Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 2

Nama: Hanief Budiman

NPM: 043616937

Mata Kuliah: Agama Islam

1. Hukum Islam bersumber dari Allah SWT untuk mengatur kehidupan manusia.
a. Syari'at menurut para ulama adalah seperangkat aturan yang berasal dari
pembuat syari'at (Allah SWT) yang berhubungan dengan perbuatan
manusia, yang menuntut agar dilakukan suatu perintah atau ditinggalkan
suatu larangan atau yang memberikan pilihan antara mengerjakan atau
meninggalkan. Pada Q.S. Al-’Ankabut/29:45 berisikan tuntutan dari Allah
agar shalat itu dilaksanakan, maka hal tersebut disebut sebagai hukum
syariat.
b. Hukum islam secara garis besar terbagi menjadi lima, yaitu:
• Wajib
Hukum wajib adalah suatu perbuatan yang jika dikerjakan oleh
seseorang maka akan mendapat pahala dan jika ditinggalkan maka
akan mendapatkan dosa. Perbuatan yang termasuk wajib misalnya
sholat lima waktu dan puasa ramadhan bagi yang mampu. Hukum
wajib juga dibagi menjadi dua, yaitu wajib 'ain dan wajib kifa'i.
Wajib 'ain yaitu kewajiban yang dilekatkan oleh Allah SWT
kepada setiap orang yang sudah masuk masa baligh. Dan wajib
kifa'i yaitu kewajiban yang dibebankan dalam agama kepada
kelompok orang yang sudah baligh.
• Sunnah
Hukum sunnah yaitu suatu perbuatan yang apabila dikerjakan
seseorang maka akan mendapat pahala dan jika tidak dikerjakan
tidak mengapa. Adapun hukum sunnah dibagi menjadi dua, yaitu
sunnah muakkad yaitu perbuatan yang sangat sering dilakukan oleh
Rasulullah SAW dan jarang sekali dtinggalkan kecuali beberapa
kali saja. Kemudia hukum sunnah ghoiru muakkad yaitu suatu
aktifitas yang dianjurkan oleh Rasulullah tetapi tuntunannya tidak
sekuat sunnah muakkad.
• Haram
Hukum haram adalah suatu perbuatan yang apabila dilakukan akan
mendapatkan ganjaran dosa.
• Makruh
Definisi hukum makruh adalah suatu perbuatan yang apabila
dilakukan tindak mendapat pahala, dan jika ditinggalkan akan
mendapat pahala.
• Mubah
Hukum mubah adalah jika dikerjakan ataupun ditinggalkan tidak
akan mendapat ganjaran apapun.
c. Prinsip hukum dalam Islam terbagi menjadi tujuh, yaitu
• Prinsip tauhid
Makna prinsip tauhid adalah seluruh manusia berada di bawah
ketetapan yang sama sebagai hamba Allah, hal tersebut ditegaskan
pada QS. Al-A’raaf/7: 172. Berdasarkan prinsip tauhid tersebut,
maka pelaksanaan dan pengamalan hukum Islam merupakan suatu
ibadah, yaitu penghambaan manusia kepada Allah SWT. Ibadah
tersebut merupakan perwujudan pengakuan atas ke Esaan Allah
SWT. Dengan demikian adalah suatu pelanggaran yang dinilai
berat oleh Islam apabila ada manusia yang menuhankan sesama
makhluk. Berdasarkan prinsip tauhid tersebut maka sudah
semestinya jika manusia mengikuti dan menetapkan hukum dalam
kehidupannya sesuai dengan apa yang digariskan oleh Allah SWT
dan Rasul-Nya.
• Prinsip keadilan
Definis dari prinsip keadilan adalah pengertian bahwa hukum Islam
yang mengatur persoalan manusia dari berbagai aspeknya harus
dilandaskan kepada prinsip keadilan yang meliputi hubungan
antara individu dengan dirinya sendiri, individu dengan manusia
dan masyarakatnya serta hubungan antara individu dengan
lingkungannya. Hal tersebut ditegaskan pada QS. Al-Maai’dah/5: 8
dan QS. Al-Anáam/6: 152.
• Prinsip amar makruf nahi munkar
Prinsip amar makruf nahi munkar adalah konsekuensi dari prinsip
pertama dan kedua. Amar ma'ruf ini mengandung arti bahwa
Hukum Islam ditegakkan untuk menjadikan umat manusia dapat
melaksanakan hal-hal yang baik dan benar sebagaimana
dikehendaki oleh Allah SWT. Sedangkan nahi munkar
mengandung arti hukum tersebut ditegakkan untuk mencegah
terjadinya hal hal yang buruk yang dapat meruntuhkan kehidupan
bermasyarakat, hal tersebut ditegaskan pada QS. Ali Imron/3: 104,
dan QS. Ali Imron/3:110.
• Prinsip al-Hurriyah
Prinsip al-Hurriyah memiliki arti bahwa hukum Islam tidak
diterapkan berdasarkan paksaan, akan tetapi berdasarkan
penjelasan yang baik dan argumentatif yang dapat meyakinkan.
