Makalah Psikologi Nadia
Makalah Psikologi Nadia
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
TENTANG
PERBEDAAN INDIVIDU
OLEH KELOMPOK V:
DOSEN PENGAMPU:
JURUSAN PAI
SYEKH BURHANUDIN
1442 H/2021 M
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji atas kehadirat Allah ‘Azza wa jalla atas segala nikmat
yang telah diberikan kepada kita semua sehingga kita masih bisa menikmati
kehidupan sampai saat sekarang ini dan kami dapat menyelesaikan makalah kami
yang berjudul “Perbedaan Individu”. Shalawat dan salam tak lupa pula kita hadiahkan
kepada Nabi besar Muhammad Shalllallahu ‘alaihi wasallam yang telah membawa
kita dari zaman yang tidak berilmu pengetahuan ke zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan yang kita rasakan pada saat sekarang ini.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah
Psikologi Pendidikan yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah ini.
Ucapan terima kasih kami juga ucapkan kepada semua pihak yang memberikan
bantuan untuk menyelesaikan makalah kami.
Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
i
DAFTAR ISI
BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................2
A. Kesimpulan .........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbedaan individu penting dibahas dan dipahami oleh pendidik agar para
pendidik bisa memahami perbedaan dari asing-masing peserta didik. Setiap individu
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga sering timbulnya
permasalahan akibat perbedaan itu. Permasalahan ini kita akan mengetahui berbagai
macam perbedaan individu, diantaranya perbedaan kognitif, perbedaan kecakapan
bahasa, perbedaan kecakapan motorik, perbedaan latar belakang, perbedaan bakat,
perbedaan kesiapan belajar, perbedaan tingkat pencapaian, perbedaaan lingkungan
keluarga, latar belakang budaya dan etnis, dan faktor pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang membuat hakikat manusia itu berbeda?
2. Apa pengaruh lingkungan terhadap individu?
3. Apa saja perbedaan individu dalam kecerdasan?
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Aliran serba zat, mengatakan bahwa yang sungguh-sungguh ada hanyalah zat atau
materi. Zat atau materi itulah hakekat dari sesuatu. Alam ini adalah materi dan
manusia adalah unsur dari alam maka dari itu hakikat dari manusia itu adalah zat
atau materi.
2. Aliran serba roh, berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu yang ada di dunia ini
adalah roh, begitu juga hakikat manusia adalah roh. Adapun zat itu adalah
manifestasi daripada roh di dunia ini.
3. Aliran dualisme, mencoba untuk meyakinkan kedua aliran di atas. Aliran ini
menganggap bahwa manusia itu pada hakikatnya terdiri dari dua substansi yaitu
jasmani dan rohani. Kedua substansi ini masing-masing merupakan unsur
asalnya, tidak tergantung satu sama lain. Jadi badan tidak berasal dari roh,
2
juga sebaliknya. Hanya dalam perwujudannya manusia itu ada dua, jasad dan
roh, yang keduanya berintegrasi membentuk yang disebut manusia.
4. Aliran eksistensialisme, yang memandang manusia secara menyeluruh, artinya
aliran ini memandang manusia tidak dari sudut zat atau serba roh atau
dualisme, tetapi memandangnya dari segi eksistensi manusia itu sendiri yaitu
cara beradanya manusia itu sendiri di dunia ini.1
Dari keempat aliran tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hakikat
manusia yang sebenarnya adalah sesuatu yang melatar belakangi keberadaanya di
dunia ini sebagai manusia yang terdiri dari jasmani dan rohani. Sedangkan
dalam Islam sendiri, hakikat manusia didasarkan pada apa yang diterangkan dalam
Al-Qur’an dan As-Sunah, atau melalui pengenalan asal kejadian manusia itu sendiri.
