Anda di halaman 1dari 2

1.

Apa itu Reciedive atau Residivis

Jawaban:

Merupakan pengulangan tindak pidana, kadaan ini akan terjadi akan saat melakukan beberapa
tindakan yang beberapa perbuatan sudah dijatuhi hukuman oleh pengadilan. Seseorang itu akan
dikenakan hukuman yang lebih berat.

2. Silahkan baca Pasal 486, Pasal 487, Pasal 488 dan bagaimana penjatuhan pidana terhadap
recidive?

Jawaban:

KUHP sesungguhnya tidak mengenal adanya general residive maka pengaturannya tidak diatur
dalam Buku I melainkan dikelompokkan pada Pasal 486, 487, dan 488 dalam buku III
(pelanggaran) dan pasal-pasal tertentu lainnya dalam buku II (Kejahatan). Dalam Pasal ini
terdapat pemberatan pidana dengan menambahkan 1/3 ancaman maksimum pidana hal. Akan
tetapi yang perlu digarisbawahi pada Pasal 486 dan 487 yang dapat diperberat hanya pidana
penjara saja. Pada Pasal 488 yang dapat diperberat 488 yang dapat diperberat adalah semua
tindak pidana yang dikelompokkan sebagai kelompok 2 dapat ditambahkan 1/3 pidananya dari
maksimum.

Selain menambah 1/3 juga dapat digunakan menambah waktunya saja langsung, hal tersebut
dapat dilakukan dengan dua syarat yang harus terpenuhi:

1. Terpidana menjalani seluruh atau sebagian pidana yang telah dijatuhkan, atau ia
dibebaskan dari menjalani pidana. Atau ketika melakukan kejahatan untuk kedua kalinya,
hak negara untuk menjalankan pidananya sebelum kadaluarsa.
2. Melakukan kejahatan pengulangan masih dalam waktu belum lewat lima tahun sejak
terpidana menjalani pidana.
3. Alasan recidive dikenakan pemberatan dalam KUHP?

Jawab:
Tiga faktor dasar filosofi pemberatan pidana pada Residive antara lain yakni:
1. Lebih dari satu kali melakukan tindak pidana
2. Telah dijatuhi pidana terhadap si pembuat atas tindak pidana yang pertama.
3. Pidana telah dijalankan pada yang bersangkutan.
Penjatuhan hukuman yang pertama dapat dianggap sebagai peringatan dari negara. Dengan
mengulang lagi (melakukan tindak pidana kedua kalinya), maka dianggap tidak
mengindahkan peringatan dan membuktikan bahwa ia memiliki tabiat buruk dan jahat.
Sehingga, ia dianggap membahayakan bagi keamanan dan ketertiban masyarakat dan karena
hal itulah mengapa recidive dikenakan pemberatan dalam KUHP.

Anda mungkin juga menyukai