93 107 1 SM
93 107 1 SM
Sri Susanti
PS Produksi Ternak, Fak. Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Abstract
The research was conducted from May-June 2004 at the Ketchup “Kinking” Factory
Turban regency. The aim of the research was to study of food substance content or soy
dregs chemical composition from two methods of ketchup making. Method used in this
research was a case study. Soy dregs from two methods of ketchup making, i.e.
fermentation (F) and sangria (S) were used in this research. Proximate analysis was
conducted at the Laboratory of Animal Feed and Nutrition, Animal Husbandry Faculty,
Brawijaya University Malang, and amino acid analysis was conducted at the Laboratory
of Food Processing Balitbangtan, Bogor Regency. The results showed that the soy dregs
from fermentation method (F) had a greater composition than that of sangrai method
(S), with a complete amino acid content. So that, the soy dregs from fermentation
method performed a good feed source for avian and non ruminant animals.
Menurut Enie (1980) lemak pada proses dihidrolisa oleh enzim lipase menjadi
pengolahan secara fermentasi akan asam-asam lemak dan gliserol. Dari
analisis asam-asam amino diperoleh bagi ternak ruminansia penggunaan
hasil bahwa secara keseluruhan terjadi ampas kedelai sebagai bahan pakan
penurunan kadar asam amino pada tidak menjadi masalah, mengingat
ampas kedelai dari proses pengolahan bahwa ternak ruminansia tidak menutut
secara sangrai. bahan pakan yang senantiasa berkualitas
tinggi meskipun untuk produktivitas
Potensi ampas kedelai sebagai pakan ternak yang tinggi juga perlu didukung pakan
Apabila ditinjau dari komposisi konsentrat yang cukup. Seperti halnya
kimianya, maka ampas kedelai hasil pakan konsentrat untuk unggas dan non
samping proses pengolahan kecap baik ruminansia, maka ampas kedelai hasil
dari proses sangrai maupun fermentasi samping proses pengolahan kecap ini
memiliki potensi sebagai bahan pakan juga dapat digunakan sebagai salah satu
ternak, terutama pakan konsentrat. bahan penyusun pakan konsentrat
Ampas kedelai hasil samping untuk ruminansia. Kadar PK cukup
proses fermentasi secara umum tinggi, namun apabila digunakan sebagai
mempunyai komposisi kimia dengan pakan ternak ruminansia masih perlu
kadar yang relatif lebih tinggi daripada kajian lebih mendalam tentang tingkat
ampas kedelai hasil samping proses degradasinya di dalam rumen. Hal ini
pengolahan secara sangrai. Kadar yang perlu diperhatikan karena bahan pakan
relatif lebih tinggi ini terutama pada dengan kadar PK yang tinggi tidak akan
kandungan asam-asam amino, dapat dimanfaatkan secara optimal
memberikan makna bahwa ampas dalam waktu yang relatif cepat bagi
kedelai dari proses fermentasi lebih ternak induk semang, apabila diikuti
cocok dan memadai apabila digunakan dengan tingkat degradasi yang tinggi
sebagai bahan pakan untuk unggas pula.
ataupun non ruminansia. Hal ini belum Kajian lebih mendalam tentang
dibuktikan secara biologis, namun bagi tingkat degradasi PK dalam rumen pada
ternak non ruminansia dan unggas ampas kedelai perlu dilakukan. Dengan
kandungan asam-asam amino dalam demikian perlu penelitian lebih lanjut
pakan ikut menentukan terhadap tingkat penggunaan ampas kedelai hasil
konsumsi pakan (Williamson dan Payne, samping pengolahan kecap ini baik
1978). Demikian pula menurut Wahju sebagai pakan ternak unggas, non
(1992), bahwa keseimbangan asam-asam ruminansia ataupun ruminansia. Apabila
amino mempengaruhi konsumsi pakan. ditinjau dari proses pengolahan kedelai
Konsumsi pakan cenderung hingga menjadi kecap dan ampas kedelai
mengalami penurunan apabila sebagai hasil sampingnya, maka dapat
kandungan asam-asam amino dalam diduga bahwa ampas kedelai yang
pakan tidak seimbang, sebaliknya dihasilkan mempunyai kandungan anti
keseimbangan asam-asam amino nutrisi yang relatif berkurang
cenderung akan meningkatkan dibandingkan biji kedelai sebagai bahan
konsumsi pakan. Oleh karenanya, bakunya.
keseimbangan asam-asam amino dalam Gohl (1975) menyatakan bahwa
bahan pakan perlu dipertimbangkan sebagai bahan pakan ternak, biji kedelai
dalam menyusun ransum ternak unggas memiliki keterbatasan karena
ataupun non ruminansia. Sementara itu, kandungan anti nutrisi berupa anti
tripsin, hemaglutinin, glukosida dan
65
Sri Susanti / Buana Sains Vol 6 No 1: 59-66, 2006