Hakikat manusia dalam Islam merupakan suatu keberadaan yang mendasari
diciptakannya manusia yang telah diberi amanat untuk mengaturbumi (Khalifah)
yaitu untuk mengabdi atau beribadah kepada Allah SWT sebagaimana firman Allah
SWT dalam Q.S.Adh-Dhariyat [51:56] yang artinya “Dan aku tidak menciptakan
jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
1
Abdurrahman Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka
Cipta, (1999).h. 79
3
diberikan oleh Allah SWT. Sebagai makhluk yang mulia, manusia dapat dilihat dari
beberapa hal diantaranya :
2
Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: (Sinar Baru Algesindo,
2004).h. 42
4
lingkungan sosio-psikologis, termasuk didalamnya adalah belajar. Terhadap faktor
lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai empirik yang berarti pengalaman,
karena dengan lingkungan itu individu mulai mengalami dan mengecap alam
sekitarnya. Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh
lingkungan itu, karena lingkungan itu senantiasa tersedia di sekitarnya. Sejauh mana
pengaruh lingkungan itu bagi diri individu, dapat kita lihat dari beberapa hal
diantaranya :
Yang dimaksud dengan lingkungan pada uraian ini hanya meliputi orang-
orang atau manusia-manusia lain yang dapat memberikan pengaruh dan dapat
dipengaruhi, sehingga kenyataannya akan menuntut suatu keharusan sebagai makhluk
sosial yang dalam keadaan bergaul satu dengan yang lainnya.
Dapat kita bayangkan andaikata seorang anak manusia yang sejak lahirnya
dipisahkan dari pergaulan manusia sampai kira-kira berusia 10 tahun saja, walaupun
diberinya cukup makanan dan minuman, akan tetapi serentak dia dihadapkan kepada
pergaulan manusia, maka sudah dapat dipastikan bahwa dia tidak akan mampu
berbicara dengan bahasa yang biasa, canggung pemalu dan lain-lain. Sehingga
kalaupun dia kemudian dididik, maka penyesuaian dirinya itu akan berlangsung
sangat lambat sekali.
5
dapat membentuk pribadi seseorang, karena manusia hidup adalah manusia yang
berfikir dan serba ingin tahu serta mencoba-coba terhadap segala apa yang tersedia di
alam sekitarnya.
1) Alat untuk kepentingan dan kelangsungan hidup individu dan menjadi alat
pergaulan sosial individu. Contoh : air dapat dipergunakan untuk minum atau
menjamu teman ketika berkunjung ke rumah.
2) Tantangan bagi individu dan individu berusaha untuk dapat menundukkannya.
Contoh : air banjir pada musim hujan mendorong manusia untuk mencari cara-
cara untuk mengatasinya.
3) Sesuatu yang diikuti individu. Lingkungan yang beraneka ragam senantiasa
memberikan rangsangan kepada individu untuk berpartisipasi dan mengikutinya
serta berupaya untuk meniru dan mengidentifikasinya, apabila dianggap sesuai
dengan dirinya. Contoh : seorang anak yang senantiasa bergaul dengan temannya
yang rajin belajar, sedikit banyaknya sifat rajin dari temannya akan diikutinya
sehingga lama kelamaan dia pun berubah menjadi anak yang rajin.
4) Obyek penyesuaian diri bagi individu, baik secara alloplastis maupun autoplastis.
Penyesuaian diri alloplastis artinya individu itu berusaha untuk merubah
lingkungannya. Contoh : dalam keadaan cuaca panas individu memasang kipas
angin sehingga di kamarnya menjadi sejuk. Dalam hal ini, individu melakukan
manipulation yaitu mengadakan usaha untuk memalsukan lingkungan panas
menjadi sejuk sehingga sesuai dengan dirinya. Sedangkan penyesuaian diri
autoplastis, penyesusian diri yang dilakukan individu agar dirinya sesuai dengan
lingkungannya. Contoh : seorang juru rawat di rumah sakit, pada awalnya dia
merasa mual karena bau obat-obatan, namun lama-kelamaan dia menjadi terbiasa
6
dan tidak menjadi gangguan lagi, karena dirinya telah sesuai dengan
lingkungannya.3
C. Perbedaan Individual Dalam Kecerdasan
1. Perbedaan fisik, seperti jenis kelamin, berat badan, pendengaran, penglihatan, dan
kemampuan bertindak.
2. Perbedaan sosial, status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku.
3. Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.
4. Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar.
5. Perbedaan kecakapan atau kepribadian di sekolah.4
4
Sunarto dan B. Agung Hartono,.Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2006), h. 214
7
belajar adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan fisik, mental intelektual/kognitif
dan faktor psikologis. Faktor fisik meliputi faktor kesehatan/kesegaran fisik dan
faktor alat indra (fungsi alat indra mata dan telinga). Faktor mental intelektual terdiri
dari faktor kecerdasan/inteligensi dan faktor kognitif yang meliputi faktor
kemampuan mengenal/mengamati, berpikir, kemampuan mengingat serta faktor
appersepsi (dasar pengetahuan/ pengalaman yang dimiliki siswa). Faktor psikologis
adalah sikap, minat, dan motivasi siswa terhadap belajar/pelajaran. 5 Dari ketiga faktor
di atas, dari faktor fisik, faktor mental intelektual dan faktor psikologis yang banyak
mempengaruhi perbedaan individual dalam menerima pelajaran, sedangkan faktor-
faktor yang akan mempengaruhi perbedaan individual dalam menyerap pelajaran
adalah faktor psikilogis dan faktor mental intelektual siswa.
