Disusun oleh :
B200180184
2020
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak merupakan sumber utama bagi penerimaan negara khususnya pad anggaran
pendapatan dan belanja negara (APBN). Pajak merupakan sumber pendanaan dalam
melaksanakan tanggung jawab negara untuk mengatasi masalah sosial, meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran serta menjadi kontrak sosial antara warga negara dengan
pemerintah (Rusyadi, 2009). Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan sumber
pendapatan daerah yang penting guna membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan
pembangunan daerah untuk mendapatkan otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi, dan
bertanggung jawab.
Selain masyarakat yang sudah menjadikan sepeda motor sebagai kebutuhan pokok
disisi lain adanya faktor ekonomi merupakan hal yang sangat fundamental dalam hal
melaksanakan kewajiban. Masyarakat yang miskin akan menemukan kesulitan untuk
membayar pajak, bagi sebagian besar masyarakat, pajak masih dianggap sebagai sebuah
beban dan biaya yang harus ditanggung dalam kegiatan ekonominya. Oleh karena itu,
masyarakat akan lebih cenderung untuk memenuhi kebutuhan pokoknya terlebih dahulu.
Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam membayar pajak karena merupakan bentuk
kontak sosial dengan pemerintah. Pembangunan negara yang dibiayai oleh pajak merupakan
hasil pungutan dari masyarakat kepada negara berdasarkan undang-undang yang bersifat
dipaksakan dan terutang (Siahaan, 2004). Dengan pajak pemerintah dapat mendanai dalam
melaksanakan tanggung jawab negara untuk mengatasi masalah sosial, meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.
Kepatuhan pajak adalah suatu sikap terhadap fungsi pajak, berupa konstelasi dari
komponen kognitif, efektif, dan konatif yang berinteraksi dalam memahami, merasakan dan
berperilaku terhadap makna dan fungsi pajak (Yadnyana dan Sudiksa, 2011). Kepatuhan
pajak merupakan salah satu penunjang yang bisa mampu meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah. Kesadaran wajib pajak masih sangat rendah, dapat dilihat dari jumlah tunggakan dan
denda PKB di Kantor Samsat Singaraja. Jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dan
perkembangan jumlah kendaraan bermotor mengalami peningkatan namun tidak diimbangi
dengan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak terhadap pemenuhan kewajibannya dalam
membayar pajak, yang tercermin dari jumlah tunggakan dan denda yang cukup besar pada
Kantor Samsat Singaraja. Pemahaman mengenai arti dan manfaat pajak dapat meningkatkan
kesadaran dari wajib pajak. Tanpa adanya pengetahuan tentang pajak dan manfaatnya tidak
mungkin orang secara ikhlas membayar pajak. Kekhawatiran masyarakat dalam membayar
pajak disebabkan maraknya kasus yang sering terjadi khususnya bidang perpajakan. Kondisi
tersebut dapat mempengaruhi kepatuhannya, karena para wajib pajak tidak ingin pajak yang
telah dibayarkan disalahgunakan oleh aparat pajak itu sendiri (Puspa Arum, 2012).
Sanksi pajak memiliki peran penting guna memberikan pelajaran bagi pelanggar
pajak agar tidak meremehkan peraturan perpajakan. Petugas kepolisian tidak tegas untuk
menindak langsung para wajib pajak yang tidak membayar pajak tahunan kendaraan
bermotornya di Kantor Samsat Singaraja. Banyak wajib pajak yang membayar lima (5) tahun
sekaligus atau tidak sama sekali. Karena tidak dibarengi dengan sanksi perpajakan
menyebabkan masyarakat menganggap remeh kewajibannya. Oleh sebab itu sanksi
perpajakan sangat relevan jika digunakan sebagai variabel bebas dalam penelitian ini.
Memberikan pelayanan yang baik dapat meningkatkan kepatuhan dari wajib pajak (Rajif,
2012). Akuntabilitas Pelayanan Publik merupakan paradigma baru dalam menjawab
perbedaan persepsi pelayanan yang diinginkan oleh masyarakat dengan pelayanan yang
diberikan oleh pemerintah daerah (Sasongko, 2008). Apabila petugas Samsat Singaraja bisa
memberikan pelayanan publik secara transparan dan terbuka, hal tersebut dapat
mempengaruhi sumber potensi penerimaannya
Dengan adanya permasalahan diatas maka peneliti akan melakukan penelitian dengan
mengambil judul “PENGARUH PENDAPATAN, KESADARAN WAJIB PAJAK DAN
AKUNTANBILITAS PELAYANAN PUBLIC TERHADAP KEPATUHAN WAJIB
PAJAK”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat pendapatan wajib pajak
terhadap kepatuhan wajib pajak.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat kesadaran wajib pajak
terhadap kepatuhan wajib pajak.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh akuntanbilitas pelayanan public
terhadap kepatuhan wajib pajak.
