Anda di halaman 1dari 6

Manufer Politik Lukas Enembe dan Deddy Mizwar dalam Pilpres 2019

Deddy Mizwar dan Lukas Enembe Dukung


Jokowi-Ma'ruf Amin, Demokrat Siapkan
Sanksi
Harits Tryan Akhmad, Jurnalis · Selasa 04 September 2018 12:12 WIB

Waketum Partai Demokrat Syarief Hasan. Foto: Okezone/Harits Tryan

JAKARTA – Partai Demokrat menyiapkan sanksi untuk Deddy Mizwar dan Lukas Enembe
yang secara terbuka mendukung Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin.

Deddy Mizwar diketahui didapuk menjadi juru bicara Jokowi-Maruf, sedangkan Ketua DPD
Partai Demokrat Papua Lukas Enembe menyatakan akan memperjuangan Jokowi-Ma’ruf.

Waketum Partai Demokrat Syarief Hasan menyatakan, partainya akan memberikan sanksi
kepada kedua kadernya yang memiliki pandangan berbeda dengan keputusan DPP Partai
Demokrat yang telah memutuskan mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
“Ya tentunya (ada sanksi) kan ada aturan yang baku di partai. Tergantung daripada bobot
kesalahannya kalau dianggap salah,” ujar Syarief di Kompleks Parlemen, Senanyan, Jakarta,
Selasa (4/9/2018).

Syarif menilai kesalahan yang dilakukan Eddy maupun Lukas sebagai kader Partai Demokrat
dianggap berat.

“Ya macam macam. Kalau terlalu berat ya konsekuensinya berat. Kalau menurut saya berat
(mendukung pihak lawan),” beber dia seraya menekankan bahwa kader partai harus loyal
terhadap pusuan pimpinan.

“Memang di Partai Demokrat itu diwajibkan setiap kader harus loyal kepada partai, apa pun
yang diputuskan pimpinan. Memang fatsunnya demikian,” jelasnya.

Deddy dan Lukas kemungkinan akan dipanggil Dewan Partai Demokrat terkait sikapnya
yang memilih mendukung Jokowi-KH Maruf.

“Yang jelas itu memang tugas dewan kehormatan. Sebagai pembinaan terhadap kader Partai
Demokrat yang ada di legislatif, eksekutif maupun yudikatif, itu menang tugas dewan
kehormatan. Kalau ada panggilan saya pikir itu sudah menjadi tupoksi,” sambungnya.

(fzy)
Deddy Mizwar dan Lukas Enembe
Terancam Hukuman Berat
Selasa, 04 September 2018 – 12:15 WIB

jpnn.com, JAKARTA - Partai Demokrat akan memberikan sanksi berat kepada Gubernur
Papua Lukas Enembe dan mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, yang tidak
sejalan dengan keputusan partai dalam mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil
presiden 2019.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarif Hasan menuturkan, ada aturan yang baku di
partai, tergantung dari bobot kesalahan yang dilakukan jika nanti dianggap bersalah.

"Ya macam-macam (sanksinya). Kalau terlalu berat ya konsekuensinya berat," kata Syarif di
gedung DPR, Jakarta, Selasa (4/9).

Anggota Komisi I DPR itu menegaskan, keputusan kader mendukung pihak lawan yang tidak
sejalan dengan partai akan mendapat sanksi berat. "Kalau menurut saya berat," tegasnya.

Syarif juga membenarkan kabar bahwa Dewan Kehormatan Partai Demokrat akan menggelar
rapat dan memanggil kader yang mendukung pihak lawan. "Yang jelas itu memang tugas
Dewan Kehormatan. Sebagai pembinaan terhadap kader PD yang ada di legislatif, eksekutif
maupun yudikatif, itu memamg tugas Wanhor. Kalau ada panggilan saya pikir itu sudah
menjadi tupoksi," paparnya.

Dia menegaskan di Partai Demokrat, setiap kader diwajibkan harus loyal kepada partai dan
apa pun yang diputuskan pimpinan. "Seluruh kader harus komit dan harus loyal ke pimpinan,
loyal kepada partai. Apa pun keputusan partai harus diikuti," jelasnya. (boy/jpnn)
Lukas Enembe: 3 Juta Suara Papua Kasih
Semua kepada Jokowi

Presiden Jokowi (dua kanan) didampingi Gubernur Papua, Lukas Enembe (dua kiri), Menteri BUMN, Rini Suwandi (kanan) dan Dirut PT
PLN Persero, Sofyan Basir (kiri) meresmikan 6 infrastruktur kelistrikan di Kabupaten Jayapura, Papua, Senin (17/10). Enam infrastruktur
kelistrikan terdiri dari PLTA Orya Genyem 2x10MW, PLT Mini Hidro Prafi 2x1,25MW, Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70KV
Jayapura, SUTT 70KV Holtekamp, Gardu Induk Waena-Jayapura 20MVA dan Gardu Induk Jayapura20MVA. ANTARA
FOTO/Indrayadi TH.

