Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

Pembiasan Cahaya

Kelompok 4 :
1. Diah Novita Sari (835042893)
2. Meilin Ardiana(835040764)
3. Rani Wulan Sari (835040614)
4. Safri Afriyani (835040488)
5. Fedry Ariyanto( 835041537 )

UPBJJ BELITANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA 2021
A. Judul Percobaan : Percobaan Pembiasan Cahaya

B. Tujuan Pembelajaran : Untuk mengetahui pembiasan cahaya pada balok kaca.

Untuk mengamati pembentukan bayangan pada lensa.

C. Alat dan Bahan : Lampu senter


Celah cahaya
Balok kaca
Kertas putih
Busur derajat
Lensa cembung
Lensa cekung
Layar (tabir kertas)
Lilin
Penggaris panjang (100 cm)
D. Landasan Teori :
Cahaya tergolong gelombang elektromagnetik karena cahaya dapat merambat tanpa zat antara
(medium). Cahaya merambat menurut garis lurus. Kecepatan cahaya dalam ruang hampa maupun
udara adalah c0= 3.108 m/s. Dalam peristiwa pembiasan, kecepatan dan panjang gelombang
berubah, tetapi frekuensi tetap. Perbandingan kecepatan cahaya dalam ruang hampa (c’) dengan
kecepatan cahaya dalam suatu medium (c) disebut indeks bias absolut (n) medium tersebut.
Sedangkan menurut Snellius, jika terjadi pembiasan cahaya dari medium 1 ke medium 2, akan
berlaku hubungan sebagai berikut:
n1 sin i = n2 sin r
i = sudut datang, r = sudut bias
Cermin dan lensa adala benda-benda optik yang akan membentuk bayangan suatu benda.
Bayangan semu dapat dilihat secara langsung, sedangkan bayangan sejati dapat dilihat dengan
menggunakan layar (Rumanta, 2020).
Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya ketika berkas
cahaya melewati bidang batas dua medium yang berbeda indeks biasnya. Indeks bias mutlak suatu
bahan adalah perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan cahaya di bahan
tersebut. Indeks bias relatif merupakan perbandingan indeks bisa dua medium berbeda. Indeks bias
relatif medium kedua terhadap indeks bias medium pertama. Pembiasan cahaya menyebabkan
kedalaman semu dan pemantulan semu.
Pada peristiwa pembiasan cahaya, cahaya yang datang akan diteruskan namun mengalami
pembiasan atau pembelokan arah. Besarnya sudut yang dibentuk oleh sinar bias dengan garis
normal dinamakan sebagai sudut bias. Besar kecilnya sudut bias dipengaruhi oleh sifat dari
medium yang biasa disebut sebagai indeks bias (n). Indeks bias merupakan perbandingan antara
laju cahaya dalam ruang hampa (c) dengan laju cahaya dalam medium (v) (Nizar et al., 2012).

E. Prosedur Percobaan :
1. Susunlah lampu senter, celah dan balok kaca seperti Gambar 7.4.
2. Nyalakan lampu senter dan amati dengan baik jalnnya berkas sinar pada saat sebelum dan
sesudah menembus balok kaca
3. Gambarkanlah jalannya berkas sinar tersebut, sehingga tampak sudut datang dan sudut
biasnya. Kemudian ukur besar sudut datang dan sudut bias tersebut.
4. Pergunakanlah lensa cembung untuk mengamati sebuah huruf pada buku dengan jarak
relatif dekat antara lensa dan huruf. Kemudian geser lensa perlahan-lahan menjauhi huruf
tersebut sampai bayangan huruf ke lensa sangat besar dan kabur atau tdak tampak. Ukur
jarak bayangan yang dibentu oleh lensa cembung tersebut.
5. Susunlah lensa cembung, layar, lilin, dan penggaris panjang seperti Gambar 7.5.
6. Aturlah letak lilin dan lensa cembung agar diperoleh bayangan nyata lilin paling tajam pada
tabir. Ukur jarak benda pada lensa (s) dan jarak benda (s’), dan catat sifat-sifat bayangan
yang dibentuk lensa cembung terssebut.
7. Pergunakanlah sebuah lensa cekung untuk mengamati huruf pada buku Anda, dengan jarak
yang relatif dekat. Kemudian geserkan lensa secara perlahan-lahan menjauhi huruf
tersebut. Catat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung tersebut.