8
Dikatakan untuk tujuan tertentu karena perilaku individu tidak selalu memiliki tingkat
kesamaan fungsi dan arah walaupun memiliki karakter yang sama atau hampir sama.
Jadi kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan berdasarkan kedekatan tujuan, minat,
dan bakatnya.
9
2. Perbedaan Kecakapan Berbahasa; bahasa merupakan salah satu kemampuan
individu yang sangat penting dalam kehidupan. Kemampuan tiap siswa dalam
berbahasa berbeda-beda. Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan
seseorang untuk menyatakan pemikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan
kalimat yang penuh makna, logis, dan sistematik. Kemampuan berbahasa sangat
di pengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan serta faktor
fisik( organ bicara).
3. Perbedaan Kecakapan Motorik; Kecakapan motorik atau kemampuan
psikomotorik merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi gerakan syarat
motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat untuk melakukan kegiatan.
4. Perbedaan Latar Belakang; perbedaan latar belakang dan pengalaman mereka
masing-masing dapat memperlancar atau memperhambat prestasinya, terlepas
dari potensi untuk menguasai bahan.
5. Perbedaan Bakat; bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir.
Kemampuan tersebut akan berkebang dengan baik apabila mendapatkan
rangsangan dan pemupukan secara tepat sebaliknya bakat tidak berkembang
sama, maka lingkungan tidak memberikan kesempatan untuk berkembang., dalam
arti ada rangsangan dan pemupukan yang menyentuhnya.
6. Perbedaan Kesiapan Belajar; perbedaan latar belakang, yang meliputi perbedaan
sosio-ekonomi, sosio-cultural, amat penting artinyabagi perkembangan anak.
Akibatnya siswa-siswa pada umur yang sama tidak selalu berada pada tingkat
persiapan yang sama dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih luas.
7. Perbedaan Jenis Kelamin dan Gender; istilah jenis kelamin dan gender sering
dipertukarkan dan dianggap sama. Jenis kelamin merujuk kepada perbedaan
biologis dari laki-laki dan perempuan, sementara gender merupakan aspek
psikososial dari lakilaki dan perempuan berupa perbedaan antara laki-laki dan
perempuan yang dibangun secara sosial budaya. Perbedaan gender termasuk
dalam hal peran, tingkah laku, kecenderungan, sifat, dan atribut lain yang
10
menjelaskan arti menjadi seorang laki-laki atau perempuan dalam kebudayaan
yang ada.
8. Perbedaan Kepribadian; kepribadian adalah pola perilaku dan cara berpikir yang
khas yang menetukan penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan.
Kepribadian sesesorang dapat kita tinjau melalui dua model yaitu model big five
dan model briggmyers.6
a. Model Big Five
Merupakan model yang diajukan oleh Lewis yang terdiri dari model
kepribadian lima dimensi.
6
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta 1997), hal. 42.
11
Dikemukakan oleh Brigg, T.W, model ini meliputi empat dimensi yaitu:
Orang yang introvert menemukan tenaga didalam ide, konsep, dan abstraksi.
Mereka selalu ingin memahami dunia dan merupakan pemikir reflektif serta
konsentrator. Sementara orang yang extrovert, menemukan energy pada orang dan
benda benda. Mereka memilih berinteraksi dengan orang lain dan berorientasi pada
tindakan.
Orang orang judging cenderung tegas, penuh rencana, dan mengatur diri.
Mereka fokus untuk menyelesaikan tugas hanya ingin mengetahui esensi, dan
bertindak cepat. Orang orang perceptive selalu ingin tahu, dapat menyesuaikan diri,
dan spontan.8 Dengan demikian jenis perbedaan individual dalam belajar di sekolah
itu dapat dibagi dalam dua bagian yaitu, perbedaan individu siswa dalam menerima
pelajaran dan perbedaan individu siswa dalam menyerap pelajaran.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
DAFTAR PUSAKA
Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: (Sinar Baru
Algesindo, 2004)
Sunarto dan B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2006).
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta 1997).