- 5 September 2018
Lukas Enembe tetap pada pendiriannya untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres
2019 kendati berseberangan dengan partai Demokrat.
tirto.id - Gubernur Papua Lukas Enembe meyakini bahwa seluruh rakyat Papua akan
mendukung Presiden RI Joko Widodo dalam Pilpres 2019.

"Jokowi itu harga mati 100 persen, kami akan fokus kasih suara kepada Jokowi, tidak ada
yang lain, seluruh rakyat Papua. Harga mati bungkus, 3.000.000 suara kasih semua kepada
Jokowi," kata Lukas di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/9/2018).

Lukas Enembe dan Klemen Tinal baru saja dilantik oleh Presiden Jokowi sebagai Gubernur
dan Wakil Gubernur Papua di Istana Negara bersama dengan delapan pasangan
gubernur/wakil gubernur lainnya.

Dengan menyatakan mendukung Jokowi, Lukas yang menjabat sebagai Ketua Dewan
Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat dianggap membelot dari partai. Pada Pilpres 2019
mendatang, Partai Demokrat mengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menyatakan bahwa partainya akan
memberikan sanksi kepada Lukas Enembe dan mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy
Mizwar dan Lukas Enembe yang menyatakan mendukung Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.

"Saya pendukung utama Jokowi, tidak ada urusan dengan partai, kalau (mau menjatuhkan)
sanksi silakan saja," tambah Lukas.

Alasan Lukas Enembe Mendukung Jokowi


Lukas berpendapat bahwa Jokowi paling memahami Papua dibanding presiden sebelumnya.
"Banyak kali dia lihat kesusahan di Papua, tetapi semua presiden tidak mampu
menyelesaikan Provinsi Papua. Itu kami catat, yang terbaik Pak Jokowi semua persoalan di
Papua dia memahami selama ini orang Jakarta tidak tahu," ungkap Lukas.

Lukas pun mengaku sudah menyampaikan sikapnya tersebut kepada Sekretaris Jenderal
Partai Demokrat Hinca Panjaitan. Namun ia mengakui dirinya tidak tahu keputusan partai.

"Saya tidak tahu mereka akan berhentikan saya atau tidak tetapi saya sudah sampaikan
kepada Pak Sekjen kami semua kader Demokrat baik bupati apa semua mendukung Pak
Jokowi. Sudah kasih tahu begitu, 3.000.000 suara kasih Jokowi semua," tegas Lukas yang
mengaku tidak masuk menjadi tim sukses Jokowi/Ma'ruf Amin.

Kamis 30 Agustus 2018, 11:41 WIB

Deddy Mizwar Dukung Jokowi-Ma'ruf,


Demokrat: Sudah Tahu Risikonya
Tsarina Maharani - detikNews

Agus Hermanto (Agung Pambudhy/detikcom)


Jakarta - Sejumlah kader Partai Demokrat, di antaranya Deddy Mizwar dan Ketua DPD PD
Papua Lukas Enembe, memilih mendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.

Wakil Ketua Dewan Pembina PD Agus Hermanto menyebut ada risiko yang harus
ditanggung kader jika dukungannya tak sesuai dengan posisi PD yang mengusung Prabowo
Subianto-Sandiaga Uno.

"Baik Pak Lukas maupun Pak Deddy Mizwar tentunya sudah juga mengetahui risiko-risiko
apa yang harus diterapkan kepada beliau," kata Agus di gedung DPR, Senayan, Jakarta,
Kamis (30/8/2018).

"Karena memang semua pilihan itu secara pribadi dan tidak sama dengan pilihan dari Partai
Demokrat," imbuhnya.

Agus menegaskan pernyataan-pernyataan kader di bawah yang berbeda dengan sikap partai
merupakan sikap pribadi. PD berkomitmen mendukung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.

Dia mengaku tak khawatir ada perpecahan di tubuh PD terkait dukungan pada 2019.

"Tentunya yang di atas sama yang di bawah itu berbeda, karena ini pilihan pribadinya Pak
Lukas itu sendiri, misal, sehingga saya yakini juga kader-kader di bawah toh pasti juga
mengikuti perintah DPP Partai Demokrat," sebutnya.

Deddy Mizwar bergabung sebagai salah satu juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN)
Jokowi-Ma'ruf. Selain itu, Ketua DPD Partai Demokrat Papua Lukas Enembe menyatakan
dukungan bagi Joko Widodo (Jokowi) untuk periode kedua.

Anda mungkin juga menyukai