Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI DAN FARMAKOGNOSI

PRATIKUM VI
INDENTIFIKASI KUALITATIF SENYAWA TANAMAN OBAT

Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 07 Juli 2020


Kelas : A4B
Nama Praktikan : Putu Yudha Pramesticha
NIM : 19021081

Nama dosen jaga : I Putu Gede Adi Purwahita ,S.Farm.,M.Farm.,Apt.


Nama asisten jaga :

PRAKTIKUM BOTANI FARMASI DAN FARMAKOGNOSI


PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
2020
LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI DAN FARMAKOGNOSI
PRATIKUM VI
INDENTIFIKASI KUALITATIF SENYAWA TANAMAN OBAT

Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 07 Juli 2020


Kelas : A4B
Nama Praktikan : Putu Yudha Pramesticha
NIM : 19021081

Nama dosen jaga : I Putu Gede Adi Purwahita,S.Farm.,M.Farm.,Apt.


Nama asisten jaga :

PRAKTIKUM BOTANI FARMASI DAN FARMAKOGNOSI


PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
2020
PRATIKUM VI
INDENTIFIKASI KUALITATIF SENYAWA TANAMAN OBAT

I. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi secara kualitatif kandungan senyawa


metabolit sekunder dari tanaman obat melalui beberapa metode identifikasi
golongan senyawa yaitu : golongan alkaloid, golongan flavonoid, golongan
saponin, dan golongan steroid atau triterpenoid.

2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara identifikasi kualitatif


senyawa metabolit sekunder dari tanaman obat.

3. Mahasiswa dapat mengetahui golongan senyawa metabolit sekunder dari


tanaman obat.

II. DASAR TEORI

Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan sumber daya alam
terutama tumbuhan. Indonesia dikenal sebagai megabiodiversity terbesar kedua di
dunia setelah Brasilia. Tumbuhan merupakan sumber bahan kimia hayati
(chemical resources), sehingga biodiversitas dapat dipandang sebagai suatu
industri atau pabrik bahan kimiawi yang berproduksi sepanjang tahun
menghasilkan bahan kimia berguna (Chemical Prospectives) melalui proses
rekayasa bioteknologi alami (Ersam, T. 2004)

Sekarang ini kimia tumbuhan atau yang dikenal dengan fitokimia telah
berkembang menjadi suatu disiplin ilmu tersendiri, yang berada di antara kimia
organik bahan alam dan biokimia tumbuhan, serta mempunyai kaitan erat dengan
keduanya. Bidang perhatian fitokimia adalah aneka ragam senyawa organik yang
dibentuk dan ditimbun oleh tumbuhan, yaitu mengenai struktur kimianya,
biosintesisnya, perubahan serta metabolismenya, penyebarannya secara alamiah,
dan fungsi biologinya. (Ahmad, S.A. 1986)
Pada semua pekerjaan tersebut diperlukan suatu metode pemisahan,
pemurnian, dan identifikasi kandungan yang terdapat dalam tumbuhan yang
memiliki sifat yang berbeda-beda dan juga memiliki jumlah yang banyak. Jadi,
kemajuan pengetahuan kita mengenai fitokimia berkaitan langsung dengan
keberhasilan memanfaatkan teknik yang sudah dikenal dan meneruskan
pengembangan teknik baru untuk memecahkan suatu masalah baru yang menonjol
(Robinson, 1995).