F. Hasil Pengamatan :
1. Gambar jalannya berkas sinar pada balok kaca segitiga
No. Sudut datang (i) Sudut bias (r)
1 110° 80°
2 70° 60°

2. Sifat bayangan yang dibentuk lensa cembung adalah nyata, terbalik, diperkecil
No. Jarak benda (cm) Jarak bayangan (cm) Sifat bayangan
1. 54 cm 50 cm Nyata, terbalik, diperkecil
2. 80 cm 40 cm Nyata, terbalik, diperkecil
3. 60 cm 44 cm Nyata, terbalik, diperkecil

3. Sifat bayangan yang dibentuk lensa cekung adalah maya, tegak, diperkecil

G. Pembahasan :
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan mengenai Pembiasan Cahaya bahwa cahaya
yang melewati suatu bidang akan dibelok sehingga akan membentuk sudut datang dan sudut bias.
Menurut Nizar et al. (2012), pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan
cahaya ketika berkas cahaya melewati bidang batas dua medium yang berbeda indeks biasnya.
Indeks bias mutlak suatu bahan adalah perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan
kecepatan cahaya di bahan tersebut. Indeks bias relatif merupakan perbandingan indeks bisa dua
medium berbeda. Indeks bias relatif medium kedua terhadap indeks bias medium pertama.
Pembiasan cahaya menyebabkan kedalaman semu dan pemantulan semu.
Pada saat praktikum, sudut datang yang dihasilkan 110° dan 70°, sedangkan sudut biasnya
80° dan 60°. Menurut Nizar et al., (2012), besarnya sudut yang dibentuk oleh sinar bias dengan
garis normal dinamakan sebagai sudut bias. Besar kecilnya sudut bias dipengaruhi oleh sifat dari
medium yang biasa disebut sebagai indeks bias (n).
Suatu benda yang diletakkan di depan lensa cembung pada jarak tertentu akan membentuk
sebuah bayangan. Sifat bayangan yang dihasilkan lensa cembung adalah nyata, terbalik, dan
diperkecil. Menurut Rumanta (2020), cermin dan lensa adala benda-benda optik yang akan
membentuk bayangan suatu benda. Bayangan semu dapat dilihat secara langsung, sedangkan
bayangan sejati dapat dilihat dengan menggunakan layar.
H. Kesimpulan :
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Suatu cahaya yang melalui sebuah bidang batas dua medium maka akan dibelokkan atau
dibiaskan.
2. Sifat bayangan yang dibentuk lensa cembung adalah nyata, terbalik, diperkecil.
3. Sifat bayangan yang dibentuk lensa cekung adalah maya, tegak, diperkecil.

I. Daftar Pustaka :
Nizar, M., Kurniawan, D., Ummah, H., dan Puspa, M. S. 2012. Pembiasan Cahaya. Jurnal
Praktikum Fisika Dasar II. 1(2): 1-5.

Rumanta, M. 2020. Materi Pokok Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.

J. Kesulitan yang dialami : saat melaksanakan praktikum terkendala karena balok kaca untuk
pembiasan cahaya sehingga diperlukan alternatif lain sehingga menggunakan kaca berbentuk
segitiga.

