Pertemuan 1
Kebhinekaan Bangsa Indonesia
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : X / Genap
Standar Kompetensi : Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
serta dampak fenomena dan kejadian
Kompetensi Dasar : 3.5 Mengidentifikasi factor-faktor pembentuk integrasi nasional dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Indikator : 3.5.1. Mengidentifikasi kebhinnekaan bangsa Indonesia
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran:
Dengan mengikuti pembelajaran pada materi pertemuan pertama ini peserta didik
diharapkan dapat :
a. Peserta didik diharapkan dapat membangun nilai-nilai toleransi dan damai yang
membentuk komitmen integrasi nasional dalam bingkai BhinnekaTunggal Ika
Indonesia merupakan Negara yang sangat rentan akan terjadinya perpecahan dan
konflik. Hal ini disebabkan Indonesia adalah negara dengan keberagaman suku, etnik,
budaya, agama serta karakteristik dan keunikan di setiap wilayahnya. Indonesia
merupakan negara yang memiliki keistimewaan keanekaragaman budaya, suku, etnik,
bahasa, dan sebagainya dibandingkan dengan negara lain. Oleh karena itu keberagaman
ini jangan dijadikan alasan untuk memperlemah rasa persatuan dan kesatuan bangsa
tetapi justru harus menjadi modal dasar dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu,
sangat diperlukan rasa persatuan dan kesatuan yang tertanam di setiap warga negara
Indonesia.
Persatuan dalam keberagaman memiliki arti yang sangat penting. Persatuan dalam
keberagaman harus dipahami oleh setiap warga masyarakat agar dapat mewujudkan hal-
hal sebagai berikut.
a. Kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang.
b. Pergaulan antarsesama yang lebih akrab.
c. Perbedaan yang ada tidak menjadi sumber masalah.
d. Pembangunan berjalan lancar.
Pertemuan 2
Konsep Integrasi Nasional
A. Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran berdiskusi peristiwa publik dan simulasi siswa dapat :
a. Peserta didik dapat membangun nilai-nilai toleransi dan damai yang membentuk
komitmen integrasi nasional dalam bingkai BhinnekaTunggal Ika
d. Peserta didik mampu menyajikan dan mengomunikasikan hasil analisis tentang faktor-
faktor pembentuk integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Pertemuan 3
Tantangan dalam Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
- Ancaman non militer adalah ancaman yang tidak menggunakan senjata tetapi
jika di biarkan akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa dan negara Contohnya penyalahgunaan narkoba, korupsi
Bahan Ajar PKn Kelas X Semester I
Tahun Pelajaran 2018/2019
Pertemuan 4
Membangkitkan Kesadaran Warga Negara untuk Bela Negara
A. Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran berdiskusi peristiwa publik dan simulasi siswa dapat :
a. Peserta didik bisa membangun nilai-nilai toleransi dan damai dalam menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara
(Menurut UU Nomor 3 Tahun 2002 pasal 9 ayat 1 tentang Pertahanan Negara) Bukan hanya
sebagai kewajiban dasar manusia, tetapi juga merupakan kehormatan warga negara sebagai
wujud pengabdian dan rela berkorban kepada bangsa dan negara
Ada beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara :
a. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan
Rakyat.
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam
Negara RI. Diubah oleh Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 1 Tahun 1988.
d. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
e. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
f. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945 Pasal 30 Ayat (1)
dan (2): “Bahwa tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan Negara dilaksanakan melalui system pemerintahan dan keamanan rakyat semesta oleh
TNI dan Kepolisian sebagai komponen utana, dan rakyat sebagai komponen pendukung”.
Adapula pada Pasal 27 Ayat (3): “Bahwa tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya bela negara”.
g. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara ayat 1:
“Setiap Warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan
dalam Penyelenggaraan Pertahanan Negara”; ayat 2: “Keikutsertaan warga Negara dalam upaya
bela negara dimaksud ayat 1 diselenggarakan melalui:
1) Pendidikan Kewarganegaraan
2) Pelatihan dasar kemiliteran
3) Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib
4) Pengabdian sesuai dengan profesi.
Pembelaan Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan,
kesadaran, keikhlasan dan ketulusan dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara,
menjaga harkat dan martabat bangsa, mempertahankan keutuhan NKRI serta wewujudkan cita-
cita dan tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.
- Pasal 30 Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945: “Tiap-tiapiap Warga Negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara”.
- Pasal 27 Ayat (3) UUD NRI Tahun 1945: “Setiap Warga Negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara”.
-
Contoh bentuk usaha pembelaan negara oleh warga negara :
- Mengikuti ronda malam (siskamling)
- Pelatihan dasar kemiliteran
- Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib
- Pengabdian sesuai dengan profesi
Bela negara yang bisa dilakukan oleh para siswa di sekolah :
- Pendidikan Kewarganegaraan
- Mengikuti organisasi yang menerapkan dasar-dasar kemiliteran, seperti Pramuka, Patroli
Keamanan Sekolah (PKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), Palang Merah Remaja (PMR),
dan organisasi lainnya.