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Metode Penelitian
2. Pengertian Pajak
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari
kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak untuk secara langsung dan
bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan negara dan
pembangunan nasional. Sesuai falsafah undang-undang perpajakan, membayar pajak
bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga Negara
untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan
pembangunan nasional.
Tanggung jawab atas kewajiban pembayaran pajak, sebagai pencerminan kewajiban
kenegaran di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat sendiri untuk
memenuhi kewajiban tersebut. Hal tersebut sesuai dengan sistem self
assessment yang dianut dalam Sistem Perpajakan Indonesia. Pemerintah dalam hal ini
Direktorat Jenderal Pajak, sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan
pembinaan/penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan. Dalam melaksanakan fungsinya
tersebut, Direktorat Jenderal Pajak berusaha sebaik mungkin memberikan pelayanan
kepada masyarakat sesuai visi dan misi Direktorat Jenderal Pajak.
3. Pendapatan
a) Pengertian Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah uang yang didapat dalam jangka waktu tertentu
yang telah dikurangi dengan biaya-biaya lainnya, atau bisa juga disebut
dengan pendapatan bersih. Dalam sebuah perusahaan, penghasilan adalah
penentu utama harga saham suatu perusahaan, karena penghasilan serta
faktor-faktor yang berkaitan dapat menunjukkan apakah bisnis akan
menguntungkan dan berhasil dalam jangka panjang.
Penghasilan merupakan angka yang penting dan banyak dipelajari
dalam laporan keuangan perusahaan. Penghasilan menunjukkan profitabilitas,
jika dibandingkan dengan perkiraan analis, sejarah kinerja perusahaan, dan
relatif terhadap kompetitor dan rekan-rekan industri.
b) Jenis-jenis Pendapatan
Dalam perbankan, jenis pendapatan dibagi dua, yaitu pendapatan operasional
dan pendapatan non operasional.
Pendapatan Operasional, pendapatan operasional merupakan hasil
yang didapat langsung dari kegiatan operasional suatu perusahaan.
Pendapatan operasional kembali dibagi 2 (dua) golongan, yakni
pendapatan bersih dan pendapatan kotor.
Pendapatan Kotor, pendapatan dari nilai asli dan faktur penjualan
sebelum dikurangi faktor return barang dan potongan penjualan.
Pendapatan Bersih, pendapatan dari hasil penjualan barang atau jasa
setelah dikurangi faktor return barang dan potongan penjualan.
Pendapatan Nonoperasional, pendapatan nonoperasional adalah
pendapatan yang otomatis diterima tanpa adanya kegiatan. penjualan.
Pendapatan nonoperasional juga dibagi menjadi 2 (dua) golongan,
yakni hasil sewa dan bunga.
Hasil Sewa, merupakan hasil yang didapat setelah menyewakan suatu
objek, misalnya menyewakan rumah atau mobil.
Bunga, merupakan hasil yang didapat setelah meminjamkan uang
kepada pihak lain.
c) Sumber-Sumber Pendapatan
Sumber pendapatan perusahaan dibagi menjadi 3 (tiga). Menurut Suparmoko
dalam Artaman, 2015, ada 3 (tiga) golongan pendapatan.
Dari Gaji atau Upah, pendapatan seseorang yang didapat setelah
bekerja dalam jangka waktu tertentu, biasanya 1 (satu) bulan. Tapi ada
juga gaji yang dibayarkan per hari dan per minggu.
Dari Usaha Sendiri, pendapatan dari total penjualan barang atau jasa
setelah dikurangi total biaya produksi. Misalnya, pendapatan dari hasil
jualan toko kelontong.
Dari Pendapatan Lain, bisanya pendapatan lain didapat di luar dari
gaji dan usaha sendiri. Pendapatan lain didapat tanpa adanya kegiatan
usaha, misalnya hasil menyewakan rumah, mobil, aset berharga
lainnya, atau dari investasi.