K. Foto/Video Praktikum :

Pembiasan cahaya pada kaca berbentuk


segitiga

Proses pengamatan membaca huruf


dengan menggunakan lensa
cembung
a) jarak lensa cembung dan huruf
1 cm
b) jarak lensa cembung dan huruf
a b 30 cm
Proses pengamatan bayangan lilin
menggunakan lensa cembung
Sifat bayangan yang dihasilkan
nyata, terbalik, diperkecil.

Proses pengamatan membaca huruf


dengan menggunakan lensa cekung
a) jarak lensa cekung dan huruf 1
cm
b) jarak lensa cekung dan huruf
30 cm
Sifat bayangan yang dibentuk
a b adalah maya, tegak, diperkecil
Lihttps://youtu.be/Mpco52pB95Ink Video
1.JUDUL
Resonansi dan Bunyi Sederhana pada gelas kaca
2. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh panjang ruang dengan frekuensi
bunyi yang dihasilkannya.

3..Landasan Teori
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain yang
bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari frekuensi itu.
Resonansi sangat penting di dalam dunia musik. Dawai tidak dapat menghasilkan nada yang
nyaring tanpa adanya kotak resonansi. Pada gitar terdapat kotak atau ruang udara tempat udara
ikut bergetar apabila senar gitar dipetik. Udara di dalam kotak ini bergerak dengan frekuensi yang
sama dengan yang dihasilkan oleh senar gitar, peristiwa ini disebut dengan resonansi, resonansi
menghasilkan pola gelombang stasioner yang terdiri atas perut dan simpul gelombang dengan
panjang gelombang tertentu. Pada saat gelombang berdiri terjadi pada senar maka senar akan
bergetar pada tempatnya. Pada saat frekuensinya sama denga frekuensi resonansi, hanya
diperlukan sedikit usaha untuk menghasilakan amplitudio besar. Hal inilah yang terjadi pada senar
yang dipetik.
Udara yang mengisi tabung gamelan juga akan ikut bergetar jika lempengan logam pada
gamelan tersebut dipukul. Tanpa adanya tabung kolom udara di bawah lempengan logamnya,
Anda tidak dapat mendengar nyaringnya bunyi gamelan tersebut. Resonansi juga dipahami untuk
mengukur kecepatan perambatan bunyi di udara.
Contoh lain peristiwa resonansi adalah pada pipa organa. Pipa organa merupakan semua
pipa yang berongga di dalamnya, bahkan Anda dapat membuatnya dari pipa paralon.
Pipa organa ini ada dua jenis yaitu:
· pipa organa terbuka berarti kedua ujungnya terbuka . nada dasar pipa organa terbuka
bersesuaian dengan pola sebuah perut pada bagian ujung dan sebuah simpul pada bagian
tengahnya.
· pipa organa tertutup berarti salah satu ujungnya tertutup dan ujung lain terbuka. Kedua jenis
pipa ini memiliki pola gelombang yang berbeda.

4.Alat dan bahan


1. 1 buah gelas berbahan kaca
2. 1 botol air

5. Langkah-langkah Praktikum
1. menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Tuang air pada gelas sampai volumenya 1/4 gelas
3. Celup jari telunjuk dan jari tengah pada air
4. Pegang kaki gelas agar tidak goyang atau jatuh saat melakukan praktikum
5. Gesek bibir gelas dengan kedua jari yang telah basah tadi
6. Amati bunyi yang terjadi
7. Tuang air pada gelas kembali sehingga volumenya menjadi 1/2 gelas
8. Ulangi langkah 2, 3, 4, dan 5
9. Tuang kembali air sehingga volume menjadi 3/4 gelas
10. Ulangi kembali langkah 2, 3, 4, dan 5

6. Hasil pengamatan:
1. Pada saat volume air 1/4 gelas, bunyi yang dihasilkan sangat nyaring.
2. Pada saat voleme air menjadi 1/2 gelas, bunyinya menjadi sedikit lebih pelan dan lebih berat.
3. Pada saat volumenya ditambah menjadi 3/4 gelas, suaranya menjadi semakin berat dan
seperti bass.

