benar yang berfungsi untuk meningkatkan rasa aman di tengah masyarakat. 2. Adigium tersebut memiliki arti sebagai dimana ada masyarakat, disitu ada hukum. Kaitannya dengan kasus nenek Minah adalah ketersediaan hukum atas masyarakat Dusun Sidoarjo, Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah. Dan kemudian hukum yang terikat dengan masyarakat tersebut wajib untuk diikuti dan dipatuhi. Hal tersebut disebabkan tujuan dari terbentuknya hukum itu sendiri yang sudah dipaparkan oleh Van Apeldoorn, yaitu untuk mengatur pergaulan hidup manusia secara damai. 3. Konsep The Rule of Law yang berisikan tiga nilai dasar tujuan hukum yaitu keadilan (gerechtigheit), kemanfaatan (zweckmaerten), dan kepastian hukum (rechtssicherkeit) dikemukakan oleh Gustav Radbruch yang ditinjau dari sisi sosiologis. Idealnya ketiga nilai dasar tujuan hukum tersebut diimplementasikan secara bersamaan ketika memutuskan untuk membuat keputusan hukum. Menurut pandangan penulis, kasus nenek Mirnah sudah memenuhi ketiga unsur tersebut. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan keputusan hakim yang memvonis bersalah nenek Minah karena mencuri komoditas yang dimiliki oleh PT Rumpun Sari Antan yang memenuhi unsur keadilan untuk kedua belah pihak, 3 buah kakao adalah milik PT RSA dan bukan milik nenek Minah, sehingga vonis bersalah pada nenek Mirnah sudah tepat karena dia telah melanggar pasal 362 KUHP tentang pencurian. Unsur selanjutnya adalah kemanfaatan yang juga sudah terpenuhi dalam kasus tersebut. Vonis yang diberikan kepada nenek Minah sudah dipertimbangkan oleh para penegak hukum, sehingga dapat dipastikan bahwa keputusan untuk memberikan vonis berupa 1 bulan 15 hari dengan masa percobaan selama 3 bulan dapat mendatangkan manfaat. Menurut penulis manfaat yang dapat dihadirkan antara lain, memberikan edukasi kepada masyarakat luas khususnya masyarakat daerah tersebut terhadap bentuk dan tujuan hukum itu sendiri. Sehingga masyarakat tersebut dapat hidup dengan memahami hukum yang berlaku dan bertujuan untuk mengatur pergaulan hidup mansia secara damai. Unsur yang terakhir adalah unsur kepastian hukum yang juga sudah terpenuhi dalam kasus nenek Minah. Kepastian hukum sendiri memiliki definisi sebagai prinsip penyelesaian secara cepat dan pembuktian secara sederhana. Kepastian hukum juga dapat diartikan sebagai jaminan bahwa hukum dijalankan, bahwa yang berhak menurut hukum dapat memperoleh haknya dan bahwa putusan dapat dilaksanakan. Pemberian vonis dalam kasus nenek Minah yang terbukti bersalah merupakan bukti hukum tersebut telah dijalankan dan PT RSA telah mendapatkan haknya kembali. Referensi Deliarnoor, N. (2020). Pengantar Ilmu Hukum Pengantar Tata Hukum Indonesia/PIH-PTHI (3rd ed.). Tangerang selatan: Universitas Terbuka.
Wijayanta, T. (2014). Asas Kepastian Hukum, Keadilan dan Kemanfaatan dalam
Kaitannya dengan Putusan Kepailitas Pengadilan Niaga. Jurnal Dinamika Hukum, 14(2). Retrieved from http://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id/index.php/JDH/article/viewFile/291/285