B. Hipotesis
H1 = pendapatan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
H2 = tingkat kesadaran berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
H3 = tingkat akuntanbilitas pelayanan public berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak
C. Kerangka konseptual
Pendapatan (X1)
Bab III
METODE PENELITIAN
A. Variable penelitian
Variable dependen (Y)dalam penelitian ini adalah Kepatuhan Wajib Pajak,
sedangkan variable independen (X) dalam penelitian ini adalah Pendapatan, Tingkat
Kesadaran Wajib pajak, dan tingkat Akuntanbilitas Pelayanan Publik
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan melakukan uji hipotesis.
Data yang digunakan adalah data kuantitatif dengan menekankan pada pengujian
teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat pendapatan, tingkat kesadaran
wajib pajak, tingkat akuntanbilitas pelayanan publik terhadap kepatuhan wajib pajak.
keterangan:
n :Jumlah sampel
N :Populasi
E :Persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih ditolelir atau diinginkan.
Jenis dan Sumber Data Jenis
data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data kualitatif dalam bentuk
pendapat dari responden, kemudian diolah menjadi angka (kuantitatif) sesuai skala yang
tertera di kuesioner penelitian.Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari
responden tanpa melalui perantara.Data tersebut diperoleh dari hasil pernyataan
kuesioner yang dibagikan kepada responden.Selain data primer, dalam penelitian ini juga
menggunakan data sekunder.Data sekunder merupakan data publikasi yang diperoleh dari
lembaga maupun badan sebagai penyedia data (perantara). Sumber data sekunder yang
digunakan pada penelitian ini untuk mendukung penulisan diperoleh dari KPP meliputi
jumlah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar, wajib pajak orang pribadi yang
menyampaikan SPT.
Metode Analisis
1. Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Salah satu alat ukur dikatakan valid apabila dapat menjawab secara
cermat tentang variabel yang diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur
oleh kuesioner tersebut.Pengujian validitas ini menggunakan pearson
correlation yaitu dengan menghitung korelasi antar skor masing-masing
pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi di bawah
0,05 maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya (Ghozali,
2011).
b. Uji Reliabilitas
Instrument dinyatakan reliable apabila terdapat kesamaan data
dalam waktu yang berbeda.Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten.Uji
reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan
benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil konsisten
meskipun telah diuji berkali-kali.Jika hasil cronbach alpha di atas 0,06
maka data tersebut mempunyai keandalan yang tinggi (Ghozali, 2006)
2. Uji Prasyarat
b. Uji Multikolinieritas
Bertujuan untuk menguji apakah variabel independen saling
berhubungan secara linier.Model regresi yang baik yaitu model yang
terbebas dari multikolinieritas. Untuk mengetahui ada atau tidaknya
multikolinieritas dengan melihat indikator nilai tolerance serta dari
variance inflation factor (VIF) (Ghozali, 2006). Apabila nilai tolerance
lebih dari 0,1 dan nilai variance inflation factor (VIF) kurang dari 10,
maka dapat disimpulkan bahwa model regresi terbebas dari
multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual pada satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas tidak akan ditemukan pada
model regresi yang baik (Ghozali, 2006). Pengujian heteroskedastisitas
pada penelitian ini menggunakan uji koefisien Spearman‟s rho. Pengujian
ini dilakukan dengan mengkorelasikan variabel independen dan nilai
unstandardized residual. Jika nilai korelasi antara variabel independen
dengan residual lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas dalam model regresi.
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan menggunakan metode analisis regresi
yang bertujuan untuk mengukur pengaruh antara dua variabel atau lebih serta
menunjukkan arah pengaruh antara variabel dependen dan independen.Penelitian
ini menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression) karena terdapat
lebih dari satu variabel independen. Persamaan regresi yang dirumuskan adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan :
Y : kepatuhan wajib pajak
A : konstanta
b1 : koefisien untuk pendapatan
b2 : koefisien untuk kesadaran wajib pajak dan akuntanbilitas
pelayanan publik
X1 : kesadaran wajib pajak
X2 : kesadaran wajib pajak dan akuntanbilitas pelayanan publik
Untuk menguji kebenaran koefisien jalur dilakukan pengujian hipotesis
dengan uji F yaitu pengujian secara keseluruhan (simultan) dan uji t yaitu
pengujian secara parsial (satu-satu).
DAFTAR PUSTAKA
Susilawati, K. E., & Budiartha, K. (2013). Pengaruh kesadaran wajib pajak,
pengetahuan pajak, sanksi perpajakan dan akuntabilitas pelayanan publik pada
kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 4(2), 345-357.