Apakah manusia pada akhirnya menolak atau menerima
sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing individu, hal
tersebut ditegaskan pada QS. Al-Baqarah/2: 256 dan QS. Al-
Kaafirun/109: 6.
• Prinsip musawah
Prinsip musawah memiliki arti bahwa pada dasarnya semua
manusia adalah sama meskipun faktanya berbeda dalam
lahiriyahnya, dimulai dari warna kulit, bahasa, suku bangsa dan
lain-lain. Kesamaan tersebut, terutama dalam hal nilai
kemanusiaannya. Hukum Islam memandang perbedaan secara
lahiriyah tidak menjadikan manusia berbeda dari segi nilai
kemanusiaannya, hal tersebut juga ditegaskan pada QS. Al-
Hujuraat/49: 13.
Dari ayat tersebut juga terlihat bahwa yang membedakan nilai
manusia dalam pandangan hukum Islam adalah bukan karena ras,
warna kulit dan sisi lahiriyah lainnya, melainkan faktor
ketaqwaannya. Dalam ayat lainnya lebih tegas Allah menyatakan
bahwa manusia adalah makhluk yang lebih dimuliakan dibanding
jenis makhluk lainnya, seperti pada QS. Al-Israa’/17: 70.
• Prinsip ta’awun
Prinsip ta’awun mengajarkan bahwa sesama warga masyarakat
harus saling menolong demi tercapainya kemaslahatan bersama.
Diantara ayat-ayat yang menjelaskan prinsip ini adalah QS. Al-
Maai’dah/5: 2.
• Prinsip tasamuh
Prinsip ini mengajarkan bahwa hukum Islam mengharuskan kepada
umatnya untuk hidup penuh dengan suasana damai dan toleran.
Toleransi ini harus menjamin tidak dilanggamnya hukum Islam dan
hak umat Islam, hal tersebut telah dijelaskan dalam al-Quran pada
QS. Al-Mumtahanah/60:8.
d. Pengertian taat kepada hukum Allah SWT sesuai dengan isi kandungan
An-Nisaa'/4:59 adalah taat yang dihukumi wajib. Hal tersebut dikarenakan
penyampaian perintah untuk taat pada ayat tersebut bersifat tegas. Adapun
perintah-perintah Allah pada ayat tersebut adalah taat dan patuh kepada
Allah SWT, Rasul dan Ulil Amri (pemimpin).
2. Al-Quran dan Sunnah menjadi sumber moral dan akhlak bagi manusia. Suri
tauladan pelaksanaannya ada pada diri Rasulullah SAW. Dalam kerangka
pendidikan dan pembinaan akhlak manusia.
a. Sumber moral dan akhlak menurut isi kandungan QS. An-Nahl/16:125
adalah disampaikan melalui hikmah dengan cara yang berangsur-angsur.
Sehingga tidak menyakitkan bagi yang didakwahi sekaligus
menyeseuaikan kemampuan dia dalam menerima dakwah. Selain dari pada
itu, ayat ini juga mengindikasikan keharusan memahami kondisi sosio-
kultural dari masyarakat. Selama terdapat adat yang tidak menyimpang
hadir di tengah-tengah masyarakat, maka ada baiknya kita juga
melakukannya sebagai bagian dari akhlak.
b. Peranan agama sebagai sumber akhlak menurut isi kandungan QS. Al-
Ahzab/33:21 adalah menjadikan Rasulullah yang merupakan manusia
terbaik sebagai teladan dalam segala hal. Karena nabi juga merupakan
contoh konkret pelaksanaan wahyu Allah yang tertuan dalam al-Quran.
3. Banyak ayat Al-quran yang berbicara tentang alam raya, materi dan
fenomenanya, dan yang memerintahkan kepada manusia untuk mengetahui
dan memanfaatkannya. QS. Al-Jaatsiyah 45:13 menyatakan bahwa alam raya
diciptakan dan ditundukkan Allah untuk manusia.
a. QS. Al-Jaatsiyah 45:13

‫ت لىَق ْوٍم يَّتَ َف َّك ُرْو َن‬


ٍ ٰ‫ك َ ْٰلي‬ ‫َجي عا ىمنْه ۗاى َّن ى ى‬
‫ت وما ىِف ْاْلَر ى ى‬‫وس َّخر لَ ُكم َّما ىِف َّ ى‬
َ ‫ِف ٰذل‬
ْ ُ ًْ َ ‫ض‬ ْ َ َ ‫الس ٰم ٰو‬ ْ َ ََ
Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi
untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
orang-orang yang berpikir.
b. Potensi pengembangan teknologi menurut QS. Al-Jaatsiyah 45:13 adalah
dengan memanfaatkan segala ciptaan Allah yang berupa isi bumi dan
semua yang terhampar di langit dengan sebaik-baiknya. Teknologi yang
diciptakan dengan apa yang sudah Allah akan selalu memberi manfaat
bagi seluruh umat manusia, maka dari itu manusia diharuskan untuk
senantiasa bersyukur dan mengingat akan kebesaran-Nya.

Referensi:
Nurdin, A., Mikdar, S., & Suharmawan, W. (2008). Pendidikan Agama Islam (1st ed.).
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai