Globalisasi merupakan sebuah fenomena khusus dalam peradaban manusia yang terus bergerak secara berkesinambungan dalam kehidupan masyarakat global dan berinteraksi dengan semua aspek penting kehidupan. Globalisasi juga melahirkan berbagai tantangan dalam kehidupan manusia. Proses globalisasi dapat dilihat dari tanda pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mampu mengubah tatanan dunia secara meyeluruh. Contoh sederhana dalam bidang teknologi adalah terciptanya TV, komputer, dan internet yang menjadikan orang di belahan bumi manapun dapat mengakses informasi yang sama. Hal tersebut menjadikan interaksi antar manusia menjadi seperti tanpa sekat dan akhirnya mampu untuk memberikan pengaruh satu sama lain, terutama pada kebudayaan lokal, seperti gotong royong, tingkat toleransi, dan sebagainya. definisi dari multikultularisme adalah pemahaman terhadap eksistensi unsur-unsur yang tidak sama suatu konsep, sehingga penekanan maknanya terletak kemampua seseorang yang mengakui perbedaan merupakan hal yang normal dan bersifat setara, baik secara individual maupun kebudayaan (kompleks). Kehadiran secara berdampingan antara sejumlah masyarakat dan kebudayaan yang disertai sifat saling memahami, menghargai, rukun, dan menghormati merupakan makna dari multikulturalisme. Multikulturalisme juga memposisikan manusia, masyarakat, dan kebudayaan pada posisi kehormatan yang sejajar. Maka dari itu, perbedaan hanya terletak pada kesanggupan untuk berpandangan, bersikap, dan bertindak atas nama kemuliaan bersama. Cakupan dari kesetaraan tidak hanya berdasarkan gender, namun juga didasari atas dasar agama, ras, dan sosial. Kesetaraan adalah bagian dari multikulturalisme, dan hal tersebut menjadi penting karena untuk menghindari terjadinya konflik akibat kesenjangan sosial. Seperti streotipe yang beranggapan bahwa kaum wanita dianggap lebih lemah dibandingkan laki-laki. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa perbandingan antara konsep multikultularisme dengan kesetaraan? 2. Apa contoh perbandingan antara konsep multikultularisme dengan kesetaraan yang berkaitan dengan sosiologi dan budaya di Indonesia? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui perbandingan antara konsep multikultularisme dengan kesetaraan. 2. Untuk mengetahui contoh perbandingan antara konsep multikultularisme dengan kesetaraan yang berkaitan dengan sosiologi dan budaya di Indonesia. BAB II 2.1. Perbandingan antara Konsep Multikultularisme dengan Kesetaraan Multikulturalisme dalam era globalisasi adalah terciptanya banyak budaya baru yang salah satu faktor penyebabnya adalah globalisasi dalam kehidupan masyarakat. Hal tersebut menyebabkan masuknya budaya asing yang kemudian dapat menjadikan terjadinya proses penyetuan budaya dalam dua bentuk, yaitu asimilasi dan akulturasi budaya. Menurut H.A.R Tilaar, multikulturalisme pada era globalisasi sangat berbeda dengan multikultularisme pada masa lalu. Pada era globalisasi, multikultularisme cenderung bersifat terbuka dan melihat ke luar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mulkulturalisme cakupannya tidak hanya sebatas perbedaan yang terdapat dalam suatu negara saja, akan tetapi juga perbedaan yang menjadi isu global seperti kesetaraan ras dan gender, persamaan hak manusia, dan lain sebagainya.(Isnaini, M. 2016) Sikap multikultural adalah hasil dari perkembangan kualitas diri seseorang yang bangga akan budaya yang melekat pada dirinya, namun juga menghargai budaya yang melekat pada orang lain. Hal tersebut dibuktikan dengan sikap yang tidak membedakan, menghormati, menghargai, dan memahami antar sesama manusia. Maka dari itu multikulturalisme menjadi unsur sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat agar tercapainya kehidupan sosial yang damai dan menyenangkan. Kesetaraan adalah bagian dari multikulturalisme dan timbul karena adanya keberagaman. Akan tetapi, hal tersebut dapat disiasati bahwa keberagaman tersebut merupakan kekayaan yang menghiasi kehidupan bermasyarakat.
2.2. Contoh Perbandingan antara Konsep Multikultularisme dengan
Kesetaraan yang Berkaitan dengan Sosiologi dan Budaya di Indonesia
Contoh dari konsep tersebut adalah kegiatan pertukaran atau pemberian
beasiswa bagi para mahasiswa berprestasi ke negara-negara maju yang dilaksanakan LPDP. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas generasi muda Indonesia dalam sisi pengetahuan dan wawasan, serta memersiapkannya menghadapi tantangan dunia di masa yang akan datang. Selain dari pada itu, para pemuda tersebut juga akan diberikan kesempatan untuk mengenal budaya, kesenian, adat-istiadat dengan cara berinteraksi langsung dengan penduduk lokal negara tujuan yang pada akhirnya akan menimbulkan sifat menghormati, menghargai, dan tidak membedakan antar sesama manusia. BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa, multikulturalisme dalam era globalisasi berbeda dengan multikulturalisme dulu. Multikulturalisme dalam era globalisasi adalah terciptanya banyak budaya baru yang salah satu faktor penyebabnya adalah globalisasi dalam kehidupan masyarakat. Hal tersebut menyebabkan masuknya budaya asing yang kemudian dapat menjadikan terjadinya proses penyetuan budaya dalam dua bentuk, yaitu asimilasi dan akulturasi budaya. kesetaraan adalah bagian dari multikulturalisme. dan timbul karena adanya keberagaman. Hal tersebut dapat disiasatibahwa keberagaman tersebut merupakan kekayaan yang menghiasi kehidupan bermasyarkat. Hal tersebut menjadi penting karena ditujukan untuk menghindari terjadinya konflik akibat kesenjangan sosial. REFERENSI Referensi: Suandi, H., Yasmine, D., Widya, D., & Indiwara, M. (2016). Ilmu Sosial Budaya Dasar (2nd ed., pp. 4.22-4.26). Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. Isnaini, M., 2016. onsep Pendidikan Multikultural Dalam Merespon Tantangan Globalisasi Analisis Pemikiran HAR. Tilaar. [online] Available at: <https://sumsel.kemenag.go.id/files/sumsel/file/dokumen/KONSEPPENDIDIKA NMULTIKULTURAL.pdf> [Accessed 30 November 2021].