7. Kesimpulan
● Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang dapat merambat melalui berbagai medium,
baik gas, cair, maupun padat.
● Semakin besar panjang ruang pada gelas, atau semakin kecil volume air di dalamnya, maka
akan semakin besar frekuensi bunyi yang akan dihasilkan, begitu sebaliknya, semakin kecil
panjang ruang pada gelas, atau semakin besarnya volume air di dalamnya, maka frekuensi
yang dihasilkan akan semakin kecil. Sehingga, volume air berbanding lurus dengan frekuesi
bunyi yang dihasilnya.

● Gelombang bunyi dihasilkan oleh benda bergetar sehingga menyebabkan gangguan kerapatan
pada medium.

● Gangguan kerapatan pada medium berlangsung melalui interaksi molekul-molekul medium


disepanjang arah perambatan gelombang. Adapun Molekul hanya bergetar kedepan dan
kebelakang disekitar posisi kesetimbangan.

8.DAFTAR PUSTAKA
Wulansari Rani (2021). Praktikum IPA.Belitang
FOTO/VIEDO PRAKTIKUM

(Isikan foto-foto/link video berseri hasil praktikum minimal memuat 3 kegiatan yaitu pendahuluan,
proses dan hasil. Untuk jumlah foto berseri boleh lebih dari 3)

Deskripsi foto/video
Proses Kegiatan

Tahap Akhir

https://youtu.be/WqNLqooh4Ww
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
(PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN CEKUNG)

Kelompok 4:

Kelompok 4 :
1. Diah Novita Sari (835042893)
2. Meilin Ardiana(835040764)
3. Rani Wulan Sari (835040614)
4. Safri Apriyani (835040488)
5. Fedry Ariyanto( 835041537 )

UPBJJ BELITANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
A. Judul Percobaan : Pemantulan cahaya pada cermin cekung.

B. Tujuan Pembelajaran :

1. Menjelaskan Sifat-sifat cahaya

2. Menjelaskan sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin


3. Menentukan fokus cermin cekung

C. Alat dan Bahan :


1. Cermin cekung
2. Kertas (sebagai Layar)
3. Lilin
4. Korek api
5. Alat tulis dan penggaris
D. Landasan Teori :
Cahaya tergolong gelombang elektromagnetik karena cahaya dapat merambat tanpa zat antara
(medium). Cahaya merambat menurut garis lurus. Kecepatan cahaya dalam ruang hampa maupun
udara adalah c0= 3.108 m/s. Dalam peristiwa pembiasan, kecepatan dan panjang gelombang
berubah, tetapi frekuensi tetap. Perbandingan kecepatan cahaya dalam ruang hampa (c’) dengan
kecepatan cahaya dalam suatu medium (c) disebut indeks bias absolut (n) medium tersebut.
Sedangkan menurut Snellius, jika terjadi pembiasan cahaya dari medium 1 ke medium 2, akan
berlaku hubungan sebagai berikut:
n1 sin i = n2 sin r
i = sudut datang, r = sudut bias
Cermin dan lensa adala benda-benda optik yang akan membentuk bayangan suatu benda.
Bayangan semu dapat dilihat secara langsung, sedangkan bayangan sejati dapat dilihat dengan
menggunakan layar (Rumanta, 2020).

E. Prosedur Percobaan :
1. Susunlah perlatan yang diperlukan
2. Nyalakan lilin dan amati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat sebelum dan
sesudah mengenai cermin cekung
3. Gambarkanlah jalnnya berkas sinar pada langkah (2) sehingga tampak sudut dating dan
sudut pantunya sehingga bayangan yang terbentuk.
4. Catatah bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung tersebut
5. Aturlah jarak benda atau letak layar agar pada layar terbentuk bayangan yang jelas dan
tajam. Selanjutnya ukur jarak benda dan jarak bayangan
6. Jika benda didepan cermin cekung terus digeser mejauhi cermin, maka pada jarakk tertentu
bayangan benda akan menghilang (tidak tampak). Ukur jarak benda dari cermin cekung
pada keadaan tersebut (s).

F. Hasil Pengamatan :
Tabel Hasil Pengamatan
No Jarak benda s (cm) Jarak bayangan s` (cm)
1 10 cm 40 cm
2 12 cm 35 cm
3 14 cm 27 cm
4 16 cm 21 cm
5 18 cm 18 cm
6 20 cm 15 cm

G. Pembahasan :
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan mengenai diperoleh hasil pengamatan yang telah
dilakukan diketahui bahwa pemantulan cahaya pada cermin cekung menghasilkan bayangan yang
lebih besar dari pada bendanya, karena sifat dari cermin cekung mengumpulkan berkas cahaya.
Posisi titik fokus pada cermin cekung berada di depan cermin pada sumbu utama sifat bayangan
yang dihasilkan oleh cermin berbeda- beda berdasrkan letak benda didepan cermin.
● Jika letak benda di ruang I = Maya, Tegak , di perbesar
● Jika letak berada di ruang II = Nyata, terbalik, diperbesar
● Jika letak berada di ruang III = Nyata, terbalik, sama besar
● Jika letak di ruang M = Nyata , terbalik, diperkecil
● Jika letak di ruang F = tidak terjadi bayangan karena berkas sinar mantul.

H. Kesimpulan :
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa bayangan yang
dihasilkan cermin cekung lebih besar dari bendanya.

I. Daftar Pustaka :
Amalia ,fz (2018) analisis konsepsi Ipa materi sifat-sifat cahaya menggnkan certainty of
respon index (CRI) pada kelas V di SDN gunung jati 1 jabung malang. Skripsi.Malang:
UIN Maulana Malik Ibrahim

Rumanta, M. 2020. Materi Pokok Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.

J. Kesulitan yang dialami : Saat praktikum tidak ada kendala.

K. Foto/Video Praktikum :
Alat dan Bahan
1. Cermin cekung
2. Kertas (sebagai Layar)
3. Lilin
4. Korek api
5. Alat tulis dan penggaris
Jarak benda 10 cm mengahasilkan jarak
bayangan 40 cm

Jarak benda 12 cm menghasilkan jarak


bayangan 35 cm
Jarak benda 14 menghasilkan jarak
bayangan 27 cm

Jarak benda 16 cm menghasilkan jarak


bayangan 21 cm

Jarak bendaa 20 cm menghasilkan jarak


bayangan 15 cm

⚫ Penjelasan
1. Jika benda di ruang I (di antara F dan O), maka sifat
bayangan: maya, diperbesar, di belakang cermin di R IV.
2. Jika benda di ruang II (di antara F dan M), maka sifat
bayangan: nyata, terbalik, diperbesar, di R III.
3. Jika benda di ruang III (di antara M sampai tak
terhingga), maka sifat bayangan: nyata, terbalik,
diperkecil, di ruang II.
4. Jika benda di titik fokus (F), maka sifat bayangan: maya,
tegak diperbesar tak terhingga.
5. Jika benda di pusat kelengkungan cermin (di titik M),
maka sifat bayangan: nyata, terbalik, sama besar
Video Link https:youtu.be/C0jsS301v8E
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM
(PERCOBAAN BINTIK BUTA 1)

Kelompok 4 :
1. Diah Novita Sari (835042893)
2. Meilin Ardiana(835040764)
3. Rani Wulan Sari (835040614)
4. Safri Apriyani (835040488)
5. Fedry Ariyanto( 835041537 )

UPBJJ BELITANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
I. Judul praktikum: Percobaan bintik buta ke-1

II. Tujuan praktikum: Untuk mengetahui bagaimana bayangan benda jika mengenai bintik
muda dan menentukan jarak benda yang dilihat yang bayangannya tepat mengenai bintik buta

III. Dasar teori: Benda yang terkena cahaya akan membiaskan cahayanya melalui kornea dan
diteruskan ke aqeus humor, pupil, lensa mata, vitrous humor, kemudian retina. Cahaya yang masuk
ke bagian bintik kuning retina akan mengenai sel-sel batang dan kerucut. Sel kerucut sebagai
fotoreseptor yang peka cahaya akan menangkap rangsang dan mengubahnya menjadi impuls yang
dihantarkan ke saraf optik ke otak besar bagian belakang (lobus oksipitalis). Pada lobus oksipitalis
ini terjadi asosiasi berupa kesan melihat benda. Pembiasan cahaya dari suatu benda akan
membentuk bayangan benda jika cahaya tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena
cahaya yang jatuh pada bagian ini akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang meneruskannya
ke saraf optik dan saraf optik meneruskannya ke otak sehingga terjadi kesan melihat. Sebaliknya,
bayangan suatu benda akan tidak nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh
di bagian bintik buta pada retina

IV. Alat dan bahan yang digunakan

1) Alat Tulis dan meteran

2) Gambar bintik buta bagian A

3) Tabel pengamatan

4) Meteran

V. Cara kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

2) Menyiapkan gambar bintik buta bagian A untuk percobaan ke-1

3) Menutup mata sebalah kiri dengan jari-jari tangan

4) Fokus pandangan pada tanda positif (+) dengan jarak 60 cm dari pandangan mata lalu
perlahan-lahan mendekatkan gambar kearah wajah dengan tetap berfokus pada tanda positif (+)
5) .
Mengetahui berapa jarak dari mata tanda bundaran hitam ( ) mulai tidak nampak

6) Mencatat hasil pengamatan pada table yang telah di sediakan di modul

VI. Data pengamatan

Hasil pengamatan

Tabel hasil pengamatan bintik buta ke-1

No. Jarak gambar A dari Dengan fokus pada tanda positif


mata (+) maka tanda bundaran hitam
Ket
1 60 cm Tampak jelas
2 30cm Tampak jelas
3 15cm Tampak jelas
4 10cm Kurang jelas
5 5 cm Buram hampir tak terlihat

Tabel hasil pengamatan bintik buta ke-2

No. Jarak gambar A dari Dengan fokus pada tanda positif


mata (+) maka tanda bundaran hitam
Ket
1 60 cm Tampak jelas
2 30cm Tampak buram
3 15cm Buram
4 10cm buram
5 5 cm hampir tak terlihat

Pembahasan: Pada percobaan pengamatan bintik buta ke-1 atau bagian A dari jarak 60 cm hingga

. .
55 cm tanda tanda bundaran hitam ( ) masih nampak, namun pada jarak 54 cm ( ) sudah tidak
tampak terlihat karena padangan fokus kita lebih dekat dengan tanda positif (+), dan inilah yang
dimaksud dengan bintik buta pada indera penglihatan kita sebagai manusia.

Pada saat melakukan percobaan dibantu oleh seorang teman untuk mengukur jarak ketika fokus
kita telah menemukan bintik buta dan jarak ketika ingin memulai percobaan

VIII. Pertanyaan dan jawaban


A. Pertanyaan

1) .
Pada percobaan bintik buta ke-1, mengapa tanda ( ) menghilang pada pandangan pada
jarak tertentu?

B. Jawaban
1) Pada percobaan 1 tanda titik mengilang karena fokus mata kita ke tanda (+), semakin dekat

.
jarak focus maka tanda ( ) akan hilang

. Kesimpulan: Jarak pandang semakin dekat maka focus mata (penglihatan) akan semakin
buram bahkan tidak tampak

Foto Kegiatan Praktikum:


I. Hasil Pengamatan

Alat Dan Bahan


link https://youtu.be/fkB9jOCqBU

Anda mungkin juga menyukai