Dalam uji fitokimia dapat dilakukan pemeriksaan pendahuluan terhadap


senyawa aktif metabolit sekunder tersebut, sehingga potensi relative dari masing
masing tanaman dapat diukur. Beberapa metode identifikasi secara kualitatif dari
golongan golongan senyawa metabolit sekunder yaitu :
Tanin
Ke dalam gelas kimia dimasukkan sebanyak 0,5 gram serbuk sampel, kemudian
ditambahkan 20 mL aquades lalu dididihkan dan disaring. Setelah itu 0,5 mL
filtrat ditambahkan ferriklorida 0,1% dan diamati terjadinya perubahan warna.
(Indarto, 2005)
Saponin
Ke dalam gelas kimia dimasukkan serbuk sampel sebanyak 2 gram, lalu ditambah
dengan 20 mL aquades kemudian dididihkan lalu disaring. Diambil 10 mL
filtratnya dan ditambahkan 5 mL aquades kemudian dikocok kuat hingga
terbentuk busa. Lalu busanya ditambahkan 3 tetes minyak zaitun, setelah itu
dikocok kembali dan diamati terbentuknya emulsi. (Indarto, 2005)
Flavonoid 1
Sebanyak 2 gram sampel dimasukkan ke dalam gelas kimia dan ditambah dengan
20 mL aquades kemudian dididihkan lalu disaring. 0,5 mL Filtratnya kemudian
ditambah 5 mL ammonia encer dan 5 mL asam sulfat pekat dan diamati. (Indarto,
2005)
Flavonoid 2
Sebanyak 2 gram sampel dimasukkan ke dalam gelas kimia, lalu ditambah dengan
20 mL aquades kemudian dididihkan dan disaring. 0,5 mL Filtratnya ditambahkan
5 tetes aluminium klorida 1% dan diamati. (Indarto, 2005)
Flavonoid 3
Sebanyak 5 gram sampel dimasukkan ke dalam gelas kimia, lalu ditambahkan 10
mL etilasetat kemudian dididihkan dan disaring. 0,5 mL Filtratnya lalu
ditambahkan 1 mL larutan ammonia encer, setelah itu diamati perubahannya.
(Indarto, 2005)
Steroid
Ke dalam gelas kimia dimasukkan 2 gram sampel dan ditambah dengan 20 mL
metanol yang mengandung 2 mL asam sulfat dididihkan dan disaring, setelah itu
ditambahkan 2 mL asam asetat anhidrat, lalu diamati perubahannya. (Indarto,
2005)
Terpenoid
Ke dalam gelas kimia dimasukkan 2 gram sampel dan ditambahkan 10 mL etanol
didihkan dan disaring, setelah itu diambil 5 mL ekstrak kemudian ditambahkan 2
mL kloroform dan 3 mL asam sulfat pekat, lalu diamati perubahannya. (Indarto,
2005)
Kardiak glikosida
Ke dalam gelas kimia dimasukkan 2 gram sampel dan ditambahkan 10 mL
metanol dididihkan dan disaring, kemudian ditambahkan asam asetat glasial yang
mengandung 1 tetes FeCl3 1 % dan juga ditambahkan asam sulfat pekat lalu
diamati perubahannya. (Indarto, 2005)
Alkaloid
Sebanyak 3 gram sampel ditambah 10 mL larutan 0,05 N amoniakloroform.
Kemudian campuran dikocok selama satu menit, kemudian disaring kedalam
tabung reaksi. Kepada filtrat tersebut ditambahkan 5 mL H2SO4 dan dikocok
dengan teratur, didiamkan sampai terbentuk dua lapisan. Lapisan atas (fase air)
dipisahkan dan diuji dengan pereaksi Meyer dan Wagner. (Indarto, 2005)

III.ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat
1. Mortir dan stamper
2. Tabung reaksi
3. Rak tabung reaksi
4. Beaker glass
5. Penangas air
6. Penjepit kayu
7. Erlenmeyer
8. Pipet Tetes
9. Kaca Arloj
10. Alat Tulis
11. Tissue atau kain lap.
3.2 Bahan
1. Buah Nanas (Ananas comosus fructus)
2. Daun Tembakau (Nicotiana tabacum folium)
3. Aquadest
4. HCl pekat
5. Pereaksi dragendrof

IV.CARA KERJA

A. Identifikasi Alkaloid
1. Timbang 500 mg serbuk simplisia daun tembakau kemudian masukkan
ke dalam erlenmeyer;
2. Tambahkan 10 mL aquadest mL dan 2-3 tetes HCl pekat;
3. Panaskan di atas penangas air selarna 3-5 menit, kemudian didinginkan
dan disaring;
4. Pindahkan 3 mL filtrat pada kaca arloji;
5. Tambahkan 2 tetes pereaksi Dragendorf, jika terjadi endapan berwarna
coklat maka simplisia tersebut mengandung alkaloid.
B. Identifikasi Saponin
1. Ambillah beberapa buah nanas kemudian gerus hingga halus
menggunakan mortar dan stamper;
2. Masukkan buah nanas hasil gerusan kedalam tabung reaksi secukupnya
tambahkan aquadest 3-5 mL;
3. Panaskan selama 2 menit dalam beaker glass berisi air di dalam
kompor /penangas air;
4. Dinginkan sampel dan setelah dingin kocoklah sekuat tenaga;
5. Jika timbul busa yang stabil selama 5 menit mengindikasikan sampel
mengandung saponin.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S.A. 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Penerbit Karunika Universitas
Terbuka. Jakarta. Hal 65-73.

Ersam, T. 2004. Keunggulan Biodiversitas Hutan Tropika Indonesia dalam


Merekayasa Model Molekul Alami. Makalah Seminar Nasional Kimia VI.
Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya

Indarto. 2005. Uji Kualitatif Dan Kuantitatif Golongan Senyawa Organik Dari
Kulit Dan Kayu Batang Tumbuhan Artocarpus dadah Miq. Lampung:
Pendidikan Fisika, FTK IAIN Raden Intan Lampug.

Robinson, Trevor. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerbit ITB.


Bandung. Hal 71- 285

Anda mungkin juga menyukai