Anda di halaman 1dari 2

Contoh Kasus dalam pelaksanaan Demokrasi :

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia ternyata masih belum optimal, masih banyak


pelanggaran-pelanggaran yang terjadi khususnya yang bersangkutan dengan prinsip-prinsip
ideologi .Berikut ini adalah contoh kasus pelanggaran pemilu: Panitia Pengawas (Panwas)
Pilkada Aceh menerima 57 laporan pelanggaran pilkada, Yaitu salah satu dari kader bakal
calon membagi bagikan uang kapada masyarakat dengan syarat harus memilih bakal calon
tertentu juga kasus kekerasan dan intimidasi selama berlangsungnyamasa kampanye
pemilihan kepala daerah (pilkada) Aceh sejak 22 Maret. Ketua Panwas Aceh, Nyak
AriefFadhillah Syah kepada wartawan dalam jumpa pers di Kantor Panwas Aceh, Senin
(2/4), mengatakan, kasus itu umumnya terjadi karena pergesekan antar pendukung kandidat
seusai menggelar kampanye.“Ada yang dilempari batu, diketapel, juga ada yang menghalang-
halangi masyarakat untuk datang ke lokasi kampanye kandidat tertentu,” ujar Nyak Arief. Dia
sebutkan,Money politik ,kekerasandan intimidasi itu terjadi terutama akibat adanya
pergesekan kubu pasangan kandidat Irwandi Yusuf/Muhyan Yunan dan Zaini
Abdullah/Muzakir Manaf. “Kami harapkan kedua pasang kandidat dapat mengendalikan
pendukungnya di lapangan,” kata Nyak Arief.Para kandidat diharapkan panwas dapat
menertibkan pendukung dan tim pemenangannya di lapangan agar tidak melakukan tindakan
anarkis yang dapat merusakkomitmen damai yang telah dinyatakan para kandidat dalam Ikrar
Pilkada Damai di Masjid Raya Baiturrahman, 14 Maret 2012.Cara menyelesaikan masalah
dalam proses pemilihan.

Dalam melaksanakan sesuatu pasti ada kendala yang harus dihadapi. Tetapi bagaimana kita
dapat meminimalkan kendala kendala itu. Untuk itu diperlukan peran serta masyarakat karena
ini tidak hanya tanggungjawab pemerintah saja. Untuk menggulangi permasalah yang timbul
karena pemilu antara lain :

1. Seluruh pihak yang ada baik dari daerah sampai pusat, bersama sama menjaga ketertiban
dan kelancaran pelaksanaan pilkada ini. Tokoh-tokoh masyarakat yang merupakan
panutandapat menjadi souri tauladan bagi masyarakatnya. Dengan ini maka dapat
menghindari munculnya konflik.

2. Semua warga saling menghargai pendapat. Dalam berdemokrasi wajar jika muncul
perbedaan pendapat. Halini diharapkan tidak menimbulkan konflik. Dengan kesadaran
menghargai pendapat orang lain, maka pelaksanaan pilkada dapat berjalan dengan lancar.

3. Sosialisasi kepada warga ditingkatkan. Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan


masyarakat dapat memperoleh informasi yang akurat. Sehingga menghindari kemungkinan
fitnah terhadap calon yang lain.

4. Memilih dengan hati nurani. Dalam memilih calon kita harus memilih dengan hati nurani
sendiri tanpa adapaksaan dari orang lain. Sehingga prinsip prinsip dari pemilu dapat
terlaksana dengan baik.Analisis dari kasus diatas adalah :kita sebagai warga negara yang baik
dan benar mesti mengerti hak dan kewajibanya sebagai warga negara. lalu kita mesti
bertindak JURDIL ( Jujur Dan Adil ) saat memilih pemimpin yang benar.
Demi terwujudnya pelaksanaan demokrasi sesuai dengan yang diharapkan marilah kita
segenap seluruh elemen bangsa ini ikut berperan aktif bersama pemerintah menerapkan nilai-
nilai demokrasi, dimulai dari hal yang terkecil yaitu lingkungan keluarga, mulailah
membiasakan diri untuk menerapkan minimal 1-5% nilai demokrasi dalam kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai